Anda di halaman 1dari 44

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN KERAJAAN PERLAK DAN

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia

Dosen Pengampu:

SHARFINA NUR AMALINA,M.Pd

Disusun Oleh:

Agnes Monika (200102110099)

May Dela Utami Izzatussholihah (200102110108)

Muhammad Alwi Husaini (200102110101)

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas makalah

Sejarah Kebudayaan Indonesia yang berjudul “Sejarah dan Perkembangan Kebudayaan Kerajaan
Perlak dan Kerajaan Samudera Pasai” tepat pada waktunya. Sholawat serta salam tetap tercurahan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah
menuju zaman yang terang benderan yakni Addinul islam wal iman.

Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan yang baik ini kami mengucapkan banyak berterimakasih kepada Ibu Sharfina Nur
Amalina M.Pd selaku Dosen mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada
penulis untuk menyusun makalah ini dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami
mengharap kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah yang selanjutnya. Apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ataupun ejaan
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan barokah
untuk kita semua.

Malang, 11 November 2021

Penulis
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5

1.2 Tujuan.........................................................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................................6

2.1 Sejarah datangnya islam di Indonesia.........................................................................................6

2.2 Sejarah Berdirinya Kerajaan perlak...........................................................................................7

2.3 Aspek Kehidupan Kerajaan perlak..........................................................................................10

2.34Masa Kejayaan Kerajaan Perlak.............................................................................................12

2.5 Masa Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya......................................................................................12

2.6 Peninggalan Dari Kerajaan Perlak............................................................................................14

2.7 Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai..........................................................................17

2.8 Aspek Kehidupan Kerajaan Samudera Pasai...........................................................................18

2.9 Masa Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai...............................................................................21

2.10 Masa Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai.........................................................................22

2.11 Peninggalan Dari Kerajaan Samudera Pasai..........................................................................23

2.12 Peran Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Perlak dalam menyebarkan islam..................26

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................................27

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................27
3.2 Saran.........................................................................................................................................27

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia terdiri dari beribu pulau yang menyebar dari Sabang sampai Marauke dan
dihubungkan oleh lautan.Lautan inilah yang dipakai nenek moyang dahulu untuk menjelajahi
dunia.Laut Indonesia yang strategis mempermudah untuk singgah dan melakukan perdagangan antar
negara.Saat bangsa lain berdagang di nusantara juga menyebarkan salah satu agama yaitu agama
Islam.Datangnya agama islam di Indonesia tidak langsung dari negeri Arab,melainkan dari
India.Dengan demikian maka islam yang datang di Indonesia sudah mengalami perubahan dan
perkembangan.Banyak teori bermunculan mengenai datangnya Islam ke nusantara antara lain Teori
Arab,Teori Cina,teori Persia,Teori India,Teori Turki.Dari teori-teori tersebut kita dapat mengetahui
datangnya islam dari sudut pandang yang berbeda. (buku)

Kedatangan Islam di Indonesia menyebar begitu luas,diikuti oleh berkembangnya


kerajaankerajaan Islam di Kepulauan Indonesia.Kerajaan Islam tersebut tumbuh dan berkembang
hampir diseluruh penjuru nusantara Sumatra,Jawa,Nusa Tenggara,Maluku,Sulawesi,dan Kalimantan.
Kerajaan Islam di Sumatra antara lain Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Perlak.Kedua kerajaan
ini sangat berperan dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.

. Peran kesultanan Samudra Pasai dalam perkembangan Islam di Indonesia antara lain menjadi
tempat berkumpulnya pedagang dari bangsa Arab,Persia,India sehingga mata pencarian masyarakat
adalah berdagang dan juga berlayar.Jalur Perdagangan khususnya dilaut selat Malaka merupakan
jalur yang sangat strategis hal ini juga menyebabkan Samudra Pasai memiliki pusat perdagangan
serta pelabuhan besar.Sedangkan kerajaan Perlak berpegang teguh dengan Islam.Perlak di abad ke
XIII M itu sebuah pusat perniagaan yang maju di Nusantara dan menjadi tumpuan saudagar
muslimin sama ada orang- orang Arab,maka dari itu menjadikan Perlak sebuah Pusat Pancaran sinar
Islam di Nusantara.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah datangnya Islam di Indonesia?

2. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Perlak?

3. Bagaimana aspek kehidupan Kerajaan Perlak?

4. Kapan Masa Kejayaan Kerajaan Perlak ?

5. Kapan Masa Keruntuhan Kerajaan Perlak ?

6. Apa saja peninggalan dari Kerajaan Perlak?

7. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Samudera Pasai?

8. Bagaimana aspek kehidupan Kerajaan Samudera Pasai?

9. Kapan masa kejayaan Kerajaan Samudera Pasai?

10. Kapan masa keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai ?

11. Apa saja peninggalan dari Kerajaan Samudera Pasai?

12. Bagaimana Peran Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Perlak dalam menyebarkan islam ?

1.2 Tujuan
1. Mengetahui datangnya islam di Indonesa

2. Mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Perlak

3. Mengetahui aspek kehiduan Kerajaan perlak

4. Mengetahui masa kejayaan Kerajaan perlak

5. Mengetahui masa keruntuhan Kerajaan Perlak

6. Mengetahui peninggalan dari Kerajaan Perlak

5
7. Mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Samudera Pasai

6
8. Mengetahui aspek kehidupan Kerajaan Samudera Pasai

9. Mengetahui masa kejayaan Kerajaan Samudera Pasai

10. Mengetahui masa keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai

11. Mengetahui peninggalan dari Kerajaan Samudera Pasai

12. Mengetahui Peran Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Perlak dalam menyebarkan islam

7
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah datangnya islam di Indonesia


Datangnya Islam di Indonesia tidak langsung dari bangsa Arab.Proses masuknya islam di
Indonesia memunculkan beberapa pendapat.Para tokoh mengemukakan pendapat ada yang langsung
mengetahui tentang masuk dan tersebarnya budaya serta agama Islam di Indonesia dan adapula yang
mengetahui melalui bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat (eropa) yang
datang ke Indonesia.Tokoh-tokoh itu diantaranya Marcopolo,Muhammad Ghor,Ibnu Bathutah,Dego
Lopez de Saqueira,Sir Richard Wainsted.1

Datangnya Islam ke Indonesia yang memunculkan berbagai perbedaan pendapat dan sudut pandang
yang menyebabkan munculnya beragam teori-teori masuknya Islam di Indonesia.Berdasarkan
tempat ada lima teori tentang masuknya Islam Ke Nusantara,yaitu :

1. Teori Arab,teori ini menyatakan bahwa islam dibawa dan disebarkan ke nusantara langsung
dari Arab pada abad ke 7/8 masehi.Bukti-bukti sejarah teori ini sangat kuat,pada abad 7/8
masehi selat malaka sudah ramai dilintasi pedagang muslim dan mereka ke negeri-negeri
Asia Tenggara dan Asia Timur dan ditemukan buki-bukti yang menunjukkan bahwa telah
terjadi interaksi perdagangan antara Cina,Arab,Nusantara sehingga islam mulai masuk ke
dalam kepulauan nusantara.
Teori Cina,dalam teori ini menjelaskan bahwa etnis Cina muslim yang berperan dalam proses
penyebaran agama islam di nusantara.Akan tetapi teori ini tidak menjelaskan tentang awalnya masuk
islam melainkan peranan Cina dalam pemberitaan sehingga dapat ditemukan buktibukti bahwa islam
datang ke nusantara pada awal abad Hijriah.

1. Teori Persia,teori ini merujuk kepada aspek bahasa yang menunjukkan bahwa islam telah
masuk ke nusantara dan bahasanya diserap.Seperti kata abdas yang dipakai masyarakat
Sunda merupakan serapan dari Persia yang artinya wudlu.

