MAKALAH
“KERAJAAN DEMAK”
NAMA KELOMPOK
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nyalah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kerajaan Demak”. Makalah
ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi siswa-siswi pada khususnya dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ii
………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………. 1
1
BAB I PENDAHULUAN 1
……………………………………………………... 2
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………. 2
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………
1.3. Tujuan Penulisan ………………………………………………… 3
1.4. Manfaat Penulisan ………………………………………………… 3
4
BAB II PEMBAHASAN 5
…………………………………………………........ 7
2.1. Awal Kerajaan Demak ……………………………………….... 8
…. 9
2.2. Letak Kerajaan Demak …………………………………. 10
…………
2.3. Raja-raja Kerajaan Demak ……………….…………….…………. 15
2.4. Kehidupan Kerajaan Demak 15
………………………………………. 15
2.5. Masa Kejayaan Kerajaan Demak ………………………………….
2.6. Keruntuhan Kerajaan Demak ……………………………………... 16
2.7. Peninggalan Kerajaan Demak ……………………………………..
iii
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Mengulas, mengungkap serta membahas kembali mengenai munculnya
Kerajaan Demak di Pulau Jawa. Dan memberikan gambaran mengenai masuknya
Islam pada masa Kerajaan Demak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ampel di Surabaya. Raden Kusen kemudian mengabdi ke Majapahit, sedangkan
Raden Patah pindah ke Jawa Tengah membuka hutan Glagahwangi menjadi sebuah
pesantren.
Semakin lama Pesantren Glagahwangi semakin maju. Brawijaya (alias Bhre
Kertabhumi) di Majapahit khawatir kalau Raden Patah berniat memberontak. Raden
Kusen yang kala itu sudah diangkat menjadi Adipati Terung diperintah untuk
memanggil Raden Patah. Raden Kusen menghadapkan Raden Patah ke Majapahit.
Brawijaya (diidentifikasi sebagai Brawijaya V) merasa terkesan dan akhirnya mau
mengakui Raden Patah sebagai putranya. Raden Patah pun diangkat sebagai bupati,
sedangkan Glagahwangi diganti nama menjadi Demak, dengan ibu kota bernama
Bintara.
Menurut kronik Cina, Jin Bun pindah dari Surabaya ke Demak tahun 1475.
Kemudian ia menaklukkan Semarang tahun 1477 sebagai bawahan Demak. Hal itu
membuat Kung-ta-bu-mi (alias Bhre Kertabhumi) di Majapahit resah. Namun, berkat
bujukan Bong Swi Hoo (alias Sunan Ampel), Kung-ta-bu-mi bersedia mengakui Jin
Bun sebagai anak, dan meresmikan kedudukannya sebagai bupati di Bing-to-lo
(ejaan China untuk Bintoro).
4
Ini kiranya merupakan perlawanan terakhir kerajaan yang sudah tua itu. Setelah
jatuhnya Juwana, Demak menjadi penguasa tunggal di sebelah selatan Pegunungan
Muria. Yang menjadi penghubung antara Demak dan Daerah pedalaman di Jawa
Tengah ialah Sungai Serang (dikenal juga dengan nama-nama lain), yang sekarang
bermuara di Laut Jawa antara Demak dan Jepara. Hasil panen sawah di daerah
Demak rupanya pada zaman dahulu pun sudah baik. Kesempatan untuk
menyelenggarakan pengaliran cukup. Lagi pula, persediaan padi untuk kebutuhan
sendiri dan untuk pergadangan masih dapat ditambah oleh para penguasa di Demak
tanpa banyak susah, apabila mereka menguasai jalan penghubung di pedalaman
Pegging dan Pajang.
5
memindahkan seluruh benda upacara dan pusaka Kerajaan Majapahit ke Demak.
Tujuannya, agar lambang Kerajaan Majapahit tercermin dalam Kerajaan Demak.
b. Adipati Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta Kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus
adalah putra sulung dari Radern Patah. Ia memerintah Demak dari tahun 1518-
1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia meninggal
dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang putera mahkota.
Adipati unus meninggal saat melakukan peryerbuan ke Malaka melawan Portugis.
Sejak tahun 1509 Adipati Unus anak dari Raden Fatah, telah bersiap untuk
menyerang Malaka. Namun pada tahun 1511 telah didahului Portugis tetapi
Adipati Unus tidak mengurungkan niatnya.
Pada tahun 1512, Demak mengirimkan armada perangnya menuju Malaka.
Namun setalah armada sampai dipantai Malaka, armada pangeran Sabrang Lor
dihujani meriam oleh pasukan portugis yang dibantu oleh menantu Sultan
Mahmud, yaitu Sultan Abdullah raja dari Kampar. Serangan kedua dilakukan
pada tahun 1521 oleh pangeran Sabrang Lor atau Adipati Unus. Tetapi kembali
gagal, padahal kapal telah direnofasi dan menyesuaikan medan. Selain itu, dia
berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia menghilangkan Kerajaan
Majapahit yang beragama Hindu, yang pada saat itu sebagian wilayahnya
menjalin kerjasama dengan orang-orang Portugis. Adipati Unus (Patih Yunus)
wafat pada tahun 938 H/1521 M
c. Sultan Trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, Kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana
berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat.
