“KERAJAAN DEMAK”
DISUSUN OLEH:
1. BILBINNA ANNIZAR
2. HANIATUL MASRURAH
3. MARDHATILLAH HALQI
4. MUHAMMAD AHSAN NASSIH
5. REYSYA WAFA NUQLI
6. SYELFY DWI FITRI
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih. Kami panjatkan
puji syukur karena telah memudahkan kami dalam membuat makalah ini. Tak
lupa kami sampaikan terima kasih atas hidayah dan rahmat-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Kerajaan Demak.”
Makalah ini telah kami buat secara maksimal dan mendapatkan data yang
cukup sehingga dapat menyusun makalah ini dengan baik. Untuk itu
kami berterima kasih pada anggota kelompok karena telah berusaha mendapatkan
data-data ini dengan baik dan telah berkontribusi dengan baik dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari para pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
kami ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca sekalian.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
ABSTRAK...............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah................................................................................6
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7
2.1 Kehidupan Politik.................................................................................7
2.1.1 Raden Fatah.......................................................................................7
2.1.2 Adipati Unus.......................................................................................9
2.1.3 Sultan Trenggana..............................................................................10
2.2 Kehidupan Ekonomi............................................................................10
2.3 Kehidupan Sosial..................................................................................11
2.4 Kehidupan Budaya dan Peninggalan Kerajaan Demak...................11
2.5 Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak................................15
BAB III PENUTUP.................................................................................................17
3.1Kesimpulan.............................................................................................17
3.2 Saran...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
3
ABSTRAK
Makalah sederhana ini membahas tentang Kerajaan Demak, terutama tentang proses
bagaimana sejarah berdirinya kerajaan Demak, siapa tokoh yang menjadi pelopor berdirinya
Kerajaan ini, bagaimana kehidupan ekonomi politik dan sosial budaya Kerajaan ini, serta apa
penyebab runtuhnya Kerajaan ini. Untuk menjawab persoalan-persoalan tersebut, maka perlu
di ungkap terlebih dahulu latar belakang berdirinya Kerajaan ini sampai bisa menjadi Kerajaan
yang besar dan berpengaruh, sehingga dapat dijadikan landasan untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Kajian ini dibuat untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang Kerajaan
Demak. Berdasarkan penelaahan dan pengetahuan saya sendiri, makalah ini merumuskan
bahwa proses mendirikan kerajaan serta memajukan kehidupan masyarakatnya telah melalui
proses dan perjuangan yang sangat lama, serta jerih payah yang dilakukan para raja-raja
Kerajaan Demak pada masa itu, terutama Parameswara yang merupakan pendiri kerajaan
Demak ini.
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
Kerajaan Demak menjalankan sistem pemerintahan teokrasi,
yaitu pemerintahan yang berdasarkan pada agama Islam. Kerajaan
Demakmemperluas kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-
kerajaan pesisir Pulau Jawa, seperti Lasem, Tuban, Sedayu, Gresik,
Cirebon dan Banten.
Cepatnya kota Demak berkembang menjadi pusat perniagaan dan
lalulintas serta pusat kegiatan pengislaman tidak lepas dari andil masjid
Agung Demak. Dari sinilah para wali dan raja dari Kesultanan Demak
mengadakan perluasan kekuasaan yang dibarengi oleh kegiatan dakwah
Islam ke seluruh Jawa.
Masjid agung Demak sebagai lambang kekuasaan bercorak
Islam adalah sisi tak terpisahkan dari kesultanan Demak Bintara.
