Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KERAJAAN DEMAK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran SKI

Disusun oleh :

Kelompok :4
Ketua : Dini FR
Anggota : Diana Octaviani
M. bakti Malik
Kiki Saepul B

MTs. MATHLABUSSA’ADAH
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun judul makalah yang penulis ajukan adalah “KERAJAAN DEMAK”
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Dalam mempersiapkan, menyusun, dan
menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan dan hambatan
yang dihadapi.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan
dan kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang
bersifat membangun tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun
makalah di masa mendatang.

Tasikmalaya, Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................ 2
1.3Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bedirinya Kerajaan Demak .................................................... 3
2.2 Letak Lokasi Kerajaan Demak ............................................................ 4
2.3 Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Demak .............................. 4
2.4 Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya .............................................. 5
2.5 Perang Saudara Kerajaan Demak ........................................................ 7
2.6 Masa Kejayaan Kerajaan Demak ......................................................... 8
2.7 Masa Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Demak ......................... 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
3.2 Saran .................................................................................................... 11

DAFTAR PUSAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerajaan Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau
jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden
patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten
Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas
sembila orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau jawa.
Letak kerjaan Demak berada di tepi pantai utara Pulau Jawa. Kerajaan ini
sering dikunjungi pedagang-pedagang Islam dan pedagang asing untuk membeli
beras, madu,lilin dan lain-lain. Sampai abad ke 15, Demak di bawah kekuasaan
Majapahit. Akan tetapi setelah Majapahit mundur, Demak berkembang pesat sebagai
tempat penyebaran agama Islam dan tempat perdagangan yang ramai. Sebagai
penguasa pertama adalah Raden Fatah. Selain menjadi penguasa (bupati), Raden
Fatah juga sebagai penyiar agama Islam. Raden Fatah memisahkan diri dari
Majapahit sekitar tahun 1500. Dengan bantuan para wali, Raden Fatah mendirikan
kerajaan Islam yang pertama di Pulau Jawa yaitu kerajaan Demak.
Kerajaan Demak menjalankan sistem pemerintahan teokrasi, yaitu
pemerintahan yang berdasarkan pada agama Islam. Kerajaan Demak memperluas
kekuasaannya dengan menaklukan kerajaan-kerajaan pesisir Pulau Jawa, seperti
Lasem, Tuban, Sedayu, Gresik, cirebon dan Banten
Cepatnya kota demak berkembang menjadi pusat perniagaan dan lalu lintas
serta pusat kegiatan pengislaman tidak lepas dari andil masjid Agung Demak. Dari
sinilah para wali dan raja dari Kesultanan Demak mengadakan perluasan kekuasaan
yang dibarengi oleh kegiatan dakwah islam ke seluruh Jawa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sejarah terbentuknya kerajaan Demak ?
1.2.2 Dimana letak / lokasi Kerajaan Demak ?
1.2.3 Bagaimana perkembangan kerajaan Demak ?
1.2.4 Bagaimana kehidupan politik, sosial budaya, dan ekonomi kerajaan Demak ?
1.2.5 Kenapa bisa terjadi perang saudara di Kerajaan Demak ?
1.2.6 Bagaimana masa kejayaan Kerajaan Demak ?
1.2.7 Bagaimana penyebab keruntuhan kerajaan Demak ?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah terbentuknya Kerajaan Demak.
1.3.2 Untuk mengetahui letak / lokasi Kerajaan Demak.
1.3.3 Untuk mengetahui perkembangan Kerajaan Demak.
1.3.4 Untuk mengetahui kehidupan politik, social budaya Kerajaan Demak
1.3.5 Untuk mengetahui perang saudara Kerajaan Demak.
1.3.6 Untuk mengetahui masa kejayaan & kemunduran Kerajaan Demak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bedirinya Kerajaan Demak


Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam
mengislamkan jawa yang kemudian terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam
penyiaran dan perkembangan islam di jawa selanjutnya, para walisongo memusatkan
kegiatannya dengan menjadikan kota demak sebagai sentral segala sesuatunya. Atas
dukungan walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden
Patah ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan membuka pesantren di desa
glagah wangi. Tidak lama kemudian, desa inii banyak dikunjungi orang. Tidak hanya
menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat
perdagangan dan bahkan menjadi pusat kerajaan islam pertama di jawa.
Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan
dukungan para walisongo yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan
majapahit ( semasa pemerintahan prabu brawijaya ke V / kertabumi ) yaitu tahun ±
1478 M . sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo ) “ SIRNO ILANG
KERTANING BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan “ geni mati
siniram janmi” yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.
Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan
kadipaten di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum
berstatus kadipaten , lebiih dikenal orang dengan nama “ glagah wangi “. Yang
menjadi wilayah kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten yang
adipatinya memeluk agam islam.
Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah di
glagah wangi adalah nyai lembah yang bersal dari rawa pening. Atas saran nyai
lembah inilah , raden patah bermukim di desa glagah wangi yang kemudian dinamai
“ Bintoro Demak “. Kemudian dalam perkembangannya dan semakin ramainya
masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota Negara.
Adapun asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :
a. Menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya
tanah yang mengandung air ( rawa)

