Disusun Oleh :
1. Leli Sukaesih 5551190033
2. Astriani 5551190035
3. Salsa Nurfajri 5551190044
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
1
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Provinsi Banten.................................................................................2
2.2 Sumber Daya Alam Kampung Pancer...........................................................5
2.3 Pengaruh SDA Kampung Pancer terhadap Pariwisata...................................7
2.4 Kuliner Khas Daerah Pancer..........................................................................9
2.8 Sektor Pelabuhan Karangantu........................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Banten bukan hanya sosok Sultan Ageng Tirtayasa atau Jendral Daendels
yang memaksa rakyat mengerjakan pembangunan jalan 1.000 KM dari Anyer
hingga ke Panarukan di Jawa Timur. Ia lebih dari itu. Banten tua memiliki
kekayaan ilmu pengetahuan yang mengagumkan, menjadi sumber sejarah tak
habis-habisnya untuk dikupas sebab wilayah itu berhubungan erat dengan
wilayah Jawa bagian tengah dan barat yang pada masa lalu dikenal lewat
Kerajaan Demak (Jawa Tengah), Pajajaran (Jawa Barat), atau Bogor dengan
Kerajaan Pakuan.
Peninggalan Sejarah dan Purbakala (PSP) Banten yang berada di Kawasan
Keraton Banten . Diantaranya Keraton Surosowan. Kawasan seluas empat
hektar yang dikelilingi benteng setinggi dua meter itu menyisakan bekas
bangunan, seperti pintu gerbang keraton berbentuk bulat, kolam pemandian,
hingga sistem saluran air dalam keraton. Keindahan istana akan nampak terlihat
jika mata kita alihkan kesuatau objek Tiga tangga istana yang berbentuk
2
setengah lingkaran dari batu bata dan pemandian Roro Denok yang sampai
sekarang masih mengeluarkan air menjadi bukti keindahan Keraton
Surasowan.benten-surosowan. Kemajuan peradaban juga bisa disaksikan dari
sisa bangunan di sana.
Pada tahun 1552, ketika keraton itu mulai dibangun, nenek moyang kita
ternyata sudah mengembangkan teknologi penyaringan air bersih. Pada bagian
belakang istana-jika bagian depan istana diasumsikan bangunan yang ada
tangganya-terdapat saluran air. Di depannya ada enam keran (dulu terbuat dari
besi berwarna kuning sehingga tempat itu disebut Pancuran Emas) untuk
mengambil air bersih yang sudah disaring. Air bersih bersumber dari mata air
Tasik Ardi, berjarak sekitar 2,5 kilometer dari Keraton Surasowan. Sebelum
digunakan untuk minum, air itu harus melalui tiga penyaringan (peninggilan).
Sumber air Tasik Ardi hingga kini masih tetap asri dan menjadi salah satu
tempat wisata dalam kawasan Banten Lama, walau debit air yang dikeluarkan
jauh lebih kecil. Sementara, pipa saluran air menuju keraton tetap terpelihara
baik walau sebagian tertutup tanah dan jalan.
Di dalam wilayah eks Karesidenan Banten (sejak tahun 2000 menjadi
provinsi sendiri, pisah dari Provinsi Jabar) itu ada beberapa kawasan situs dan
peninggalan sejarah. Ada Banten Girang yang menyimpan situs zaman
megalitik, ada Banten Lama di mana terdapat bekas Keraton Surasowan,
Keraton Kaibon, Vihara Avalokitesvara, bekas benteng Speelwijk yang
dibangun VOC Belanda, terletak 10 km arah utara Kota Serang. Di Kota Serang
sendiri ada beberapa gedung yang masuk kategori cagar budaya perubahannya
tak bisa dilakukan sembarangan. Setidaknya di sana ada empat gedung
bersejarah. Gedung negara (kini kantor Gubenur Banten), dulu kantor Residen
Banten yang dibangun pada tahun 1800-an, gedung Joang (kini tempat
organisasi massa berkantor), bekas sekolah Mulo (kini Polres Serang), dan
bekas markas marsose Belanda dibangun pada tahun 1900-an (kini menjadi
markas Korem 064 Maulana Yusuf Banten). Kondisi gedung-gedung itu relatif
3
masih bagus. Akan tetapi, penjara serta bangunan lain yang menjadi asrama
polisi harus dirawat dan dibersihkan.