2. Teori India,teori ini menyatakan Islam datang ke nusantara bukan langsung dari Arab
melainkan melalui India pada abad ke-13.Dalam teori ini disebut lima tempat asal Islam di
India yaitu Gujarat,Cambay,Malabar,Coromandel,dan Bengal.

3. Teori Turki,teori ini diajukan oleh Martin Van Bruinessen yang dikutip dalam Moeflich
Hasbullah.Ia menjelaskan bahwa selain orang Arab dan Cina,Indonesia juga di islamkan oleh
8
orang-orang Kurdi dari Turki.

Dari teori-teori tersebut tampak sekali bahwa fakta-fakta Islamisasi diuraikan dengan tidak
membedakan antara masuk dan masa perkembangan atau awal masuk dan pengaruh kemudian.
Kedatangan Islam di Indonesia telah sampai melalui beberapa tahapan individualis, kelompok,
masyarakat, negara kerajaan, sampai membentuk mayoritas Islam sampai saat ini.(jurnal studi
Islam)2

1
Rahayu Permana, S.Ag, M.Hum: “SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA”(semarang:
DINUS,2017),Hal 1-2

9
2.2 Sejarah Berdirinya Kerajaan perlak
Peureulak atau Perlak berasal dari nama sebuah pohon kayu yang digunakan untuk bahan
pembuatan perahu oleh para nelayan. kebanyakan Orang-orang Aceh menyebut peureulak sebagai
Bak Peureulak. Di dalam bahasa Parsi Peureulak disebut sebagai Taj Alam, yang bermakna mahkota
alam. Beberapa sumber ada sumber menyatakan bahwa sebelum islam didakwahkan di Peureulak
pada mulanya datang-menapak di Barus (satu wilayah yang pernah menjadi wilayah kekuasaan
Aceh), kemudian baru berdakwah ke Peureulak. Hal ini seperti beberapa keterangan sumber Hikayat
Raja Pasai dan Sejarah Melayu menguatkan hal itu:

“36 (44) Setelah berapa lamanya kemudian daripada sabda Nabi SAW. itu, maka
terdengarlah kepada segala isi negeri Mekkah nama negeri Samudera. Maka Syarif Makkah pun
menyuruh sebuah kapal membawa segala perkakas kerajaan, seraya disuruhnya singgah ke negeri
Ma’abri. Adapun nama nakhoda kapal itu Syekh Ismail namanya. Maka kapal itu pun berlayarlah,
lalu ia singgah di negeri Ma’abri. Maka kapal Syeih Ismail itu pun berlabuh di laut.”

2
Achmad Syafriza “sejarah islam nusantara”
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/islamuna/article/view/664 jurnal (diakses pada 10 november 2021,pukul
09.00).

10
“37 (44-45) Berapa lamanya di laut maka sampailah kapal kepada sebuah negeri, Fansuri
namanya. Maka segala orang isi negeri Fansuri itu pun masuklah Islam...Berapa lamanya maka
sampai kepada sebuah negeri pula Thobri (Lamri) namanya. Maka orang Thobri itu pun masuk
Islam... Berapa lamanya maka sampailah ke negeri Haru namanya. Maka segala orang dalam negeri

Haru itu pun masuk Islam... Maka fakir itu pun bertanya orang dalam negeri itu “Di mana negeri
yang bernama negeri Samudera?” Maka kata orang Haru itu “Sudah lalu”. Maka fakir itu pun naik
ke kapal lalu berlayar pula. Maka jatuh ke negeri Perlak. Maka mereka itu pun diislamkannya. Maka
kapal itu pun berlayar ke Samudera.”3

Kerajaan perlak berdiri d indonesia pada abad ke-3 H atau abad ke- 9 M. Kesultanan Perlak
merupakan kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara yang berdiri pada tanggal 1 Muharam 225 H
atau 804 M. Kesultanan ini terletak di wilayah Perlak, Aceh Timur, Nangroe Aceh Darussalam,
Indonesia. Kesultanan Peureulak adalah kerajaan Islam di Asia Tenggara yang berkuasa di sekitar
wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh sekarang antara tahun 840 sampai dengan tahun 1292.

Pada masa pemerintahan Khalifah ‘Umar Ibn Khaththâb 13-24 H/634-644 M, masyarakat
Parsi dapat ditaklukkan dan rakyatnya dapat diislamkan. Oleh Sebab itu, orang-orang Arab dan
orrang- orang Parsi yang berada di Peureulak pada waktu itu juga ikut memeluk agama Islam.
Setelah terjadi peristiwa peperangan antara ‘Ali Ibn Abi Thâlib dengan Mu‘awiyah ibn Abi Shufyan
yang terkenal dengan Perang Shiffin, banyak dari pengikut Ali yang disebut sebagai ‘Alawiyin
melarikan diri dari Tanah Arab. Terdapat beberapa pengikut Ali yang melarikan diri ke Nusantara
sampai ke negeri Peureulak yaitu ‘Ali ibn Muhammad ibn Ja‘far Shiddiq ibn Muhammad al-Baqir
ibn Zainal ‘Abidin ibn Husein ibn ‘Ali ibn Abi Thalib.4

Kedatangan para keturunan Ali ini disambut baik oleh Maharaja Syahir Nuwi dan rakyat
Peureulak, karena Ali berasal dari keturunan bangsawan terhormat yaitu ‘Ali ibn Abi Thalib dan
Fathimah binti Rasulullah. Maka dari itu, Maharaja Syahir Nuwi menikahkan ‘Ali ibn Muhammad
dengan adik kandungnya yakni Puteri Makhdum Tansyuri.

Dalam perkawinan antara bangsawan Quraisy Ali ibn Abi Thalib dengan bangsawan
Peureulak Fathimah binti Rasulullah ini dianugerahkan seorang putera tampan yang diberi nama

3
Tun Seri Lanang, Sulalat al-Salatin, terj. Muhammad Haji Salleh (Kuala Lumpur: Yayasan Karyawan & DBP,
1997), h. 44-45.
4
Misri A. Muchsin,: “KESULTANAN PEUREULAK DAN DISKURSUS TITIK NOL PERADABAN ISLAM
NUSANTARA”(Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry,2018), Hal 225 5
11
Fakhriati, “Peradaban Islam di Peureulak,” h.2.

12
Abdul Aziz. Setelah itu, Abdul Aziz dinikahkan juga dengan Puteri Meurah (bangsawan pribumi)
Makhdum Khudawi atau Puteri Peureulak. Pada tahun 173 H/790 M atau pada abad I H/ 8 M, dicatat
dalam sejarah bahwa Khalifah Harun al-Rasyid, Khalifah Daulah ‘Abbasiyah mengirimkan satu
armada dakwah yang berjumlah seratus orang terdiri dari bangsa Arab, Parsi (Iran sekarang), dan

India ke Bandar Peureulak. Rombongan tersebut Dijuluki sebagai Nakhoda Khalifah. Kedatangan
Nakhoda Khalifah ini disambut baik oleh Maharaja Syahir Nuwi. Menurut cerita rakyat, Bandar
Khalifah untuk ibu kota Kesultanan Peureulak diambil dari nama nakhoda Khalifah, yang telah ikut
mempopulerkan bandar dan kesultanan ini sebagai pusat dagang atau perdagangan internasional.5

Kehadiran dari para rombongan dakwah tersebut semakin menguatkan Islam dalam
kehidupan rakyat Peureulak. Hal Ini merupakan usaha kelanjutan dari proses islamisasi rakyat

Peureulak yang memang telah dilakukan sejak masa Khalifah ‘Umar Ibn Khaththab. Sebagai hasil
dari pengaruh Islam yang cepat dalam masyarakat Perlak, pada hari Selasa, 1 Muharram, tahun 225
H /840 M, Maharaja Perlak memproklamirkan secara resmi bahwa Peureulak sebagai kerajaan Islam
yang pertama di Asia Tenggara. Yang menjadi Raja pertama di peurelak dinobatkan menantunya
yaitu ‘Abdul ‘Aziz dengan gelar Sultan ‘Alaiddin Mualana ‘Abdul ‘Aziz Syah. Pada hari
peresmiannya, nama Bandar Perlak diubah namanya menjadi Bandar Khalifah, sebagai kenangan
dan penghargaan kepada rombongan Nakhoda Khalifah yang telah berperan mengembangkan Islam
di Peureulak.