3
b. Menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan
bahwa prof. Dr.Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa arab
“ Dimak” yg artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam menegakkan
agam islam pada waktu itu.
c. Menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi yang
artinya pegangan atau pemberian.
2.2 Letak Lokasi Kerajaan Demak
Dari hasil penilitian IAIN walisongo jawa tengah tahun 1974 M tentang
bahan-bahan sejarah islam di jawa tengah bagian utara, telah dilaporkan bahwa ada
beberapa pendapat mengenai letak kesultanan ( istana kerajaan ) Demak, yaitu ;
 Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan
bahwa raden Patah mulai menyebarkan agama islam di Demak adalah semata-
mata untuk kepentingan agama islam. Pendirian masjid Demak bersama para
walisongo merupakan lambing kesultanan demak. Adapun tempat kediaman rade
Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yg letaknya
diperkirakn sekitar stasiun Kereta APi sekarang, tempat itu dinamakan
“Rowobatok “
 Kedua : bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana.
Diperkirakan letak kraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan
Lembaga Pemasyarakatan ( sebelah timur alun-alun) . dengan alas an bahwa
pada zaman colonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton .
pendapat ini didasarkan atas adanya nama-nama perkampungan yang
mempunyai latar belakang historis. Seperti nama : sitihingkil ( setinggil) ,
betengan , pungkuran, sampangan dan jogoloyo.
 Ketiga : bahwa letak kraton berhadap-hadapan dengan masjid agung demak,
menyebrangi sungai dengan ditandai oleh adanya dua pohon pinang. Kedua
pohon pinang tersebut masih ada dan diantara kedua pohon itu terdapat makam
kiyai GUNDUK.. menurut kepercayaan masyarakat setempat , yang ditanam itu
sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).
2.3 Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Demak
Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat
pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai yang dikelilingi oleh daerah
rawa yang luas dikelilingi peraiaran laut Muria.Bintoro yang menjadi pusat kerajaan
Demak yang terletak antara bergola dan jepara, dimana bergola adalah sebuah

4
pelabuhan yang penting pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa Syailendra ),
sedangkan Jepara akhirnya berkembang menjadi pelabuhan yang penting bagi
kerajaan Demak. Kehidupan politik lokasi kerajaan Demak yang strategis untuk
perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara Indonesia bagian
barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit yag sudah hancur,
maka Demak berkembang menjadi kerajaan besar di pulau Jawa, dan memiliki
peranan penting dalam rangka penyebaran agama islam, khususnya di pulau Jawa,
karena Demak berhasil menggantikan peran Malaka, setelah Malaka jatuh ke tangan
Portugis 1511.
2.4 Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya
Kehidupan Ekonomi kerajaan Demak, karena Demak terletak di wilayah
yang sangat strategis yaitu di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak
berkembang menjadi kerajaan maritim. Dalam kegiatan perdagangannya, Demak
berperan sebagai penghubung daerah penghasil rempah-rempah di wilayah Indonesia
bagian timur dan penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian barat. Dengan
demikian perdagangan di Demak semakin berkembang. Dan hal in juga didukung
oleh pengusaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai pulau
Jawa. Sebagai kerajaan islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak
juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil
pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian, kegiatan
perdagangannya di tunjang oleh hasil pertanian, yang mengakibatkan Demak
memperoleh keuntungan dibidang ekonomi.
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih berdasarkan pada
agama dan budaya islam, karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran
Islam pertama di pulau Jawa. Sebagai pusat penyebaran Islam, Demak menjadi
tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus,
dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting pada masa
perkembangan kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh Sunan Kudus yang
memberi nasihat kepada Raden Patah untuk membuat siasat[1][1][1] menghancurkan
kekuatan potugis dan membuat pertahanan yang kuat di Indonesia. Dengan demikian
terjalin hubungan yang erat antara raja/ bangsawan, para wali/ulama dengan rakyat.
Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui pembinaan masyarakat yang
diselenggarakan di Masjid maupun di Pondok Pesantren, sehingga tercipta
kebersamaan atau Ukhuwah Islamiah ( Persaudaraan di antara orang- orang Islam )

