Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEJARAH

“KERAJAAN DEMAK”

DISUSUN OLEH:
1. BILBINNA ANNIZAR
2. HANIATUL MASRURAH
3. MARDHATILLAH HALQI
4. MUHAMMAD AHSAN NASSIH
5. REYSYA WAFA NUQLI
6. SYELFY DWI FITRI

SMA NEGERI 1 TELUK KUANTAN


TP 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih. Kami panjatkan
puji syukur karena telah memudahkan kami dalam membuat makalah ini. Tak
lupa kami sampaikan terima kasih atas hidayah dan rahmat-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kerajaan Demak.”
Makalah ini telah kami buat secara maksimal dan mendapatkan data yang
cukup sehingga dapat menyusun makalah ini dengan baik. Untuk itu
kami berterima kasih pada anggota kelompok karena telah berusaha mendapatkan
data-data ini dengan baik dan telah berkontribusi dengan baik dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari para pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
kami ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca sekalian.

Teluk Kuantan, 11 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
ABSTRAK...............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah................................................................................6
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1 Kehidupan Politik.................................................................................7
2.1.1 Raden Fatah.......................................................................................7
2.1.2 Adipati Unus.......................................................................................9
2.1.3 Sultan Trenggana..............................................................................10
2.2 Kehidupan Ekonomi............................................................................10
2.3 Kehidupan Sosial..................................................................................11
2.4 Kehidupan Budaya dan Peninggalan Kerajaan Demak...................11
2.5 Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak................................15
BAB III PENUTUP.................................................................................................17
3.1Kesimpulan.............................................................................................17
3.2 Saran...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

3
ABSTRAK

Makalah sederhana ini membahas tentang Kerajaan Demak, terutama tentang proses
bagaimana sejarah berdirinya kerajaan Demak, siapa tokoh yang menjadi pelopor berdirinya
Kerajaan ini, bagaimana kehidupan ekonomi politik dan sosial budaya Kerajaan ini, serta apa
penyebab runtuhnya Kerajaan ini. Untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut, maka perlu
di ungkap terlebih dahulu latar belakang berdirinya Kerajaan ini sampai bisa menjadi Kerajaan
yang besar dan berpengaruh, sehingga dapat dijadikan landasan untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Kajian ini dibuat untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang Kerajaan
Demak. Berdasarkan penelaahan dan pengetahuan saya sendiri, makalah ini merumuskan
bahwa proses mendirikan kerajaan serta memajukan kehidupan masyarakatnya telah melalui
proses dan perjuangan yang sangat lama, serta jerih payah yang dilakukan para raja-raja
Kerajaan Demak pada masa itu, terutama Parameswara yang merupakan pendiri kerajaan
Demak ini.

Kata kunci: Kerajaan Demak, Sejarah, Politik

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demak adalah kesultanan atau kerajaan Islam pertama di pulau
Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun
1478, Raden Patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat
sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini
didapatkan dari Walisanga,yang terdiri atas sembilan orang ulama besar,
pendakwah Islam paling awal dipulau Jawa.

Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah


oleh Prabu Kerabumi . Para wali kemudian sepakat untuk
menobatkan RadenPatah menjadi Sultan Demak Bintoro yang pertama.
Atas bantuan daerah-daerah lain yang sudah lebih dahulu
menganut Islam seperti Jepara, Tuban dan Gresik, Raden patah sebagai
adipati Islam di Demak memutuskan ikatan dengan Majapahit saat itu,
Majapahit memang tengah berada dalam kondisi yang sangat lemah.
Dengan proklamasi itu, Raden Patah menyatakan kemandirian Demak
dan mengambil gelar Sultan Syah Alam Akbar.

Letak kerajaan Demak berada di tepi pantai utara Pulau Jawa.


Kerajaan ini sering dikunjungi pedagang-pedagang Islam dan pedagang
asing untuk membeli beras, madu, lilin dan lain-lain. Sampai abad ke 15,
Demak di bawah kekuasaan Majapahit. Akan tetapi setelah Majapahit
mundur, Demak berkembang pesat sebagai tempat penyebaran
agama Islam dan tempat perdagangan yang ramai. Sebagai penguasa
pertama adalah Raden Fatah. Selain menjadi penguasa (bupati), Raden
Fatah juga sebagai penyiar agama Islam. Raden Fatah memisahkan
diri dari Majapahit sekitar tahun 1500.Dengan bantuan para wali,
Raden Fatah mendirikan kerajaan Islam yang pertama di Pulau Jawa
yaitu kerajaan Demak.

