Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KERAJAAN DEMAK

DISUSUN OLEH :

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH


MTs. AL-HIDAYAH
ARJASA KANGEAN SUMENEP
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.
Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin
semua hal yang berkaitan dengan (Kerajaan Demak). Besar harapan saya agar
pembaca mampu memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan
dengan hal tersebut.
Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih terdapat
banyak kekurangan yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan
jauh dari sempurna. Maka dari itu, saya harapkan pembaca dapat memaklumi
serta memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya makalah yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Arjasa, 13 Januari 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.............................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................4

C. TUJUAN...................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

2.1 SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM DEMAK................5

2.2 LETAK LOKASI KERAJAAN DEMAK.............................................6

2.3 PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN DEMAK..7

2.4 KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA........................7

2.5  KERUNTUHAN KERAJAAN DEMAK...............................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

3.1 KESIMPULAN......................................................................................12

3.2 SARAN...................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menjelang akhir abad ke-15 seiring dengan kemunduran Majapahi,
beberapa wilayah kekuasaannya memisahkan diri. Runtuhnya kerajaan Majapahit
yang bercorak Hindu di Pulau Jawa berganti dengan berdirinya kerajaan Demak
yang memperluaskan agama Islam di Pulau Jawa. Menurut tradisi Jawa, kerajaan
Demak sebelumnya merupakan Kadipaten dari kerajaan Majapahit. Kemudian
muncul sebagai kekuatan baru dari kebesaran Majapahit. Kerajaan ini tercatat
menjadi pelopor penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dan di Indonesia pada
umunya. Maka dari itu kelompok kami akan membahas tentang kerajaan Demak
untuk mengetahui seluk-belukkerajaan Demak.

B. RUMUSAN MASALAH
·         Bagaimana terbentuknya kerajaan Demak ?
·         Bagaimana perkembangan kerajaan Demak ?
·         Bagaimana kehidupan politik, sosial budaya, dan ekonomi kerajaan Demak ?
·         Bagaimana penyebab keruntuhan kerajaan Demak ?

C. TUJUAN
·      Mengulas, mengungkap serta membahas kembali mengenai munculnya kerajaan
Demak di pulau Jawa.
·       Memberikan penjelasan perkembangan pada masa kerajaan Demak
·       Mengulas tentang kehidupan masyarakat pada masa kerjaan Demak
·       Memberikan penjelasan dari penyebab keruntuhan kerajaan Demak.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM DEMAK


Berdirinya kerajaan Demak bermula dari misi para muballigh dalam
mengislamkan jawa yang kemudian terkenal dg sebutan “ wali songo”. Dalam
penyiaran dan perkembangan islam di jawa selanjutnya, para walisongo
memusatkan kegiatannya dengan menjadikan kota demak sebagai sentral segala
sesuatunya. Atas dukungan walisongo tersebut, terutama atas dasar perintah sunan
Ampel, maka raden Patah ditugaskan untuk mengajarkan agama islam dan
membuka pesantren di desa glagah wangi. Tidak lama kemudian, desa inii banyak
dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi
kemudian menjadi pusat perdagangan dan bahkan menjadi pusat kerajaan islam
pertama di jawa.
Kerajan islam pertama ini didirikan oleh raden Patah atas restu dan
dukungan para walisongo yang diperkirakan tidak lama setelah keruntuhan
kerajaan majapahit ( semasa pemerintahan prabu brawijaya ke V / kertabumi )
yaitu tahun ± 1478 M . sinengkelan ( ditandai dengan condro sengkolo ) “ SIRNO
ILANG KERTANING BUMI “ . Adapun berdirinya kerajaan demak sinengkelan
“ geni mati siniram janmi” yang artinya tahun soko 1403 / 1481 M.
Sebelum Demak menjadi pusat kerajaan, dulunya demak merupakan
kadipaten di bawah kekuasaan kerajaan Majapahit ( brawijaya V) . dan sebelum
berstatus kadipaten , lebiih dikenal orang dengan nama “ glagah wangi “. Yang
menjadi wilayah kadipaten jepara dan merupakan satu-satunya kadipaten yang
adipatinya memeluk agam islam.
Menurut cerita rakyat, orang tg pertama kali dijumpai oleh raden patah di
glagah wangi adalah nyai lembah yang bersal dari rawa pening. Atas saran nyai
lembah inilah , raden patah bermukim di desa glagah wangi yang kemudian
dinamai “ Bintoro Demak “. Kemudian dalam perkembangannya dan semakin
ramainya masyarakat, akhirnya bintoro menjadi ibu kota Negara.
Adapun asal kota Demak , ada beberapa pendapat. Antara lain :
1. menurut prof. purbotjaroko, Demak berasal dari kata Delemak. Yang artinya
tanah yang mengandung air ( rawa)
2. menurut sholichin salam dalam bukunya “ sekitar walisongo “ menyatakan
bahwa prof. Dr.Hamka berpendapat , kota Demak adalah berasal dari bahasa arab
“ Dimak” yg artinya air mata . menggambarkan kesulitan dalam menegakkan
agam islam pada waktu itu.
3. menurut prof. R.M. Sutjipto Wiryosuparto, Demak berasal dari bahasa kawi
yang artinya pegangan atau pemberian.