Bandar Khalifah terkenal di kalangan para pedagang Arab dan non-Arab, karena menjadi
pelabuhan yang amat penting dan sebagai tempat persinggahan mereka para pedagang dalam
perjalanan ke Cina atau perjalanan ke Asia Barat. Seiring ditetapkanya sebagai kerajaan Islam yang
pertama di nusantara, akhirnya Peureulak mampu menjadi pusat perdagangan Islam di Nusantara.
Sejujurnya dikatakan Peureulak telah mencapai kemajuan sejak pertengahan abad ke 9 M, dimana
Perlak merupakan suatu kawasan termaju dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Sumatera. Hal
ini dibuktikan oleh Marco Polo, dimana marco polo pernah menegaskan bahwa “Perlak selalu
didatangi oleh saudagar-saudagar Muslim yang membawa penduduk Bandar ini memeluk
undangundang Muhammad yang terkenal kemudian dengan sunnah Rasulullah dan syariat
Islam.” 5
Pada masa kesultanan Abdul Aziz Syah (840-864 M), perlak sudah memiliki sistem
pemerintahan kerajaan yang tersusun dengan rapi. Menurut sejarah ia bercirikan organisasi kerajaan
Abbasiyah.

5
Misri A. Muchsin, jurnal: “KESULTANAN PEUREULAK DAN DISKURSUS TITIK NOL PERADABAN ISLAM
13
NUSANTARA”(Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry,2018), Hal 227

14
Para Sultan Perlak sangat tekun dalam bidang pendidikan. Dibuktikan dengan didirikanya
sebuah institusi pendidikan Islam Zawiyah Buket Cibrek, yang diresmikan pada tahun 865 M.
Menurut sejarah insttusi ini merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Asia Tenggara. Kejayaan
institusi ini dicapai pada masa pemerintahan Sultan kedua kerajaan Islam Perlak yakni Sultan
Alaiddin Maulana Abdur Rahim Syah yang memerintah dari (864-888 M). Pada masa pemerintahan
Sultan Sayyid Maulana Abbas Syah yang memerintah dari tahun 888-913 M, Sultan ke III Perlak,
kegemilangan dengan didirikan lembaga pendidikan kedua yaitu Zawiyah Cot Kala Perlak yang
diresmikan pada tahun 899 M.

Dalam bidang pendidikan, dengan lembaga yang sudah ada pada kala itu, menjadikanperlak
sebagai “kiblat pendidikan Islam Nusantara,” karena pada lembaga inilah yang telah banyak
menghasilkan lulusan-lulusan membanggakan dan kemudian mereka juga berperan sebagai pendidik
dan sekaligus mubaligh Nusantara yang telah berjasa dalam penyebaran dan Islamisasi Asia
Tenggara umumnya dan Nusantara.

Dilihat dari aspek pertaniannya, Perlak merupakan daerah dengan penghasil lada dan rotan.
Dalam bidang industri, Perlak menjadi suatu daerah dengan penghasil emas yang banyak terdapat di
Alue Meuh atau sungai Emas. Dilihat dalam bidang seni rakyat, Perlak menghasilkan seni ukiran
yang amat indah seperti ukiran pada gading gajah dan kayu yang meraih simpatik dari para pedagang
asing. Seluruh aspek ini telah menjadi faktor pendorong bagi kemajuan Perlak.

2.3 Aspek Kehidupan Kerajaan perlak


1) Kehidupan Ekonomi Kerajaan Perlak
Kerajaan Perlak dikenal dengan kekayaan hasil alamnya yang didukung dengan letaknya
yang sangat strategis. Apalagi, Perlak sangat dikenal sebagai penghasil kayu perlak, yaitu jenis kayu
yang sangat bagus untuk membuat kapal. Kondisi semacam inilah yang membuat para pedagang dari
Gujarat, Arab, dan Persia tertarik untuk datang ke daerah ini. Masuknya para pedagang tersebut juga
sekaligus menyebarkan ajaran Islam di kawasan ini. Kedatangan mereka berpengaruh terhadap
kehidupan sosio-budaya masyarakat Perlak pada saat itu. Sebab, ketika itu masyarakat Perlak mulai
diperkenalkan tentang bagaimana caranya berdagang.

Kesultanan Perlak dikenal sebagai penghasil kayu perlak. Jenis kayu ini merupakan bahan baku
untuk pembuatan kapal. Selain itu, Perlak juga kaya akan hasil bumi yang turut bersaing dalam
perdagangan internasional di Selat Malaka yaitu lada dengan daerah penghasil utamanya di Aceh
sedangkan Perlak sebagai penguasa di pantai Timur Sumatra.

15
Hal inilah yang menyebabkan para pedagang yang berasal dari Arab, Mesir, Gujarat, dan Persia
tertarik untuk mendatangi daerah Perlak yang dikenal sebagai pelabuhan niaga yang sangat maju.
Kondisi tersebut membuat sering terjadinya pernikahan campuran antara para pedagang muslim
dengan penduduk setempat. Di samping itu, Keadaan Ekonomi Kerajaan Perlak terbilang maju, hal
ini bisa kita dari mata uang yang mereka keluarkan sendiri. Mata uang mereka juga terbuat dari emas
atua dirham, perak, dan tembaga.6

2) Kehidupan Politik Kerajaan Perlak

Pendiri sekaligus sultan pertama Kerajaan Perlak adalah Sultan Alaiddin Syed Maulana
Abdul Aziz Shah, Ia merupakan keturunan Arab perempun setempat. Ia merupakan pendiri
Kesultanan Perlak pada 1 Muharam 225 H atau 840 M. Kesultanan Perlak sebenernya merupakan
lanjutan dari kerajaan yang berdiri sebelum kehadiran islam. Pada awalnya datang rombongan 100
orang dari wilayah Arab dibawah pimpinan seorang Nahkoda Khalifah dengan tujuan untuk
berdakwah sekaligus menyebarkan islam.

Berdasarkan para ahli sejarah, kedatangan para juru dakwah dan pedagang Arab mendorong
sebagian para pemimpin dan penduduk negeri Perlak berkonveksi menjadi islam. Salah satu anak
Nahkoda Khalifah, Ali bin Muhammad bin Ja’far Shadiq dinikahkan dengan Makhdum Tansyuri,
adik dari Syahri Nuwi. Perkawinan mereka lahirlah Alaiddin Sayyid Maulana Abul Aziaz Syah.
Sultan pertama Kerajaan Perlak yang beragama islam. Beliau kemudian mengubah ibukota yang
awalnya Bandar Perlak menjadi Bandar Khalifah. Kerajaan Perlak mulai terjadi konflik pada masa
kekuasaan sultan ketiga yaitu Sultan Alaiddin Maulana Abbas Syah. Konflik yang terjadi tersebut
antara Ahlussunnah waljama’ah dengan syi’ah. Berdasarkan kronologi, sultan di kesultanan Perlak
dikelompokkan menjadi 2 dinasti yaitu Dinasti Aziziyah dan Dinasti Meurah.

