Anda di halaman 1dari 25

KERAJAAN ISLAM DI SAMUDERA PASAI, ACEH, DAN DEMAK

KELOMPOK 5

XII MIPA 1

1. ANDI AKIFAH USMAN (09)

2. ANDI ALIYAH MAHARANI (10)

3. NAYLAH KHAIRUNNISA (27)

4. NURUL INAYAH (28)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat, serta taufik hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Kerajaan Islam Di Samudera Pasai,Aceh, Dan Demak”

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dalam
penyampaian materi maupun penggunaan bahasa. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
lainnya di masa yang akan datang. Semoga apa yang terdapat dalam makalah ini,
bisa memberi manfaat dan juga menambah wawasan serta pengetahuan kita
semua mengenai sejarah Indonesia yang tidak bisa dilupakan.

Makassar, 14 November 2022

Penyusun,

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3

A. Kerajaan Samudera Pasai.................................................................3

2. Silsilah[...........................................................................................

3. Wilayah Kekuasaan....................................................................10

4. Kehidupan politik.......................................................................11

5. Kehidupan Ekonomi...................................................................12

6. Kehidupan Sosial Budaya..........................................................13

7. Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai.......................................14

B. Kerajaan Aceh..................................................................................4

1. Awal Berdiri.........................................................................................4

2. Silsilah..........................................................................................7

3. Wilayah Kekuasaan....................................................................10

4. Kehidupan politik.......................................................................11

5. Kehidupan Ekonomi...................................................................12

6. Kehidupan Sosial Budaya..........................................................13

7. Keruntuhan Kerajaan Aceh........................................................14

C. Kerajaan Demak...............................................................................4

ii
1. Awal Berdiri.........................................................................................4

2. Silsilah..........................................................................................7

3. Wilayah Kekuasaan....................................................................10

4. Kehidupan politik.......................................................................11

5. Kehidupan Ekonomi...................................................................12

6. Kehidupan Sosial Budaya..........................................................13

7. Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai.......................................14

BAB III PENUTUPAN.......................................................................................15

A. Kesimpulan.......................................................................................15

B. Saran.................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut berbagai sumber sejarah, agama Islam masuk pertama
kalinya ke nusantara sekitar abad ke 6 Masehi. Saat kerajaan-kerajaan
Islam masuk ke tanah air pada abad ke 13, berbagai kerajaan Hindu Budha
juga telah mengakhiri masa kejayaannya.
Kerajaan Islam di Indonesia yang berkembang saat itu turut menjadi
bagian terbentuknya berbagai kebudayaan di Indonesia. Kemudian, salah
satu faktor yang menjadikan kerajaan-kerajaan Islam makin berjaya
beberapa abad yang lalu ialah karena dipengaruhi oleh adanya jalur
perdagangan yang berasal dari Timur Tengah, India, dan negara lainnya.
Semakin berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
sekitar abad ke 13 juga didukung oleh faktor lalu lintas perdagangan laut
nusantara saat itu. Banyak pedagang-pedagang Islam dari berbagai penjuru
dunia seperti dari Arab, Persia, India hingga Tiongkok masuk ke
nusantara. Para pedagang-pedagang Islam ini pun akhirnya berbaur
dengan masyarakat Indonesia. Semakin tersebarnya agama Islam di tanah
air melalui perdagangan ini pun turut membawa banyak perubahan dari
sisi budaya hingga sisi pemerintahan nusantara saat itu. Munculnya
berbagai kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang tersebar di nusantara
menjadi pertanda awal terjadinya perubahan sistem pemerintahan dan
budaya di Indonesia. Keterlibatan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
juga turut berperan dalam tersebarnya agama Islam hingga ke seluruh
penjuru tanah air.
Beberapa kerajaan Islam tertua di tanah air yang menjadi bukti
jejak peninggalan Islam dan masih bisa disaksikan hingga hari ini di
antaranya ialah Kerajaan Perlak (840-1292), Kerajaan Ternate (1257),
Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521), Kerajaan Gowa (1300-1945),
Kesultanan Malaka (1405-1511), Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677),

