Disusun guna memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Sejarah Indonesia Baru 1
Sesi 202110460154
Di Susun Oleh:
Kelompok 5:
Disusun Oleh:
PENDIDIKAN SEJARAH
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kemudahan dalam segala bidang
sehingga kita dapat menjalankan perkuliahan hari ini dengan baik dengan mata kuliah “Sejarah
Indonesia Baru 1”. Tanpa karunia dan rahmatnya tentu kita tidak akan bisa melakukan
perkuliahan hari ini. Shalawat serta salam tidak lupa juga kita berikan dan kita hadiahkan
kepada nabi Muhammad SAW yang telah berjuang mati-matian untuk menegakan agama islam.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Zul Asri, M.Pd. selaku dosen Sejarah
Indonesia Baru 1 yang telah memberikan waktu kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini, bisa bermanfaat bagi orang banyak dan dapat
memperluas pengetahuan dan juga menambah pengalaman untuk para pembaca sehingga untuk
kedepannya kami dapat memaksimalkan lagi bentuk maupun isi dari makalah ini supaya lebih
baik kedepannya
Kami menyadari bahwasanya makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangan. Maka dari pada itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran dan
juga tanggapan yang bisa membangun makalah kami kedepannya.
Padang, 20 September 2021
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR IS ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 4
2.1 Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Aceh ................................................................. 4
2.2 Pemerintahan dan Masyarakat .................................................................................... 4
2.3 Hubungan Kerajaan Aceh dengan Bangsa Asing ....................................................... 8
2.4 Hubungan dengan Kerajaan Indonesia Lainnya ....................................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 13
3.2 Saran ......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pada awalnya banten adalah daerah kekuasaan kerajaan pajajaran. Pajajaran mengadakan
hubungan dagang dengan portugis dimalaka guna membendung meluasnya kekuasaan
demak.akibatnya,pada tahun 1526 sultan tranggono dari demak mengutus paletehan dan
pangeran carbon(masih mempunyai hubungan darah dengan keluarga raja pakuan pajajaran yang
beragama islam) untuk merebut banten dan pantai utara jawa barat.usaha itu berasil dengan
gemilang.banten,sunda kela,dan Cirebon jatuh ke tangan paletehan. Sejak itu agama islam
berkembang pesat dijawa barat. Banten segera tumbuh menjadi bandar yang penting diselat
sunda setelah malaka jatuh ditangan portugis (1511) karena pedagang-pedagang dari
Gujarat,india,timur tengah,arab,dan sebagainya dan sebagain enggan melabuh ke malaka.
Perjanjian dagang antara Portugis dan Sunda Kelapa tersebut tidak berhasil. Hal ini
dikarenakan pada tahun 1925 wilayah Banten berhasil direbut dari kekuasan Sunda Padjajaran
oleh pasukan dari Kesultanan Demak, salah satu kerajaan Islam di pulau Jawa. Pasukan ini
dipimpin oleh seorang guru besar serta panglima militer yang handal yang berasal dari
sebenarnya berasal dari Pasai, yaitu Fatahillah. Beliau diutus langsung oleh Kerajaan Demak
yang saat itu diperintah oleh seorang sultan yang bernama Sultan Trenggono. Alasan mengapa
Fatahillah diutus untuk menaklukkan Jawa Barat sebenarnya adalah untuk menghalau pengaruh
Portugis yang saat itu sudah melakukan perjanjian dagang dengan kerajaan Sunda Padjajaran.
Pada tahun 1526, Sultan Trenggono mengutus Syarif Hidayatullah beserta pasukannya
untuk menaklukkan Jawa Barat agar Portugis tidak dapat memasuki wilayah tersebut.
Penyerangan yang dilakukan oleh Fatahillah beserta pasukannya berhasil. Wilayah Banten
akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Demak. Sebagai orang yang memimpin penaklukan
tersebut, Syarif Hidayatullah langsung diberikan wewenang oleh Sultan Trenggono untuk
memimpin wilayah Banten.
Pada tahun 1546, Sultan Trenggono, Sultan kerajaan Demak gugur dalam penyerangan
Kerajaan Demak ke Pasuruan. Hal ini menyebabkan terjadinya kekacauan dalam tubuh Kerajaan
Demak sendiri. Negara-negara bagian atau kadipaten berusaha untuk memisahkan diri. Kerajaan
Banten yang saat itu dipimpin oleh Hassanudin merupakan salah satu kadipaten yang ikut
berusaha melepaskan diri dari kerajaan induknya, Demak. Akhirnya pada tahun 1568, Banten
benar-benar terlepas dari kerajaan Demak. Pada tahun tersebut pula, Kerajaan Banten resmi
berdiri dengan Maulana Hassanudin sebagai Sultan pertamanya.
Kerajaan Banten atau sering juga disebut sebagai Kesultanan Banten dipimipin oleh
Seorang Sultan dan kekuasaan bercorak Monarki Absolut. Nama-nama Sultan Banten yang
tercatat dalam Sejarah adalah sebagai berikut;
12.Sultan Abu al-Ma’ali Muhammad Wasi atau Pangeran Arya Adisantika (1752-1753
M)
1
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan
banten?page=all&jxconn=1*c7kr2l*other_jxampid*OVJuLXo3SjJ1MVUybE9qU09qaWJnaFg1WjgxM1VBOFM2bnJY
bEZLT2o3OHY0RG50Ym0zSE9UWkpMWGR6ZjZNMg..#page2 diakses pada 20 September 2021
b. Penyediaan Pemukiman Masyarakat Berdasarkan Pengelompokkan Lapisan
Masyarakat
1. Pengelompokkan atas dasar ras dan suku, seperti: Pecinan, Pekojan, Karoya,
Kebalen, dan Bugis.
