MAS.AL-WATHONIYAH 43
Jl. Rorotan No.1, RT.1/RW.10, Rorotan, Kec. Cilincing, Kota Jkt Utara, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 14140
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang sudah melimpahkan rahmat, dan
hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Sejarah Indonesia ini dengan baik serta
tepat waktu.
Makalah ini kami beri judul“ KERAJAAN DEMAK” yang disesuaikan dengan materi
tugas sejarah kami. Semoga dengan adanya makalah ini kami dapat memahami sejarah islam
di Indonesia.
Kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu. Guru mata pelajaran Sejarah.
Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas
perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang.....................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Sistem Hukum Di Indonesia................................................................................
B. Menaati Sistem Peradilan Di Indonesia...............................................................
C. Menampilkan Sikap Yang Sesuai Dengan Hukum..............................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa.
Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa di bawah
kepemimpinan raja pertamanya. Kerajaan Demak berdiri pada awal abad ke-16
Masehi seiring kemunduran Majapahit.
Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah. Raden Patah adalah putra Raja
Majapahit dan istrinya yang berasal dari China dan menjadi mualaf, seperti dikutip
dari buku Sejarah 8 Kerajaan Terbesar di Indonesia oleh Siti Nur Aidah dan Tim
Penerbit KBM.
Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran agama Islam di bawah kepemimpinan
Raden Patah dengan adanya peran sentral Wali Songo. Periode kepemimpinan Raden
Patah adalah fase awal semakin berkembangnya ajaran Islam di Jawa. Raja Kerajaan
Demak setelah Raden Fatah wafat pada 1518 yaitu Adipati Unus (1488 - 1521).
Adipati Unus adalah putra Raden Patah. Sebelum menjadi sultan, Pati Unus
terkenal dengan keberaniannya sebagai panglima perang. Julukan Pati Unus yaitu
Pangeran Sabrang Lor muncul dari keberaniannya sebagai panglima tersebut. Pati
Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan Portugis pada 1521. Pati
Unus wafat pada pertempuran tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Makna & Karakteristik Hukum
C. Pengelolaan Hukum
D. Tujuan Hukum
E. Tata Hukum Republik Indonesia
F. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan awal Kerajaan Demak
2. Untuk menjelaskan letak Kerajaan Demak
3. Untuk Menjelaskan kehidupan politik beserta raja raja yang memerintah di
Kerajaan Demak
4. Jelaskan proses berdirinya Kerajaan Demak
5. Jelaskan penyebab runtuhnya Kerajaan Demak
1
BAB II
ISI PEMBAHASAN
2
Fatah (dari kerajaan Majapahit) yang ibunya menganut agama Islam dan berasal dari
Jeumpa (Daerah Pasai).
Letak Demak sangat menguntungkan, baik untuk perdagangan maupun pertanian.
Pada zaman dahulu wilayah Demak terletak di tepi selat di antara Pegunungan Muria dan
Jawa. Sebelumnya selat itu rupanya agak lebar dan dapat dilayari dengan baik sehingga
kapal dagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas untuk berlayar ke Rembang.
Tetapi sudah sejak abad XVII jalan pintas itu tidak dapat dilayari setiap saat.
Yang menjadi penghubung antara Demak dan Daerah pedalaman di Jawa Tengah
ialah Sungai Serang yang sekarang bermuara di Laut Jawa antara Demak dan Jepara. Hasil
panen sawah di daerah Demak rupanya pada zaman dahulu pun sudah baik. Kesempatan
untuk menyelenggarakan pengaliran cukup. Lagi pula, persediaan padi untuk kebutuhan
sendiri dan untuk pergadangan masih dapat ditambah oleh para penguasa di Demak tanpa
banyak susah, apabila mereka menguasai jalan penghubung di pedalaman Pegging dan
Pajang.
C. Kehidupan Politik
Setelah kerajaan Majapahit runtuh, berdirilah kerajaan Demak sebagai
kerajaan Islam pertama dipulau Jawa. Raja-raja yang pernah memerintah
Kerajaan Demak adalah sebagai berikut :
1. Raden Fatah
Nama kecil Raden Patah adalah Pangeran Jimbun. Pada masa mudanya Raden Patah
memperoleh pendidikan yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik. 20 tahun
lamanya ia hidup di istana Adipati Palembang. Sesudah dewasa ia kembali ke majapahit.
Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah. Saat memasuki usia
belasan tahun, raden patah bersama adiknya berlayar ke Jawa untuk belajar di Ampel
Denta. Mereka mendarat di pelabuhan Tuban pada tahun 1419 M.
Patah sempat tinggal beberapa lama di ampel Denta, bersama para saudagar muslim
ketika itu. Di sana pula ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar Cina, yaitu laksamana
3
Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam Poo Tai-jin, seorang
panglima muslim.
Raden patah mendalami agama islam bersama pemuda-pemuda lainnya, seperti
raden Paku (Sunan Giri), Makhdum ibrahim (Sunan Bonang), dan Raden Kosim (Sunan
Drajat). Setelah dianggap lulus, raden patah dipercaya menjadi ulama dan membuat
permukiman di Bintara. Raden patah memusatkan kegiatannya di Bintara, karena daerah
tersebut direncanakan oleh Walisanga sebagai pusat kerajaan Islam di Jawa. Setelah
dewasa, Raden Fatah diangkat menjadi bupati di Bintaro (Demak) dengan Gelas Sultan
Alam Akbar al-Fatah.
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah
pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki daerah
pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Oleh karena itu,
kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-maritim. Barang dagangan yang diekspor
kerajaan Demak antara lain beras, lilin dan madu. Barang-barang itu diekspor ke Malaka,
Maluku dan Samudera Pasai.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan kerajaan Demak meliputi
daerah Jepara,Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah di kalimantan.
Disamping itu, kerajaan Demak juga memiliki pelabuhan-pelabuhan penting seperti Jepara,
Tuban, Sedayu, Jaratan, dan Gresik yang berkembang menjadi pelabuhan transito
(penghubung).
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak yang proses
pembangunan masjid itu di bantu oleh para wali atau sunan.
2. Adipati Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta Kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Ia
memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak
begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan
seorang putera mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu lama, pasukan
4
Demak menyerang Portugis di Malaka. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta kerajaan
Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan Trenggana.
Dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia menghilangkan kerajaan
Majapahit yang beragama Hindu, yang pada saat itu sebagian wilayahnya menjalin kerja
sama dengan orang-orang Portugis. Adipati Unus (Patih Yunus) wafat pada tahun 1521 M.
3. Sultan Trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana berusaha
memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M
kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah.
Daerah-daerah yang berhasil di kuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.
Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana
memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil di kuasai, seperti
Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang Pasuruan 953 H/1546
M Sultan Trenggana gugur. Usahanya untuk memasukan kota pelabuhan yang kafir itu ke
wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal. Dengan demikian, maka Sultan Trenggana
berkuasa selama 42 tahun. Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan
Gunung Jati. Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul
Arifin.
5
Sepeninggal Sultan Trenggana yang memerintah Kesultanan Demak tahun 1521-
1546, Raden Mukmin selaku putra tertua naik tahta.Ia berambisi untuk melanjutkan usaha
ayahnya menaklukkan Pulau Jawa. Namun, keterampilan berpolitiknya tidak begitu baik,
dan ia lebih suka hidup sebagai ulama daripada sebagai raja. Raden Mukmin memindahkan
pusat pemerintahan dari kota Bintoro menuju bukit Prawoto. Lokasinya saat ini kira-kira
adalah desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.Oleh karena itu,
Raden Mukmin pun terkenal dengan sebutan Sunan Prawoto.
Pemerintahan Sunan Prawoto juga terdapat dalam catatan
seorang Portugis bernama Manuel Pinto. Pada tahun 1548, Manuel Pinto singgah ke Jawa
sepulang mengantar surat untuk uskup agung Pastor Vicente Viegas di Makassar. Ia sempat
bertemu Sunan Prawoto dan mendengar rencananya untuk mengislamkan seluruh Jawa,
serta ingin berkuasa seperti sultan Turki. Sunan Prawoto juga berniat menutup jalur beras
ke Malaka dan menaklukkan Makassar.Akan tetapi, rencana itu berhasil dibatalkan oleh
bujukan Manuel Pinto.