5
Kerajaan Demak menjalankan sistem pemerintahan teokrasi,
yaitu pemerintahan yang berdasarkan pada agama Islam. Kerajaan
Demakmemperluas kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-
kerajaan pesisir Pulau Jawa, seperti Lasem, Tuban, Sedayu, Gresik,
Cirebon dan Banten.
Cepatnya kota Demak berkembang menjadi pusat perniagaan dan
lalulintas serta pusat kegiatan pengislaman tidak lepas dari andil masjid
Agung Demak. Dari sinilah para wali dan raja dari Kesultanan Demak
mengadakan perluasan kekuasaan yang dibarengi oleh kegiatan dakwah
Islam ke seluruh Jawa.
Masjid agung Demak sebagai lambang kekuasaan bercorak
Islam adalah sisi tak terpisahkan dari kesultanan Demak Bintara.
Kegiatan walisanga yang berpusat di Masjid itu. Di sanalah tempat
kesembilan wali bertukar pikiran tentang soal-soal keagamaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kehidupan politik Kerajaan Demak?
2. Bagaimana kehidupan ekonomi Kerajaan Demak?
3. Bagaimana kehidupan sosial Kerajaan Demak?
4. Bagaimana kehidupan budaya Kerajaan Demak?
5. Bagaimana keruntuhan Kerajaan Demak?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas
seputar Kerajaan Demak dan menjawab rumusan masalah, di
antaranya untuk mengetahui :
1. Kehidupan politik Kerajaan Demak
2. Kehidupan ekonomi Kerajaan Dema
3. Kehidupan sosial Kerajaan Demak
4. Kehidupan budaya dan peninggalan Kerajaan Demak
5. Faktor keruntuhan Kerajaan Demak

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kehidupan Politik
Ketika kerajaan Majapahit mulai mundur, banyak bupati yang ada di
daerah pantai utara Pulau Jawa melepaskan diri. Bupati-bupati itu
membentuk suatu persekutuan di bawah pimpinan Demak. Setelah
kerajaan Majapahit runtuh, berdirilah kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam
pertama dipulau Jawa. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak
adalah sebagai berikut :
2.1.1 Raden Fatah
Pada awal abad ke 14, Kaisar Yan Lu dari Dinasti Ming di China
mengirimkan seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai
tanda persahabatan kedua negara. Putri yang cantik jelita dan pintar
ini segera mendapat tempat istimewa di hati raja. Raja Brawijaya sangat
tunduk kepada semua kemauan sang putri jelita, hingga membawa
banyak pertentangan dalam istana Majapahit. Pasalnya sang putri telah
berakidah tauhid. Saat itu, Brawijaya sudah memiliki permaisuri yang
berasal dari Champa (sekarang bernama Kamboja), masih kerabat Raja
Champa.
Sang permaisuri memiliki ketidakcocokan dengan putri
pemberian Kaisar yan Lu. Akhirnya dengan berat hati raja menyingkirkan
putri cantik ini dari istana. Dalam keadaan mengandung, sang putri
dihibahkan kepada Adipati Palembang, Arya Damar. Dari rahim putri cina
inilah Raden Patah lahir. Nama kecil Raden Patah adalah pangeran
Jimbun. Pada masa mudanya raden patah memperoleh pendidikan
yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik. 20 tahun lamanya
ia hidup di istana Adipati Palembang. Sesudah dewasa ia kembali ke
Majapahit.
Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah.
Saat memasuki usia belasan tahun, raden patah bersama adiknya
berlayar ke Jawa untuk belajar di Ampel Denta. Mereka mendarat di
pelabuhan Tuban pada tahun 1419 M. Patah sempat tinggal beberapa lama
di ampel Denta, bersama para saudagar muslim ketika itu. Di sana
pula ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina, yaitu laksamana

