Disusun oleh
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat nya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Kunjungan Situs Sejarah Banten Lama”.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya berharap
makalah ini mendapatkan saran dan kritik yang baik. Akhirnya saya selaku penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………………………….
Isi Makalah…………………………………………………………………………….
Penutup………………………………………………………………………………...
Isi makalah
Masjid ini dibangun pertama kali pada 1556 oleh Sultan Maulana
Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra
pertama dari Sunan Gunung Jati.
Lokasi
Masjid Agung Banten terletak di Desa Banten Lama, tepatnya di desa Banten,
sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Akses ke lokasi dapat dituju dengan
kendaraan pribadi atau kendaraan umum. Dari terminal Terminal Pakupatan, Serang
menggunakan bis jurusan Banten Lama atau mencarter mobil angkutan kota menuju
lokasi selama lebih kurang setengah jam.
Arsitektur
Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah atap bangunan utama
yang bertumpuk lima, mirip pagoda Tiongkok yang juga merupakan karya arsitek
Tionghoa yang bernama Tjek Ban Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian
menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.
Di masjid ini juga terdapat kompleks pemakaman sultan-sultan Banten serta
keluarganya. Yaitu makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng
Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi
selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan
lainnya.
Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi
selatan bangunan inti Masjid ini. Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah.
Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur Belanda kuno, bangunan ini
dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel.
Menara
Menara yang menjadi ciri khas Masjid Banten terletak di sebelah timur masjid.
Menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter
bagian bawahnya kurang lebih 10 meter. Semua berita Belanda tentang Banten
hampir selalu menyebutkan menara tersebut, membuktikan menara itu selalu menarik
perhatian pengunjung Kota Banten masa lampau.
Untuk mencapai ujung menara, ada 83 buah anak tangga yang harus ditapaki
dan melewati lorong yang hanya dapat dilewati oleh satu orang. Pemandangan di
sekitar masjid dan perairan lepas pantai dapat terlihat di atas menara, karena jarak
antara menara dengan laut yang hanya sekitar 1,5 km.
Dahulu, selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan, menara
yang juga dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini digunakan sebagai tempat
menyimpan senjata.
3. Keraton Surosowan
4. Kerato Kaibon
Ditinjau dari namanya (Kaibon = Keibuan), keraton ini dibangun untuk ibu
Sultan Syafiudin, Ratu Aisyah mengingat pada waktu itu, sebagai sultan ke 21 dari
kerajaan Banten, Sultan Syafiudin masih sangat muda (masih berumur 5 tahun) untuk
memegang tampuk pemerintahan.
Keraton Kaibon ini dihancurkan oleh pemerintah belanda pada tahun 1832,
bersamaan dengan keraton Surosowan. Asal muasal penghancuran keraton, adalah
ketika Du Puy, utusan Gubernur Jenderal Daendels meminta kepada Sultan Syafiudin
untuk meneruskan proyek pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan, juga
pelabuhan armada Belanda di Teluk Lada (di Labuhan). Namun, Syafiuddin dengan
tegas menolak. Dia bahkan memancung kepala Du Puy dan menyerahkannya kembali
kepada Daen Dels yang kemudian marah besar dan menghancurkan Keraton Kaibon.
Berbeda dengan kondisi keraton Surosowan yang boleh dibilang "rata" dengan
tanah. Pada keraton Kaibon, masih tersisa gerbang dan pintu-pintu besar yang ada
dalam kompleks istana. Pada keraton Kaibon, setidaknya pengunjung masih bisa
melihat sebagian dari struktur bangunan yang masih tegak berdiri. Sebuah pintu
berukuran besar yang dikenal dengan nama Pintu Paduraksa (khas bugis) dengan
bagian atasnya yang tersambung, tampak masih bisa dilihat secara utuh. Deretan
candi bentar khas banten yang merupakan gerbang bersayap.
Di bagian lain, sebuah ruangan persegi empat dengan bagian dasarnya yang
lebih rendah atau menjorok ke dalam tanah, diduga merupakan kamar dari Ratu
Aisyah. Ruang yang lebih rendah ini diduga digunakan sebagai pendingin ruangan
dengan cara mengalirkan air di dalamnya dan pada bagian atas baru diberi balok kayu
sebagai dasar dari lantai ruangan. Bekas penyangga papan masih terlihat jelas pada
dinding ruangan ini.
Arsitektur Keraton Kaibon ini memang sungguh unik karena sekeliling keraton
sesungguhnya adalah saluran air. Artinya bahwa keraton ini benar-benar dibangun
seolah-olah di atas air. Semua jalan masuk dari depan maupun belakang ternyata
memang benar-benar harus melalui jalan air. Dan meskipun keraton ini memang
didesain sebagai tempat tinggal ibu raja, tampak bahwa ciri-ciri bangunan
keislamannya tetap ada; karena ternyata bangunan inti keraton ini adalah sebuah
masjid dengan pilar-pilar tinggi yang sangat megah dan anggun. Dan kalau mau
ditarik dan ditelusuri jalur air ini memang menghubungkan laut, sehingga dapat
dibayangkan betapa indahnya tata alur jalan menuju keraton ini pada waktu itu.
5. Nisan
6. Sumur Kuno
8. Pandai Emas
Koleksi peluru ini terdiri dari peluru batu, besi, dan timah dengan ukuran
berkisar antara 1,4cm -12,1cm. peuru ini dipergunakan untuk senjata jenis meriam
(meriam besar, meriam kapal dan senapan).
10. Gentong
Gentong yang ditemukan di Banten Lama ada yangmemiliki pola hias, ada juga
yang polos. Pada umumnya difungsikan sebagai pempat untuk menyimpan air dan
penadah air hujan.
11. Keramik Cina
Kerajaan Banten bercorak Maritim. Oleh karena itu mayoritas mata pencaharian
penduduknya adalah nelayan. Selain itu, Kerajaan Banten juga telah mengembangkan
system pertanian sejak masa pemerintahan Sultan Abul Mufakhir Mahmud Abdul
Kadir (tahun 1596-1640). Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa pembangunan Waduk
Tasikardi juga digunakan untuk kepentingan irigasi pertanian.
13. Fragmen Kapal
Pecahan Keramik Eropa yang banyak ditemukan di situs kawasan Banten Lama
biasanya berasal dari Belanda. Keramik Eropa sering kali mencontoh keramik Cina
dalam hal bentuk, warna, dan motif hias. Akan tetapi, keramik Eropa berbeda bahan
dasarnya dengan keramik Cina. Hal tersebutmempengaruhi pada proses pewarnaan,
sehingga dapat lebih pekat. Perbedaan lainnya beberapa keramik Eropa, terdapat
tanda cap pabrik pada bagian dasar.
15. Meriam Kiamuk
Miniatur Kotak Gali merupakan bentuk kecil dari kotak gali yang
sesungguhnya. Kotak gali biasanya dilakukan pada suatu lahan atau tempat yang
diindikasikan adanya temuan di dalam tanah. Tehnik yang dilakukan biasanya
bernama ekskavasi (penggalian). Eksakavasi adalah kegiatan pengupasan tanah untuk
mencari temuan peninggalan masa lau di dalam tanah. Ukuran kotak gali sebenarnya
2 kali 2 meter bahkan bisa lebih tergantung dengan kebutuhan di lapangan. 2 kali 2
meter bahkan bisa lebih tergantung dengan kebutuhan di lapangan.