Anda di halaman 1dari 16

MAKALA

H
AGAMA D
I

KERJAAN S
U
S
ISLAM DI U
N
INDONESI OLEH :
A 1. Riki Febriansyah
2. Meysi Andriani
3. Tanri Adela
4. Isdania
5. Mifta Hulanah
6. Nur Mashitoh Anugraini
7. Tuti Rukmana
8. Adrian Saputra
9. Pinkan Monalisa

Kelas : IX.6
Guru Pembimbing : Dra. Rohima

SMP NEGERI 39 PALEMBANG


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt., yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

           Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran Agama
Makalah ini berjudul “Kerajaan Islam di Indonesia”.

            Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, baik berupa materi maupun dorongan dan bimbingan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Palembang, 13 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah .....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori-Teori Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia..................................2


1. Teori Gujarat..............................................................................................2
2. Teori Makkah............................................................................................2
3. Teori Persia................................................................................................2
B. Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia.....................................................................2
1. Kerajaan Samudra Pasai............................................................................2
2. Kerajaan Aceh...........................................................................................4
3. Kerajaan Demak........................................................................................5
4. Kerajaan Pajang.........................................................................................6
5. Kerajaan Mataram ....................................................................................7
6. Kerajaan Banten........................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Kritik dan Saran.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat penting untuk dipelajari. Termasuk
dalam hal ini adalah sejarah tentang perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Sebelumnya, banyak teori yang bermunculan tentang bagaimana masuk dan
berkembangannya agama Islam di Indonesia.  Teori-teori tersebut adalah Teori Gujarat, Teori
Makkah, dan Teori  Persia. Ketiga teori tersebut saling berbeda pendapat mengenai waktu
dan siapa yang menyebarkan agam Islam ke Indonesia. Namun, dari perbedaan tersebut dapat
ditarik suatu persamaan tentang sejarah Islam di Indonesia. Dari sinilah, kerajan-kerajaan
Islam muncul memanfaatkan kemunduran dari kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Makalah ini
kami susun dalam memenuhi tugas dari mata pelajaran Sejarah Indonesia dan agar pembaca
lebih memahami tentang perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana proses masuknya Islam ke Indonesia ?
 Apa sajakah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia ?
 Bagaimana perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia ?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


 Agar pembaca dapat lebih mengetahui tentang proses masuknya Islam ke Indonesia
 Agar pembaca dapat mengetahui kerajaan-kerajaan Islam yang pernah ada di
Indonesia
 Agar pembaca dapat lebih memahami perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI-TEORI MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA
1. Teori Gujarat
Berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 dan pembawanya
berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar teori ini adalah :
o Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di
Indonesia
o Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia-
Cambay-Timur Tengah-Eropa.
o Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Gujarat.

2. Teori Makkah
Berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya
berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah :
o Pada bad ke 7 yaitu tahun 674 di Pantai Barat Sumatera sudah terdapat perkampungan
Islam (Arab)
o Kerajaan Samudra Pasai menganut mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’I
terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Makkah.
o Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al-Malik, yaitu gelar dari Mesir

3. Teori Persia
Berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah :
o Peringatan 10 Muharam atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi
Muhammad SAW, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran.
o Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jenar dengan sufi dari Iran yaitu Al-
Hallaj.
o Penggunaan istilah bahasa Iran dalam system mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda
bunyi Harakat.
o Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
o Adanya perkampungan Leren/Leran daerah Gresik. Leren adalah nam salah satu
pendukung tori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.

B. KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berada di
Sumatra. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh dan mengalami
kejayaan. Hal ini dibuktikan Kerajaan Samudera Pasai mampu memperluas wilayahnya dan
menjalin hubungan perdagangan dengan Arab. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik
aI Tahir, ada kunjungan Ibnu Battutah yang mengadakan perjalanan India-Cina (kembali
tahun 1345). Peranan Kerajaan Samudera Pasai dalam persebaran agama Islam yaitu:
2
 Menjadi pusat studi Islam di Asia sehingga banyak orang-orang asing yang menetap
di Samudera Pasai.
 Penyebaran agama Islam melalui perluasan pengaruh politik. Hal ini dibuktikan
dengan berhasil merintis munculnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa.