1
Kerajaan Demak 1478-1554), Kerajaan Islam Banten (1526-1813),
Kerajaan Pajang (1568-1586), dan Kerajaan Mataram Islam (1588-1680).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk mengetahui lebih jelasnya
dapat dijabarkan melalui beberapa pertanyaan berikut:
1. Bagaimana awal berdirinya kerajaan-kerajaan di Nusantara?
2. Bagaimana silsilah kerajaan-kerajaan di Nusantara?
3. Apa saja wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan di Nusantara?
4. Bagaimana kehidupan politik kerajaan-kerajaan di Nusantara?
5. Bagaimana kehidupan ekonomi kerajaan-kerajaan di Nusantara?
6. Bagaimana kehidupan sosial budaya kerajaan-kerajaan di Nusantara?
7. Apa penyebab keruntuhan kerajaan di Nusantara?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui awal berdirinya kerajaan-kerajaan di Nusantara.
2. Untuk mengetahui silsilah kerajaan-kerajaan di Nusantara.
3. Untuk mengetahui wilayah kekuasaan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
4. Untuk mengetahui kehidupan politik kerajaan-kerajaan di Nusantara.
5. Untuk mengetahui kehidupan ekonomi kerajaan-kerajaan di Nusantara.
6. Untuk mengetahui kehidupan sosial budaya kerajaan di Nusantara
7. Untuk mengetahui penyebab keruntuhan kerajaan di Nusantara.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kerajaan Samudera Pasai

1. Awal Berdiri
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan
kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah
Silu pada tahun 1267 M. Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini
adalah ditemukannya makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh
Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan bangunan pusat kerajaan
Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17 km sebelah
timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama
Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama
baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam
pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M).
Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan
Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.
Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempat
mengunjungi Pasai tahun 1346 M. ia juga menceritakan bahwa, ketika ia
di Cina, ia melihat adanya kapal Sultan Pasai di negeri Cina. Memang,
sumber-sumber Cina ada menyebutkan bahwa utusan Pasai secara rutin
datang ke Cina untuk menyerahkan upeti. Informasi lain juga
menyebutkan bahwa, Sultan Pasai mengirimkan utusan ke Quilon, India
Barat pada tahun 1282 M. Ini membuktikan bahwa Pasai memiliki relasi
yang cukup luas dengan kerajaan luar
Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan
penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai
negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama
adalah lada. Sebagai bandar perdagangan yang besar, Samudera Pasai
mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang ini digunakan
secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat perdagangan,
Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
Seiring perkembangan zaman, Samudera mengalami kemunduran, hingga
ditaklukkan oleh Majapahit sekitar tahun 1360 M. Pada tahun 1524 M
ditaklukkan oleh kerajaan Aceh.

2. Silsilah
1. Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)
2. Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 ± 1345)
4. Sultan Malik Az-Zahir (?- 1346)

3
5. Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (ca. 1346-1383)
6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah (1383-
1405)
7. Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412)
8. Sultan Sallah Ad-Din yang memerintah (ca.1402-?)
9. Sultan yang kesembilan yaitu Abu Zaid Malik Az-Zahir (?-1455)
10.Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, memerintah (ca.1455-ca. 1477)
11.Sultan Zain Al-‘Abidin, memerintah (ca.1477-ca.1500)
12.Sultan Abdullah Malik Az-Zahir, yang memerintah (ca.1501-1513)
13.Sultan Zain Al’Abidin, yang memerintah tahun 1513-1524

3. Wilayah Kekuasaan
Wilayah kekuasaan Pasai mencakup wilayah Aceh ketika itu.

4. Kehidupan Politik
Kerajaan Samudra Pasai yang didirikan oleh Marah Silu bergelar
Sultan Malik al- Saleh, sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1285
– 1297. Pada masa pemerintahannya, datang seorang musafir dari Venetia
(Italia) tahun 1292 yang bernama Marcopolo, melalui catatan perjalanan
Marcopololah maka dapat diketahui bahwa raja Samudra Pasai bergelar
Sultan. Setelah Sultan Malik al-Saleh wafat, maka pemerintahannya
digantikan oleh keturunannya yaitu Sultan Muhammad yang bergelar
Sultan Malik al-Tahir I (1297 – 1326). Pengganti dari Sultan Muhammad
adalah Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir II (1326 –
1348). Pada masa ini pemerintahan Samudra Pasai berkembang pesat dan
terus menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun
Arab.
Bahkan melalui catatan kunjungan Ibnu Batutah seorang utusan
dari Sultan Delhi tahun 1345 dapat diketahui Samudra Pasai merupakan
pelabuhan yang penting dan istananya disusun dan diatur secara India dan
patihnya bergelar Amir. Pada masa selanjutnya pemerintahan Samudra
Pasai tidak banyak diketahui karena pemerintahan Sultan Zaenal Abidin
yang juga bergelar Sultan Malik al-Tahir III kurang begitu jelas. Menurut
sejarah Melayu, kerajaan Samudra Pasai diserang oleh kerajaan Siam.
Dengan demikian karena tidak adanya data sejarah yang lengkap, maka
runtuhnya Samudra Pasai tidak diketahui secara jelas. Dari penjelasan di
atas, apakah Anda sudah paham? Kalau sudah paham simak uraian materi
berikutnya.

5. Kehidupan Ekonomi
Dengan letaknya yang strategis, maka Samudra Pasai berkembang
sebagai kerajaan Maritim, dan bandar transito. Dengan demikian Samudra
Pasai menggantikan peranan Sriwijaya di Selat Malaka.