Masa kepemimpinan kedua dinati ini diperkirakan selama empat abad, mulai dari 840 M sampai
1263 M. Dinasti Aziziyah dinggap sebagai dinasti pertama dari raja–raja kesultanan Perlak. Dinasti
Aziziyah berlangsung selama 4 generasi diantaranya, Sultan Abdul Aziz Syah (840-864); Sultan
Abdurrahim Syah (864-888); Sultan Abbas Syah (888-913) ; Sultan Ali Mughayat Syah (915-918).

Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Syah Johan Berdaulat merupakan raja terakhir Kerajaan
Perlak karena menikahnya Putri Ganggang dengan Sultan Muhammad Malik Al Taher dari Kerajaan

6
MARIANA, M.Pd, Teori tentang prosesmasuknya agama dan kebudayaan islam ke indonesia (Jakarta: Politeknik
Negeri Media Kreatif, 2013), hlm.6-10

16
Samudra Pasai, maka kerajaan ini melebur ke dalam Kerajaan Samudra Pasai.7

3) Kehidupan Sosial Kerajaan Perlak


Kerajaan Pereulak merupakan kerajaan Islam tertua di Indonesia dan memerintah dengan
waktu yang cukup lama. Kerajaan Pereulak mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan
Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II (622-662 H/1225-1263 M) terutama
kemajuan dalam bidang pendidikan Islam dan dan perluasan dakwah Islamiah. Kekayaan-kekayaan
hasil alam dan didukung dengan wilayah yang strategis membuat kerajaan Pereulak menjadi sangat
terkenal. Para pedagang yang berasal dari Persia, Gujarat dan India sangat tertarik untuk datang ke
wilayah Pereulak karena sangat terkenal sebagai penghasil kayu Pereulak yang dikenal bagus untuk
pembuatan kapal.

Dengan kedatangan para pedagang muslim dari berbagai wilayah tersebut, tentunya diiringi
dengan menyebarnya agama Islam di kerajaan Pereulak. Para pedagang tersebut juga menjadi
saluran islamisasi untuk menyebarkan ajaran Islam. Para pedagang tersebut tentunya membawa
perubahan sosial budaya bagi masyarakat Pereulak, misalnya adalah strategi-strategi perdagangan.
Selain itu juga terjadi islamisasi melalui pernikahan antara para pendatang dengan pribumi sehingga
terjadi adanya akulturasi budaya antara masyarakat Pereulak dengan para pedagang Arab tersebut.

2.4 Masa Kejayaan Kerajaan Perlak


Masa kejayaan Kerajaan Perlak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin
Malik Muhammad Amin Syah II Jouhan yakni pada tahun 1225 sampai 1262 Masehi. Pada masa
pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II Jouhan , Kerajaan
Perlak mengalami kemajuan yang begit pesat dan perkembangan yang sangat pesat pula, yakni
dalam bidang pendidikan Islam dan bidang perluasan dakwah Islamiah.

Kerajaan Perlak juga terkenal sebagai penghasil kayu Perlak, kayu yang memiliki
berkualitas tinggi untuk bahan pembuatan kapal. Hasil alamnya ini yang kemudian menarik para
pedagang dari Gujarat, Arab, dan India untuk datang hingga membuat Kerajaan Perlak
berkembang menjadi bandar niaga atau pusat perdagangan yang maju. Kondisi ini juga
mendorong adanya perkawinan antara para saudagar muslim dengan penduduk setempat, yang
akhirnya membuat Perlak menjadi pusat penyebaran Islam di nusantara. Kerajaan Perlak
kemudian mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin
Malik Muhammad Amin II (1230-1267 M).

17
7
Yatim, Badri, Sejarah Islam di Indonesia, (Jakarta: Depag, 1998).hlm. 11

18
Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat, terutama dalam bidang
pendidikan Islam dan perluasan dakwah.

2.5 Masa Keruntuhan Kerajaan Perlak


Ada beberapa faktor kemunduran dari Kesultanan Peureulak. Faktor yang Pertama, adanya
pertentangan aliran Syiah dan Sunni. Pada akhir pemerintahan Sultan ke III, Sultan Alaiddin
Maulana Sayyid Abbas Syah, kerajaan atau kesultanan Peureulak mulai muncul adanya
persengketaan. Dengan adanya Peristiwa ini menyebabkan popularitas dari kesultanan Peureulak
sedikit menurun. Persengketaan ini muncul diawali ketika pulangnya salah seorang keluarga
Meurah Peureulak dari Mekah yaitu Meurah Abdul Kadir Syah. Ia merupakan tokoh yang
bermazhab Syafi‘i dan beraliran paham Sunni. Maka dari itu, muali timbulah persengketaan antara
kedua paham tersebut Sunni dan Syiah, yang sudah lama memerintah Peureulak. Peristiwa
persengketaan ini terus berlanjut hingga sampai pada masa pemerintahan Sultan Sayyid Maulana
Ali Mughayat Syah. Dengan adanya persengketaan ini mengakibatkan daerah Perlak mau tidak
mau harus dibagi menjadi dua daerah Untuk mengatasi masalah ini. Daerah Pertama, Perlak
bahagian Baroh (Utara) yang berada dalam kekuasaan Sayyid Maulana ber ibukotakan Bandar
Khalifah. Daerah perlak yang Kedua, Perlak bahagian Tunong (Selatan) yang berada di bawah
kepemimpinan Makhdum Meurah Abdul Kadir Syah dan pusat pemerintahannya berada di Bandar
Tualang.

Pada masa itu, kerajaan Islam Peureulak telah dibagi menjadi dua Utara dan Selatan atau
yang biasa disebut sebagai Peureulak Daratan dan Peureulak Pesisir dan yang diperintah oleh dua
Dinasti, masing-masing Dinasti Aziziyah dan Dinasti Makhdum dengan didasarkan oleh Meurah

Abdul Kadir Syah. Pada masa pemerintahan Makhdum Abdul Malik Syah Johan Berdaulat dari
tahun 966-973 M, Sultan Perlak ke VII, terjadi lagi peristiwa huru-hara. Tetapi ia mampu
menyelesaikan masalah atau konflik ini dengan suatu perjanjian damai yang disebut Perjanjian
Alue Meuh, pada 10 Muharram 353 H/963 M. Isi dari perjanjian tersebut Ada empat yakni :

• Pertama, kedua belah pihak tidak boleh angkat senjata.

• Kedua, Dinasti ‘Aziziyah memerintah Perlak Baroh.

• Ketiga, Dinasti Makhdum memerintah Perlak Tunong.

• Keempat, hubungan luar negeri harus di bawah satu pimpinan, dalam hal ini
19
diserahkan kepada Sultan ‘Abdul Malik Syah.

20
Dengan adanya perjanjian ini, Peureulak akhirnya dapat diselamatkan dari perpecahan dan
kehancuran.

Faktor kedua dari penyebab kemunduran kerajaan perlak adalah adanya serangan dari
Kerajaan Sriwijaya. Penyerangan yang dilakukan oleh kerajaan Sriwijaya ke Peureulak disebabkan
ketika Sultan Peureulak menolak permintaan Sriwijaya agar kerajaan Peureulak tunduk di bawah
kekuasaan sriwijya dan membayar upeti. Tim Sejarah Aceh Timur mengutip isi surat penolakan
tersebut dari kitab Idhar al-Haq fi Mamlakatil Peureulak karangan Abu Ishak al-Makarany al-Pasy.
Butiran surat tersebut seperti berikut: Paduka Tuan Sriwijaya, Telah maklum adanya surat Paduka
Tuan, sayang kami tidak dapat kabulkan permintaan Paduka Tuan. Tidak sah hukumnya kami orang
Islam harus tunduk kepada agama Budha, bila perang diperlukan kami menanti.