Samudera Pasai menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan laut yang
menghubungkan daerah Pasai dengan Arab, India, dan Cina. Sebagai pusat perdagangan dan
pelabuhan besar, Samudera Pasai memiliki fungsi sebagai
 Tempat merambah perbekalan.
 Tempat mengurus masalah perkapalan.
 Tempat mengumpulkan komoditas dagang yang akan dikirim ke luar.Tempat
menyimpan barang yang akan diantar ke daerah lain.

Sebagai sebuah kerajaan, raja silih berganti memerintah di Samudra Pasai. Raja-raja yang
pernah memerintah Samudra Pasai adalah seperti berikut.
(1) Sultan Malik Al-saleh berusaha meletakkan dasar-dasar kekuasaan Islam dan
berusaha mengembangkan kerajaannya antara lain melalui perdagangan dan
memperkuat angkatan perang. Samudra Pasai berkembang menjadi negara maritim
yang kuat di Selat Malaka.
(2) Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I) yang memerintah sejak 1297-1326. Pada
masa pemerintahannya Kerajaan Perlak kemudian disatukan dengan Kerajaan
Samudra Pasai.
(3) Sultan Malik al Tahir II (1326 – 1348 M). Raja yang bernama asli Ahmad ini sangat
teguh memegang ajaran Islam dan aktif menyiarkan Islam ke negeri-negeri
sekitarnya. Akibatnya, Samudra Pasai berkembang sebagai pusat penyebaran Islam.
Pada masa pemerintahannya, Samudra Pasai memiliki armada laut yang kuat
sehingga para pedagang merasa aman singgah dan berdagang di sekitar Samudra
Pasai. Namun, setelah muncul Kerajaan Malaka, Samudra Pasai mulai memudar.
Pada tahun 1522 Samudra Pasai diduduki oleh Portugis. Keberadaan Samudra Pasai
sebagai kerajaan maritim digantikan oleh Kerajaan Aceh yang muncul kemudian

Adanya perpecahan di dalam kerajaan telah melahirkan kemunduran politik dan perdagangan
terlebih lagi, munculnya Kerajaan Malaka yang letaknya lebih strategis. 
3
2. Kerajaan Aceh

Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan
oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting karena
mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan Malaka.
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang). Corak
pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah kaum bangsawan,
disebut golongan teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di bawah kaum ulama, disebut
golongan tengku atau teungku.
Sebagai sebuah kerajaan, Aceh mengalami masa maju dan mundur. Aceh mengalami
kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607- 1636). Pada masa
pemerintahannya, Aceh mencapai zaman keemasan. Aceh bahkan dapat menguasai Johor,
Pahang, Kedah, Perak di Semenanjung Melayu dan Indragiri, Pulau Bintan, dan Nias. Di
samping itu, Iskandar Muda juga menyusun undang-undang tata pemerintahan yang disebut
Adat Mahkota Alam.

Corak pemerintahannya terdiri atas,


o Pemerintahan sipil oleh golongan bangsawan (teuku).
o Pemerintahan agama oleh golongan ulama (tengku).
o Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Iskandar Muda untuk memperkuat
kerajaan Aceh.
o Memperluas daerah kekuasaan ke Semeranjung Malaka dengan dikuasainya kerajaan
Kedah, Perak, Johor, dan Pahang. Daerah pantai barat dan timur Sumatera
dikuasainya sampai ke Pariaman yang merupakan jalur masuk Islam ke
Minaangkabau.
o Untuk memperlemah kekuasaan Portugis, Iskandar Muda membuka kerja sama
dengan Belanda dan lnggris dengan mengizinkan kongsi dagang mereka, yaitu VOC
dan EIC untuk membuka kantor cabangnya di Aceh.
o Menyerang Portugis di Malaka dan sempat mengalahkan Portugis di Pulau Bintan
pada tahun 1614.Mendirikan
o Masjid Baiturrahman di pusat ibukota kerajaan Aceh.