4
Kerajaan Samudra Pasai memiliki hegemoni (pengaruh) atas
pelabuhan-pelabuhan penting di Pidie, Perlak, dan lain-lain. Samudra
Pasai berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Malik al-Tahir II.
Hal ini juga sesuai dengan keterangan Ibnu Batulah. Komoditi
perdagangan dari Samudra yang penting adalah lada, kapurbarus dan
emas. Dan untuk kepentingan perdagangan sudah dikenal uang sebagai
alat tukar yaitu uang emas yang dinamakan Deureuham (dirham).

6. Kehidupan Sosial Budaya


Telah disebutkan di muka bahwa, Pasai merupakan kerajaan besar,
pusat perdagangan dan perkembangan agama Islam. Sebagai kerajaan
besar, di kerajaan ini juga berkembang suatu kehidupan yang
menghasilkan karya tulis yang baik. Sekelompok minoritas kreatif berhasil
memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam, untuk menulis
karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang kemudian disebut sebagai
bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis
tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini
diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya
perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Bahasa Melayu
tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili
untuk menuliskan buku-bukunya.
Sejalan dengan itu, juga berkembang ilmu tasawuf. Di antara buku
tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu adalah Durru al-
Manzum, karya Maulana Abu Ishak. Kitab ini kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Melayu oleh Makhdum Patakan, atas permintaan dari Sultan
Malaka. Informasi di atas menceritakan sekelumit peran yang telah
dimainkan oleh Samudera Pasai dalam posisinya sebagai pusat tamadun
Islam di Asia Tenggara pada masa itu.

7. Keruntuhan Kerajaan Samudera Pasai


Runtuhnya kerajaan Samudra Pasai adalah disebabkan karena
masalah internal dan eksternal. Adapun faktor internal yang dimaksud
adalah perang antar saudara di dalam tubuh kerajaan, yakni kaitannya
dengan perebutan kekuasaan. Selain itu, penyebab keruntuhan kerajaan
Samudra Pasai yang kedua adalah karena kedatangan Portugis ke
Nusantara. Kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Portugis pada tahun
1924 selama tiga tahun Di mana Selat Malaka yang dikuasai Portugis itu
adalah lingkup wilayah Samudra Pasai yang kemudian dengan mudahnya
Portugis masuk ke wilayah kerajaan. Selanjutnya, pada tahun 1345, Gajah
Mada memimpin pasukan Majapahit untuk menaklukkan kekuasaan
Sultan Ahmad Malik Az-Zahir. Dengan demikian, faktor penyebab
runtuhnya Samudra Pasai adalah perebutan kekuasaan di dalam kerajaan,
serangan dari Portugis dan serangan dari Kerajaan Majapahit.

5
B. KERAJAAN ACEH

1. Awal Berdiri
Kerajaan Aceh merupakan hasil penyatuan dari dua kerajaan kecil,
yaitu Lamuri dan Aceh Darul Kamal yang awalnya tidak pernah rukun
serta selalu bermusuhan. Pada akhir abad ke-15, pusat Kerajaan Lamuri
dipindahkan ke Mahkota Alam (sekarang Kuta Alam), karena adanya
serangan dari Pidie.
Sejak itu, Lamuri lebih dikenal sebagai Kerajaan Mahkota Alam,
mengikuti nama ibu kotanya. Dalam Hikayat Aceh, pertentangan antara
Mahkota Alam dan Darul Kamal berakhir setelah Makota Alam yang saat
itu dipimpin oleh Sultan Syamsu Syah menjodohkan putranya, Ali
Mughayat Syah, dengan putri Raja Darul Kamal. Kemudian diceritakan
bahwa pasukan Mahkota Alam melakukan penyerangan terhadap Darul
Kamal saat arak-arakan pengantaran mas kawin. Akibatnya, para
pembesar Darul Kamal termasuk Sultan Muzaffar Syah tewas terbunuh.
Setelahnya, Sultan Syamsu Syah menjadi penguasa atas dua kerajaan.
Pada 1516, putranya, Ali Mughayat Syah, naik tahta dan memindahkan
pusat kerajaannya ke Daruddunia (Banda Aceh sekarang). Semenjak itu,
kedua kerajaan yang disatukan tersebut diberi nama Kerajaan Aceh
Darussalam dengan pusat kerajaannya Banda Aceh Darussalam. Sultan
Ali Mughayat Syah menjadi raja pertama Kerajaan Aceh Darussalam dan
memerintah pada 1514-1528 M. Di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayat
Syah, Kerajaan Aceh berhasil melakukan perluasan wilayah ke beberapa
daerah, antara lain Daya dan Pasai. Selain itu, kerajaan ini juga melakukan
penyerangan terhadap bangsa Portugis di Malaka serta Kerajaan Aru.
Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaannya pada permulaan abad
ke-17 dibawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607 M-1636 M). Di
bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh kemajuan di
beberapa bidang, antara lain perdagangan. Di bidang perdagangan,
Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan yang berkuasa atas perdagangan
Islam, bahkan menjadi bandar transit yang dapat menghubungkan dengan
pedagang islam di dunia barat.