5
Demikian pula di bidang budaya, banyak hal yang menarik yang merupaka
peninggalan dari kerajaan Demak.Salah satunya adalah Masjid Demak, dimana salah
satu tiang utamanya terbuat dari pecahan- pecahan kayu yang disebut dengan soko
Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan
Majid ( pendopo ) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar- dasar perayaan Sekaten
(Maulud Nabi Muhammad SAW) yang sampai sekarang masih berlangsung di
Yogyakarta dan Cirebon. Hal tersebut menunjukan adanya akulturasi kebudayaan
Hindu dengan kebudayaan Islam.
Setelah Demak berkuasa kurang lebih setengah abad, ada beberapa hasil
peradaban Demak yang sampai saat ini masih dapat dirasakan. Misalnya :
 Sultan Demak, Senopati Jimbun pernah menyusun suatu himpunan undang-
undang dan peraturan di bidang pelaksanaan hukum. Namanya : Salokantara,
sebagai kitab hukum, maka di dalamnya antara lain menerangkan tentang
pemimpin keagamaan yang pernah menjadi hakim. Mereka disebut
dharmahyaksa dan kertopapatti.
 Gelar pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai disana, yang sudah dipakai Imam di
Masjid Demak. Hal in juga terkait dengan orang yang terpenting disana, yaitu
nama Sunan Kalijaga. Kata Kali berasal dari bahasa Arab Qadli, walaupun hal itu
juga dikaitkan dengan nama sebuah sungai kecil, Kalijaga di Cirebon. Ternyata
istilah Qadli, pada masa-masa selanjutnya dipakai oleh imam-imam masjid.
 Bertambahnya bangunan-bangunan militer di Demak dan ibukota lainnya di Jawa
pada abad XVI.
 Peranan penting Masjid Demak sebagai pusat peribadatan Kerajaan Islam
pertama di Jawa. Dengan Masjid, umat Islam di Jawa daapt mengadakan
hubungan dengan pusat-pusat Islam Internasional di luar negeri ( di Tanah Suci,
maka dengan kekhalifahan Ustmaniyah di Turki )
 Munculnya kesenian, seperti wayang orang, wayang topeng, gamelan, tembang
macapat, pembuatan keris, dan hikayat-hikayat Jawa yang dipandang sebagai
penemuan para wali yang sezaman dengan Kerajaan Demak.
 Perkembangan sastra Jawa yang terpusat di bandar-bandar pantai utara dan pantai
timur Jawa yang mungkin sebelumnya tidak di islami, maupun pada masa-masa
selanjutnaya “diislamkan”.

6
Kemajuan Kerajaan Demak dalam berbagai bidang tidak bisa dilepaskan dari
peran serta Islam dalam menyusun dan membentuk fondasi Kemasyarakatan Demak
yang lebih Unggul, disamping itu peran serta para pemimpin dan para Wali juga
turut membantu kejayaan Kerajaan Demak.
2.5 Perang Saudara Kerajaan Demak
Perang saudara ini berawal dari meninggalnya anak sulung Raden Patah
yaitu Adipati Unus yang manjadi putra mahkota. Akhirnya terjadi perebutan
kekuasaan antara anak-anak dari Raden Patah. Persaingan ketat anatara Sultan
Trenggana dan Pangeran Seda Lepen (Kikin). Akhirnya kerajaan Demak mampu
dipimpin oleh Trenggana dengan menyuruh anaknya yaitu Prawoto untuk
membunuh pangeran Seda Lepen. Dan akhirnya sultan Trenggana manjadi sultan
kedua di Demak. Pada masa kekuasaan Sultan Trenggana (1521-1546), Demak
mencapai puncak keemasan dengan luasnya daerah kekuasaan dari Jawa Barat
sampai Jawa timur. Hasil dari pemerintahannya adalah Demak memiliki benteng
bawahan di barat yaitu di Cirebon. Tapi kesultanan Cirebon akhirnya tidak tunduk
setelah Demak berubah menjadi kesultanan pajang.
Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri. Anak
pertama perempuan dan menikah dengan Pangeran Langgar, anak kedua laki-laki,
yaitu sunan prawoto, anak yang ketiga perempuan, menikah dengan pangeran
kalinyamat, anak yang keempat perempuan, menikah dengan pangeran dari Cirebon,
anak yang kelima perempuan, menikah dengan Jaka Tingkir, dan anak yang terakhir
adalah Pangeran Timur. Arya Penangsang Jipang telah dihasut oleh Sunan Kudus
untuk membalas kematian dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sedo Lepen
pada saat perebutan kekuasaan. Dengan membunuh Sunan Prawoto, Arya
Penangsang bisa menguasai Demak dan bisa menjadi raja Demak yang berdaulat
penuh. Pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana secara mendadak,
anaknya yaitu Sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja ke-3 di Demak.
Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung menggerakan pasukannya untuk
menyerang Demak. Pada masa itu posisi Demak sedang kosong armada. Armadanya
sedang dikirim ke Indonesia timur. Maka dengan mudahnya Arya Penangsang
membumi hanguskan Demak. Yang tersisa hanyalah masjid Demak dan Klenteng.
Dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan mengungsi ke Semarang, tetapi
masih bisa dikejar. Sunan prawoto gugur dalam pertempuran ini. Dengan gugurnya
Sunan Prawoto, belum menyelesaikan masalah keluarga ini. Masih ada seseorang