2.2 LETAK LOKASI KERAJAAN DEMAK


Dari hasil penilitian IAIN walisongo jawa tengah tahun 1974 M tentang
bahan-bahan sejarah islam di jawa tengah bagian utara, telah dilaporkan bahwa
ada beberapa pendapat mengenai letak kesultanan ( istana kerajaan ) Demak,
yaitu:
Pertama : bahwa bekas kesultanan Demak itu tidak ada. Dengan
keterangan bahwa raden Patah mulai menyebarkan agama islam di Demak adalah
semata-mata untuk kepentingan agama islam. Pendirian masjid Demak bersama
para walisongo merupakan lambing kesultanan demak. Adapun tempat kediaman
rade Patah bukan berupa istana yang megah, tetapi sebuah rumah biasa yg
letaknya diperkirakn sekitar stasiun Kereta APi sekarang, tempat itu dinamakan
“Rowobatok “
Kedua : bahwa pada umumnya letak masjid tidak terlalu jauh dari istana.
Diperkirakan letak kraton Demak berada ditempat yang sekarang didirikan
Lembaga Pemasyarakatan ( sebelah timur alun-alun) . dengan alas an bahwa pada
zaman colonial ada unsur kesengajaan menghilangkan bekas kraton . pendapat ini
didasarkan atas adanya nama-nama perkampungan yang mempunyai latar
belakang historis. Seperti nama : sitihingkil ( setinggil) , betengan , pungkuran,
sampangan dan jogoloyo.
Ketiga : bahwa letak kraton berhadap-hadapan dengan masjid agung
demak, menyebrangi sungai dengan ditandai oleh adanya dua pohon pinang.
Kedua pohon pinang tersebut masih ada dan diantara kedua pohon itu terdapat
makam kiyai GUNDUK.. menurut kepercayaan masyarakat setempat , yang
ditanam itu sesungguhnya berupa tombak ( pusaka).
2.3 PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN DEMAK
Kerajaan Demak yang secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan
pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai yang dikelilingi oleh
daerah rawa yang luas dikelilingi peraiaran laut Muria.Bintoro yang menjadi pusat
kerajaan Demak yang terletak antara bergola dan jepara, dimana bergola adalah
sebuah pelabuhan yang penting pada masa Kerajaan Mataram ( Wangsa
Syailendra ), sedangkan Jepara akhirnya berkembang menjadi pelabuhan yang
penting bagi kerajaan Demak. Kehidupan politik lokasi kerajaan Demak yang
strategis untuk perdagangan nasional, karena menghubungkan perdagangan antara
Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian Timur, serta keadaan Majapahit
yag sudah hancur, maka Demak berkembang menjadi kerajaan besar di pulau
Jawa, dan memiliki peranan penting dalam rangka penyebaran agama islam,
khususnya di pulau Jawa, karena Demak berhasil menggantikan peran Malaka,
setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis 1511.