2. Silsilah
Raja-raja yang paling berpengaruh di Kerajaan Aceh.
1) Ali Mughayat Syah (1514-1530)
Sebelumnya udah gue singgung di atas, kalau Raja Ali Mughayat
Syah merupakan raja pertama sekaligus pendiri dari Kerajaan
Aceh. Pada kekuasaan beliau, Kerajaan Aceh melakukan ekspansi
ke beberapa daerah seperti Pasai, Daya, Lidic, Nakur, dan Pedir.
Setelah Ali Mughayat Syah meninggal, ia digantikan oleh
putranya, yaitu Sultan Salahuddin. Sayangnya pada masa

6
pemerintahan Salahuddin, beliau ini kurang perhatian gitu sama
negara, sehingga Aceh mengalami kemerosotan, sehingga beliau
digantikan oleh saudaranya yaitu Alaudin Ri’ayat Syah.

2) Alauddin Ri’ayat Syah (1589-1604)


Dalam kepemimpinannya, Alauddin Ri’ayat Syah melakukan
penyerangan ke Malaka yang saat itu dikuasai oleh Portugis dan
juga menyerang Kerajaan Aru.
Sebenarnya sudah sejak lama Kerajaan Aceh ingin menguasai
Malaka, namun Portugis lebih dahulu menguasai Malaka. Namun,
penyerangan ke wilayah Malaka dan Aru gagal. Hal ini disebabkan
karena wilayah Malaka dikuasai Portugis yang lebih unggul dalam
teknologi pertempuran, sedangkan Kerajaan Aru mendapatkan
bantuan dari Johor untuk mempertahankan wilayahnya. Selain itu
di bawah kepemimpinan Alauddin Ri’ayat Syah, Kerajaan Aceh
mulai melakukan hubungan diplomasi politik dengan Turki.

3) Iskandar Muda (1607-1636)


Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh tahun 1607–1636
M. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Aceh mengalami kejayaan.
Dalam masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh mengalami
kemajuan pada beberapa bidang, antara lain:
 Bidang Perdagangan: Kemajuan pada bidang perdagangan
terutama pedagang lada yang merupakan komoditas utama
Aceh. Selain itu karena ada larangan untuk para pedagang
Islam untuk berdagang di Malaka oleh pemerintah Portugis,
menyebabkan para pedagang datang ke Aceh dan meramaikan
perdagangan di Aceh. Jadi nih kalau dimisalkan pasar, Aceh ini
jadi pasar yang serba ada, karena banyak pedagang yang datang
untuk berdagang di Aceh.
 Bidang Politik: Dalam kehidupan politik kerajaan Aceh,
Kerajaan Aceh berhasil menginvasi wilayah lain, seperti Johor,
Pohong, Kedah, Aru, dan yang lainnya, sehingga Kerajaan
Aceh memiliki wilayah yang sangat luas.
 Diplomasi: Hubungan diplomasi antara Aceh dan Turki
menjadi semakin erat, selain itu Aceh juga bekerja sama
dengan negara Timur Tengah lainnya. Hal ini dilakukan
sebagai strategi agar Aceh mendapat perlindungan dari negara
Barat.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, penyebaran Agama
Islam semakin meluas. Tata negara di bawah pemerintahan Sultan
Iskandar Muda menjadi lebih tertata, dan aturan-aturan yang
diberlakukan adalah aturan berdasarkan kaidah Islam.

7
4) Iskandar Thani (1636-1641)
Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, tahta Kerajaan Aceh
digantikan oleh menantunya, Sultan Iskandar Thani.
Di bawah kepemimpinan Iskandar Thani, beliau melanjutkan
tradisi kekuasaan yang sebelumnya dilakukan oleh Sultan Iskandar
Muda karena beliau masih merasa kalau tradisi tersebut masih baik
dan cocok untuk dilakukan. Pada masa pemerintahannya, muncul
seorang ulama besar yg bernama Nuruddin ar-Raniri. Ia menulis
buku sejarah Aceh berjudul Bustanu’ssalatin.
3. Wilayah Kekuasaan
Kerajaan Aceh memiliki kekuasaan yang sangat luas, meliputi
daerah Aru, Pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri.