Penjara empat pintu yang umurnya diperkirakan satu abad tersebut kini
menjadi rumah tahanan Polres Serang. Sekelumit pertanyaan tentang,
bagaimana persisnya sejarah kerajaan di Banten sejak abad ke-16 sampai abad
ke-19, sampai sekarang belum terpecahkan. sosok sejarah Banten hingga saat
ini belum terwujud utuh. Penggalan yang dikaji para ahli arkeologi baru mata
rantai yang terputus-putus. Walau demikian, hasil penelitian tersebut menjadi
bukti Banten memiliki nilai sejarah. Bukti keberadaan Kerajaan Banten antara
lain terdapat pada naskah kuno Pangeran Wangsakerta Cirebon abad ke-17
Masehi. Seperti apakah kejayaan Banten masa silam? Silakan saudara sekalian
menyaksikan Museum Banten Lama, depan bekas Keraton Surasowan yang
dikelola Kantor Peninggalan Sejarah dan Purbakala Banten. Di sana terdapat
lukisan dua duta besar Keraton Banten yang dikirim ke Inggris pada tahun
1682. Dua utusan diplomatik itu adalah Kiai Ngabehi Wira Pradja dan Kiai Abi
Yahya Sendana. Archaeological Remains of Banten Lama yang dibuat Pusat
Penelitian Arkeologi Nasional karanghantu tahun 1984 menyatakan, sejarah
Banten terutama terjadi pada abad ke-16 ke atas. Antara abad ke-12 sampai ke-
15 Banten sudah dikenal sebagai pelabuhan untuk Pemerintah Inggris di Sunda.
Pertumbuhan wilayah itu maju pesat. Bandar yang berjarak hanya sekitar
dua kilometer dari pusat Pemerintahan Banten Lama disinggahi pedagang dari
Gujarat (India), Tionghoa, Melayu, Portugal, dan Belanda. Waktu itu, arus
barang keluar-masuk pelabuhan sangat lancar sehingga perekonomian Banten
maju pesat.
Pada zaman pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten dikenal sebagai
eksportir lada. Produk rempah-rempah mengundang banyak pedagang dari
berbagai negara datang lalu tinggal di sana. Tak aneh bila di kawasan itu berdiri
bangunan berusia di atas 100 tahun seperti vihara, mesjid Lama Banten, serta
bekas kampung Arab, India, dan Cina.
4
5
2.2. Sumber Daya Alam yang Terdapat di Daerah Kampung Pancer
Lingkungan laut merupakan salah satu sumber daya alam yang besar di
bumi yang mengandung berbagai hal-hal yang besar di mana dapat
dimanfaatkan manusia untuk dikumpulkan, dipanen, dan ditambang.
6
Hal ini meliputi makanan yang bersumber dari laut, berbagai mineral,
dan produk minyak bumi dari berbagai sumber. Jumlah rupiah dalam sumber
daya yang diambil dari laut adalah ratusan miliar per tahun, namun kita
bahkan belum mulai memanfaatkan beberapa sumber daya yang ada di
lautan.
Sejak awal peradaban, laut telah digunakan dalam tiga cara utama:
untuk transportasi, untuk kekuatan militer, dan sebagai sumber makanan.
Sejak revolusi industri, dasar ini telah diperluas dan sekarang termasuk
minyak bumi, mineral, dan energi.
2. Hutan Mangrove
Mangrove yaitu hutan bakau yang hidup di air payau dan dipengaruhi
pasang juga surut laut. Wilayah pesisir Kampung Wisata Pancer mempunyai
ekoregion yang sempurna seringkali terdapat ekosistem hutan mangrove.
Ekosistem hutan bakau adalah suatu ekosistem yang penting untuk menjaga
stabilitas ekosistem tepi laut. Kegiatan kehutanan yang mungkin
dikembangkan di wilayah pesisir meliputi pemanfaatan hutan mangrove
yang disesuaikan dengan fungsi dan peruntukannya.
7
3. Padang Lamun
Kampung Pancer
merupakan daerah yang
memiliki ekosistem
dengan produktifitas
tinggi salah satunya
Padang Lamun. Padang
Lamun adalah vegetasi
tanaman bunga yang
Gambar 1.5 Padang Lamun
dapat hidup di air asin. Padang lamun adalah vegetasi dari tumbuhan bunga
yang hidup semourna di laut yang dangkal. Ekosistem tumbuhan lamun
umumnya berada pada wilayah pantai dengan arus dan gelombang yang
relative tenang dan bersumbstrat dasar pasir halus hingga pasir berlumpur.
Padang lamun, selain memiliki fungsi ekologis yang tidak jauh berbeda
dengan ekosistem mangrove, dan memiliki nilai manfaat yang cukup tinggi
bagi kehidupan masyarakat pesisir, terutama nelayan yang matapencaharian
utamanya mencari sumber daya ikan. Secara ekologis tumbuhan padang
lamun berperan sangat penting bagi daerah pesisir.