Kemakmuran yang didapatkan oleh negeri Peureulak membuat Maharaja kerajaan Sriwijaya
di Palembang Sumatera Selatan menyerangnya pada tahun 375 H/ 988 M, ditambah lagi karena iri
hati Sriwijaya atas perkembangan Islam di Peureulak dengan begitu cepat. Pada hari Ahad bulan
Zulhijjah 377 H., Sultan Alaiddin Sayyid Maulana Mahmud Syah di Peureulak Baroh meninggal dunia
akibat serangan tersebut. Dengan itu kerajaan Peureulak dikuasai sepenuhnya oleh Sultan

Makhdum Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat di Peureulak Tunong dan terus menentang Sriwijaya.

Faktor berikutnya ialah karena adanya Ketidakstabilan politik internal, terutama pada
kerajaan yang terpaksa dibagi menjadi Peureulak Tunong dan Peureulak Baroh menjadi salah satu
satu faktor penyebab kerajaan Islam Peureulak menjadi melemah. Peperangan dengan Sriwijaya
yang berjalan selama tiga tahun menjadi faktor kedua kerajaan Perlak mundur. Perang ini berakhir
dengan Sriwijaya terpaksa meninggalkan Peureulak dan pulang ke Palembang untuk menghadapi
ancaman serangan Dharma Wangsa Raja Mataram dan serangan Indra Cola dari India. Dengan
berakhirnya pendudukan Sriwijaya ke atas Peureulak, kerajaan dapat disatukan kembali.

Raja terakhir yang memerintah Peureulak ialah Sultan Makhdum Malik Abdul Aziz Syah
662692 H/1263-1292 M. Walaupun masih bisa bertahan tetapi kondisinya semakin lemah. Hingga
selanjutnya kerajaan Perlak disatukan menjadi federasi di bawah kerajaan Samudera Pasai di
Geudong Aceh Utara pada abad ke 7 H/13 M.42 Dengan demikian keberadaan dan kebesaran

21
kerajaan atau kesultanan Peureulak sebagai pusat pemerintahan utama sudah bergeser ke
Samudera Pasai di Geudong Aceh Utara.

2.6 Peninggalan Dari Kerajaan Perlak


Sebelum runtuhnya kerajaan Perlak, pada masa pemerintahan Sultan ke 18 bernama Sultan
Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan, Kesultanan Perlak disatukan dengan Kerajaan
Samudra Pasai. Penggabungan kedua kerajaan Islam ini dilakukan melalui pernikahan Putri
Ganggang yang dikawinkan dengan Raja Pasai, yakni Al Malik Al-Saleh. Berikut ini beberapa
sumber sejarah kerajaan Perlak, meliputi :

1. Naskah Hikayat Aceh

Pada isi naskah hikayat Aceh, dijelaskan bahwa berdirinya kesultanan Perlak dibawah sultan
pertamanya bernama Alauddin Syah. Ia memerintah pada tahun 1161 hingga 1186 masehi.
Kemudian salah satu makam sultan Perlak yang berhasil ditemukan yaitu makam Sulaiman bin
Abdullah. Ia wafat pada tahun 608 H atau sekitar 1211 masehi.

2. Buku Zhufan Zhi

22
Buku ini ditulis oleh Zhao Rugua (seorang pemeriksa pabean di kota Quanzhu, China). Isi
buku yang ditulis pada tahun 1225 ini mengutip catatan dari seorang ahli Geografi bernama Chou
Ku- Fei. Bahwasanya pada tahun 1178 terdapat negeri Islam yang jaraknya 5 hari perjalanan
pelayaran dari Jawa.

Negeri Islam yang dimaksud adalah Perlak, hal ini karena ia juga menyatakan bahwasanya jarak
dari Pulau Jawa ke Brunei memakan waktu sekitar 15 hari. Pendapat ini diperkuat oleh catatan
Marco Polo. Dalam catatannya, setelah pulang dari China pada tahun 1291 ia singgah di negeri
Ferlec. Di negeri ini sudah banyak pemeluk agama Islam.

3. Mata Uang Kerajaan Perlak

Sumber sejarah kerajaan Perlak selanjutnya adalah peninggalan mata uang. Mata uang
kerajaan ini dibuat dengan bahan emas, perak dan tembaga. Peninggalan kerajaan perlak ini dapat
menjadi bukti bahwasanya kerajaan Islam ini telah maju. 4. Makam Raja

23
Seperti kerajaan-kerajaan Islam lainnya, salah satu bukti sejarah kerajaan Perlak juga berasal
dari makam raja-rajanya. Salah satu makam yang berhasil ditemukan di tepi Sungai Ternggulon ini
diperkirakan makam raja Benoa. Dalam batu nisan makam ini terdapat tulisan Arab. Benoa
merupakan negara bagian dari kesultanan Perlak.

5. Stempel Kerajaan

Stempel kerajaan Perlak yang berhasil ditemukan bertuliskan kalimat "AL Wasiq Billah
Kerajaan Negeri Bendahara Sanah 512". Negeri Bendahara sendiri merupakan bagian dari
kesultanan Perlak.

2.7 Sejarah Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai


Sesuai dengan cerita dari hikayat Raja-raja Pasai, menceritakan tentang pendirian Pasai oleh
Marah Silu, yang sebelumnya ia menggantikan raja Sultan Malik al-Nasser. Marah Silu sebelumnya
berada pada suatu daerah yang disebut dengan Semerlanga yang kemudian ia naik tahta dan
memiliki gelar Sultan Malik as-Saleh, ia wafat pada tahun 696 H atau 1297 M. Dalam Hikayat Raja-
raja Pasai maupun Sulalatus Salatin nama Pasai dan Samudera telah dipisahkan dikarenakan kedua
nama ini merujuk pada dua daerah yang berbeda, namun dalam catatan Tiongkok nama-nama
24
tersebut tidak

25
dibedakan sama sekali. Sementara Marco Polo dalam kisahnya mencatat beberapa daftar kerajaan
yang berada di pantai timur Pulau Sumatera pada waktu itu, dari selatan ke utara terdapat nama
Ferlec (Perlak), Basma dan Samara (Samudera).8

Sesudah Pemerintahan Sultan Malik as-Saleh kemudian dilanjutkan kekuasaan oleh putranya
Sultan Muhammad Malik az-Zahir dari perkawinannya dengan putri Raja Perlak. Pada masa
pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir, koin emas digunakan sebagai mata uang telah
diperkenalkan di Pasai, seiring bertambah pesat pertumbuhan kerajaan a Pasai dijadikan pasai
sebagai salah satu daerah perdagangan sekaligus tempat pengembangan dakwah agama Islam.
Kurang lebih pada tahun 1326 Sultan Muhammad Malik az-Zahir wafat, dan digantikan oleh
anaknya yang bernsama Sultan Mahmud Malik az-Zahir dan beliau memerintah sampai tahun 1345.

Pada masa pemerintahannya, ia dikunjungi oleh Ibn Batuthah, menceritakan bahwa sultan di negeri
Samatrah (Samudera) menyambutnya dengan penuh keramahan, dan penduduknya menganut
Mazhab Syafi'i.

pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik az-Zahir putra Sultan Mahmud Malik azZahir,
datang serangan dari Majapahit pada tahun 1345 dan 1350, sehingga menyebabkan Kesultanan Pasai
kembali bangun dibawah pimpinan Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir tahun 1383, dan
memerintah sampai tahun 1405. Dalam cerita Cina ia juga dikenal dengan nama Tsai-nuli-a-pi-ting-
ki, dan diberitahukan ia tewas ditangan Raja Nakur. Setelah pemerintahan Kesultanan Pasai
dilanjutkan oleh istrinya Sultanah Nahrasiyah.