2. Pengelompokkan atas dasar sosial-ekonomi, seperti: Pamarican, Pabean, dan
Kagongan.
3. Pengelompokkan atas dasar status dalam. pemerintahan dan masyarakat, seperti:
Keraton, Kesatrian, Kawangsan, dan Kawiragunaan.
4. Pengelompokkan atas dasar keagamaan, seperti: Kapakihan dan Kasunyatan.
c. Pemukiman Kasunyatan Sebagai Pemukiman Agama
1. Pemukiman Agama di Kerajaan Islam.
2. Disebut juga Kauman, Pekauman, Kampung Santri, Desa Pesantren, Kampung
Arab, dan Kampung Pekojan.
3. Kenampakan umum di Kerajaan Islam, yang terdapat di dekat masjid utama
kesultanan (masjid gedhe).
4. Kasunyatan sebagai Kauman-nya Kota Banten.
5. Berarti sunyi, sunyata atau kenyataan, dan sunat (tempat penyunatan para muallaf
di Kesultanan Banten).
6. Tempat pembelajaran dan pendidikan agama Islam di Kesultanan Banten2.
2
Tubagus Umar Syarif Hadiwibowo dan M. Nur Rokhman, Ringkasan Skripsi Perkembangan Kesultanan Banten
Pada Masa Pemerintahan Sultan Maulana Yusuf (1570-1580), UNY: 2013
3
Hadi,Abdul. Dkk. Indonesia Dalam Arus Sejarah: Jilid 3. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve. hlm. 42.
membawa hadiah yaitu sehelai bendera dari Nabi Ibrahim, sepotong kiswah Ka’bah, dan
sepotong kain penutup makam Nabi Muhammad, kemudian tiga buah kitab yang telah ditulis
pengertiannya serta pemberian gelar sultan kepada Abdul Mufakhir Mahmud Abdul Kadir.
Pada masa Sultan Abdul Fattah atau Sultan Ageng Tirtayasa kesultanan Banten mencapai
masa kejayaannya dalam bidang politik, ekonomi, serta keagamaan. Pada tanggal 10 November
1681, Kesultanan Banten oleh Sultan Ageng Tirtayasa mengirimkan utusan diplomatiknya ke
Inggris di bawah pimpinan Tumenggung Naya Wipraya dan Jaya Sedana. Kesultanan Banten
juga menjalin hubungan perdaganagan dengan negeri-negeri di Nusantara maupun dengan
negeri-negeri asing. Kesultanan Banten semakin meningkatkan hubungannya dengan Persia
(Iran), Hindustan, Arab, Denmark, Inggris, Prancis, Jepang, Myanmar, Filipina, Cina dan
sebagainya.
Kemajuan kesultanan Banten dalam bidang perdagangan tidak hanya tercatatpada harian
Belanda (dagregisters) tetapi juga pada temuan pecahan keramik dan benda lainnya baik Cina,
Jepang maupun Eropa.
Hubungan Kerajaan Banten dengan Lampung sebetulnya sudah berlangsung lama. Hal ini
dibuktikan dengan adannya prasasti bertulisakan huruf Arab yang ditemukan di Lampung dan
menunjukkan ppengaruh dari Banten ketika terjadinya proses Islamisasi di Lampung.
Disisi lain, hal yang memeprkuat hubungan Kerajaan Banten dengan Lampung adalah
letaknya yang berdekatan. Disamping itu, Lampung termasuk penghasil rempah-rempah
terutama lada. Lampung dan Kerajaan Banten melakukan kerjasama dalam jalur perdagangan
sekaligus memperluas wilayah kekuasaaan Kerajaan Banten. Selain adanya hubungan
perdagangan dan perluasan wilayah juga terjadinya proses Islamisasi.
Hubungan Kerajaan Banten dengan Demak diawali dengan penunjukkan Sultan Demak
pada tahun 1526, Maulana Hasanuddin meruapakan adipati Banten. Kemudian pada tahun 1552
Banten menjadi bawahan Demak dan Sultan Hasanuddin di tunjuk untuk melakukan ekspedisi ke
Lampung.
Selain yang disebutkan diatas Kesultanan Banten juga menjalin kerjsama dengan
Kerajaan Demak. Dengan cara menikahi putri Kerajaan Demak dan membantu Demak dalam
melakukan perlawanan kepada Pasuruan. selain itu Kerajaan Banten juga memiliki hubungan
diplomatic dengan Cirebon dam Mataram dalam bidang perluasan wilayah dan perkenomomian
yang diselingi dengan penyebaran agama Islam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banten merupakan salah satu kerajaan Islam yang ada di Pulau Jawa yang merupakan
pelabuhan penting dan termasuk dalam jaringan dan pelayaran jalur Sutra. Ditambah lagi dengan
dikuasainya Malaka oleh Portugis menambah semakin pentingnya Banten terhadap pelayaran
dan perdagangan di Selat Sunda.
Kesultanan Banten juga giat menjalin hubungan dengan negeri asing seperti Persia (Iran),
Hindustan, Arab, Denmark, Inggris, Prancis, Jepang, Myanmar, Filipina, Cina dan sebagainya.
Dan juga hubungan dengan kerajaan Indonesia lainnya seperti Demak, Banten dan Lampung.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan masih banyak kekurangan diantaranya adalah
kurangnya referensi yang relevan dan pembahasan yang kurang detail. Dan kiranya makalah
kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan
demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwibowo, Tubagus Umar Syarif dan M. Nur Rokhman. 2013. Perkembangan Kesultanan
Banten Pada Masa Pemerintahan Sultan Maulana Yusuf (1570-1580). Ringkasan Skripsi.
Yogyakarta: UNY
Hadi,Abdul. Dkk. Indonesia Dalam Arus Sejarah: Jilid 3. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.