Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI DEMAK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 :

1. Ahmad Tohawi
2. Noval Tufail
3. M. Zaky Firmansyah
4. M. Solikhul Mukhibi

MAPEL : (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM )

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 WANASARI

TAHUN AJARAN 2023/2024

Alamat sekolah : Jalan Raya Desa Sidamulya Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes

Telp. (0283) 32983881 Website: www.sma1wanasari.sch.id


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul yg
penulis ajukan adalah “ KERAJAAN DEMAK ” Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam mempersiapkan, menyusun,
dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan dan hambatan
yang dihadapi. Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat membangun
tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di masa mendatang.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ....................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak ……................................... 2

2.2 Letak Lokasi Kerajaan Demak………............................................ 2

2.3 Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Demak................. 3

2.4 Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya .................................... 3

2.5 Perang Saudara Kerajaan Demak ............................................... 4

2.6 Masa Kejayaan Kerajaan Demak……………………....................... 4


2.7 Masa Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Demak........... 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................... iii

3.2 Saran................................................................................................ iii

3.3 Daftar Pustaka................................................................................ iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerajaan Demak adalah kesultanan atau kerajaan Islam pertama di pulau Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh
Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang
menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisongo, yang
terdiri atas sembilan orang ulama besar, pendakwah Islam paling awal di pulau Jawa. Letak kerajaan
Demak berada di tepi pantai utara Pulau Jawa. Kerajaan ini sering dikunjungi pedagang-pedagang Islam
dan pedagang asing untuk membeli beras, madu, lilin dan lain-lain. Sampai abad ke 15, Demak di bawah
kekuasaan Majapahit. Akan tetapi setelah Majapahit mundur, Demak berkembang pesat sebagai tempat
penyebaran agama Islam dan tempat perdagangan yang ramai. Sebagai penguasa pertama adalah Raden
Fatah. Selain menjadi penguasa (bupati), Raden Fatah juga sebagai penyiar agama Islam. Raden
Fatah memisahkan diri dari Majapahit sekitar tahun 1500. Dengan bantuan para wali, Raden Fatah
mendirikan kerajaan Islam yang pertama di Pulau Jawa yaitu kerajaan Demak. Kerajaan Demak menjalankan
sistem pemerintahan teokrasi, yaitu pemerintahan yang berdasarkan pada agama Islam. Kerajaan
Demak memperluas kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan pesisir Pulau Jawa,
seperti Lasem, Tuban, Sedayu, Gresik, Cirebon dan Banten Cepatnya kota Demak berkembang menjadi
pusat perniagaan dan lalu lintas serta pusat kegiatan pengislaman tidak lepas dari andil Masjid Agung
Demak. Dari sinilah para wali dari Kesultanan Demak mengadakan perluasan kekuasaan yang dibarengi
oleh kegiatan dakwah Islam ke seluruh Jawa.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana sejarah terbentuknya kerajaan Demak ?

1.2.2 Dimana letak / lokasi Kerajaan Demak ?

1.2.3 Bagaimana perkembangan kerajaan Demak ?

1.2.4 Bagaimana kehidupan politik, sosial budaya, dan ekonomi kerajaan Demak ?

1.2.5 Kenapa bisa terjadi perang saudara di Kerajaan Demak?

1.2.6 Bagaimana masa kejayaan Kerajaan Demak ?

1.2.7 Bagaimana penyebab keruntuhan kerajaan Demak ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui sejarah terbentuknya Kerajaan Demak.

1.3.2 Untuk mengetahui letak / lokasi Kerajaan Demak.

1.3.3 Untuk mengetahui perkembangan Kerajaan Demak.

1.3.4 Untuk mengetahui kehidupan politik, social budaya Kerajaan Demak.

1.3.5 Untuk mengetahui perang saudara Kerajaan Demak serta kemajuan dan kemunduran kerajaan Demak.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak

Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para mubalig dalam mengislamkan Jawa yang kemudian
terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam penyiaran dan perkembangan Islam di Jawa selanjutnya, para
walisongo memusatkan kegiatannya dengan menjadikan kota Demak sebagai sentral segala sesuatunya. Atas
dukungan walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah sunan Ampel, maka raden Patah ditugaskan untuk
mengajarkan agama Islam dan membuka pesantren di desa Glagah wangi. Tidak lama kemudian, desa ini
banyak dikunjungi orang.

Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi menjadi pusat perdagangan dan bahkan
menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa. Kerajaan Islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas
restu dan dukungan para wali songo yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan kerajaan majapahit
( semasa pemerintahan prabu brawijaya ke V / kerabumi ) yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan
( ditandai dengan Condro sengkolo ) “ SIRNO ILANG KERTANING BUMI “ .
Adapun berdirinya kerajaan Demak sinengkelan “ genimati siniram janmi” yang artinya tahun soko
1403 / 1481 M. Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya Demak merupakan kadipaten di bawah
kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum berstatus kadipaten , lebih dikenal orang dengan
nama “ Glagah wangi “. Yang menjadi wilayah kadipaten Jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten yang
adipatinya memeluk agam Islam. Menurut cerita rakyat, orang Yg pertama kali dijumpai oleh raden patah di
Glagah wangi adalah nyai lembah yang berasal dari rawa pening. Atas saran nyai lembah inilah , raden patah
bermukim didesa Glagah wangi yang kemudian dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam
perkembangannya dan semakin ramainya masyarakat, akhirnya Bintoro menjadi ibu kota Negara.

2.2 Letak Lokasi Kerajaan Demak

Dari hasil penelitian IAIN walisongo Jawa tengah tahun 1974 M tentang bahan-bahan sejarah Islam di
Jawa tengah bagian utara, telah dilaporkan bahwa ada beberapa pendapat mengenai letak kesultanan ( istana
kerajaan ) Demak, yaitu ;

Pertama :

Bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan keterangan bahwa raden Patah mulai
menyebarkan agama Islam di Demak adalah semata-mata untuk kepentingan agama Islam. Pendirian masjid
Demak bersama para walisongo merupakan lamban kesultanan Demak. Adapun tempat kediaman raden
Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yg letaknya di perkirakan sekitar stasiun
Kereta api sekarang, tempat itu dinamakan “Rowobatok “

Kedua :

Bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana. Diperkirakan letak kraton Demak
berada ditempati yang sekarang didirikan Lembaga Pemasyarakatan (sebelah timur alun-alun) . dengan alas
an bahwa pada zaman Colonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton . pendapat ini didasarkan
atas adanya nama-nama perkampungan yang mempunyai latar belakang historis. Seperti nama : sitihingkil
(setinggi) , betengan , sungkuran, sampangan dan jogoloyo.

Ketiga :

Bahwa letak kraton berhadap-hadapan dengan masjid agung Demak, menyeberangi sungai dengan
ditandai oleh adanya dua pohon pinang. Kedua pohon pinang tersebut masih ada dan diantara kedua pohon itu
terdapat makam kiai GUNDUK. Menurut kepercayaan masyarakat setempat , yang ditanam itu
sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).

2.3 Perkembangan Islam Pada Masa Kerajaan Demak


Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya didaerah
Bintoro di muara sungai yang dikelilingi oleh daerah rawa yang luas dikelilingi laut Muria. Bintoro yang
menjadi pusat kerajaan Demak yang terletak antara bergola dan Jepara, dimana bergola adalah sebuah
pelabuhan yang penting pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa Syailendra ),sedangkan Jepara
akhirnya berkembang menjadi pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak. Kehidupan politik lokasi
kerajaan Demak yang strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara
Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit Yg sudah hancur, maka
Demak berkembang menjadi kerajaan besar di pulau Jawa, dan memiliki peranan penting dalam rangka
penyebaran agama Islam, khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peran Malaka,
setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.

2.4 Kehidupan Ekonomi dan Sosial Budaya

Kehidupan Ekonomi kerajaan Demak, karena Demak terletak di wilayah yang sangat strategis yaitu di
jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak berkembang menjadi kerajaan maritim. Dalam kegiatan
perdagangannya, Demak berperan sebagai penghubung daerah penghasil rempah-rempah di wilayah
Indonesia bagian timur dan penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian barat. Dengan demikian
perdagangan di Demak semakin berkembang. Dan hal in juga didukung oleh penguasaan Demak terhadap
pelabuhan didaerah pesisir pantai pulau Jawa .

Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak juga memperhatikan
masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang.
Dengan demikian, kegiatan perdagangannya di tunjang oleh hasil pertanian, yang mengakibatkan Demak
memperoleh keuntungan dibidang ekonomi. Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak lebih
berdasarkan pada agama dan budaya Islam, karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran Islam
pertama di pulau Jawa.
Sebagai pusat penyebaran Islam, Demak menjadi tempat berkumpulnya para wali seperti Suna
n Kalijaga,Sunan Muria, Sunan Kudus, dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang
penting pada masa perkembangan kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh Sunan Kudus
yang memberi nasihat kepada Raden Patah untuk membuat siasat menghancurkan kekuatan Portugis dan
membuat pertahanan yang kuat di Indonesia. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/
bangsawan, para wali/ulama dengan rakyat.
2.5 Perang Saudara Kerajaan Demak

Perang saudara ini berawal dari meninggalnya anak sulung Raden Patah yaitu Adipati Unus yang
Menjadi putra mahkota. Akhirnya terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anak dari Raden Patah. Persaingan
ketat antara Sultan Trenggana dan Pangeran Seda Lepen (Kikin). Akhirnya kerajaan Demak mampu
dipimpin oleh Trenggana dengan menyuruh anaknya yaitu Prawoto untuk membunuh pangeran
Seda Lepen. Dan akhirnya sultan Trenggana menjadi sultan kedua di Demak. Pada masa
kekuasaan Sultan Trenggana (1521-1546), Demak mencapai puncak keemasan dengan luasnya daerah
kekuasaan dari Jawa Barat sampai Jawa timur. Hasil dari pemerintahannya adalah Demak memiliki benteng
bawahan di barat yaitu di Cirebon.

Tapi kesultanan Cirebon akhirnya tidak tunduk setelah Demak berubah menjadi kesultanan
pajang. Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri. Anak pertama perempuan dan
menikah dengan Pangeran Langgar, anak kedua laki-laki, yaitu sunan Prawoto, anak yang
ketiga perempuan, menikah dengan pangeran kali nyamat, anak yang keempat perempuan,
menikah dengan pangeran dari Cirebon, anak yang kelima perempuan, menikah dengan
Jaka Tingkir, dan anak yang terakhir adalah Pangeran Timur. Arya Penangsang Jipang telah dihasut oleh
Sunan Kudus untuk membalas kematian dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sedo Lepen pada saat
perebutan kekuasaan. Dengan membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang bisa menguasai Demak dan
bisa menjadi raja Demak yang berdaulat penuh.

Pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana secara mendadak, anaknya yaitu Sunan Prawoto naik
Tahta dan menjadi raja ke-3 di Demak. Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung menggerakkan
pasukannya untuk menyerang Demak. Pada masa itu posisi Demak sedang kosong armada. Armadanya
sedang dikirim ke Indonesia timur. Maka dengan mudahnya Arya Penangsang membumi hanguskan Demak.
Yang tersisa hannyalah masjid Demak dan Klenteng. Dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan
mengungsi ke Semarang, tetapi masih bisa dikejar. Sunan Prawoto gugur dalam pertempuran ini. Dengan
gugurnya Sunan Prawoto, belum menyelesaikan masalah keluarga ini. Masih ada seseorang lagi yang kelak
akan membawa Demak pindah ke Pajang, Jaka Tingkir. Jaka Tingkir adalah anak dari Ki Ageng Pengging
bupati di wilayah Majapahit di daerah Surakarta.

2.6 Masa Kejayaan Kerajaan Demak


Demak mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1526), yakni raja ketiga
setelah Pati Unus. Sultan Trenggono merupakan anak dari Raden Patah yang tidak lain adipati Unus. Pada
masa pemerintahannya, Demak menguasai Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau para tentara
Portugis yang mendarat disana (1527), Tuban (1527), Surabaya dan Pasuruan(1527), Madiun (1529),
Malang (1945), dan dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa
(1527,1546).Kemudian pada tahun 1546 Sultan Trenggono meninggal dalam sebuah pertemp
uran menaklukkan Pasuruan.

2.7 Masa Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Demak

Pemerintahan Raden Patah kira-kira berlangsung di akhir abad ke-15 hingga awal abad ke 16.Tatkala
perjuangan Raden Patah melawan Portugis belum selesai, pada tahun 1518 beliau wafat, dan digantikan oleh
puterannya, Adipati Unus ( Pangeran Seberang Lor ). Dikenal dengan nama tersebut, karena dia pernah dia
menyeberang ke utara untuk menyerang Portugis yang ada disebelah utara(Malaka ). Di samping itu, dikenal
dengan nama Cucu Sumangsang atau Aria Penangsang. Namun sayang, dia hanya memerintah selam tiga
tahun sehingga usahanya sebagai negarawan tidak banyak diceritakan. Konon, dia mempunyai armada laut
yang terdiri dari 40 kapal juang yang berasal dari daerah-daerah taklukan, terutama yang diperoleh dari Jepara.
Sebagai penggantinya adalah Sultan Trenggono/ Trenggana, saudara Adipati Unus. Dia memerintah tahun
1512-1546. Tatkala memerintah, kerajaan telah diperluas ke barat dan ke hulu Sungai Brantas atau pada saat
ini dikenal dengan kota Malang. Sebagai lambang kebesaran Islam, Masjid Demak pun dibangun kembali.

