Guru Pengampu :
Siti Mardiyah, S.Ag
Disusun Oleh :
Ayunda Eva Aulina (6)
Dewi Lestari (10)
Fitria Azka Sabila (13)
Jenni Dwi Yunitasari (15)
Nabita Sheva Raya Anindy (19)
Rizki Tri Lestari (24)
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan petunjuk yang diberikan-Nya sehingga
tugas makalah Kelompok 2 Sejaraah Kebudayaaan Islam 9B dengan judul “Makalah Kerajaan Islam di
Pulau Jawa” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat sebagai kewajiban
untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa pihak sehingga
memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari teman-teman dan guru.
Akhir kata kami berharap semoga isi dari makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
siapa saja yang membacanya, terutama teman-teman MTsN 5 Trenggalek.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai masa kejayaan, kemunduran, serta kehidupa kerajaan-kerajaan Islam di pulau Jawa!
2. Siapa nama raja di kerajaan tersebut?
3. Sebutkan beberapa peninggalan kerajaan tersebut!
C. Tujuan Makalah
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di
atas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Menjelaskan Kerajaan Demak.
2. Menjelaskan Kerajaan Pajang.
3. Menjelaskan Kerajaan Banten.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. KERAJAAN DEMAK
Kerajaan Demak atau Kasultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan yang
berdiri pada awal abad ke-16 ini didirikan oleh Raden Patah. Kerajaan Demak terletak di daerah Demak,
Jawa Tengah. Pada awalnya, Demak merupakan wilayah kadipaten yang tunduk pada kekuasaan
Majapahit. Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam di bawah kepemimpinan Raden
Patah dengan adanya peran sentral Wali Songo. Periode kepemimpinan Raden Patah adalah fase awal
semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa.
4
Sunan Prawata (berkuasa 1546-1549 M)
Sunan Prawata merupakan putra dari Sultan Trenggono. Suksesi Sultan Trenggana yang berlangsung
mendadak akibat kematiannya ternyata tidak berlangsung mulus.
Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berupaya untuk menduduki kekuasaan mengalahkan Sunan
Prawata yang merupakan putra Trenggana. Sunan Prawata kemudian membunuh Surowiyoto dan
menduduki kekuasaan.
Akan tetapi, karena insiden tersebut menyebabkan surutnya dukungan terhadap kekuasaannya. Ia
memindahkan pusat kekuasaan Demak ke wilayahnya di Prawoto, Pati, Jawa Tengah. Ia hanya berkuasa
selama satu tahun, ketika Arya Penangsang putra dari Surowiyoto melakukan pembunuhan terhadap
Prawata pada 1547.
5
2. KERAJAAN PAJANG
Kerajaan Pajang adalah salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa yang terletak di daerah perbatasan
Desa Pajang, Kota Surakarta, dan Desa Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Kerajaan Pajang
berdiri pada tahun 1568 dan runtuh pada 1587. Pendiri Kerajaan Pajang adalah Sultan Hadiwijaya atau
dikenal juga sebagai Jaka Tingkir. Pajang merupakan kerajaan bercorak Islam pertama di Jawa yang
letaknya berada di pedalaman.
6
3. Kehidupan Politik Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang ini bisa dikatakan sebagai kerajaan bekas dari Demak. Hal ini karena sejarah
berdirinya Kerajaan Pajang tidak bisa dipisahkan dari Kerajaan Demak. Pendiri Kerajaan Pajang adalah
Joko Tingkir yang kala itu berhasil menumpas Aryo Penangsang. Aryo Penangsang sendiri adalah raja di
Demak yang tidak diinginkan oleh peihak keluarga besar Demak. Dari sini kemudian keluarga meminta
bantuan Joko Tingkir untuk menyingkirkan Aryo Penangsang. Setelah berjalannya waktu, Kerajaan
Demak runtuh maka Joko Tingkir kemudian menggeser pusat pemerintahan di Demak ke Pajang yang
sekaligus menjadi penanda berdirinya Kerajaan Islam Pajang. Kehidupan politik Kerajaan Pajang ini
sebenarnya mulai mapan dan stabil. Namun disayangkan perjalanan Kerajaan Islam Pajang tidak cukup
lama karena beberapa konflik yang terjadi. Kerajaan Pajang sendiri berpusat di Jawa Tengah bekas
Kerajaan Demak lebih tepatnya yaitu di daerah Kartasura dekat Surakarta atau Solo. Kerajaan Pajang ini
sebenarnya meski muncul belakangan, pernah juga disebut oleh Hayam Wuruk dalam kitab
Negarakertagama. Pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, kerajaan Pajang dan kerajaan Demak sudah
disinggung di dalam kitab tersebut.
