Kelompok 2
5. Ilham Agusman
7. Jellyta Pratiwi
8. Jihadani Fillah
i
Kata Pengantar
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Dalam pembuatan makalah kami tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan
serta kekurangan dalam mencari bahan untuk melengkapi pembahasan ini.
Atas dukungan moral yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Apandi, S.Pd. M.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Kota
Bengkulu yang telah memberikan bimbingan, saran, ide dan juga
kesempatan untuk menggunakan fasilitas sekolah untuk menunjang
pembuatan makalah.
2. Ibu Novi Ariani selaku guru pembimbing kami, yang memberikan
dorongan, masukan kepada penulis.
3. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah yang turut
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam
waktu yang tepat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dari itu kami
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari Ibu Novi Ariani
dan semua pihak. Akhir kata kami mengucakan terima kasih, semoga makalah ini
bisa bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi kami. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan................................................................................................................3
BAB II ISI...........................................................................................................................4
2.1 Kerajaan Samudera Pasai..................................................................................4
2.2 Kesultanan Aceh Darussalam............................................................................5
2.3 Kerajaan Riau....................................................................................................5
2.4 Kerajaan Jambi..................................................................................................6
2.5 Kerajaan Sumatera Selatan................................................................................6
2.6 Kerajaan Sumatera Barat...................................................................................7
BAB III PENUTUP.............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................9
3.2 Saran..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10
LAMPIRAN........................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sedangkan sekitar abad ke-12 masyarakat muslim tersebut selanjutnya
menumbuhkan kerajaan Islam dan tercatatlah sejumlah kerajaan-kerajaan Islam di
nusantara seperti Perlak, Pasai, Aceh Darussalam, Pagaruyung, Kepaksian Sekala
Brak, Banten, Demak, Mataram, dan lain sebagainya. Tercatat pula
kerajaan Gowa, Tallo, Bone di Sulawesi, Ternate, dan Tidore di Maluku.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Kerajaan Samudera Pasai.
2. Kesultanan Aceh Darussalam.
3. Kerajaan Riau.
4. Kerajaan Jambi.
5. Kerajaan Sumatera Selatan.
6. Kerajaan Sumatera Barat.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Kerajaan Samudera Pasai.
2. Mengetahui Kesultanan Aceh Darussalam.
3. Mengetahui Kerajaan Riau.
4. Mengetahui Kerajaan Jambi.
5. Mengetahui Kerajaan Sumatera Selatan
6. Mengetahui Kerajaan Sumatera Barat
3
BAB II
ISI
4
2.2 Kesultanan Aceh Darussalam
Puncak Kejayaan Kesultanan Aceh Darussalam bermula dari pemerintahan
Sultan Iskandar Muda. Pada saat itu, agama dan kebudayaan Islam begitu
berkembang di kehidupan masyarakat. Dari situlah Aceh mendapat julukan
sebagai daerah Serambi Mekkah. Ketika agama dan kebudayaan Islam
berkembang di Aceh, banyak masyarakat yang ingin menjalankan ibadah haji
ke tanah suci Mekah. Dari Acehlah sebagai awal mula keberangkatan haji
dimulai. Ini karena perjalanan menuju Makkah dulunya hanya melalui
transportasi laut saja. Masyarakat Aceh sangat taat dengan ajaran Islam dari
dulu sampai sekarang. Sistem pemerintahan di Aceh sangat ketat mengikuti
ajaran Islam.
2.3 Kerajaan Riau
Kerajaan Riau Lingga memiliki peran penting dalam perkembangan bahasa
Melayu hingga menjadi bentuknya sekarang sebagai bahasa Indonesia. Pada
masa Kerajaan Riau Lingga, bahasa Melayu menjadi bahasa standar yang
sejajar dengan bahasa-bahasa besar lain di dunia, yang kaya dengan sastra
dan memiliki kamus ekabahasa. Tokoh besar di belakang perkembangan
pesat bahasa Melayu ini adalah Raja Ali Haji, seorang pujangga dan
sejarawan keturunan Melayu-Bugis. Sebelumnya Riau Lingga merupakan
wilayah dari Kerajaan Johor-Riau atau juga dikenal Kerajaan Johor-Pahang-
Riau-Lingga yang berdiri sekitar tahun 1528-1824 M yang merupakan
penerusan dari Kerajaan Malaka, terbentuknya Kerajaan Riau Lingga
diakibatkan perebutan kekuasaan antara kedua putra Raja Johor-Riau dan
pengaruh Belanda-Inggris, pada tahun 1824 Belanda dan Inggris menyetujui
Perjanjian Traktat London, yang isinya bahwa semenanjung Malaya
merupakan dalam pengaruh Inggris dan Sumatra serta pulau-pulau
disekitarnya merupakan dalam pengaruh Belanda.