2.4 KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA


Kehidupan Ekonomi kerajaan Demak, karena Demak terletak di wilayah
yang sangat strategis yaitu di jalur perdagangan nusantara memungkinkan Demak
berkembang menjadi kerajaan maritim. Dalam kegiatan perdagangannya, Demak
berperan sebagai penghubung daerah penghasil rempah-rempah di wilayah
Indonesia  bagian timur dan penghasil rempah-rempah di Indonesia bagian barat.
Dengan demikian perdagangan di Demak semakin berkembang. Dan hal in juga
didukung oleh pengusaan Demak terhadap pelabuhan-pelabuhan di daerah pesisir
pantai pulau Jawa. Sebagai kerajaan islam yang memiliki wilayah di pedalaman,
maka Demak juga memperhatikan masalah pertanian, sehingga beras merupakan
salah satu hasil pertanian yang menjadi komoditi dagang. Dengan demikian,
kegiatan perdagangannya di tunjang oleh hasil pertanian, yang mengakibatkan
Demak memperoleh keuntungan dibidang ekonomi.

Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Demak  lebih berdasarkan pada


agama dan budaya islam, karena pada dasarnya Demak adalah pusat penyebaran
Islam pertama di pulau Jawa. Sebagai pusat penyebaran Islam, Demak menjadi
tempat berkumpulnya para wali seperti Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan
Kudus, dan Sunan Bonang. Para wali tersebut memiliki peranan yang penting
pada masa perkembangan kerajaan Demak, seperti yang dilakukan oleh Sunan
Kudus yang memberi nasihat kepada Raden Patah untuk membuat
siasat. menghancurkan kekuatan potugis dan membuat pertahanan yang kuat di
Indonesia. Dengan demikian terjalin hubungan yang erat antara raja/ bangsawan,
para wali/ulama dengan rakyat. Hubungan yang erat tersebut, tercipta melalui
pembinaan masyarakat yang diselenggarakan di Masjid maupun di Pondok
Pesantren, sehingga tercipta kebersamaan atau Ukhuwah Islamiah ( Persaudaraan
di antara orang- orang Islam)
Demikian pula di bidang budaya, banyak hal yang menarik yang merupaka
peninggalan dari kerajaan Demak.Salah satunya adalah Masjid Demak, dimana
salah satu tiang utamanya terbuat dari pecahan- pecahan kayu yang disebut
dengan soko Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di
serambi depan Majid ( pendopo ) itulah Sunan Kalijaga menciptakan dasar- dasar
perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad SAW) yang sampai sekarang masih
berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon. Hal tersebut menunjukan adanya
akulturasi kebudayaan Hindu dengan kebudayaan Islam.
Setelah Demak berkuasa kurang lebih setengah abad, ada beberapa hasil
peradaban Demak yang sampai saat ini masih dapat dirasakan. Misalnya :
1.   Sultan Demak, Senopati Jimbun pernah menyusun suatu himpunan undang-
undang dan peraturan di bidang pelaksanaan hukum. Namanya : Salokantara,
sebagai kitab hukum, maka di dalamnya antara lain menerangkan tentang
pemimpin keagamaan yang pernah menjadi hakim. Mereka
disebutdharmahyaksa dan kertopapatti.
2.   Gelar pengulu ( kepala ), juga sudah dipakai disana, yang sudah dipakai Imam di
Masjid Demak. Hal in juga terkait dengan orang yang terpenting disana, yaitu
nama Sunan Kalijaga. Kata Kali berasal dari bahasa Arab Qadli, walaupun hal itu
juga dikaitkan dengan nama sebuah sungai kecil, Kalijaga di Cirebon. Ternyata
istilah Qadli, pada masa-masa selanjutnya dipakai oleh imam-imam masjid.
3.      Bertambahnya bangunan-bangunan militer di Demak dan ibukota lainnya di
Jawa pada abad XVI.
4.      Peranan penting Masjid Demak sebagai pusat peribadatan Kerajaan Islam
pertama di Jawa. Dengan Masjid, umat Islam di Jawa daapt mengadakan
hubungan dengan pusat-pusat Islam Internasional di luar negeri ( di Tanah Suci,
maka dengan kekhalifahan Ustmaniyah di Turki )
5.      Munculnya kesenian, seperti wayang orang, wayang topeng, gamelan, tembang
macapat, pembuatan keris, dan hikayat-hikayat Jawa yang dipandang sebagai
penemuan para wali yang sezaman dengan Kerajaan Demak.
6.      Perkembangan sastra Jawa yang terpusat di bandar-bandar pantai utara dan
pantai timur Jawa yang mungkin sebelumnya tidak di islami, maupun pada masa-
masa selanjutnaya “diislamkan”.
Kemajuan Kerajaan Demak dalam berbagai bidang tidak bisa dilepaskan
dari peran serta Islam dalam menyusun dan membentuk fondasi Kemasyarakatan
Demak yang lebih Unggul, disamping itu peran serta para pemimpin dan para
Wali juga turut membantu kejayaan Kerajaan Demak.