7
5. Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Pajang
Meski Kerajaan Pajang merupakan salah satu Kerajaan Islam di Jawa, namun pengaruh tradisi Hindu
masih kentara. Sehingga beberapa kebudayaan pun masih ada yang menggunakan tradisi-tradisi Hindu.
Masyarakat di Pajang juga masih banyak yang menjalankan beberapa tradisi yang sudah turun temurun
dari nenek moyang mereka. Pada masa kejayaan Kerajaan Pajang, terjadi akulturasi budaya antara Hindu
dan Islam yang kuat. Bahkan, kemunculan Kerajaan Pajang ini juga banyak yang menafsirkan
kembalinya kekuasaan Islam kejawen dari Islam ortodok.
Jaka Tingkir
Jaka Tingkir atau Hadiwijaya memerintah dari tahun 1568 – 1583. Raja pemberani tersebut lahir di
Pengging, daerah di lereng Gunung Merapi. Ia merupakan cucu dari Sunan Kalijaga yang berasal dari
Kadilangun. Jaka Tingkir mempunyai nama kecil Mas Krebet.Nama tersebut ia dapatkan karena
kelahirannya bertepatan dengan adanya pertujukan wayang beber di rumahnya. Saat remaja, ia
memperoleh nama Jaka Tingkir. Jaka Tingkir menikah dengan puteri dari Sultan Trenggana, Raja
Kerajaan Demak. Setelah berhasil menggulingkan Arya Penangsang, ia diangkat menjadi Raja Demak.
Gelar “Hadiwijaya” ia dapatkan. Hadiwijaya lalu memindahkan pemerintahan ke Pajang dan sukses
mendirikan Kerajaan Pajang. Ia berhasil menyebarkan ajaran Islam di daerah-daerah selatan Jawa.
Wilayah kekuasaanya juga meluas sampai ke Jawa Timur.
Arya Pengiri
Arya Pengiri naik tahta menjadi Raja Pajang menggantikan Hadiwijaya. Ia memimpin dari 1583 – 1586.
Namun pada masa di tangannya, Kerajaan Pajang mengalami kemunduran. Ia kurang bijaksana dalam
memimpin. Karena hal itu, pemerintahannya diserang oleh persekutuan antara Pengeran Benawa dan
Sutawijaya Mataram pada 1588. Arya Pangiri pun lengser. Kekuasaan Pajang kemudian diperintah oleh
Pangeran benawa.
8
Pangeran Benawa
Pangeran Benawa menduduki tahta Kerajaan Pajang setelah menggulingkan Arya Pengiri. Ia memerintah
dari 1586 – 1587. Pada masa pemerintahannya ia menjali kerjasama yang baik dengan Kerajaan
Mataram. Pangeran Benawa hanya memerintah selama satu tahun, kemudian wafat. Sesuai keinginannya,
Kerajaan Pajang kemudian diambil alih oleh Sutawijaya Mataram.
Gagak Bening
Selepas Pangeran Benawa mangkat, Pajang berada di bawah Matara. Namun Pajang tetap memiliki raja,
yakni Gagak Bening. Gagak Bening merupakan seorang Pangeran dari Mataram. Saat memerintah,
Gagak Bening gencar melakukan perombakan dan perluasan istana. Namun Gagak bening hanya
memimpin sebentar dari 1587 – 1591.
Pangeran Benawa II
Setelah wafatnya Gagak Bening, pemerintahan Pajang dipegang oleh Pangeran Benawa II, yang
merupakan cucu Sultan Hadiwijaya. Pangeran Benawa memimpin Pajang di usia yang muda. Masa
pemerintahannya berjalan biasa-biasa saja tanpa masalah. Baru pada 1617-1618, banyak pihak
mendukung agar Pajang melepaskan diri dari Mataram. Pangeran Benawa II kemudian mengerahkan
pasukan untuk menyerang Mataram. Namun serangan tersebut justru membuat Pajang kalah dan hancur.
9
C. KERAJAAN BATEN
Kerajaan Banten adalah kerajaan Islam yang berada di Pulau Jawa, tepatnya di Tanah Sunda,
Provinsi Banten. Dengan lokasinya yang strategis, sehingga Demak diuntungkan dan menjadi penguasa
jalur pelayaran dan perdagangan. Kerajaan Banten berdiri pada tahun 1526 M. Syarif Hidayatullah atau
Sunan Gunung Jati merupakan pendiri Kerajaan Banten. Meskipun sebagai pendiri, ia tidak pernah
menjabat sebagai raja. Justru raja pertama Banten adalah Sultan Maulana Hasanuddin yang merupakan
anak dari Sunan Gunung Jati. Sultan Hasanuddin memimpin kekuasaan sejak 1552-1570 M.