7
Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam Poo
Tai-jin, seorang panglima muslim.
Raden Fatah mendalami agama Islam bersama pemuda-
pemuda lainnya, seperti raden Paku (Sunan Giri), Makhdum
Ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan Drajat). Setelah
dianggap lulus, Raden Patah dipercaya menjadi ulama dan membuat
permukiman di Bintara. Ia diiringi oleh Sultan Palembang, Arya Dilah 200
tentaranya. Raden Patah memusatkan kegiatannya di Bintara, karena
daerah tersebut direncanakan oleh Walisanga sebagai pusat kerajaan Islam
di Jawa.
Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan
raja terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V.
Setelah dewasa, Raden Fatah diangkat menjadi bupati di Bintaro (Demak)
dengan Gelas Sultan Alam Akbar al-Fatah.
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah
pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena
memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan
makanan, terutama beras. Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi
kerajaan agraris-maritim. Barang dagangan yang diekspor kerajaan Demak
antara lain beras, lilin dan madu. Barang-barang itu diekspor ke
Malaka, Maluku dan Samudera Pasai.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan kerajaan
Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi
dan beberapa daerah di Kalimantan. Di samping itu, kerajaan
Demak juga memiliki pelabuhan –pelabuhan penting seperti Jepara,
Tuban, Sedayu, Jaratan, dan Gresik yang berkembang menjadi
pelabuhan transito (penghubung).
Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat
penyebaran agama Islam. Jasa para Wali dalam penyebaran agama Islam
sangatlah besar, baik di pulau Jawa maupun di daerah-daerah di luar pulau
Jawa, seperti di daerah Maluku yang dilakukan oleh Sunan Giri, di daerah
Kalimantan Timur yang dilakukan oleh seorang penghulu dari Demak yang
bernama Tunggang Parangan.

8
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak
yang proses pembangunan masjid itu di bantu oleh para wali atau sunan.
Raden Fatah tampil sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Ia
menaklukkan kerajaan Majapahit dan memindahkan seluruh benda
upacara dan pusaka kerajaan Majapahit ke Demak. Tujuannya, agar
lambang kerajaan Majapahit tercermin dalam kerajaan Demak.
Ketika kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun
1511M, Hubungan Demak dan Malaka terputus. Kerajaan Demak merasa
dirugikan oleh Portugis dalam aktivitas perdagangan. Oleh karena itu,
tahun 1513 Raden Fatah memerintahkan Adipati Unu memimpin pasukan
Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Serangan itu belum berhasil,
karena pasukan Portugis jauh lebih kuat dan persenjataannya
lengkap. Atas usahnya itu Adipati Unus mendapat julukan Pangeran
Sabrang Lor.

2.1.2 Adipati Unus


Setelah Raden Fatah wafat, Tahta kerajaan Demak dipegang
oleh Adipati Unus. Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521
M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia
meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang
Putera mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu pasukan
Demak menyerang Portugis di Malaka. Setelah Adipati Unus meninggal,
Tahta kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan
Trenggana.
Sejak tahun 1509 Adipati Unus anak dari Raden Patah, telah bersiap
untuk menyerang Malaka. Namun pada tahun 1511 telah didahului
Portugis. Tapi adipati unus tidak mengurungkan niatnya, pada tahun
1512 Demak mengirimkan armada perangnya menuju Malaka. Namun
setalah armada sampai dipantai Malaka, armada pangeran sabrang lor
dihujani meriam oleh pasukan Portugis yang dibantu oleh menantu sultan
Mahmud, yaitu Sultan Abdullah raja dari Kampar. Serangan kedua
dilakukan pada tahun 1521 oleh pangeran sabrang lor atau Adipati
Unus. Tetapi kembali gagal, padahal kapal telah direnovasi dan
menyesuaikan medan.
Selain itu, dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia
menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindu, yang pada saat
itu sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis.
Adipati Unus (Patih Yunus) wafat pada tahun 938 H/1521 M.