Setelah Sultan Iskandar Muda, tidak ada lagi sultan yang mampu mengendalikan Aceh. Aceh
mengalami kemunduran di bawah pimpinan Sultan Iskandar Thani (1636- 1641). Dia
kemudian digantikan oleh permaisurinya, Putri Sri Alam Permaisuri (1641- 1675). Sejarah
mencatat Aceh makin hari makin lemah akibat pertikaian antara golongan teuku dan teungku,
serta antara golongan aliran syiah dan sunnah wal jama’ah. Akhirnya, Belanda berhasil
menguasai Aceh pada tahun 1904.

4
Dalam bidang sosial, letaknya yang strategis di titik sentral jalur perdagangan internasional di
Selat Malaka menjadikan Aceh makin ramai dikunjungi pedangang Islam.

Terjadilah asimilasi baik di bidang sosial maupun ekonomi. Dalam kehidupan bermasyarakat,


terjadi perpaduan antara adat istiadat dan ajaran agama Islam. Pada sekitar abad ke-16 dan 17
terdapat empat orang ahli tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumtrani,
Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf dari Singkil.

Keempat ulama ini sangat berpengaruh bukan hanya di Aceh tetapi juga sampai ke Jawa.
Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa kejayaannya. Dengan
menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan
sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.

3. Kerajaan Demak

Awal Perkembangan Kerajaan Demak


Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak sebelumnya
merupakan daerah vasal atau bawahan dari Majapahit. Daerah ini diberikan kepada Raden
Patah, keturunan Raja Majapahit yang terakhir.

Ketika kekuasaan kerajaan Majapahit melemah, Raden Patah memisahkan diri sebagai
bawahan Majapahit pada tahun 1478 M. Dengan dukungan dari para bupati, Raden Patah
mendirikan kerajaan Islam Demak dengan gelar Senopati Jimbung Ngabdurrahman
Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Sejak saat itu, kerajaan Demak berkembang
menjadi kerajaan maritim yang kuat. Wilayahnya cukup luas, hampir meliputi sepanjang
pantai utara Pulau Jawa. Sementara itu, daerah pengaruhnya sampai ke luar Jawa, seperti ke
Palembang, Jambi, Banjar, dan Maluku.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan


Pada tahun 1507 M, Raja Demak pertama, Raden Patah mangkat dan digantikan oleh
putranya Pati Unus. Pada masa pemerintahan Pati Unus, Demak dan Portugis bermusuhan,
sehingga sepanjang pemerintahannya, Pati Unus hanya memperkuat pertahanan lautnya,
dengan maksud agar Portugis tidak masuk ke Jawa. Setelah mangkat pada tahun 1521, Pati
unus digantikan oleh adiknya Trenggana. Setelah naik takhta, Sultan Trenggana melakukan
usaha besar membendung masuknya portugis ke Jawa Barat dan memperluas kekuasaan
Kerajaan Demak.

5
Beliau mengutus Faletehan beserta pasukannya untuk menduduki Jawa Barat. Dengan
semangat juang yang tinggi, Faletehan berhasil menguasai Banten dan Sunda Kelapa lalu
menyusul Cirebon. Dengan demikian, seluruh pantai utara Jawa akhirnya tunduk kepada
pemerintahan Demak. Faletehan kemudian diangkat menjadi raja di Cirebon. Pasukan demak
terus bergerak ke daerah pedalaman dan berhasil menundukkan Pajang dan Mataram, serta
Madura. Untuk memperkuat kedudukannya, Sultan Trenggana melakukan perkawinan politik
dengan Bupati Madura, yakni mengawinkan Putri Sultan Trenggana dengan Putra Bupati
Madura, Jaka Tingkir. Sultan Trenggana   mangkat pada tahun 1546 M.