Dengan gambaran tersebut diatasi, perjuangan Pangeran Trenggono tidak kalah oleh
para pendahulunya. Adapun orangorang Portugis di Malaka, dirasanaya sebagai ancaman dan
bahaya.Untuk menggempur langsung dia belum sanggup. Namun demikian, dia berusaha
perluasan daerah-daerah yang dikuasai oleh Portugis yang telah berhasil menguasai pula daerah pase di
Sumatra Utara. Seorang ulam terkemuka dari pase Fatahillah yang sempat melarikan diri dari kepungan orang
Portugis, di terima oleh Trenggono. Fattahilah pun dikawinkan dengan adiknya. Ternyata Fattahilah dapat
menghalangi kemajuan orang-orang Portugis dengan merebut kunci-kunci perdagangan Kerajaan Pejajaran
di Jawa Barat yang belum masuk Islam, yaitu Banten dan Cirebon. Sementara itu,

Trenggono sendiri berhasil menaklukkan Mataram di pedalaman Jawa Tengah dan juga Singasari Jawa
Timur bagian selatan. Pasuruan dan Pangkuan dapat bertahan, sedangkan Blambangan
menjadi bagian Kerajaan Bali yang tetap Hindu. Dalam usahanya untuk menyerang Pasuruan
pada tahun1546, Trenggono Wafat. Dengan wafatnya Sultan Trenggono, timbullah pertengkaran yang
maha hebat di Demak tentang siapa yang menggantikannya. Setelah Sultan Trenggono wafat muncul
kekacauan dan pertempuran antara para calon pengganti Raja. Konon, ibukota Demak pun hancur karenanya.
Para calon pengganti raja yang bertikai itu adalah anak Trenggono, Sunan Prawoto dan Arya Penangsang
anak dari Pangeran Sekar Ing SedaLepen, adik tiri sultan trenggono yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika
membantu ayahnyamerebut tahta Demak. Arya Penangsang dengan dukungan dari gurunya Sunan Kudus
untuk merebut takhta Demak, mengirim anak buahnya yang bernama Rangkud untuk membalas kematian
ayahnya. Pada tahun 1549 menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud berhasil menyusup
kedalaman kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran
SedaLepen.

Ia rela dihukum mati asalkan keluarganya diampuni. Menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam
Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui kesalahannya telah
membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati asalkan keluarganyadiampuni Rangkud setuju. Ia
lalu menikam dada Sunan Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan sampai tembus. Ternyata istri Sunan
sedang berlindung di balik punggungnya. Akibatnya ia pun tewas pula. Melihat istrinya meninggal, Sunan
Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkuddengan sisa-sisa tenaganya.

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Kerajaan Demak berdiri tahun 1500. Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Fatah, yang bergelar
Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Demak berkembang dengan pesat.
Dapat berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasilan
bahan makanan, terutama beras. Selain itu, Kemajuan yang dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis. Kerajaan Demaktumbuh sebagai pusat perdagangan, Demak juga tumbuh
menjadi pusat penyebaran agama Islam. Para wali adalah penyebar agama Islam di Demak. Mereka
memanfaatkan posisinya untuk lebih menyebarkan Islam kepada penduduk Jawa. Wafatnya Sultan
Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan Demak. Terjadi perebutan kekuasaan antara
Pangeran Prawato (putra Sultan Trenggana) dengan Aria Panangsang(keturunan Sekar Sedo
Lepen (adik Sultan Trenggana)). Dalam perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang membunuh Pangeran
Prawoto dan putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan Aria Pangiri memohon bantuan kepada
Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu,
Adiwijaya berhasil membunuh Aria Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya memindahkan ibu kot
a KerajaanDemak ke Pajang pada tahun 1568. Peristiwa ini menjadi akhir dari Kerajaan Demak.

3.2 Saran

Dari keberadaannya Kerajaan Demak di nusantara pada masa yang lalu. Maka kita wajib mensyukurinya.
Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong rasa
tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek
moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut
mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama menjaga dan memelihara
peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua.

3.3 Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/document/383848745/Makalah-Kerajaan-Demak

Anda mungkin juga menyukai