9
2.1.3 Sultan Trenggana
Sultan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546
M. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa
kejayaan. Sultan Trenggana berusaha memperluas daerah
kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M
kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah
pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain
Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini
bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan
Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak
pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti nama
Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh).
Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M itu kemudian
diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur,
Sultan Trenggana memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa
Timur berhasil dikuasai, seperti Madiun, Gresik, Tuban dan Malang. Akan
tetapi ketika menyerang Pasuruan 953 H/1546 M Sultan Trenggana
gugur. Usahanya untuk memasukkan kota pelabuhan yang kafir itu ke
wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal. Dengan demikian, maka
Sultan Trenggana berkuasa selama 42 tahun. Di masa jayanya, Sultan
Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari Sunan gunung jati,
Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam
seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu
setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.
Raden Patah merupakan Sultan yang terkenal dari kerajaan Demak
ini.

2.2 Kehidupan Ekonomi


Perekonomian Demak berkembang ke arah perdagangan maritim dan
agraris. Ambisi Kerajaan Demak menjadi negara maritim diwujudkan dengan
upayanya merebut Malaka dari tangan Portugis, namun upaya ini ternyata
tidak berhasil. Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di
Nusantara cukup ramai, Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito.
Penghubung daerah penghasil rempah-rempah dan memiliki sumber
penghasilan pertanian yang cukup besar. Demak dalam bidang ekonomi,

10
berperan penting karena mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan
sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Selain itu, perdagangannya
juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras, madu, dan lilin.
Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Dengan
demikian, kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik. Sebagai
negara maritim, Demak menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau
transito antara daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka
dan dari Malaka kemudian dibawa para pedagang menuju kawasan
barat. Berkembangnya perekonomian Demak di samping faktor dunia
kemaritiman, juga faktor perdagangan hasil-hasil pertanian.

2.3 Kehidupan Sosial


Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan
teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma
atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Hasil
kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan
Islam. Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang
masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan
lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak
selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki
keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu
bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal).
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali
Sanga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa
Kerajaan Demak. Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik
minat masyarakat agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau
kebudayaan yang terus dipelihara sampai sekarang.

2.4 Kehidupan Budaya dan Peninggalan Kerajaan Demak


Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan
dengan Islam. Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang
masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan
lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung
Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki
keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa
kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal).Selain
Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali Sangajuga

11
meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak.
Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat
masyarakat agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau
kebudayaan yang terus dipelihara sampai sekarang.

Peninggalan Kerajaan Demak diantaranya :


2.4.1 Masjid Agung Demak
Peninggalan Kerajaan Demak yang paling besar dan masih
ada sampai sekarang adalah Masjid Agung Demak. Masjid
Demak ini dibangun dan diprakarsai oleh beberapa anggota dari
Walisongo terutama Sunan Kalijaga. Lokasi Masjid Demak ini berada di
tengah pusat kota Demak. Sampai saat ini, ada banyak sekali para
peziarah yang datang untuk menyaksikan sisa-sisa sejarah Kejayaan
Kerajaan Islam Demak. Di Masjid Agung Demak ini selain
menyaksikan keindahan arsitektur bangunan Masjid Demak, juga
bisa melihat dan berziarah di beberapa makam para tokoh termasuk
raja Kerajaan Demak.

2.4.2 Soko Tatal dan Soko Guru


Soko tatal dan soko guru adalah termasuk juga sebagai peninggalan
Kerajaan Demak yang sekaligus bisa dijadikan sebagai sumber
berita sejarah Kerajaan Demak. Menurut ceritanya, soko tatal adalah soko
masjid Demak yang terbuat dari sobekan kayu sisa pembuatan Masjid
Demak. Soko tatal adalah karya dari Sunan Kalijogo dengan
daya kelebihan magisnya. Banyak yang menganggap karena
kesaktian Sunan Kalijogo kemudian soko tatal ini bisa dibuat, namun
ada juga yang menganggap bahwa soko tatal adalah sebuah simbol
persatuan masyarakat yang begitu kuat.

12
13
2.4.3 Situs Kolam Wudlu
Situs kolam wudlu dibuat seiring berdirinya bangunan Masjid
Demak. Situs ini dahulunya digunakan sebagai tempat berwudlu para santri
atau Musyarif yang berkunjung ke Masjid untuk melaksanakan sholat.
Namun, saat ini situs tersebut sudah tidak digunakan lagi untuk
berwudlu dan hanya boleh dilihat sebagai benda peninggalan sejarah.