10
Meski Sultan Abu Nashar Abdul Qahar atau Sultan Haji diangkat menjadi raja, tetapi pengangkatan
tersebut disertai beberapa persyaratan yang tertuang dalam Perjanjian Banten. Sejak saat itu, Kesultanan
Banten tidak lagi memiliki kedaulatan dan penderitaan rakyat semakin berat. Dengan kondisi demikian,
sangat wajar apabila masa pemerintahan Sultan Haji dan sultan-sultan setelahnya terus diwarnai banyak
kerusuhan, pemberontakan, dan kekacauan di segala bidang. Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC
berlangsung hingga awal abad ke-19. Untuk mengatasi hal itu, pada 1809 Gubernur Jenderal Daendels
menghapus Kesultanan Banten.
11
6. Sultan Ageng Tirtayasa atau Abu al-Fath Abdul Fattah (1651-1683 M).
7. Sultan Abu Nashar Abdul Qahar atau Sultan Haji (1683-1687 M).
8. Sultan Abu al-Fadhi Muhammad Yahya (1687-1690 M).
9. Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainulabidin (1690-1733 M).
10. Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin (1733-1750 M).
11. Sultan Syarifuddin Ratu Wakil atau Pangeran Syarifuddin (1750-1752 M).
12. Sultan Abu al-Ma’ali Muhammad Wasi atau Pangeran Arya Adisantika (1752-1753 M).
13. Sultan Abu al-Nasr Muhammad Arif Zainulsyiqin (1753-1773 M).
14. Sultan Aliyuddin atau Abu al-Mafakhir Muhammad Aliyuddin (1773-1799 M).
15. Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin (1799-1801 M).
16. Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin (1801-1802 M).
17. Sultan Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803 M).
18. Sultan Aliyuddin II atau Abu al-Mafakhir Muhammad Aqiluddin (1803-1808 M).
19. Sultan Wakil Pangeran Suramenggala (1808-1809 M)
20. Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin (1809-1816 M)
12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jawa adalah wilayah yang dahulunya banyak terdapat kerajaan-kerajaan. Kehadiran Islam di pesisir
utara pulau Jawa dapat dibuktikan berdasarkan arkeologi, hikayat, legenda, serta berita-berita asing.
Islamisasi yang terjadi di daerah pesisir utara Jawa dari bagian timur-barat lambat laun menghasilkan
munculnya kerajaan Islam, mulai dari kerajaan Demak ke barat yaitu Banten, dan ke pedalaman muncul
kerajaan Pajang, dll.
B. Saran
Setelah beberapa paparan dan kesimpulan yang dijabarkan, saran yang dapat penulis sampaikan yaitu
semoga dengan mengetahui sejarah perkembangan Islam di Jawa kita dapat menghormati dan
menghargai hasil jerih payah mereka dalam menegakkan Islam di daerah Jawa walaupun harus berkorban
nyawa dalam memerangi Belanda yang pernah menguasai daerah-daerah di Kalimantan.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.romadecade.org/kerajaan-demak/#
https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6084921/kerajaan-demak-sejarah-raja-raja-masa-kejayaan-
dan-keruntuhannya
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/170622379/raja-raja-kerajaan-banten
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/28/162417479/kerajaan-banten-sejarah-masa-kejayaan-
kemunduran-dan-peninggalan?
page=all&jxconn=1*19m56vo*other_jxampid*aE92aXFPNDZ2M1hRQjdCc3ptdnhyU2VjRG1FQTB
4ZlNNVW1vY0pkRGo5UjFBbkl4eURoN2tYcWUzYnNaeUUtaQ..#page2
https://sejarahindonesiadahulu.blogspot.com/2017/03/sejarah-kerajaan-pajang-kehidupan.html?m=1
https://voi.id/memori/41020/sumber-sejarah-kerajaan-pajang-raja-raja-runtuhnya-dan-peninggalan-
peninggalan
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/27/180847079/kerajaan-pajang-pendiri-raja-raja-
kemunduran-dan-peninggalan?
page=all&jxconn=1*1dag277*other_jxampid*aE92aXFPNDZ2M1hRQjdCc3ptdnhyU2VjRG1FQTB4
ZlNNVW1vY0pkRGo5UjFBbkl4eURoN2tYcWUzYnNaeUUtaQ..#page2
14