Anda di halaman 1dari 7

KEUNIKKAN CANDI PLAOSAN SEBAGAI WARISAN berSEJARAH

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ilmiah akademik ini dengan baik sesuai
batas waktu yang telah ditentukan.
Penulisan jurnal ilmiah Domestic Case Study ini bertujuan untuk memenuhi standard
kualifikasi yang diberi judul Keunikkan Candi Plaosan sebagai Warisan Bersejarah. Jurnal
Domestic Ca se Study ini berisikan pembahasan tentang objek pariwisata Candi Plaosan dan
seminar di ( ....) yang bertema (....). Dalam jurnal ilmiah ini menguraikan mengenai keunikkan
sejarah dari candi plaosan yang menjadi simbol keabadian cinta.
Penelitian dalam membuat Jurnal Ilmiah Domestic Ca se Study tersebut tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu peneliti berterimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan kesehatan, kesabaran,

kesempatan, ide, anugrah kepada penulis selama menyelesaikan

Karya Ilmiah ini,

2. Dosen Pembimbing, Dra. Damiasih, MM.,M.Par. yang telah bersedia

mengesahkan dan membimbing Jurnal Ilmiah Akademik ini.

3. Keluarga, yang telah memberikan fasilitas yang memadahi dan

bimbingan dalam proses pembuatan Karya Ilmiah

4.
Teman-teman semua yang belum dapat di sebutkan satu persatu yang selalu
memotivasi dan mendukung karya ilmia ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu

penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan mohon masukkannya,

semoga karya ilmiah ini dapat menambah minat pembaca terhadap ilmu teknologi dan juga

memberi pengetahuan yang lebih bagi semuanya.

Yogyakarta, 17 November 2016


Penulis,

Odilia Sonbay

BAB 1
PENDAHULUAN

Program Domestic Case Study adalah program study tour yang dilakukan
oleh

mahasiswa S-1 jurusan Hospitality yang duduk di semester 3, baik yang melaksanakan program
resmi dari kampus maupun yang sudah melaksanakan seminar kepariwisataan dan melakukan
observasi ke obyek wisata sehingga mahasiswa mampu menganalisa dan meninjau keadaan
pariwisata yang sesungguhnya. Kemudian mahasiswa harus menuangkan inti dari bahasan
seminar kepariwisataan tersebut dengan berkorelasikan atas hasil observasi kedalam Jurnal
Ilmiah Akademik yang disiapkan sebagai standar kualifikasi.

Penulis mengikuti kegiatan seminar di (....) pada tanggal (.....) dengan tema (.....).
Dengan pembicara:
1.
2.
3.
Penulis mengambil judul KEUNIKKAN CANDI PLAOSAN SEBAGAI

WARISAN BERSEJARAH dengan alasan karena candi plaosan memiliki

keunikkan sejarah yang belum diketahui banyak orang sehingga dengan

adanya jurnal ilmiah ini, penulis berharap dapat membuat masyarakat sekitar baik

dalam maupun luar negeri mengetahui keunikkan tersebut dan tertarik untuk

datang ke Candi Plaosan.


BAB II

PEMBAHASAN

Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah

bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban

Hindu- Buddha.Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi

ataupun memuliakan Buddha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh

masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius

dari masa Hindu-Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian

(petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.

Candi merupakan bangunan replika tempat tinggal para dewa yang

sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru.Karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan

berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola hias yang disesuaikan dengan alam

Gunung Mahameru.Candi-candi dan pesan yang disampaikan lewat arsitektur, relief, serta

arca-arcanya tak pernah lepas dari unsur spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para

pembuatnya.

Beberapa candi seperti Candi Borobudur dan Prambanan dibangun amat

megah, detil, kaya akan hiasan yang mewah, bercitarasa estetika yang luhur, dengan

menggunakan teknologi arsitektur yang maju pada zamannya. Bangunan-bangunan ini


hingga kini menjadi bukti betapa tingginya kebudayaan dan peradaban nenek moyang

bangsa indonesia.

Istilah "Candi" diduga berasal dari kata Ca ndika yang berarti nama

salah satu perwujudan DewiDurga sebagai dewi kematian. Karenanya candi selalu

dihubungkan dengan monumen tempat pedharmaan untuk memuliakan raja anumerta (yang

sudah meninggal) contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati.

Penafsiran yang berkembang di luar negeri terutama di antara penutur

bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya adalah; istilah ca ndi hanya merujuk kepada

bangunan peninggalan era Hindu-Buddha di Nusantara, yaitu di Indonesia dan Malaysia saja

(contoh: Candi Lembah Bujang di Kedah). Sama halnya dengan istilah wa t yang dikaitkan

dengan candi di Kamboja dan Thailand. Akan tetapi dari sudut pandang Bahasa Indonesia,

istilah 'candi' juga merujuk kepada semua bangunan bersejarah Hindu-Buddha di seluruh

dunia; tidak hanya di Nusantara, tetapi juga Kamboja, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam,

Sri Lanka, India, dan Nepal; seperti candi Angkor Wat di Kamboja dan candi Khajuraho di

India. Istilah candi juga terdengar mirip dengan istilah chedi dalam bahasa Thailand yang

berarti 'stupa'.