2.4.4 Maksurah
Maksurah adalah dinding berukir kaligrafi tulisan Arab yang
menghiasi bangunan Masjid Demak. Maksurah tersebut dibuat
sekitar tahun 1866 Masehi, tepatnya pada saat Aryo Purbaningrat
menjabat sebagai Adipati Demak. Adapun tulisan dalam kaligrafi tersebut
bermakna tentang ke Esa-an Allah.

2.4.5 Piring Campa


Piring Campa merupakan pemberian dari seorang putri dari atau bisa
disebut juga ibu dari Raden Patah. Piring campa jumlahnya ada 65 buah.

14
Sebagian di tempelkan sebagai hiasan di dinding masjid, dan sebagian lain
di tempelkan di tempat lain.

2.4.6 Upacara Syawalan


Upacara syawalan merupakan upacara tradisional masyarakat Demak yang
tinggal di sekitar pantai, yaitu berupa upacara sedekah laut.
Penyelenggaraan upacara syawalan ini dilakukan pada tanggal 7 Syawalan 7 hari
setelah hari raya Idul Fitri dan bertempat di sekitar Muara sungai Gerebeg
Besar, acara syawalan ini belum masuk dalam agenda pariwisata Jawa
Tengah. Sebagian besar yang datang pada peringatan acara syawalan ini
adalah masyarakat yang tinggal di sekitar muara sungai tuntang dan daerah-
daerah lainnya di kabupaten Demak. Ada pula yang datang dari daerah di luar
kabupaten Demak misalnya Semarang, Kudus ,dan daerah lainnya. Acara
syawalan ini tidak semeriah acara Grebeg Besar.

15
2.4.7 Upacara Grebeg Besar
Perayaan grebeg besar dirayakan setiap satu tahun satu kali, yaitu
pada tanggal 10 bulan Zulhijah atau bulan haji. Seminggu sebelum acara pokok
dimulai, di alun-alun Demak diadakan pasar malam. Acara persiapan
dilakukan 9 Zulhijah atau malam tanggal 10 Zulhijah, yaitu berupa
acara persiapan untuk acara puncak pada tanggal 10 Zulhijah disiang hari.
Upacara persiapan tersebut dilakukan di Masjid Agung Demak dan di Kadilangu.

Acara persiapan yang dilakukan di Masjid Agung Demak adalah


berupa iring-iringan tumpeng yang berjumlah Sembilan (sebagai simbol Wali
Sanga), dari pendopo kabupaten ke Masjid Agung Demak tumpeng sembilan
tersebut diiringi oleh tabuhan rebana dan salawatan. Acara iring-iringan
tumpeng sembilan ini diselenggarakan sejak tahun 1974 oleh Pemerintah
daerah Kabupaten Demak.

2.5 Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak


Setelah wafatnya Sultan Trenggana menimbulkan kekacauan politik yang
hebat di keraton Demak. Negeri-negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan
diri dan tidak mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul
pertengkaran antara para waris yang saling berebut Tahta. Orang yang seharusnya
menggantikan kedudukan Sultan Trenggana adalah pangeran Sekar Seda
IngLepen. Namun, ia dibunuh oleh pangeran Prawoto yang berharap dapat
mewarisi Tahta kerajaan. Arya Penangsang anak laki-laki pangeran Sekar Seda
Ing Lepen ,tidak tinggal diam karena ia merasa lebih berhak mewarisi Tahta
Demak. Pangeranprawoto dengan beberapa pendukungnya berhasil dibunuh oleh