Armada Cheng Ho yang memimpin kurang lebih 208 kapal mengunjungi Pasai berturut turut
pada tahun 1405, 1408 dan 1412. Sesuai denngan laporan perjalanan Cheng Ho yang dicatat oleh
para pembantunya seperti Ma Huan dan Fei Xin. Secara geografis Kesultanan Pasai dideskripsikan
memiliki batasan wilayah dengan pegunungan tinggi disebelah selatan dan timur, serta jika terus ke
arah timur bersamaan batasannya dengan Kerajaan Aru, sebelah utara dengan laut, sebelah barat
bersamaan batasannya dengan dua kerajaan, Nakur dan Lide. Sedangkan jika terus ke arah barat
berjumpa dengan kerajaan Lambri (Lamuri) yang dikatakan pada waktu itu memiliki jarak tembuh 3
hari 3 malam dari Pasai. Dalam kunjungan tersebut Cheng Ho juga menyampaikan hadiah dari
Kaisar Cina, Lonceng Cakra Donya. Pada tahun 1434 Sultan Pasai mengirim saudaranya yang
dikenal dengan

8
“Kesultanan Samudera Pasai” https://p2k.um-surabaya.ac.id/ind/2-3053-2942/Kerajaan-
26
SamuderaPasai_41818_um-surabaya_p2k-um-surabaya.html (diakses pada 5 november 2021, pukul 08.45).

27
nama Ha-li-zhi-han namun beliau belum sempat ke pasa sudah wafat di Beijing cina. Kaisar Xuande
dari Dinasti Ming mengutus Wang Jinhong ke Pasai untuk menyampaikan berita tersebut.9

2.8 Aspek Kehidupan Kerajaan Samudra Pasai

1) Kehidupan Eknomi Kerajaan Samudera Pasai


Kehidupan Eknomi masyakarat Kerajaan Samudera Pasai berkaitan dengan perdagangan dan
pelayaran. Hal itu disebabkan karena letak Kerajaan Samudera Pasai yang dekat dengan Selat
Malaka yang menjadi jalur pelayaran dunia saat itu. Samudra Pasai memanfaatkan Selat Malaka
yang menghubungkan Samudra Pasai — Arab — India — Cina. Samudra Pasai juga menyiapkan
bandarbandar dagang yang digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya,
mengurus masalah perkapalan, mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri,
dan menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.

Pasai merupakan kota dagang, mengandalkan lada sebagai komoditi andalannya, dalam
catatan Ma Huan disebutkan 100 kati lada dijual dengan harga perak 1 tahil. Dalam perdagangan
Kesultanan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini
disebut Deureuham (dirham) yang dibuat 70% emas murni dengan berat 0,60 gram, diameter 10 mm,
mutu 17 karat.

Sementara masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali
setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah penduduknya
memiliki tinggi rata-rata 2,5 meter disekat menjadi beberapa bilik, dengan lantai terbuat dari
bilahbilah kayu kelapa atau kayu pinang yang disusun dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan
tikar rotan atau pandan.10

2) Kehidupan Politik Kerajaan Samudera Pasai


Setelah resmi menjadi kerajaan Islam (kerajaan bercorak Islam pertama di Indonesia),
Samudera Pasai berkembang pesat menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai.
Pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, Cina serta daerah di sekitarnya banyak berdatangan di
Samudera Pasai.

9
SAMSUL BAHRI, “KerajaanKerajaan Islam di Nusantara sebelum kedatangan Bangsa Eropa”, Sejarah Peradaban
Islam, 2017. Hal.2
10
Subagjahamara,”sejarah islam di indonesia “https://www.harapanrakyat.com/2020/06/sejarah-islam-di-indonesia/

28
(diakses pada 5 november 2021)

29
Samudera Pasai setelah pertahanannya kuat segera meluaskan kekuasaan ke daerah
pedalaman, meliputi Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang, Benua,
Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai. Dalam rangka islamisasi,
Sultan Malik al Saleh menikah dengan putri Raja Perlak.

Sultan Malik al Saleh mangkat pada tahun 1297 dan dimakamkan di Kampung Samudera
Mukim Blang Me dengan nisan makam berciri Islam. Jabatan Sultan Pasai kemudian diteruskan oleh
putranya, Sultan Malik al Thahir. Sultan ini memiliki dua orang putra, yaitu Malik al Mahmud dan
Malik al Mansur. Ketika masih kecil, keduanya diasuh oleh Sayid Ali Ghiatuddin dan Sayid
Asmayuddin. Kedua orang putranya itulah yang kemudian mewarisi takhta kerajaan. Sementara itu,
kedua pengasuhnya itu diangkat menjadi perdana menteri. Ibu kota kerajaan pernah dipindahkan ke
Lhok seumawe.

Sepeninggal Sultan Malik al-Saleh, Samudra Pasai diperintah oleh Malik al-Zahir I (1297 —
1302). Ia sering mendapat sebutan Sultan Muhammad. Pada masa pemerintahannya, tidak banyak
yang dilakukan. Kemudian takhta digantikan oleh Ahmad yang bergelar Al Malik az-Zahir II. Pada
masanya, Samudra Pasai dikunjungi oleh Ibnu Batutah, seorang utusan dari Delhi yang sedang
mengadakan perjalanan ke Cina dan singgah di sana. Menurut Ibnu Batutah, Samudra Pasai memiliki
armada dagang yang sangat kuat. Baginda raja yang bermazhab Syafi'i sangat kuat imannya sehingga
berusaha menjadikan Samudra Pasai sebagai pusat agama Islam yang bermazhab Syafi'i.

Pada abad ke-16, bangsa Portugis memasuki perairan Selat Malaka dan berhasil menguasai
Samudera Pasai pada 1521 hingga tahun 1541. Selanjutnya wilayah Samudera Pasai menjadi
kekuasaan Kerajaan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam. Waktu itu yang menjadi raja
di Aceh adalah Sultan Ali Mughayat.

3) Kehidupan Sosial Kerajaan Samudera Pasai


Para pedagang asing yang singgah di Malaka untuk sementara menetap beberapa lama untuk
mengurusi perdagangan mereka. Dengan demikian, para pedagang dari berbagai bangsa itu bergaul
selama beberapa lama dengan penduduk setempat. Kesempatan itu digunakan oleh pedagang Islam
dari Gujarat, Persia, dan Arab untuk menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, kehidupan sosial
masyarakat dapat lebih maju, bidang perdagangan dan pelayaran juga bertambah maju.

30
Kerajaan Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam. Hal itu terbukti terjadinya
perubahan aliran Syiah menjadi aliran Syafi’i di Samudera Pasai ternyata mengikuti perubahan di
Mesir. Pada saat itu di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari Dinasti Fatimah yang
beraliran

Syiah kepada Dinasti Mameluk yang beraliran Syafi’i. Aliran syafi’i dalam perkembangannya di
Pasai menyesuaikan dengan adatistiadat setempat sehingga kehidupan sosial masyarakatnya
merupakan campuran Islam dengan adat istiadat setempat.

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan
hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial
masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
(Dahulu Samudera Pasai) mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.

2.9 Masa Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai


Setelah raja Nizamuddin Al Kamil wafat, kerajaan samudera pasai telah beberapa kali
dipimpin oleh raja-raja yang juga memberikan pengaruhnya terhadap kerajaan dan masyarakat
sekitar. Diantaranya raja-raja yang pernah memerintah, ada beberapa raja yang perannya cukup
besar hingga membuat Kerajaan Samudera Pasai mengalami masa kejayaan.

Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297)

Pada tahun 1267, Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Meurah Silu dengan gelar Sultan
Malik Al-Saleh. Di masa pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai berhasil menguasai Selat
Malaka yang pada saat itu menjadi pusat perdagangan internasional dengan komoditas lada
sebagai salah satu komoditas ekspor utamanya. Selain lada, Kerajaan Samudera Pasai juga
mengekspor sutra dan kapur barus.