4. Kehidupan Politik
Kehidupan politik Kerajaan Aceh sebelum dan sesudah
pemerintahan Sultan Iskandar Muda sangat berbeda. Pada periode awal,
konsentrasi politik lebih tercurah untuk pembentukan kekuatan militer
dalam upaya mempertahankan keberadaannya dari ancaman yang datang
dari dalam ataupun luar. Di samping itu, kekuatan militernya diperlukan
untuk ekspansi ke daerah sekitar guna menambah wilayah kekuasaan.
Ketika Sultan Iskandar Muda berkuasa, ia tidak hanya melanjutkan
kegiatan ekspansi wilayah seperti para pendahulunya. Sultan Iskandar
Muda juga berusaha menata rapi sistem politik dalam kerajaan, terutama
yang berkaitan dengan konsolidasi dan peletakan pengawasan terhadap
wilayah-wilayah yang dikuasainya. Dalam kehidupan politik kerajaan
Aceh, Kerajaan Aceh berhasil menginvasi wilayah lain, seperti Johor,
Pohong, Kedah, Aru, dan yang lainnya.

5. Kehidupan Ekonomi
perdagangan. Perekonomian Aceh tumbuh pesat, sebab letaknya
strategis di Selat Malaka. Selain itu, semakin meluasnya pengaruh
kerajaan Aceh dan hubungan-hubungan dengan pihak asing juga menjadi
faktor perkembangan ekonomi yang semakin maju.
Dibawah ini beberapa komoditas perdagangan Kerajaan Aceh, meliputi :
 Lada
 Emas
 Minyak Tanah
 Kapur
 Sutera
 Kapas
Selain itu, perekonomian di Ibukota kerajaan juga tumbuh pesat,
dibuktikan dengan sudah adanya pengolahan bahan mentah menjadi

8
barang jadi. Di bidang pertanian, daerah Sedang Pidie adalah lumbung
bagi komoditas padi. Namun komoditas utama atau bisa dikatakan
unggulan di kesultanan Aceh yang diekspor ke luar adalah lada.

6. Kehidupan Sosial Budaya


pengaruh letak yang strategis membuat kehidupan sosial budaya di
kerajaan Aceh tumbuh pesat. Hal ini disebabkan karena interaksi dengan
orang-orang luar seperti pedagang-pedagang dari Timur Tengah dan
Eropa. Kehidupan sosial budaya dapat dilihat landasan hukum yang
berlaku yang didasari dari ajaran Islam. Hukum adat ini disebut hukum
adat Makuta Alam. Berdasarkan hukum ini, pengangkatan seorang sultan
diatur dengan sedemikian rupa dengan melibatkan ulama dan perdana
menteri.
Sisa-sisa arsitektur bangunan peninggalan kesultanan Aceh
keberadaannya tidak terlalu banyak, disebabkan karena sudah terbakar
pada masa perang Aceh. Beberapa bangunan yang masih tersisa contohnya
seperti Istana Dalam Darud Donya yang sekarang menjadi Pendopo
Gubernur Aceh. Selain istana, beberapa peninggalan yang masih dapat
kita lihat sampai sekarang seperti Masjid Tua Indrapuri, Benteng Indra
Patra, Gunongan, Pinto Khop, dan kompleks pemakaman keluarga
kesultanan Aceh.

7. Keruntuhan Kerajaan Aceh


Pada 1641, atau sepeninggal Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh
mengalami kemunduran. Faktor kejatuhan Kerajaan Aceh paling utama
adalah adanya perebutan kekuasaan di antara para pewaris takhta. Selain
itu, kekuasaan Belanda di Pulau Sumatera dan Selat Malaka semakin
menguat. Pada masa pemerintahan raja terakhir Kerajaan Aceh, Belanda
terus melancarkan perang terhadap Aceh. Setelah melakukan peperangan
selama 40 tahun, Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial
Belanda.

9
C. KERAJAAN DEMAK

1. Awal Berdiri
Kerajaan Demak adalah sebuah kerajaan Islam pertama yang ada di
pantai utara Jawa. Dulu, wilayah Demak pertama muncul sebagai
kabupaten dari Kerajaan Majapahit. Kesultanan atau Kerajaan Demak
menjadi salah satu pelopor yang cukup besar dalam menyebarkan Agama
Islam di wilayah Pulau Jawa. Namun, umur Kerajaan Demak relatif
pendek dibandingkan dengan kerajaan lainnya. Salah satu peninggalan
yang cukup terkenal dari Kerajaan Demak yaitu Masjid Agung Demak,
yang didirikan oleh para Wali Songo.
Selain itu, Kerajaan Demak juga menjadi salah satu pusat
persebaran Agama Islam yang ada di Indonesia. Pastinya, Kerajaan Demak
mempunyai sejarah yang cukup kompleks. Mulai dari proses berdirinya
sampai berakhirnya kerajaan tersebut.
Di dalam proses perjalanannya, Kerajaan Demak mempunyai
peristiwa atau kejadian yang sangat penting di dalamnya. Untuk lebih
jelasnya, berikut ini adalah beberapa pembahasan mengenai sejarah
berkuasanya Kerajaan atau Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam
pertama di Indonesia.