16
Arya panagsang dan Arya Penangsang berhasil naik Tahta. Akan tetapi, Arya
Penangsang tidak berkuasa lama yang kemudian direbut atau dikalahkan oleh
Jaka Tingkir yang dibantu oleh Ki Gede Pemanahan dan putranya Sutawijaya,
serta Ki Gede Pemanahan naik Tahta dan penobatan dilakukan oleh Sunan Giri.
Setelah menjadi raja, ia bergelar Sultan Hadiwijaya serta memindahkan pusat
pemerintahannya dari Demak ke Pajang pada tahun 1568.
Sultan Hadiwijaya sangat menghormati orang-orang yang telah berjasa.
Terutama orang-orang yang dahulu membantu pertempuran melawa Arya
Panagsang . Kyai Ageng Pemanahan mendapat tanah Mataram dan Kyai penjawi
diberi tanah di Pati. Keduanya menjadi bupati di daerah tersebut.
Sutawijaya, putra Kyai Ageng Pamanahan diangkat menjadi putra angkat
karena jasanya dalam menaklukkan Arya Penangsang. Ia pandai dalam
bidang keprajuritan. Setelah Kyai Ageng Pamanahan wafat pada tahun 1575,
Sutawijaya di anggaran menjadi penggantinya.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan Demak dirikan Raden Fatah, putra dari raja Brawijaya V dengan
seorang putri Champa sekitar tahun 1500 M. Setelah berhasil
mengalahkan Majapahit dan memindahkan seluruh perangkat Kerajaan ke
Demak. Raja Demak terletak di daerah Bintoro atau Gelagahwangi yang
sebelumnya merupakan daerah Kadipaten dibawa kekuasaan Majapahit.
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di tanah Jawa dan
berkuasa selama hampir setengah abad sebelum runtuh dan berganti nama
menjadi Pajang. Kerajaan Demak mencapai kejayaan pada masa sultan
Trenggono, Kejayaan ini terlihat dari kemajuan di bidang ekonomi, sosial, politik,
dan kebudayaan. Di bidang ekonomi Demak merupakan negara yang
menjadi daerah penghasil beras dan penghubung jalur perdagangan Nusantara.
Di bidang sosial dan politik, kerajaan Demak memiliki daerah kekuasaan yang
luas dan menjadi pusat penyebaran Islam. Di bidang kebudayaan kerajaan Demak
menjadi pelopor dari lahirnya karya sastra Jawa yang berakulturasi dengan
budaya Islam. Kerajaan Demak runtuh akibat perebutan kekuasaan dan
pembalasan dendam di antara para penerus kerajaan tersebut, yaitu antara
Arya Penangsang, putra pangeran Sekar Ing Seda Lepen dengan Sunan
Prawoto, anak dari Sultan Trenggono. Bangsa Indonesia harus belajar dari
sejarah kerajaan Demak jika tidak ingin hancur, bukan tidak mungkin jika para
penguasa negeri ini melakukan kesalahan yang sama maka nasib negeri ini akan
seperti kerajaan Demak.

3.2 Saran
Keterbatasan informasi dan ketelitian penulis dalam menyusun makalah
ini menjadi sebab adanya kekurangan yang tidak dapat kami hindari. Oleh karena

18
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penambahan wawasan bagi para
penulis khususnya.

DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, Ratna. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X
Kelompok Wajib. [3Maret 2019]
Anonim. 2017. Makam Sunan Kalijaga, Lunturkan Kesaktian Pusaka
Bertuah. [Serial Online]. https://www.walisembilan.com/makam-sunan-
kalijaga-lunturkan-kesaktian-pusaka-bertuah/. [3 Maret 2019]
Joko, Puji. 2015. Makalah Kerajaan Demak Bintoro. [Serial
Online].
http://www.academia.edu/21502332/MAKALAH_KERAJAAN_DEMAK_BIN
TORO. [4 Maret 2019].
Widyaningsih, Arum. 2013. Runtuhnya Kerajaan Demak. [Serial
Online]. https://arumwidyaningsih.wordpress.com/2013/07/08/runtuhnya-
kerajaan-demak/amp/. [4 Maret 2019]
Dewanti, Ranti. 2015. Sejarah Kerajaan Demak. [Serial
Online]https://www.google.com/amp/s/rantidewanti.wordpress.com/2015/06/28
/sejarah-kerajaan-demak/amp/ [5 Maret 2019]
Indie, Marck. 2017. Sejarah Kerajaan Demak Lengkap. [Serial
Online.]http://sejarahkerajaandemaklengkap.blogspot.com/2017/04/sejarah-
dibalik-soko-tatal-masjid-demak.html. [6 Maret 2019].16

19

Anda mungkin juga menyukai