Sultan Muhammad Az-Zahir (1297-1326)

Setelah Sultan Malik Al-Saleh wafat pada tahun 1297, kepemimpinan Kerajaan Samudera
Pasai dilanjutkan oleh anaknya, yaitu Sultan Muhammad Malik Az-Zahir. Sultan Muhammad Malik
Az-Zahir untuk pertama kalinya memperkenalkan koin emas atau dirham sebagai mata uang. Mata
uang dirham secara resmi digunakan dalam perdagangan di Kerajaan Samudera Pasai pada tahun

31
1297. Mata uang ini berupa kepingan emas yang memiliki diameter 10 mm dan berat sekitar 0,6

32
gram. Sisi atas bertuliskan Muhammad Malik Al-Zahir dan sisi bawah bertuliskan Al-Sultan aladil
yang artinya 'sultan harus memberi keadilan terhadap masyarakat'.

Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326-1345)

Pada tahun 1326, kerajaan SamuderaPasai diteruskan oleh Sultan Mahmud Malik Az-Zahir.
Di masa pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai begitu terkenal sebagai kerajaan dagang yang
maju. Di tempat ini, banyak dijumpai pedagang dari India dan Tiongkok yang membeli
rempahrempah, terutama lada. Selain itu, di Kerajaan Samudera Pasai terdapat beberapa jenis
barang dari Tiongkok yang dapat dibeli pedagang tanpa harus berlayar ke Tiongkok.

Dan dapat dikata kejayaan yang begitu jaya atau puncak kejayaan pada masa kerajaan samudera
pasai ketika berada dibawah kepemimpinan atau kekuasaan Mahmud Malik Az Zahir.11

2.10 Masa Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai


Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan samudera pasai mengalami kemunduran :

a. Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara yaitu pada tahun 1339 Patih Majapahit
Gajah Mada menyerang Samudera Pasai namun belum berhasil mengalahkan Samudra Pasai
pada waktu itu.

b. Berdirinya Pelabuhan Malaka yang letaknya lebih strategis dibandingkan dengan Samudra
Pasai hal ini membuat para pedagang atau saudagar yang berasal dari luar negeri beralih ke
Bandar Malaka yang lebih strategis.

c. Setelah Sultan Malik at Tahir meninggal tidak ada pengganti yang cakap dan terkenal
sehingga penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan Aceh.

Tidak selamanya kerajaan mengalami kejayaan, pasti akan ada masanya kerajaan akan runtuh
dan mengalami kemunduran. Seperti halnya dengan Kerajaan Samudera Pasai. Pada tahun 1521

11
Aldita prafitasari,”Sejarah Masa kejayaanKerajaan Samudera Pasai”
https://adjar.grid.id/read/542708099/sejarahmasa-kejayaan-hingga-runtuhnya-kerajaan-samudera-pasai?page=all
(diakses pada 5 november 2021)

33
ketika di bawah pimpinan Sultan Zain Al-Abidin, Pada tahun 1349 Sultan Ahmad bahian syah
Malik al Tohir meninggal dunia dan digantikan oleh putranya, tidak banyak diketahui
bagaimana pemerintahan pada masa Sultan Zainal Abidin namun menjelang akhir abad ke-14
Samudra Pasai mengalami kekacauan yang diakibatkan adanya perebutan kekuasaan, yang
diungkapkan dari Berita Cina pemberontakan dilakukan oleh sekelompok orang yang ingin
memberontak kepada pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai. Maka dari itu pemberontakan ini
menyebabkan beberapa pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai sehingga terjadi perang saudara
yang mengakibatkan pertumpahan darah.

Pada tahun 1524, akhirnya Kerajaan Samudra Pasai dimasukkan ke dalam


wilayah Kerajaan Aceh Darussalam. Hal tersebut dibuktikan dengan dipindahkan
"Lonceng Cakra
Donya" milik Kerajaan Samudera Pasai ke Kerajaan Aceh Darussalam. "Pada abad ke15
Kerajaan Samudera Pasai kehilangan kekuasaan perdagangan atas Selat Malaka, dan kemudian
dikacaukan Portugis pada tahun 1511-20".12

2.11 Peninggalan Dari Kerajaan Samudra Pasai


Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan bercorak Islam di Sumatera yang pernah berkuasa
dari abad ke-13 hingga abad ke-16. Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Marah Silu, yang
setelah menjadi raja bergelar Sultan Malik Al-Saleh. Kerajaan ini berhasil berkembang pesat dan
menjadi pusat perdagangan karena letaknya yang sangat strategis berada di dekat Selat Malaka,
atau lebih tepatnya di Kota Lhokseumawe, Aceh. Raja terkenal yang kemudian berhasil
membawa Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan adalah Sultan Mahmud Malik Az
Zahir, yang berkuasa antara 1326-1345 M.

Kejayaan kerajaan ini dapat dilihat dari aktivitas perdagangan yang maju dan ramai,
menggunakan koin emas sebagai alat pembayaran, dan menjadi pusat perkembangan agama Islam.
Setelah beberapa abad berkuasa, Kerajaan Samudera Pasai runtuh pada abad ke-16 karena beberapa
sebab. Kerajaan Samudera Pasai menyisakan beberapa peninggalan yang kemudian digunakan oleh
para ahli sebagai sumber sejarah.13

12
Aldita prafitasari,”Sejarah Masa kejayaanKerajaan Samudera Pasai”
https://adjar.grid.id/read/542708099/sejarahmasa-kejayaan-hingga-runtuhnya-kerajaan-samudera-pasai?page=all
(diakses pada 5 november 2021)

34
“Cagar Budaya dan Memori Kolektif: Membangun Kesadaran Sejarah Masyarakat Lokal Berbasis Peninggalan Cagar
13

Budaya di Aceh Bagian Timur”,Mozaik Humaniora,Edisi 20, 8 Juni 2020. Hal 13-14

35
Berikut ini beberapa peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
1. Makam Sultan Malik Al-Saleh

Kerajaan Samudera Pasai meninggalkan jejak berupa beberapa makam dengan batu nisan
yang indah bentuknya. Salah satunya adalah makam Sultan Malik Al-Saleh atau Marah Silu, pendiri
sekaligus raja pertama Kerajaan Samudera Pasai. Makam dengan angka 1297 M ini diklaim sebagai
batu nisan tertua yang ditemukan. Batu nisan pada makam Sultan Malik Al-Saleh menunjukkan
bukti adanya pengaruh Islam dari Gujarat di Samudera Pasai.

2. Makam Sultanah Nahrasiyah

Makam Sultanah Nahrasiyah terletak di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan Samudera.
Pada batu nisan ratu pertama Kerajaan Samudera Pasai ini, terdapat kaligrafi yang berisi kutipan
Surat Yasin dan Ayat Kursi. Nisan Sultanah Nahrasiyah yang sangat megah didatangkan langsung
dari Kamboja. Selain makam Sultan Malik Al-Saleh dan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera

36
Pasai juga meninggalkan beberapa makam raja lainnya. Seperti contohnya Makam Sultan
Muhammad Malik Al Zahir dan makam putranya, Sultan Mahmud Malik Az Zahir.

3. Lonceng Cakra Donya Lonceng

Cakra Donya adalah peninggalan Kerajaan Samudera Pasai yang diperkirakan dibuat pada
1409 M. Lonceng setinggi 125 cm dan lebar 75 cm ini berupa mahkota besi berbentuk stupa.
Lonceng Cakra Donya diduga sebagai hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudera Pasai.