Mangkatnya Beliau menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Demak. Negara bagian
banyak yang melepaskan diri, dan para ahli waris Demak juga saling berebut tahta sehingga
timbul perang saudara dan muncullah kekuasaan baru, yakni Kerajaan Pajang.

Aspek Kehidupan Sosial dan Budaya


Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur
dengan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Hasil kebudayaan
Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Seperti ukir-ukiran Islam dan
berdirinya Masjid Agung Demak yang masih berdiri sampai sekarang. Masjid Agung tersebut
merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam.

Aspek Kehidupan Ekonomi


Dalam bidang ekonomi, Demak berperan penting karena mempunyai daerah pertanian yang
cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Selain itu, perdagangannya
juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras, madu, dan lilin.

Keruntuhan Kerajaan Demak


Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan karena pembalasan dendam yang dilakukan oleh
Ratu Kalinyamat yang bekerja sama dengan Bupati Pajang Hadiwijaya (Jaka Tingkir).
Mereka berdua ingin menyingkirkan Aria Penansang sebagai pemimpin Kerajaan Demak
karena Aria Penansang telah membunuh suami dan adik suami dari Ratu Kalinyamat. Dengan
tipu daya yang tepat mereka berhasil meruntuhkan pemerintahan dari Bupati Jipang yang
tidak lain adalah Aria Penansang. Aria Penansang sendiri berhasil dibunuh Sutawijaya. Sejak
saat itu pemerintahan Demak pindah ke Pajang dan tamatlah riwayat Kerajaan Demak.

4. Kerajaan Pajang
6
Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri kerajaan ini adalah Sultan Adiwijoyo
atau Joko Tingkir. Ia berhasil mengalahkan Arya penangsang raja Demak. Ia kemudian
menindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
berdirinya kerajaan Islam Pajang erat kaitannya dengan kerajaan Demak.

Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir adalah seorang yang suka menghargai pendukung atau
pengikut yang turut bertempur bersamanya sewaktu menghadapi Arya Penangsang. Mereka
yang telah berjasa oleh Sultan Adiwijoyo diberi hadiah penghargaan. Kedua orang yang
dinilai sangat berjasa yaitu Kiai Ageng Pemanahan dihadiahi tanah di Mataram (sekitar
Kotagede, dekat Yogyakarta). Sedangkan Kiai Panjawi dihadiahi tanah di Daerah Pati.
Mereka sekaligus diangkat menjadi bupati di daerahnya masing-masing. Bupati Surabaya
diangkat sebagai wakil raja yang memiliki daerah kekuasaan meliputi Sedayu, Gresik,
Surabaya dan Panarukan.

Kiai Ageng Pemanahan yang menjadi Bupati Mataram mempunyai seorang putra bernama
Sutowijoyo. Ia memiliki bakat di bidang kemiliteran. Sutowijoyo lebih dikenal sebagai
Senapti Ing Alaga (Panglima Perang). Karena itu setelah Kiai Ageng Pemanahan wafat pada
tahun 1575, pemerintahan dilanjutkan oleh Sutowijoyo, putranya.

Dalam perkembangnya di Pajang terjadi pergolakan hebat. Setelah Sultan Adiwijoyo wafat
pada tahun 1582, maka Arya Pangiri putra Sunan Prawoto (dari Demak) mencoba merebut
kekuasaan dari Pangeran Benowo yang ketika itu menjadi penguasa Pajang menggantikan
ayahnya, Sultan Adiwijoyo. pangeran Benowo meminta bantuan Sutowijoyo dalam
menghadapi Arya Pangiri. Perebutan kekuasaan yang dilakukan Arya Pangiri tidak berhasil.
Kemudian Pangeran Benowo menyerahkan kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya
yang bernama Sutowojoyo karena tidak mampu lagi melanjutkan pemerintahan. Kemudian
oleh Sutowijoyo pusat pemerintahan dipindahkan ke Mataram. Dengan demikian tamatlah
kerajaan Pajang.