2.5  KERUNTUHAN KERAJAAN DEMAK


Pemerintahan Raden Patah kira-kira berlangsung di akhir abad ke-15
hingga awal abad ke 16. Tatkala perjuangan Raden Patah melawan Portugis
belum selesai, pada tahun 1518 beliau wafat, dan digantikan oleh puteranaya,
Adipati Unus ( Pangeran Sebrang Lor ). Dikenal denagan nama tersebut, karena
dia pernah dia menyebrang ke utara untuk menyerang Portugis yang ada disebelah
utara( Malaka). Disamping itu, dikenal dengan nama Cu Cu Sumangsang atau
Aria Penangsang. Namun sayang, dia hanya memerintah selam tiga tahun
sehingga usahanya sebagai negarawan tidak banyak diceritakan. Konon, dia
mempunyai armada laut yang terdiri dari 40 kapal juang yang berasal dari daerah-
daerah taklukan, terutama yang diperoleh dari Jepara.

Sebagai penggantinya adalah Sultan Trenggono/ Tranggana, saudara Adipati


Unus. Dia memerintah tahun 15-12-1546. Tatkala memerintah, kerajaan telah
diperluas ke barat dan ke hulu Sungai Brantas atau pada saat ini dikenal dengan
kota Malang. Sebagai lambang kebesaran Islam, Masjid Demak pun dibangun
kembali.
Dengan gambaran tersebut diatas, perjuanagan Pangeran Trenggono tidak
kalah oleh para pendahulunya. Adapun orang-orang Portugis di Malaka,
dirasanaya sebagai ancaman dan bahaya.Untuk menggempur langsung dia belum
sanggup. Namun demikian, dia berusaha perluasan daerah-daerah yang dikuasai
oleh Portugis yang telah berhasil menguasai pula daerah pase di Sumatra Utara.
Seorang ulam terkemuka dari pase Faittahilah yang sempat melarikan diri dari
kepungan orang Portugis, di terima oleh Trenggono. Fattahilah pun dikawinkan
dengan adiknya. Ternyata Fattahilah dapat menghalangi kemajuan orang-orang
Portugis dengan merebut kunci-kunci perdagangan Kerajaan Pejajaran di Jawa
Barat yang belum masuk Islam, yaitu Banten dan Cirebon. Sementara itu,
Trenggono sendiri berhasil menaklukan Mataram dipedalaman Jawa Tengah dan
juga Singasari Jawa Timur bagian selatan. Pasuruan dan Panukuan dapat bertahan,
sedangkan Blambangan menjadi bagian Kerajaan Bali yang tetap Hindu. Dalam
usahanya untuk menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Trenggono Wafat. Dengan
wafatnya Sultan Trenggono, timbulah pertengkaran yang maha hebat di Demak
tentang siapa yang menggantikannya.
Setelah Sultan Trenggono wafat muncul kekacauan dan pertempuran
antara para calon pengganti Raja. Konon, ibukota Demak pun hancur karenanya.
Para calon pengganti raja yang bertikai itu adalah anak Trenggono, Sunan
Prawoto dan Arya Penangsang anak dari Pangeran Sekar Ing Seda Lepen, adik tiri
sultan trenggono yang dibunuh oleh Sunan Prawoto ketika membantu ayahnya
merebut tahta Demak. Arya penangsang dengan dukungan dari  gurunya Sunan
Kudus untuk merebut takhta Demak, mengirim anak buahnya yang bernama
Rangkud untuk membalas kematian ayahnya.
Pada tahun 1549 menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam Rangkud
berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan mengakui
kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum mati
asalkan keluarganya diampuni. Menurut Babad Tanah Jawi, pada suatu malam
Rangkud berhasil menyusup ke dalam kamar tidur Sunan Prawoto. Sunan
mengakui kesalahannya telah membunuh Pangeran Seda Lepen. Ia rela dihukum
mati asalkan keluarganya diampuni Rangkud setuju. Ia lalu menikam dada Sunan
Prawoto yang pasrah tanpa perlawanan sampai tembus. Ternyata istri Sunan
sedang berlindung di balik punggungnya. Akibatnya ia pun tewas pula. Melihat