4. Dirham peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Samudera Pasai merupakan kerajaan makmur yang telah mengeluarkan mata uang sebagai
alat pembayaran, yaitu uang dirham yang terbuat dari emas. Dirham Kerajaan Samudera Pasai
pertama kali dikeluarkan pada periode pemerintahan raja keduanya, yaitu Sultan Muhammad Malik
Al Zahir. Koin berbahan emas yang menjadi alat pembayaran ini kemudian diperkenalkan oleh
orang-orang kerajaan kepada bandar perdagangan di nusantara, seperti bandar Malaka. Atas dasar
37
mata uang emas

38
yang pernah ditemukan pula, dapat diketahui pula beberapa nama raja yang pernah memerintah di
Kerajaan Samudera Pasai.

5. Hikayat Raja-Raja Pasai

Hikayat Raja-Raja Pasai adalah karya dalam Bahasa Melayu yang diperkirakan ditulis pada
abad ke-14. Isi karya sastra ini menceritakan tentang Kerajaan Samudera Pasai, termasuk mimpi
Marah Silu yang bertemu Nabi Muhammad kemudian mengislamkannya.

2.12 Peran Kerajaan Samudra Pasai dan Kerajaan Perlak dalam menyebarkan
islam Peran Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan samudra pasai mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Asia
Tenggara Khususnya Indonesia. Peran kesultanan Samudra Pasai dalam perkembangan Islam di
Indonesia antara lain menjadi tempat berkumpulnya pedagang dari bangsa Arab,Persia,India
sehingga mata pencarian masyarakat adalah berdagang dan juga berlayar.Jalur Perdagangan
khususnya dilaut selat Malaka merupakan jalur yang sangat strategis hal ini juga menyebabkan
Samudra Pasai memiliki pusat perdagangan serta pelabuhan besar yang berfungsi sebagai :

• Tempat singgah untuk mencari perbekalan.

• Tempat memperbaiki kapal.

• Tempat untuk malakukan transaksi jual beli keluar negeri.

• Tempat menyimpan stok makanan yang akan dikirim ke daerah lain.

39
Selain dalam bidang perdagangan dan pelayaran,kerajaan Samudra Pasai juga berkontribusi dalam
mengirimkan ulama mubaliq yang diutus untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa dan
mereka memiliki banyak hubungan dengan beragam Kerajaan Islam terutama dengan Malaka.

Peran Kerajaan Perlak

Islam terus berkembang di Perlak pada abad ke XIII Masehi melebihi dari derah yang lain di
Sumatra.Hakikat tersebut dilihat dan diakui oleh Marco Polo seorang pengembara Itali yang tiba di
Sumatra dalam tahun 1292 Masehi yang mengatakan bahwa dimasa itu Sumatra terbagi dala delapan
buah kerajaan yang semuanya menyembah berhala kecuali sebuah raja yaitu Perlak berpegang teguh
dengan Islam.Berkata Perlak selalu didatangi oleh saudagar-sudagar Saracen (Muslimin) yang
membawa penduduk bandar ini memeluk Undang-Undang Muhammad.Perkataan Marcopolo
menunjukkan bahwa Perlak di abad ke XIII M itu sebuah pusat perniagaan yang maju di Nusantara
dan menjadi tumpuan saudagar muslimin sama ada orang-orang Arab,maka dari itu menjadikan Perlak
sebuah Pusat Pancaran sinar Islam di Nusantara.

40
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Datangnya Islam ke Indonesia yang memunculkan berbagai perbedaan pendapat dan sudut
pandang yang menyebabkan munculnya beragam teori-teori masuknya Islam di

Indonesia.Berdasarkan tempat ada lima teori tentang masuknya Islam Ke Nusantara,yaitu :

• Teori Arab
• Teori Cina
• Teori Persia
• Teori India
Kerajaan perlak berdiri d indonesia pada abad ke-3 H atau abad ke- 9 M. Kesultanan Perlak
merupakan kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara yang berdiri pada tanggal 1 Muharam 225 H
atau 804 M. Kesultanan ini terletak di wilayah Perlak, Aceh Timur, Nangroe Aceh Darussalam,
Indonesia. Kesultanan Peureulak adalah kerajaan Islam di Asia Tenggara yang berkuasa di sekitar
wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh sekarang antara tahun 840 sampai dengan tahun 1292.

Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan
kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam
ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan
Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat
nama Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu
setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29
tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan
Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.

Kerajaan samudra pasai mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Asia
Tenggara Khususnya Indonesia. Peran kesultanan Samudra Pasai dalam perkembangan Islam di
Indonesia antara lain menjadi tempat berkumpulnya pedagang dari bangsa Arab,Persia,India
sehingga mata pencarian masyarakat adalah berdagang dan juga berlayar.Jalur Perdagangan
khususnya dilaut selat Malaka merupakan jalur yang sangat strategis hal ini juga menyebabkan
41
Samudra Pasai memiliki pusat perdagangan serta pelabuhan besar.
Peran kerajaan perlak dalam menyebarkan islam Islam terus berkembang di Perlak pada abad ke
XIII Masehi melebihi dari derah yang lain di Sumatra.Hakikat tersebut dilihat dan diakui oleh Marco
Polo seorang pengembara Itali yang tiba di Sumatra dalam tahun 1292 Masehi yang mengatakan
bahwa dimasa itu Sumatra terbagi dala delapan buah kerajaan yang semuanya menyembah berhala
kecuali sebuah raja yaitu Perlak berpegang teguh dengan Islam

3.2 Saran
Dengan mempelajari dan memahami sejarah-sejarah kerajan islam maupun sejarah kerajaan-
kerajaan lainnya yang ada di indonesia. Dengan adanya peninggalan-peninggalan dari kerajaan-
kerajaan terdahulu kita dapat mengetahui serta dapat mempelajari sejarah masa lampau, sejarah
bagaimana masuknya islam di nusantara dan bagamana berdrinya kerajaan-kerajaan di nuantara.

42
DAFTAR
PUSTAKA

Muchsin, M. A. (2019). Kesultanan Peureulak dan Diskursus Titik Nol Peradaban Islam Nusantara.
Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies, 2(2), 218-238.

Nursyarief, A. (2014). Pendidikan Islam di Indonesia dalam Lintasan Sejarah (Perspektif Kerajaan
Islam). Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 17(2), 256-271.

Cagar Budaya dan Memori Kolektif: Membangun Kesadaran Sejarah Masyarakat Lokal Berbasis
Peninggalan Cagar Budaya di Aceh Bagian Timur. (8 Juni 2020). Mozaik Humaniora,
12-25.

MARIANA, M. (2013). TEORI TENTANG PROSES MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN


ISLAM KE INDONESIA. Bekasi : Politeknik Negeri Media Kreatif.

Muchsin, M. A. (VOL. 2 NO. 2 JULI-DESEMBER 2018). KESULTANAN PEUREULAK DAN


DISKURSUS TITIK NOL PERADABAN. JOURNAL OF CONTEMPORARY
ISLAM AND MUSLIM SOCIETIES, 218-238.

PULUNGAN, P. D. (2017). SEJARAH PERADABAN ISLAM DAN PENGEMBANGANNYA


SEBELUM KEDATANGAN BANGSA EROPA . SEJARAH PERADABAN ISLAM,

1-17.

Rahayu Permana, S. M. (2010). SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA . 1-25.

Syafrizal, A. (Volume 2Nomor 2Desember2015). SEJARAH ISLAM NUSANTARA. Islamuna, 1-


19.

syarief, a. n. (2014). pendidikan islam di indonesia dalam lintas sejarah (perspektif kerajaan islam).
Lentera Pendidikan, 256-271.

Yatim, B. (1998). Sejarah Islam di Indonesia. jakarta: Departemen Keagamaan.

Subagja hamarah “ sejarah peradapan islam” https://www.harapanrakyat.com/2020/06/sejarahislam-


di-indonesia/ di akses 3november 2021.

43
44

Anda mungkin juga menyukai