5. Kerajaan Mataram
Awal Perkembangan Kerajaan Mataram Islam
Pada waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantik menjadi
Bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya membantu menumpas Aria
Penangsang. Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan diambil anak angkat oleh Sultan
Hadiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575 M, Sutawijaya diangkat
menjadi bupati di Mataram.

7
Setelah menjadi bupati, Sutawijaya ternyata tidak puas dan ingin menjadi raja yang
menguasai seluruh Jawa, sehingga terjadilah peperangan sengit pada tahun 1528 M yang
menyebabkan Sultan Hadiwijaya mangkat. Setelah itu terjadi perebutan kekuasaan di antara
para Bangsawan Pajang dengan pasukan Pangeran Pangiri yang membuat Pangeran Pangiri
beserta pengikutnya diusir dari Pajang, Mataram. Setelah suasana aman, Pangeran Benawa
(putra Hadiwijaya) menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya yang kemudian memindahkan
pusat pemerintahannya ke kotagede pada tahun 1568 M. Sejak saat itu berdirilah Kerajaan
Mataram.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan


Dalam menjalankan pemerintahannya, Sutawijaya, Raja Mataram banyak menghadapi
rintangan. Para bupati di pantai utara Jawa seperti Demak, Jepara, dan Kudus yang dulunya
tunduk pada Pajang memberontak ingin lepas dan menjadi kerajaan merdeka. Akan tetapi,
Sutawijaya berusaha menundukkan bupati-bupati yang menentangnya dan Kerajaan Mataram
berhasil meletakkan landasan kekuasaannya mulai dari Galuh (Jabar) sampai pasuruan
(Jatim).

Setelah Sutawijaya mangkat, tahta kerajaan diserahkan oleh putranya, Mas Jolang, lalu
cucunya Mas Rangsang atau Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, muncul
kembali para bupati yang memberontak, seperti Bupati Pati, Lasem, Tuban, Surabaya,
Madura, Blora, Madiun, dan Bojonegoro.

Untuk menundukkan pemberontak itu, Sultan Agung mempersiapkan sejumlah besar


pasukan, persenjataan, dan armada laut serta penggemblengan fisik dan mental. Usaha Sultan
Agung akhirnya berhasil pada tahun 1625 M. Kerajaan Mataram berhasil menguasai seluruh
Jawa, kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan. Untuk menguasai seluruh Jawa,
Sultan Agung mencoba merebut Batavia dari tangan Belanda. Namun usaha Sultan
mengalami kegagalan.

Aspek Kehidupan Sosial


Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam
tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram
Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah
pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang
bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan, dalam istana
terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana. Untuk menciptakan
ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger yang harus
dipatuhi oleh seluruh penduduk.

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan


Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini
menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang
berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir
utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi
arus perdagangan Kerajaan Mataram.

8
Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat,
suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang
merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam.

Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup
terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan
adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.

Kemunduran Mataram Islam


Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan
menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak
terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.

6. Kerajaan Banten

Awal Perkembangan Kerajaan Banten


Semula Banten menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Rajanya (Samiam)
mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka untuk membendung meluasnya kekuasaan
Demak. Namun melalui, Faletehan, Demak berhasil menduduki Banten, Sunda Kelapa, dan
Cirebon. Sejak saat itu, Banten segera tumbuh menjadi pelabuhan penting menyusul
kurangnya pedagang yang berlabuh di Pelabuhan Malaka yang saat itu dikuasai oleh
Portugis.
Pada tahun 1552 M, Faletehan menyerahkan pemerintahan Banten kepada putranya,
Hasanuddin. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570 M), Banten cepat
berkembang menjadi besar. Wilayahnya meluas sampai ke Lampung, Bengkulu, dan
Palembang.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan


Raja Banten pertama, Sultan Hasanuddin mangkat pada tahun 1570 M dan digantikan oleh
putranya, Maulana Yusuf. Sultan Maulana Yusuf memperluas daerah kekuasaannya ke
pedalaman. Pada tahun 1579 M kekuasaan Kerajaan Pajajaran dapat ditaklukkan, ibu kotanya
direbut, dan rajanya tewas dalam pertempuran. Sejak saat itu, tamatlah kerajaan Hindu di
Jawa Barat.

Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf, Banten mengalami puncak kejayaan. Keadaan
Banten aman dan tenteram karena kehidupan masyarakatnya diperhatikan, seperti dengan
dilaksanakannya pembangunan kota. Bidang pertanian juga diperhatikan dengan membuat
saluran irigasi.
9
Sultan Maulana Yusuf mangkat pada tahun 1580 M. Setelah mangkat, terjadilah perang
saudara untuk memperebutkan tahta di Banten. Setelah peristiwa itu, putra Sultan Maulana
Yusuf, Maulana Muhammad yang baru berusia sembilan tahun diangkat menjadi Raja dengan
perwalian Mangkubumi.

Masa pemerintahan Maulana Muhammad berlangsung tahun 1508-1605 M. Kemudian


digantikan oleh Abdulmufakir yang masih kanak-kanak didampingi oleh Pangeran
Ranamenggala. Setelah pangeran Rana Menggala wafat, Banten mengalami kemunduran.

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial


Banten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai karena menghasilkan
lada dan pala yang banyak. Pedangang Cina, India, gujarat, Persia, dan Arab banyak yang
datang berlabuh di Banten. Kehidupan sosial masyarakat Banten dipengaruhi oleh sistem
kemasyarakatan Islam. Pengaruh tersebut tidak terbatas di lingkungan daerah perdagangan,
tetapi meluas hingga ke pedalaman.

Kemunduran Kerajaan Banten


Penyebab kemunduran Kerajaan Banten berawal saat mangkatnya Raja Besar Banten
Maulana Yusuf. Setelah mangkatnya Raja Besar terjadilah perang saudara di Banten antara
saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan Banten. Sejak saat itu Banten mulai
hancur karena terjadi peang saudara, apalagi sudah tidak ada lagi raja yang cakap seperti
Maulana Yusuf.
10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai berikut :


1. Agama islam muncul di Indonesia karena dibawa oleh pedagang dari Gujarat atau
Cina, kemudian agama islam berkembang di Indonesia melalui berbagai jalur seperti
perdagangan, perkawinan, pendidikan dan lain-lain. Dari sinilah kemudian muncul
berbagai macam kerajaan-kerajaan islam di Indonesia. Setiap kerajaan pasti
mengalami proses pertumbuhan, baik kemunduran maupun kemajuan (puncak
kejayaan). Begitu pula kerajaan-kerajaan islam di Indonesia yang mengalami
pertumbuhan.
2. Sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu yang penting untuk dipelajari.
3. Meski terdapat perbedaan teori tentang masuknya Islam ke Indonesia, namun dapat
diambil kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai.
4. Kerajaan Islam merupakan salah satu bukti dari perkembangan Islam di Indonesia
begitu pesat.

B. SARAN
1. Hendaknya kita lebih bersemangat dalam mempelajari sejarah
2. Hendaknya kita dapat mengambil ibrah dari Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia
Dengan mempelajari sejarah, selain wawasan kita bertambah kita juga akan lebih memahami
kebudayaan-kebudayaan tempo dulu dan mengambil setiap pelajaran dari sejarah tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan. “ Kerajaan-kerajaan Bercorak Islam di Indonesia”. http:// dahlanforum.


wordpress.com/2009/  05/02/kerajaan-kerajaan-bercorak-islam-di-indonesia/
Firwan, Andi.  “Sejarah Perkembangan Kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia”.http://boyzstudent.blogspot.co.id/2012/11/sejarah-perkembangan-
kerajaan-kerajaan.html
Informasiana. “Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia”. http://informasiana.com/sejarah-
kerajaan-islam-di-indonesia/#
Solihin, Akhmad. “Sejarah Kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia”.http://visiuniversal.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-kerajaan-kerajaan-
islam-di.html
http://rizkijanata.blogspot.com/2016/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
12

Anda mungkin juga menyukai