2. Silsilah
Kerajaan resmi berdiri pada tahun 1481 M, saat itu kerajaan
tersebut dipimpin oleh raja-raja yang didukung langsung oleh pemuka
agama yang dikenal dengan sebutan Walisongo. Ada beberapa raja yang
sudah memimpin Kerajaan Demak dari awal berdiri, proses menuju
kejayaan, dan sampai kerajaan tersebut mengalami keruntuhan. Berikut ini
adalah silsilah raja dari Kerajaan Demak yang perlu dipahami:
1) Raden Patah
Raden Patah ialah putra pemimpin Majapahit, Raden Brawijaya
dari pernikahannya dengan putri keraton dari Campa. Raden Patah
menjabat selama 18 tahun mulai tahun 1500—1518. Semasa
pemerintahannya telah membangun banyak bangunan peribadatan,
termasuk Masjid Agung Demak yang hingga kini masih berdiri
kokoh di pusat kota Demak.
2) Pati Unus
Raden Patah memiliki anak bernama Pati Unus yang kemudian
naik tahta setelah masa pemerintahan sang ayah berakhir di tahun
1518. Namun Pati Unus hanya berkuasa selama 3 tahun saja. Pati
Unus didapuk dengan gelar Pangeran Sabrang Lor berkat

10
perlawanannya pada Portugis dalam upaya merebut Malaka. Pati
Unus gugur dalam upaya penyerbuan Portugis yang kedua ke
Malaka tahun 1521.
3) Sultan Trenggana
Sultan Trenggana menjadi raja dalam silsilah Kerajaan Demak
yang terkenal akan pertempurannya merebut Sunda Kelapa dari
jerat tangan Portugis di bawah pasukan pimpinan Fatahillah. Pada
masa kekuasaan Sultan Trenggana, kerajaan besar di Jawa seperti
Mataram, Blambangan, Madura, serta Pajang berhasil dikuasai
Demak. Pemerintahan Sultan Trenggana berakhir usai beliau wafat
saat peperangan di Pasuruan tahun 1546.
4) Sunan Prawoto
Setelah Pati Unus turun tahta, pergolakan mulai terjadi di Kerajaan
Demak karena tidak ada keturunan langsung dari permaisuri yang
menjadi pemimpin. Alhasil Sultan Trenggana yang menjadi raja
setelah Pati Unus. Selanjutnya, sepeninggal Sultan Trenggana
digantikan oleh Sunan Prawoto yang hanya berkuasa selama
beberapa tahun saja, karena beliau lebih mendalami kehidupan
sebagai ulama yang mensyiarkan Islam ke penjuru Jawa.
5) Arya Penangsang
Dalam sejarah tercatat bahwa Sunan Prawoto meninggal dibunuh
orang suruhan Arya Penangsang yang hendak mengambil alih
tahta. Maka Arya Penangsang menjadi raja Demak selanjutnya dan
memindahkan pemerintah ke Jipang. Berbagai konflik mulai
terjadi, apalagi setelah pemindahan Kerajaan Demak menuju
Pajang di tahun 1586 akibat Hadiwijaya mengalahkan Arya
Penangsang. Masa itu pun menjadi akhir Kerajaan Demak.
3. Wilayah Kekuasaan

Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono luas wilayah dari kerajaan


Demak ini meliputi daerah Jawa Timur, Jawa Barat, bahkan sampai ke
daerah Jawa Tengah. Sultan Trenggono terkenal sebagai raja yang bijaksana
dan mampu menguasai atau memperluas wilayah kekuasaan kerajaan Demak
sampai ke daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sultan Trenggolo ini juga
berhasil menguasai Sunda Kelapa yang direbutnya dari Kerajaan Pajajaran.
Pada tahun 1527, Sultan Trenggolo ini terus memperluas wilayah
kekuasaannya dan melindungi wilayahnya dari serangan kerajaan Portugis
Di tahun yang sama, Sultan Trenggono berhasil menguasai daerah Tuban,
Pasuruan, dan juga Surabaya. Di tahun 1529, luas kerajaan Demak berhasil
bertambah setelah Sultan Trenggono berhasil menaklukan madrun. Pada
tahun 1545 Sultan Trenggolo ini memperluas kembali wilayah kerajaannya