7
lagi yang kelak akan membawa Demak pindah ke Pajang, Jaka Tingkir. Jaka Tingir
adalah anak dari Ki Ageng Pengging bupati di wilayah Majapahit di daerah
Surakarta.
Dalam babad tanah jawi, Arya Penangsang berhasil membunuh Sunan
Prawoto dan Pangeran Kalinyamat, sehingga tersisa Jaka Tingkir. Dengan kematian
kalinyamat, maka janda dari pangeran kalinyamat membuat saembara. Siapa saja
yang bisa membunuh Arya Penangsang, maka dia akan mendapatkan aku dan harta
bendaku. Begitulah sekiranya tutur kata dari Nyi Ratu Kalinyamat. Mendengar hal
tersebut Jaka Tingkir menyanggupinya, karena beliau juga adik ipar dari Pangeran
Kalinyamat dan Sunan Prawoto. Jaka Tingkir dibantu oleh Ki Ageng Panjawi dan Ki
Ageng Pamanahan. Akhirnya Arya Panangsang dapat ditumbangkan dan sebagai
hadiahnya Ki Ageng Panjawi mendapatkan hadiah tanah pati, dan Ki Ageng
Pamanahan mendapat tanah mataram.
2.6 Masa Kejayaan Kerajaan Demak
Demak mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Trenggono
(1521-1526), yakni raja ketiga setelah Pati Unus. Sultan Trenggono merupakan anak
dari Raden Patah yang tidak lain adik Pati Unus. Pada masa pemerintahannya,
Demak menguasai Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau para tentara
Portugis yang mendarat disana (1527), Tuban (1527), Surabaya dan Pasuruan
(1527), Madiun (1529), Malang (1945), dan dan Blambangan, kerajaan Hindu
terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Kemudian pada tahun 1546 Sultan
Trenggono meninggal dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan.
2.7 Masa Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Demak
Pemerintahan Raden Patah kira-kira berlangsung di akhir abad ke-15 hingga
awal abad ke 16. Tatkala perjuangan Raden Patah melawan Portugis belum selesai,
pada tahun 1518 beliau wafat, dan digantikan oleh puteranaya, Adipati Unus
( Pangeran Sebrang Lor ). Dikenal denagan nama tersebut, karena dia pernah dia
menyebrang ke utara untuk menyerang Portugis yang ada disebelah utara( Malaka ).
Disamping itu, dikenal dengan nama Cu Cu Sumangsang atau Aria Penangsang.
Namun sayang, dia hanya memerintah selam tiga tahun sehingga usahanya sebagai
negarawan tidak banyak diceritakan. Konon, dia mempunyai armada laut yang terdiri
dari 40 kapal juang yang berasal dari daerah-daerah taklukan, terutama yang
diperoleh dari Jepara.