Candi Plaosan, merupakan sebuah situs candi peninggalan kerajaan mataram kuno yang
terletak didesa Bugisan, Kecamatan prambanan, Kabupaten Klaten, Propinsi jawa tengah.
Komplek candi plaosan ini terbagi menjadi dua bagian yaitu komplek candi plaosan lor ( utara )
dan komplek candi plaosan kidul ( selatan ). Candi yang merupakan candi budha ini dibangun
pada masa pemerintahan rakai pikatan sekitar abad ke - 9 sebelum masehi dan letak candi ini
tidak jauh dari candi besar yang ada di perbatasan yogyakarta dan klaten yaitu candi
prambanan hanya berjarak sekitar 2,5 km dan akses menuju candi plaosan sangat bagus karena
medan jalan yang sudah beraspal namun sayangnya untuk angkutan umum menuju ke candi
plaosan tidaklah ada maka dari itu lebih baik menggunakan kendaraan pribadi saja.
Dan untuk letak candi plaosan lor dan kidul hanya berjarak 20 meter yang di batasi oleh
jalan raya jika para wisatawan yang ingin datang melalui jalur prambanan dari klaten candi
plaosan ini akan terlihat di antara persawahan masyarakat. Pada bulan oktober tahun 2003 di
komplek candi perwara di komplek candi plaosan kidul ditemukan sebuah prasasti yang
diperkirakan berasal abad ke - 9 masehi. Prasasti yang berupa lempengan emas berukuran 18,5 x
2,2 cm berisi tulisan dalam bentuk bahasa sansekerta.
Awal mula sejarah candi plaosan berawal dari kisah cinta antara Rakai pikatan dan
Pramudya wardani yang tidak di restui masing - masing pihak keluarga yang dikarenakan
adanya perbedaan prinsip, budaya dan agama namun mereka berdua tetap nekad untuk
melangsungkan hubungan tersebut ke pernikahan karena menurut mereka cinta sendiri yang
melampaui batas tidak menjadi suatu masalah apalagi karena adanya perbedaan prinsip, budaya
dan agama semua dapat di pecahkan dan di selesaikan dengan baik . maka dibangunlah candi
plaosan yang menjadi simbol keabadian cinta mereka berdua yang sekarang kita kenal sebagai
candi utama utara dan candi selatan yang merupakan perpaduan corak agama hindu dan budha.
Candi Plaosan disebut juga salah satu peninggalan bangunan bersejarah nenek moyang
yang sangat berharga dan sangat unik. Candi Plaosan yang berada di daerah Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Klaten terletak kira-kira satu kilometer ke arah timur-laut dari Candi
Sewu atau Candi Prambanan. Adanya stupa, arca Buddha, serta candi-candi perwara
(pendamping/kecil) yang berbentuk stupa menandakan bahwa candi-candi tersebut adalah
candi Buddha. Akan tetapi meskipun Candi Plaosan adalah candi Buddha, tetapi gaya
arsitekturnya merupakan perpaduan antara agama Buddha dan Hindu. Ini adalah salah satu
keunikan yang dimiliki Candi Plaosan.
Candi Plaosan juga merupakan salah satu obyek wisata sejarah yang menarik dan patut
dikunjungi. Dengan kondisi jalan yang masih baik serta kondisi udara yang sejuk, hamparan
sawah yang terbentang luas, pemandangan alam yang indah dan juga lokasinya yang berdekatan
dengan Candi Prambanan dan komplek Ratu Boko juga merupakan salah satu potensi yang
dimiliki obyek wisata Candi Plaosan. Akan tetapi karena pengembangan pariwisata yang belum
merata, pengelolaan dan pengembangan obyek wisata Candi Plaosan nampaknya sangat lamban
jika dibandingkan dengan Candi Prambanan dan komplek Ratu Boko. Hal ini bisa dikarenakan
Candi Plaosan juga masih dalam tahap penggalian beberapa stuktur pendukung Candi Plaosan
lainnya. Seperti, berupa dinding parit dan pagar ketiga yang berlokasi di Dukuh Dengok Wetan,
Desa Bugisan.
Pada awal September 2016 yang lalu Masyarakat di kawasan Candi Plaosan membangun
Desa Wisata Bugisan untuk mengangkat potensi kepariwisataan yang ada di sebelah utara Candi
Prambanan tersebut. Hal itu berlangsung dalam acara peluncuran Desa Wisata Bugisan, di
pelataran Candi Plaosan Lor.
Memiliki potensi kepariwisataan tak lantas membuat masyarakat Desa Bugisan yang
berada di kawasan Candi Plaosan berdiam diri. Masyarakat setempat membangun Desa Wisata
Bugisan untuk mengembangkan potensi kepariwisataan yang dimiliki.Kepala Desa Bugisan,
Heru Nugroho menjelaskan melihat pengembangan desa wisata di kawasan Candi Borobudur
mendorong masyarakat Desa Bugisan turut mengembangkan desa wisata di Kawasan Candi
Prambanan pada umumnya, dan Candi Plaosan pada khususnya.

Selain keberadaan Candi Plaosan, lanjut Heru, Desa Bugisan juga mempunyai potensi di
bidang seni budaya meliputi karawitan, pring sedapur, jathilan, hingga gejog lesung. Potensi
kesenian ini ditampilkan pada setiap event kunjungan wisatawan. Dijelaskan, pengelolaan desa
wisata Bugisan dilakukan oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis) Desa Bugisan.
Untuk.menarik wisatawan, juga bekerjasama dengan travel agen dan guide (pemandu wisata).
Pemerintah Desa mengalokasikan Rp 10 juta ke pokdarwis untuk pengembangan potensi
kepariwisataan. Keberadaan Desa Wisata ini diharapkan dapat menambah pendapatan asli desa
(PADes).

Menurut Kepala Desa (Kades) Bugisan, Heru Nugroho pada bulan November 2016 akan
digelar Festival Candi Kembar selama sebulan penuh. Festival tersebut nantinya akan dibantu ISI
Yogya dan Solo, serta UGM. Sehingga Desa Wisata Bugisan bisa dikenal dimana-mana

Anda mungkin juga menyukai