11
dengan menguasai daerah Malang dan Belambangan. Puncak dari kejayaan
kerajaan Demak pada masa pemerintahan Sultan Trenggolo. Sultan
Trenggolo berhasil menklukan banyak daerah sehingga kerajaan Demak
memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas yang meliputi hampir seluruh
Pulau Jawa.
4. Kehidupan Politik
Jika dilihat dari kacamata politik dan sistem pemerintahannya, Kerajaan
Demak adalah salah satu kekuasaan terbesar di Jawa. Kerajaan tersebut
berhasil mengakhiri dominasi panjang Kerajaan Majapahit dan eksistensi
penguasa Sunda yang sudah secara konsisten berdiri sejak abad keenam
Masehi. Kerajaan Demak sendiri menempatkan adipati sebagai tangan
panjang Sultan. Sementara untuk wilayah seperti Tuban, Surabaya, dan
Madiun mempunyai adipati yang cukup berpengaruh. Pada abad ke 16,
Kerajaan Demak kemudian dilanjutkan oleh kedudukan Portugis di Malaka.
Kemudian ada tahun 1527, terjadi peristiwa perebutan Sunda Kelapa dengan
tujuan untuk menguasai semua pesisir yang ada di pantai utara dan
menangkal kedatangan Portugis di Pulau Jawa.

5. Kehidupan Ekonomi
Seperti yang kita tahu bahwa Kerajaan Demak berada di pesisir utara
Pulau Jawa. Sehingga sumber utama ekonomi masyarakat Demak adalah
perdagangan laut. Tidak adanya kerajaan Islam lain di Pulau Jawa, hal ini
menjadi salah satu faktor mengapa Demak sangat aktif dalam melakukan
perdagangan di laut. Kemudian, Kerajaan Demak mencapai masa
kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Dimana pada saat
itu, mereka berhasil memperluas wilayah dan menguasai mayoritas pelabuhan
utama seperti Madura, Tuban, Surabaya, Cirebon, Jepara, dan Sunda Kelapa.
Tak hanya itu, kadipaten yang ada di pedalaman seperti Kediri, Madiun,
Malang, Pati, dan Panjang juga menjadi sumber utama pertanian dan juga
peternakan untuk komoditas dagang. Di dalam bidang pertanian, Beras Jawa
adalah salah satu komoditas cukup penting di dalam perdagangan
internasional di Indonesia.
6. Kehidupan Sosial Budaya
Perbedaan yang paling mendasar dari kehidupan masyarakat di Kerajaan
Islam dan juga Kerajaan Hindu adalah akses yang cukup masif terhadap
agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakatnya. Di dalam Agama
Islam sendiri tidak ada yang namanya kasta, jadi bisa dianut oleh berbagai
lapisan masyarakat. Selain itu, di Agama Islam juga tidak ada ritual-ritual
yang harus mengeluarkan biaya cukup mahal seperti persembahan kepada

12
dewa atau brahmana seperti yang dilakukan oleh umat dari Agama Hindu.
Sistem sosial yang ada di dalam kerajaan Islam bersifat egaliter. Seperti
halnya pelaksanaan sholat Jumat yang bersamaan dengan masyarakat biasa.
Hal tersebut tentu merupakan salah satu bentuk kebaruan yang tidak bisa
ditemukan di masa lampau. Terlebih di dalam sistem feudal, dimana di sistem
tersebut meletakkan posisi pemimpin di tempat yang sangat tinggi. Hampir
semua masyarakat Demak, terutama masyarakat yang berada di pusat
kekuasaan beragama Islam. Kemudian ditunjang lagi dengan dakwah yang
dilakukan oleh berbagai ulama yang dekat dengan para penguasa yaitu
Walisongo.
7. Keruntuhan Kerajaan Demak
Berikut pembahasan mengenai penyebab runtuhnya kerajaan Demak :
1) Terjadi Perang Antar Saudara
Tragedi perang antar saudara ini berawal dari persaingan yang
terjadi antara pangeran Surowiyoto atau yang lebih dikenal dengan
Sekar Seda Lepen dengan Sultan Trenggana. Mereka merupakan
dua putra dari pemimpin Kerajaan Demak sebelumnya yaitu Raden
Patah. Setelah Raden Patah meninggal dunia, kedua putranya mulai
bersaing untuk memperebutkan kedudukan tahta raja. Setelah
adanya persaingan tersebut, akhirnya Sultan Trenggana lah yang
berhasil menduduki tahta raja. Kemudian sesudah Sultan
Trenggana meninggal dunia, kedudukan raja digantikan oleh
putranya yang bernama Sunan Prawoto.
Akan tetapi, kedudukannya tidak berjalan lancar dan ditentang
keras oleh Sekar Seda Lepen. Akibat dari penolakan dari Sekar
Seda Lepen, Sunan Prawoto akhirnya membunuh Seda Lepen di
tepi sungai saat Ia baru pulang dari masjid setelah melakukan
sholat Jumat. Pada tahun 1561, Arya Penangsang yaitu putra dari
Sekar Seda Lepen membalaskan dendam ayahnya dengan
membunuh Sunan Prawoto sekeluarga dan merebut posisi raja
Demak yang kelima. Setelah Ia berhasil menjadi seorang raja, Arya
Penangsang memerintahkan para pengikutnya untuk membunuh
pemimpin Jepara yaitu Pangeran Hadiri. Hal itulah yang kemudian
membuat para adipati termasuk Jaka Tingkir Hadiwijaya
memusuhi raja tersebut.