Pada tahun 1522 M, Kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat
dibawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil dikuasainya antara
lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini
bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan Kerajaan
Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan
6
Fatahillah. Dengan kemenangan itu, Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa
menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada
tanggal 22 Juni 1527 M itu kemudian diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana
memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil dikuasai,
seperti Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi, ketika menyerang
Pasuruan 953 H/1546 M Sultan Trenggana gugur. Usahanya untuk memasukan
kota pelabuhan yang kafir itu ke wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal.
Dengan demikian, maka Sultan Trenggana berkuasa selama 42 tahun. Di masa
jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari Sunan
Gunung Jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar
Islam seperti itu sebelumnya telah diberikan kepada Raden Fatah, yaitu setelah ia
berhasil mengalahkan Majapahit.
b. Kehidupan Ekonomi
Seperti yang telah dijelaskan pada uraian materi sebelumnya, bahwa letak
Demak sangat strategis di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak
berkembang sebagai kerajaan maritim. Dalam kegiatan perdagangan, Demak
berperan sebagai penghubung antara daerah penghasil rempah di Indonesia bagian
Timur dan penghasil rempah-rempah Indonesia bagian barat. Dengan demikian
perdagangan Demak semakin berkembang. Dan hal ini juga didukung oleh
penguasaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir pantai Pulau
Jawa. Sebagai kerajaan Islam yang memiliki wilayah di pedalaman, maka Demak
juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan salah satu
hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian kegiatan
7
perdagangannya ditunjang oleh hasil pertanian, mengakibatkan Demak
memperoleh keuntungan di bidang ekonomi.
8
mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan
(1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur
pulau Jawa (1527, 1546).
Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran
menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto. Salah
seorang panglima perang Demak waktu itu adalahFatahillah, pemuda
asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu raja Trenggana.
Sementara Maulana Hasanuddin putera Sunan Gunung Jati diperintah oleh
Trenggana untuk menundukkan Banten Girang. Kemudian hari keturunan Maulana
Hasanudin menjadikan Banten sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan Sunan
Kudus merupakan imam di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan
Majapahit sebelum pindah ke Kudus.
9
Penangsang. Kyai Ageng Pemanahan mendapatkan tanah Mataram dan Kyai Panjawi
diberi tanah di Pati. Keduanya diangkat menjadi bupati di daerah-daerah tersebut.
Sutawijaya, putra Kyai Ageng Pemanahan diangkat menjadi putra angkat
karena jasanya dalam menaklukan Arya Penangsang. Ia pandai dalam bidang
keprajuritan. Setelah Kyai Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575, Sutawijaya
diangkat menjadi penggatinya.
Pada tahun 1582 Sultan Hadiwijaya wafat. Putranya yang bernama Pangeran
Benawa diangkat menjadi penggantinya. Timbul pemberontakan yang dilakukan oleh
Arya Panggiri, putra Sunan Prawoto, ia merasa mempunyai hak atasa tahta Pajang.
Pemberontakan itu dapat digagalkan oleh Pangeran Benawan dengan bantuan
Sutawijaya.
Pengeran Benawan menyadari bahwa dirinya lemah, tidak mampu
mengendalikan pemerintahan, apalagi menghadapi musuh-musuh dan bupati-bupati
yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya,
Sutawijaya pada tahun 1586. Pada waktu itu Sutawijaya telah menjabat bupati
Mataram, sehingga pusat kerajaan Pajang dipindahkan ke Mataram.
10
Demak. Masjid Agung Demak ini didirikan tahun 1479 Masehi yang kini sudah
berumur sekitar 6 abad tetapi masih berdiri dengan kokoh sebab sudah dilakukan
renovasi sebanyak beberapa kali. Masjid Agung Demak ini tidak hanya sebagai
peninggalan sejarah Kerajaan Demak saja, akan tetapi dulunya merupakan pusat
dari pengajaran serta syiar Islam.Masjid Agung Demak ini memiliki ukuran luas
sebesar 31 x 31 meter persegi yang di bagian sisi Masjid Agung Demak ini juga
terdapat serambi berukuran 31 x 15 meter persegi dengan panjang keliling 35 x 3
meter. Serambi masjid ini terbuka dan bangunan masjid di topang dengan total
128 soko. 4 diantara soko ini adalah soko guru sebagai penyangga utama,
sementara tiang penyangga bangunan total ada 50 buah dan tiang penyangga
serambi berjumlah 28 serta tiang keliling sebanyak 16 buah. Bentuk Masjid
Demak memakai material kayu dengan bentuk bulat lengkap dengan beberapa
lengkungan. Bagian interior masjid juga memakai material kayu lengkap dengan
ukiran yang juga terlihat sangat artistik dan cantik.