istrinya meninggal, Sunan Prawoto marah dan sempat membunuh Rangkud
dengan sisa-sisa tenaganya.
Arya Penangsang juga membunuh adipati Jepara yang sangat besar
pengaruhnya, istri adipati Jepara, Ratu Kalinyamat mengangakat senjata dan
dibantu oleh adipati yang lain untuk melawan Arya Penangsang. Salah satunya
adalah Hadiwijaya ( Jaka Tingkir ), menantu Sultan Trenggono yang berkuasa di
Pajang ( Boyolali ). Akhirnya, Joko Tingkir dapat membuuh Arya Penangsang.
Pada tahun 1586, Keraton Demak pun dipindah ke Pajang.
Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh-tokoh penting Demak saat menyerang
Blambangan yang eks-Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah
pelajaran dari sejarah cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan
persatuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kerajaan Demak berdiri tahun 1500. Raja pertama Kerajaan Demak adalah
Raden Fatah, yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Pada masa
pemerintahannya Kerajaan Demak berkembang dengan pesat. Dapat berkembang
dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasilan
bahan makanan, terutama beras. Selain itu, Kerajaan Demak juga tumbuh menjadi
sebuah kerajaan maritim karena letaknya di jalur perdagangan antara Malaka dan
Maluku. Oleh karena itu, Kerajaan Demak disebut juga sebagai sebuah kerajaan
yang agraris-maritim. Pada masa pemeritahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan
Kerajaan Demak cukup luas, meliputi Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi
dan beberapa daerah yang ada di Kalimantan. Kemajuan yang dialami Demak ini
dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Kerajaan Demak tumbuh
sebagai pusat perdagangan, Demak juga tumbuh menjadi pusat penyebaran agama
Islam. Para wali adalah penyebar agama Islam di Demak. Mereka memanfaatkan
posisinya untuk lebih menyebarkan Islam kepada penduduk Jawa.
Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan
dengan Islam. Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang
masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan lambang
kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya
dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu
tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu
sendiri yang disatukan (tatal).
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali
Sanga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak.
Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat
agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang
terus dipelihara sampai sekarang.
Wafatnya Sultan Trenggana (1546) menyebabkan kemunduran Kerajaan
Demak. Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawato (putra Sultan
Trenggana) dengan Aria Panangsang (keturunan Sekar Sedo Lepen (adik Sultan
Trenggana)). Dalam perebutan kekuasaan itu, Aria Panangsang membunuh
Pangeran Prawoto dan putranya, Pangeran Hadiri. Ratu Kalinyamat dan Aria
Pangiri memohon bantuan kepada Adiwijaya di Pajang. Dalam pertempuran itu,
Adiwijaya berhasil membunuh Aria Panangsang. Setelah itu, Adiwijaya
memindahkan ibu kota Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1568. Peristiwa ini
menjadi akhir dari Kerajaan Demak.

3.2 SARAN
· Pentingnya pelestarian sejarah Kerajaan Demak pada khususnya, umumnya
ditempuh oleh Para Ulama zaman dahulu dalam menyebarkan Syiar Islam.
· Banyaknya pemahaman-pemahaman yang keliru yang bisa menjerumuskan
warga masyarakat dan peziarah kejurang kemusrikan.

Anda mungkin juga menyukai