Kegiatan walisanga yang berpusat di Masjid itu. Di sanalah tempat
kesembilan wali bertukar pikiran tentang soal-soal keagamaan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kehidupan Politik
Ketika kerajaan Majapahit mulai mundur, banyak bupati yang ada di
daerah pantai utara Pulau Jawa melepaskan diri. Bupati-bupati itu
membentuk suatu persekutuan di bawah pimpinan Demak. Setelah
kerajaan Majapahit runtuh, berdirilah kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam
pertama dipulau Jawa. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak
adalah sebagai berikut :
2.1.1 Raden Fatah
Pada awal abad ke 14, Kaisar Yan Lu dari Dinasti Ming di China
mengirimkan seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai
tanda persahabatan kedua negara. Putri yang cantik jelita dan pintar
ini segera mendapat tempat istimewa di hati raja. Raja Brawijaya sangat
tunduk kepada semua kemauan sang putri jelita, hingga membawa
banyak pertentangan dalam istana Majapahit. Pasalnya sang putri telah
berakidah tauhid. Saat itu, Brawijaya sudah memiliki permaisuri yang
berasal dari Champa (sekarang bernama Kamboja), masih kerabat Raja
Champa.
Sang permaisuri memiliki ketidakcocokan dengan putri
pemberian Kaisar yan Lu. Akhirnya dengan berat hati raja menyingkirkan
putri cantik ini dari istana. Dalam keadaan mengandung, sang putri
dihibahkan kepada Adipati Palembang, Arya Damar. Dari rahim putri cina
inilah Raden Patah lahir. Nama kecil Raden Patah adalah pangeran
Jimbun. Pada masa mudanya raden patah memperoleh pendidikan
yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik. 20 tahun lamanya
ia hidup di istana Adipati Palembang. Sesudah dewasa ia kembali ke
Majapahit.
Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah.
Saat memasuki usia belasan tahun, raden patah bersama adiknya
berlayar ke Jawa untuk belajar di Ampel Denta. Mereka mendarat di
pelabuhan Tuban pada tahun 1419 M. Patah sempat tinggal beberapa lama
di ampel Denta, bersama para saudagar muslim ketika itu. Di sana
pula ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina, yaitu laksamana
7
Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam Poo
Tai-jin, seorang panglima muslim.
Raden Fatah mendalami agama Islam bersama pemuda-
pemuda lainnya, seperti raden Paku (Sunan Giri), Makhdum
Ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan Drajat). Setelah
dianggap lulus, Raden Patah dipercaya menjadi ulama dan membuat
permukiman di Bintara. Ia diiringi oleh Sultan Palembang, Arya Dilah 200
tentaranya. Raden Patah memusatkan kegiatannya di Bintara, karena
daerah tersebut direncanakan oleh Walisanga sebagai pusat kerajaan Islam
di Jawa.
Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan
raja terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V.
Setelah dewasa, Raden Fatah diangkat menjadi bupati di Bintaro (Demak)
dengan Gelas Sultan Alam Akbar al-Fatah.
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah
pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena
memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan
makanan, terutama beras. Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi
kerajaan agraris-maritim. Barang dagangan yang diekspor kerajaan Demak
antara lain beras, lilin dan madu. Barang-barang itu diekspor ke
Malaka, Maluku dan Samudera Pasai.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan kerajaan
Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi
dan beberapa daerah di Kalimantan. Di samping itu, kerajaan
Demak juga memiliki pelabuhan –pelabuhan penting seperti Jepara,
Tuban, Sedayu, Jaratan, dan Gresik yang berkembang menjadi
pelabuhan transito (penghubung).
Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan pusat
penyebaran agama Islam. Jasa para Wali dalam penyebaran agama Islam
sangatlah besar, baik di pulau Jawa maupun di daerah-daerah di luar pulau
Jawa, seperti di daerah Maluku yang dilakukan oleh Sunan Giri, di daerah
Kalimantan Timur yang dilakukan oleh seorang penghulu dari Demak yang
bernama Tunggang Parangan.
8
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak
yang proses pembangunan masjid itu di bantu oleh para wali atau sunan.
Raden Fatah tampil sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Ia
menaklukkan kerajaan Majapahit dan memindahkan seluruh benda
upacara dan pusaka kerajaan Majapahit ke Demak. Tujuannya, agar
lambang kerajaan Majapahit tercermin dalam kerajaan Demak.