2) Adanya Perdebatan Sengketa di Dalam Keluarga


Salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Demak selanjutnya
adalah perbedaan keturunan yang ada di dalam keluarga Raden
Patah. Ia diketahui mempunyai banyak anak laki-laki, tapi berasal
dari ibu yang berbeda-beda. Kerumitan yang pertama dialami

13
setelah meninggalnya Adipati Unus yang tidak memiliki anak laki-
laki.
Kemudian Pangeran Surowiyoto atau Sekar Seda Lepen dan juga
Raden Trenggana memperebutkan kekuasaan. Perdebatan tersebut
terjadi karena Seda Lepen yang merupakan putra tertua dari sang
raja, tapi Ia terlahir dari istri ketiga. Sementara Raden Trenggana
yang lebih muda, lahir dari istri yang pertama.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama Islam masuk ke Indonesia kira-kira sejak abad ke-7.
Kerajaan-Kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia antara lain:
Kerajaan Perlak, Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Aceh, Kerajaan
Demak, Kerajaan Pajang, Kerajaan Mataram, Kerajaan Banten, Kerajaan
Cirebon, Kerajaan Goa-Tallo, Kerajaan Ternate dan Tidore. Islam
berkembang pesat di Indonesia dibuktikan dengan Agama Islam
merupakan agama yang mendominasi wilayah Indonesia. Selain itu sistem
pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia termasuk dalam sistem
pemerintahan monarki, karena para penguasa masih ada ikatan keturunan.
B. Saran

C. Setelah beberapa
paparan dan
kesimpulan yang
dijabarkan, saran

14
D. yang dapat penulis
sampaikan yaitu
semoga dengan
mengetahui sejarah
E. perkembangan
Islam di Nusantara
kita dapat
menghormati dan
F. menghargai hasil
jerih payah mereka
dalam menegakkan
Islam di daerah-
G. daerah Indonesia.

15
H. Setelah beberapa
paparan dan
kesimpulan yang
dijabarkan, saran
I. yang dapat penulis
sampaikan yaitu
semoga dengan
mengetahui sejarah
J. perkembangan
Islam di Nusantara
kita dapat
menghormati dan
K. menghargai hasil
jerih payah mereka
16
dalam menegakkan
Islam di daerah-
L. daerah Indonesia.
M. Setelah beberapa
paparan dan
kesimpulan yang
dijabarkan, saran
N. yang dapat penulis
sampaikan yaitu
semoga dengan
mengetahui sejarah
O. perkembangan
Islam di Nusantara

17
kita dapat
menghormati dan
P. menghargai hasil
jerih payah mereka
dalam menegakkan
Islam di daerah-
Q. daerah Indonesia.
R. Setelah beberapa
paparan dan
kesimpulan yang
dijabarkan, saran
S. yang dapat penulis
sampaikan yaitu

18
semoga dengan
mengetahui sejarah
T. perkembangan
Islam di Nusantara
kita dapat
menghormati dan
U. menghargai hasil
jerih payah mereka
dalam menegakkan
Islam di daerah-
V. daerah Indonesia
Setelah beberapa paparan dan kesimpulan yang dijabarkan, saran
yang dapat penulis sampaikan yaitu semoga dengan mengetahui sejarah
perkembangan Islam di Nusantara kita dapat menghormati dan
menghargai hasil jerih payah mereka dalam menegakkan Islam di daerah-
daerah Indonesia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Aceh. (2018). Kerajaan Samudera Pasai . https:


//acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/kerajaan-samudera pasai#:~:text
=Kerajaan%20Samudera%20Pasai%20terletak%20di,di%20kampung
%20Geudong%2C%20Aceh%20Utara. Diakses pada 14 November 2022

Ahmad Al-Hafidz,dkk., (2015). Makalah Sejarah Indonesia.


https://www.slideshare.net/Dorisagusnita/makalah-kerajaankerajaan-islam-
di-indonesia. Diakses pada 14 November 2022.

Gramedia.com (2018). Mengenal Pendiri Kerajaan Demak dan Sejarah


Berdirinya Hingga Keruntuhannya.
https://www.gramedia.com/literasi/pendiri-kerajaan-demak/ diakses pada
14 November 2022.

Zenius.com. (2020). Kehidupan Kerajaan Aceh dan Silsilahnya.


https://www.zenius.net/blog/kehidupan-kerajaan-aceh-dan silsilahnya
#Silsilah_Kerajaan_Aceh. Diakses pada 14 November 2022.

20
21

Anda mungkin juga menyukai