Cita-cita Sunan Prawoto pada kenyataannya tidak pernah terlaksana.Ia lebih
sibuk sebagai ahli agama dari pada mempertahankan kekuasaannya. Satu per satu daerah
bawahan, seperti Banten, Cirebon, Surabaya, dan Gresik, berkembang bebas;
sedangkan Demak tidak mampu menghalanginya.
6
Kesenian tersebut telah mendapat kedudukan penting dalam peradaban Jawa
sebelum Islam, kemungkinan berhubungan dengan ibadat. Pada waktu abad XV dan XVI di
kebanyakan daerah jawa tata cara kafir harus diganti dengan upacara keagamaan Islam,
seni seperti wayang dan gamelan itu telah kehilangan sifat sakralnya. Sifatnya lalu menjadi
“sekuler”.
Perkembangan sastra Jawa yang pada waktu itu dikatakan “modern” juga mendapat
pengaruh dari proses sekularisasi karya-karya sastra yang dahulu keramat dan sejarah suci
dari zaman kuno. Peradaban “pesisir” yang berpusat di bandar-bandar pantai utara dan
pantai timur Jawa, mungkin pada mulanya pada abad XV tidak semata-mata bersifat Islam.
Tetapi kejayaannya pada abad XVI dan XVII dengan jelas menunjukkan hubungan dengan
meluasnya agama Islam.
7
Sutawijaya, putra Kyai Ageng Pemanahan diangkat menjadi putra angkat karena
jasanya dalam menaklukan Arya Penangsang. Ia pandai dalam bidang keprajuritan. Setelah
Kyai Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575, Sutawijaya diangkat menjadi penggatinya.
Pada tahun 1582 Sultan Hadiwijaya wafat. Putranya yang bernama Pangeran
Benawa diangkat menjadi penggantinya. Timbul pemberontakan yang dilakukan oleh Arya
Panggiri, putra Sunan Prawoto, ia merasa mempunyai hak atasa tahta Pajang.
Pemberontakan itu dapat digagalkan oleh Pangeran Benawan dengan bantuan Sutawijaya.
Pengeran Benawan menyadari bahwa dirinya lemah, tidak mamapu mengendalikan
pemerintahan, apalagi menghadapi musuh-musuh dan bupati-bupati yang ingin melepaskan
diri dari kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya, Sutawijaya pada tahun 1586. Pada
waktu itu Sutawijaya telah menjabat bupati Mataram, sehingga pusat kerajaan Pajang
dipindahkan ke Mataram.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Demak hanya berumur pendek. Namun, para rajanya merupakan
pahlawan-pahlawan mujahid terbaik. Raja pertama mereka adalah Raden Fatah, yang
berhasil menjadikan negerinya sebagai sebuah negara independen pada masanya. Setelah
itu anaknya, Patih Yunus (Adipati Unus) berkuasa. Dia berhasil mengadakan perluasan
wilayah kerajaan. Dia menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindhu, yang
pada saat itu sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis.
Setelah wafatnya Patih Yunus pada tahun 938 H/1531 M, memerintahlah raja
paling terkenal dari kerajaan ini yaitu Raden Trenggono (Sultan Trenggana). Dia adalah
seorang mujahid besar yang di antara hasil usahanya yang terkenal adalah masuknya Islam
ke daerah Jawa Barat. Kebudayaan yang berkembang di kerajaan Demak bercorak Islam.
Hal tersebut tampak dari peninggalan-peninggalan sejarahnya berupa masjid, makam, batu
nisan, kitab suci Al-Quran, kaligrafi dan karya sastra. Sampai sekarang pun Demak di kenal
sebagai pusat pendidikan agama Islam.
B. Saran
1. Sebaiknya kita sebagai penerus bangsa Indonesia yang baik harus selalu melestarikan
budaya atau peninggalan-peninggalan sejarah di masa lalu
2. Sebagai pelajar kita harus mendalami sejarah-sejarah yang ada Indonesia
3. Mengembangkan budaya sejarah yang sudah ada, tetapi tidak menghilangkan budaya
yang sudah asli.
9
DAFTAR PUSTAKA
10