Ketika kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun
1511M, Hubungan Demak dan Malaka terputus. Kerajaan Demak merasa
dirugikan oleh Portugis dalam aktivitas perdagangan. Oleh karena itu,
tahun 1513 Raden Fatah memerintahkan Adipati Unu memimpin pasukan
Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Serangan itu belum berhasil,
karena pasukan Portugis jauh lebih kuat dan persenjataannya
lengkap. Atas usahnya itu Adipati Unus mendapat julukan Pangeran
Sabrang Lor.
9
2.1.3 Sultan Trenggana
Sultan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546
M. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa
kejayaan. Sultan Trenggana berusaha memperluas daerah
kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M
kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah
pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain
Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini
bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan
Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak
pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti nama
Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh).
Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M itu kemudian
diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur,
Sultan Trenggana memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa
Timur berhasil dikuasai, seperti Madiun, Gresik, Tuban dan Malang. Akan
tetapi ketika menyerang Pasuruan 953 H/1546 M Sultan Trenggana
gugur. Usahanya untuk memasukkan kota pelabuhan yang kafir itu ke
wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal. Dengan demikian, maka
Sultan Trenggana berkuasa selama 42 tahun. Di masa jayanya, Sultan
Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari Sunan gunung jati,
Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam
seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu
setelah ia berhasil mengalahkan Majapahit.
Raden Patah merupakan Sultan yang terkenal dari kerajaan Demak
ini.
10
berperan penting karena mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan
sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Selain itu, perdagangannya
juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras, madu, dan lilin.
Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Dengan
demikian, kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik. Sebagai
negara maritim, Demak menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau
transito antara daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka
dan dari Malaka kemudian dibawa para pedagang menuju kawasan
barat. Berkembangnya perekonomian Demak di samping faktor dunia
kemaritiman, juga faktor perdagangan hasil-hasil pertanian.
11
meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak.
Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat
masyarakat agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau
kebudayaan yang terus dipelihara sampai sekarang.
12
13
2.4.3 Situs Kolam Wudlu
Situs kolam wudlu dibuat seiring berdirinya bangunan Masjid
Demak. Situs ini dahulunya digunakan sebagai tempat berwudlu para santri
atau Musyarif yang berkunjung ke Masjid untuk melaksanakan sholat.
Namun, saat ini situs tersebut sudah tidak digunakan lagi untuk
berwudlu dan hanya boleh dilihat sebagai benda peninggalan sejarah.
2.4.4 Maksurah
Maksurah adalah dinding berukir kaligrafi tulisan Arab yang
menghiasi bangunan Masjid Demak. Maksurah tersebut dibuat
sekitar tahun 1866 Masehi, tepatnya pada saat Aryo Purbaningrat
menjabat sebagai Adipati Demak. Adapun tulisan dalam kaligrafi tersebut
bermakna tentang ke Esa-an Allah.
14
Sebagian di tempelkan sebagai hiasan di dinding masjid, dan sebagian lain
di tempelkan di tempat lain.
15
2.4.7 Upacara Grebeg Besar
Perayaan grebeg besar dirayakan setiap satu tahun satu kali, yaitu
pada tanggal 10 bulan Zulhijah atau bulan haji. Seminggu sebelum acara pokok
dimulai, di alun-alun Demak diadakan pasar malam. Acara persiapan
dilakukan 9 Zulhijah atau malam tanggal 10 Zulhijah, yaitu berupa
acara persiapan untuk acara puncak pada tanggal 10 Zulhijah disiang hari.
Upacara persiapan tersebut dilakukan di Masjid Agung Demak dan di Kadilangu.
16
Arya panagsang dan Arya Penangsang berhasil naik Tahta. Akan tetapi, Arya
Penangsang tidak berkuasa lama yang kemudian direbut atau dikalahkan oleh
Jaka Tingkir yang dibantu oleh Ki Gede Pemanahan dan putranya Sutawijaya,
serta Ki Gede Pemanahan naik Tahta dan penobatan dilakukan oleh Sunan Giri.
Setelah menjadi raja, ia bergelar Sultan Hadiwijaya serta memindahkan pusat
pemerintahannya dari Demak ke Pajang pada tahun 1568.