11
folosofi saat dibunyikan atau dipukul maka rakyat sekitar masjid harus datang
untuk menunaikan sholat. Bedug dan kentongan ini menjadi peninggalan sejarah
Kerajaan Demak yang juga masih bisa dilihat hingga sekarang.
7. Maksurah
Maksurah merupakan ukiran kaligrafi ayat Al quran yang digunakan sebagai
interior dinding Masjid Agung Demak. Maksurah ini dibangun saat kekuasaan
Aryo Purbaningrat yang merupakan adipati Demak tahun 1866 dan kaligrafi ini
menceritakan mengenai ke-Esaan Allah.
8. Dampar Kencana
Peninggalan Kerajaan Demak selanjutnya adalah Dampar Kencana. Dampar
Kencana merupakan singgasana untuk para Sultan Demak yang kemudian
digunakan sebagai mimbar khotbah pada Masjid Agung Demak. Mimbar ini akan
12
tetapi tidak lagi digunakan dan disimpan pada museum Masjid Agung Demak
agar terhindar dari kerusakan.
9. Piring Campa
Piring Campa merupakan piring porselen sebanyak 65 buah yang saat ini
dipasang pada interior dinding Masjid Agung Demak. Seperti namanya, piring ini
merupakan hadiah dari putri Campa yakni ibu dari Raden Patah, pendiri Kerajaan
Demak.
11. Mihrab
Mihrab yang merupakan pengimaman juga merupakan peninggalan dari Kerajaan
Demak yang didalamnya terdapat gambar hewan bulus prasasti Condro
Sengkolo. Prasasti Condro Sengkolo ini mempunyai arti Sariro Sunyi Kiblating
Gusti tahun 1401 Saka atau 1479 Masehi. Ini membuat kesimpulan jika di masa
Kerajaan Demak juga sudah mengenal Mihrab atau pengimaman yang
berlukiskan hiasan tertentu yang adalah akulturasi budaya Islam dan juga Jawa.
13. Pawestren
13
Dari sejarah Kerajaan Demak dikatakan jika
faham Islam sudah maju pada saat tersebut dan
jamaah sholat laki-laki serta perempuan sudah
dipisahkan. Tempat sholat berjamaah perempuan
ini dinamakan pawestren. Pawestern ini merupakan bangunan dengan 8 tiang
penyangga yang 4 tiang uatam di topang belandar balok bersusun tiga lengkap
dengan ukiran motif Majapahit. Motif maksurah tahun 1866 Masehi ini
diperkirakan dibuat pada masa Arya Purbaningrat.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah, putra dari Raja Brawijaya V
(Bhre Kertabumi) dengan seorang putri Campa sekitar tahun 1500 M. Setelah
berhasil mengalahkan Majapahit dan memindahkan seluruh perangkat kerajaan ke
Demak. Kerajaan Demak terletak didaerah Bintoro atau Gelagahwangi yang
sebelumnya merupakan daerah kadipaten dibawah kekuasaan Majapahit. Kerajaan
Demak merupakan kerajaan Islam pertama ditanah Jawa dan berkuasa selama hampir
setengah abad sebelum runtuh dan berganti nama menjadi Pajang.
Kerajaan Demak mencapai kejayaan pada masa Sultan Trenggono, kejayaan ini
terlihat dari kemajuan di bidang ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan. Di bidang
ekonomi, Demak merupakan negara yang menjadi daerah penghasil beras dan
penghubung jalur perdagangan nusantara,. Di bidang sosial dan politik, Kerajaan
Demak memiliki daerah kekuasaan yang luas dan menjadi pusat penyebaran Islam.
Di bidang kebudayaan, Kerajaan Demak menjadi pelopor dari lahirnya karya-karya
sastra Jawa yang berakulturasi dengan budaya Islam.
Kerajaan Demak runtuh akibat perebutan kekuasaan dan pembalasan dendam
diantara para penerus kerajaan tersebut, yaitu antara Arya Penangsang, putra
Pangeran Sekar Ing Seda Lepen dengan Sunan Prawoto, anak dari Sultan Trenggono.
Sebuah pelajaran dari sejarah bahwa perebutan kekuasaan dan perpecahan dari
dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Bangsa Indonesia harus belajar
dari sejarah Kerajaan Demak jika tidak ingin hancur, bukan tidak mungkin jika para
penguasa negeri ini melakukan kesalahan yang sama maka nasib negeri ini akan
seperti Kerajaan Demak.
3.2 Saran
15
Keterbatasan informasi dan ketelitian penulis dalam menyusun makalah ini,
menjadi sebab adanya keurangan-kekurangan yang tidak dapat kami hindari. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penambahan wawasan bagi
para penulis khususnya.
DAFTAR PUSAKA
16