8
Sebagai penggantinya adalah Sultan Trenggono/ Tranggana, saudara Adipati
Unus. Dia memerintah tahun 1512-1546. Tatkala memerintah, kerajaan telah
diperluas ke barat dan ke hulu Sungai Brantas atau pada saat ini dikenal dengan kota
Malang. Sebagai lambang kebesaran Islam, Masjid Demak pun dibangun kembali.
Dengan gambaran tersebut diatas, perjuanagan Pangeran Trenggono tidak
kalah oleh para pendahulunya. Adapun orang-orang Portugis di Malaka, dirasanaya
sebagai ancaman dan bahaya.Untuk menggempur langsung dia belum sanggup.
Namun demikian, dia berusaha perluasan daerah-daerah yang dikuasai oleh Portugis
yang telah berhasil menguasai pula daerah pase di Sumatra Utara. Seorang ulam
terkemuka dari pase Faittahilah yang sempat melarikan diri dari kepungan orang
Portugis, di terima oleh Trenggono. Fattahilah pun dikawinkan dengan adiknya.
Ternyata Fattahilah dapat menghalangi kemajuan orang-orang Portugis dengan
merebut kunci-kunci perdagangan Kerajaan Pejajaran di Jawa Barat yang belum
masuk Islam, yaitu Banten dan Cirebon. Sementara itu, Trenggono sendiri berhasil
menaklukan Mataram dipedalaman Jawa Tengah dan juga Singasari Jawa Timur
bagian selatan. Pasuruan dan Panukuan dapat bertahan, sedangkan Blambangan
menjadi bagian Kerajaan Bali yang tetap Hindu. Dalam usahanya untuk menyerang
Pasuruan pada tahun 1546, Trenggono Wafat. Dengan wafatnya Sultan Trenggono,
timbulah pertengkaran yang maha hebat di Demak tentang siapa yang
menggantikannya.
Setelah Sultan Trenggono wafat muncul kekacauan dan pertempuran antara
para calon pengganti Raja. Konon, ibukota Demak pun hancur karenanya. Para calon
pengganti raja yang bertikai itu adalah anak Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya
Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing Seda Lepen, adik tiri sultan trenggono
yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika membantu ayahnya merebut tahta Demak.
Arya penangsang dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus untuk merebut
takhta Demak, mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas
kematian ayahnya.
Pada tahun 1549 menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud
berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui
kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan
keluarganya diampuni. Menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud
berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui
kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan

9
keluarganya diampuni Rangkud setuju. Ia lalu menikam dada Sunan Prawoto yang
pasrah tanpa perlawanan sampai tembus. Ternyata istri Sunan sedang berlindung di
balik punggungnya. Akibatnya ia pun tewas pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan
Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud dengan sisa-sisa tenaganya.
Arya Penangsang juga membunuh adipati Jepara yang sangat besar
pengaruhnya, istri adipati Jepara, Ratu Kalinyamat mengangakat senjata dan dibantu
oleh adipati yang lain untuk melawan Arya Penangsang. Salah satunya adalah
Hadiwijaya ( Jaka Tingkir ), menantu Sultan Trenggono yang berkuasa di Pajang
( Boyolali ). Akhirnya, Joko Tingkir dapat membuuh Arya Penangsang. Pada tahun
1586, Keraton Demak pun dipindah ke Pajang.
Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang
Blambangan yang eks-Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah
pelajaran dari sejarah cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan
persatuan.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan Demak berdiri tahun 1500. Raja pertama Kerajaan Demak adalah
Raden Fatah, yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Pada masa
pemerintahannya Kerajaan Demak berkembang dengan pesat. Dapat berkembang
dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasilan bahan
makanan, terutama beras. Selain itu, Kemajuan yang dialami Demak ini dipengaruhi
oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Kerajaan Demak tumbuh sebagai pusat
perdagangan, Demak juga tumbuh menjadi pusat penyebaran agama Islam. Para wali
adalah penyebar agama Islam di Demak. Mereka memanfaatkan posisinya untuk
lebih menyebarkan Islam kepada penduduk Jawa.
Wafatnya Sultan Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan
Demak. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra Sultan
Trenggana) dengan Aria Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen (adik Sultan
Trenggana)). Dalam perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang membunuh Pangeran
Prawoto dan putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan Aria Pangiri
memohon bantuan kepada Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu, Adiwijaya
berhasil membunuh Aria Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya memindahkan ibu kota
Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1568. Peristiwa ini menjadi akhir dari
Kerajaan Demak.
3.2 Saran
Dari keberadaanya Kerajaan Demak di nusantara pada masa yang lalu. Maka
kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan
perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi
untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut
berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat
dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama – sama menjaga dan
memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua

11
DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Indonesia Penulis M. Habib Mustopo dkk Penerbit Yudhistira


Indonesian History Penulis Nana Supriatna Penerbit Grafindo Media Pratama
http://www.kopi-ireng.com/2015/04/sejarah-kerajaan-demak.html
http://noviapingkanita.blogspot.co.id/
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-demak.html
http://salsazh.blogspot.com/2016/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_12.html
http://miratriani.blogspot.com/2012/01/makalah-kerajaan-demak.html
http://adelliyanurkhoirunnisak.blogspot.com/2016/03/makalah-kerajaan-islam-demak-
v.html

Anda mungkin juga menyukai