Sultan Hadiwijaya sangat menghormati orang-orang yang telah berjasa.
Terutama orang-orang yang dahulu membantu pertempuran melawa Arya
Panagsang . Kyai Ageng Pemanahan mendapat tanah Mataram dan Kyai penjawi
diberi tanah di Pati. Keduanya menjadi bupati di daerah tersebut.
Sutawijaya, putra Kyai Ageng Pamanahan diangkat menjadi putra angkat
karena jasanya dalam menaklukkan Arya Penangsang. Ia pandai dalam
bidang keprajuritan. Setelah Kyai Ageng Pamanahan wafat pada tahun 1575,
Sutawijaya di anggaran menjadi penggantinya.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan Demak dirikan Raden Fatah, putra dari raja Brawijaya V dengan
seorang putri Champa sekitar tahun 1500 M. Setelah berhasil
mengalahkan Majapahit dan memindahkan seluruh perangkat Kerajaan ke
Demak. Raja Demak terletak di daerah Bintoro atau Gelagahwangi yang
sebelumnya merupakan daerah Kadipaten dibawa kekuasaan Majapahit.
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di tanah Jawa dan
berkuasa selama hampir setengah abad sebelum runtuh dan berganti nama
menjadi Pajang. Kerajaan Demak mencapai kejayaan pada masa sultan
Trenggono, Kejayaan ini terlihat dari kemajuan di bidang ekonomi, sosial, politik,
dan kebudayaan. Di bidang ekonomi Demak merupakan negara yang
menjadi daerah penghasil beras dan penghubung jalur perdagangan Nusantara.
Di bidang sosial dan politik, kerajaan Demak memiliki daerah kekuasaan yang
luas dan menjadi pusat penyebaran Islam. Di bidang kebudayaan kerajaan Demak
menjadi pelopor dari lahirnya karya sastra Jawa yang berakulturasi dengan
budaya Islam. Kerajaan Demak runtuh akibat perebutan kekuasaan dan
pembalasan dendam di antara para penerus kerajaan tersebut, yaitu antara
Arya Penangsang, putra pangeran Sekar Ing Seda Lepen dengan Sunan
Prawoto, anak dari Sultan Trenggono. Bangsa Indonesia harus belajar dari
sejarah kerajaan Demak jika tidak ingin hancur, bukan tidak mungkin jika para
penguasa negeri ini melakukan kesalahan yang sama maka nasib negeri ini akan
seperti kerajaan Demak.
3.2 Saran
Keterbatasan informasi dan ketelitian penulis dalam menyusun makalah
ini menjadi sebab adanya kekurangan yang tidak dapat kami hindari. Oleh karena
18
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penambahan wawasan bagi para
penulis khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, Ratna. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X
Kelompok Wajib. [3Maret 2019]
Anonim. 2017. Makam Sunan Kalijaga, Lunturkan Kesaktian Pusaka
Bertuah. [Serial Online]. https://www.walisembilan.com/makam-sunan-
kalijaga-lunturkan-kesaktian-pusaka-bertuah/. [3 Maret 2019]
Joko, Puji. 2015. Makalah Kerajaan Demak Bintoro. [Serial
Online].
http://www.academia.edu/21502332/MAKALAH_KERAJAAN_DEMAK_BIN
TORO. [4 Maret 2019].
Widyaningsih, Arum. 2013. Runtuhnya Kerajaan Demak. [Serial
Online]. https://arumwidyaningsih.wordpress.com/2013/07/08/runtuhnya-
kerajaan-demak/amp/. [4 Maret 2019]
Dewanti, Ranti. 2015. Sejarah Kerajaan Demak. [Serial
Online]https://www.google.com/amp/s/rantidewanti.wordpress.com/2015/06/28
/sejarah-kerajaan-demak/amp/ [5 Maret 2019]
Indie, Marck. 2017. Sejarah Kerajaan Demak Lengkap. [Serial
Online.]http://sejarahkerajaandemaklengkap.blogspot.com/2017/04/sejarah-
dibalik-soko-tatal-masjid-demak.html. [6 Maret 2019].16
19