5
Hal ini memperparah situasi Kerajaan Johor-Riau, dan akhirnya pada tahun
1824 Kerajaan Johor-Riau terbagi menjadi 2 Kerajaan, Kerajaan Johor
dengan raja pertamanya Tengku Hussain bergelar Sultan Hussain Syah (1819-
1835) putra tertua Sultan Mahmud Syah lll Yang Dipertuan Besar Johor-
Pahang-Riau-Lingga ke XVl (1761-1812), sedangkan Sultan Abdul Rahman
Muazzam Syah Yang Dipertuan besar Johor Pahang Riau Lingga ke XVII
yang merupakan adik Tengku Hussain, menjadi Sultan pertama Kerajaan
Riau Lingga bergelar Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah Yang Dipertuan
Besar Riau Lingga ke l (1812-1832).
2.4 Kerajaan Jambi
Kesultanan Jambi adalah sebuah kerajaan melayu Islam yang pernah berdiri
di provinsi Jambi, Indonesia. Kesultanan ini sebelumnya bernama kerajaan
Melayu Jambi yang didirikan oleh Datuk Paduko Berhalo bersama istrinya,
Putri Selaras Pinang Masak di Kota Jambi, pada tahun 1460. Dalam
perkembangannya, pada tahun 1615 kerajaan ini resmi menjadi kesultanan
setelah Pangeran Kedah naik takhta dan menggunakan gelar Sultan Abdul
Kahar. Kesultanan Jambi resmi dibubarkan oleh pemerintah Hindia
Belanda pada tahun 1906 dengan sultan terakhirnya Sultan Thaha Syaifuddin.
2.5 Kerajaan Sumatera Selatan
Kesultanan Palembang adalah kerajaan bercorak Islam yang pernah berdiri di
Palembang, Sumatra Selatan, antara abad ke-17 hingga abad ke-19. Pada
masa jayanya, wilayah kekuasaannya pernah mencakup Provinsi Sumatra
Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Jambi, dan Lampung. Pada 1823,
kesultanan ini dihapus oleh Belanda, setelah keduanya terlibat dalam
pertempuran panjang. Kemudian pada 2003, Kesultanan Palembang
Darussalam dihidupkan kembali, tetapi hanya sebagai simbol kebudayaan di
Sumatra Selatan. Sultan Palembang sekarang adalah Sultan Mahmud
Badaruddin IV Fauwaz Diradja, yang naik takhta pada 2017.
6
Sejarah Kesultanan Palembang Ketika terjadi kemelut di Kesultanan Demak,
banyak keluarga kerajaan yang melarikan diri ke Palembang. Salah satunya
adalah Ki Gede Sedo Ing Lautan, yang kemudian mendirikan kerajaan di
Palembang pada sekitar pertengahan abad ke-16. Ki Gede Sedo Ing Lautan
inilah yang nantinya menurunkan raja-raja di Kesultanan Palembang. Namun,
kerajaannya saat itu masih menjadi bawahan Kesultanan Mataram, yang
dianggap sebagai pelindung dari Kesultanan Banten. Barulah pada masa Ki
Mas Hindi (1659-1706), Kerajaan Palembang memutuskan segala hubungan
dengan Kesultanan Mataram. Ki Mas Hindi kemudian menyatakan dirinya
sebagai sultan, yang kedudukannya setara dengan penguasa Mataram. Oleh
karena itu, Ki Mas Hindi dikenal sebagai pendiri dan raja pertama Kesultanan
Palembang, yang kemudian bergelar Sultan Abdurrahman.
7
Namun, sebagian sejarawan berpendapat bahwa Adityawarman adalah putra
dari Raden Wijaya (pendiri Kerajaan Majapahit) dan Dara Jingga. Terlepas
dari perbedaan pendapat para ahli, Adityawarman adalah sepupu Raja
Jayanegara (raja kedua Majapahit) dari pihak ibu. Baca juga: Jayanegara,
Raja Majapahit yang Dibenci Sebelum mendirikan Kerajaan Pagaruyung, ia
pernah menaklukkan Bali dan Palembang bersama Mahapatih Gajah Mada.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan ini, diharapkan pembaca mengetahui lebih
tentang Kerajaan Islam di Pulau Sumatera. Dengan pembahasan
pengertian Samudera Pasai, Kesultanan Aceh Darussalam, Kerajaan Riau,
Kerajaan Jambi, Kerajaan Sumatera Selatan, dan Kerajaan Sumatera Barat,
pembaca diharapkan mengerti pembelajaran tentang Kerajaan Islam di
Indonesia.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-kerajaan-islam-di-sumatera/.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_era_kerajaan_Islam
10
LAMPIRAN
11