Pantai Gope
yang terletak di
daerah Karangantu,
Kelurahan Banten,
Kecamatan
8
Kasemen, Kota Serang, adalah satu-satunnya tempat wisata yang terbilang
murah meriah.
Di kampung wisata pancer ini Berbagai macam spot-spot Selfie yang keren
dan instagramable hadir untuk para pengunjung guna kebutuhan akun media
sosialnya. Dan salah satu spot favorit disini adalah spot foto di jembatan cinta.
Tak hanya itu, Pengunjung juga dapat menikmati suasana pantai disekitar,
juga banyak sekali perahu-perahu nelayan yang bisa dijadikan objek foto juga.
Untuk akses menuju destinasi Kampung Wisata Pancer ini bisa ditempuh
dengan kendaraan baik motor atau mobil. Jarak yang tidak jauh dari pusat Kota
Serang membuat Pantai Gope menjadi Alternatif liburan keluarga selain pantai
Anyer dan Carita
Tentu saja dalam proses terbentuknya Kampung Wisata Pancer ini tidaklah
mudah. Tergabung dalam kelompok sadar wisata kiamuk (Pokdarwis Kiamuk),
Forum Pemuda Pesisir Pancer, Forum Masyarakat Pelabuhan Karangantu,
9
Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Serang serta Masyarakat sekitar Pancer
merubah Kampung yang dahulunya kumuh kini disulap menjadi destinasi
wisata yang indah.
H. Subadri Usuludin, SH selaku Wakil Walikota Serang berharap dengan
adanya Kampung Wisata Pancer ini bisa membuat kebersamaan dan kesolidan
para pemuda dan seluruh masyarakat karangantu untuk bisa membangun
kampung wisata pancer ini lebih maju, dan terkenal.
10
ke kulitnya dan bagian luarnya dilapisi dagingnya. Ikan kemudian ditusuk
atau dijepit bambu untuk memudahkan dalam proses pembakaran di atas bara
arang. Rasa gurih dan manis bercampur dengan aroma asap pembakaran. Sate
bandeng ini sangat cocok untuk oleh-oleh wajib saat mengunjungi Serang.
b. Rabeg
Rabeg merupakan makanan kesukaan para Sultan Maulana Hasanudin,
berbahan dasar daging sapi atau kambing dengan kuah bercita rasa gurih,
manis dan pedas. Namun, pengolahannya tanpa menggunakan santan. Rabeg
jika dilihat seperti semur, bedanya bumbu yang digunakan banyak, seperti
bawang merah, bawang putih dan lada, biji pala, jahe, lengkuas, cabe rawit
dan kayu manis.
c. Nasi Bakar Sum-Sum
Nasi bakar sum-sum yang wajib, harus dicoba saat berada di Kota
Serang, Banten. Nasi bakar sum-sum merupakan olahan nasi yang dicmpur
dengan sum-sum dari kerbau dan dicampur rempah-rempah. Saat proses
pembakaran diatas bara, sum-sum akan menyatu dengan nasinya sehingga
berminyak. Rasanya gurih dan nikmat pastinya. Apalagi disantap saat lagi
panas-panasnya.
d. Sambal Buroq
Sambal Buroq merupakan makanan khas Serang yang hanya ada di
hari raya keagamaan seperti idul fitri, idul adha, muludan dan diacara
pernikahan warga Serang. Sambal ini jangan dibayangkan pedas. Sebab,
bahan dasarnya teebuat dari kulit buah melinjo atau tangkil yang sudah
berwarna merah. Rasanya pedas, manis gurih, dan tentunya nikmat sekali jika
disantap bersama rabeg, maupun opor, semur.
e. Gerem Asem
Gerem asem adalah makanan berkuah seperti sop pada umumnya.
Namun, gerem asam berbahan dasar daging bebek atau ayam kampung. Cita
rasa makanan khas Serang Timur ini pedas, asam segar sehingga menggugah
11
selera makan. Rempah-rempah yang digunakan pun beragam, ada asam,
bawang merah cengkeh, cengek, gula merah, daun salam. Rasanya yang
nikmat, gerem asem pun membuat Wali Kota Serang Syafrudin pun suka dan
ketagihan.
Selain makanan yang disebutkan masih banyak makanan atau kuliner khas
dari serang lainnya. Dengan adanya kuliner atau makanan khas serang ini banyak
kalangan wisatawan yang menyukai hal ini oleh karena itu kita dapat
mengembangkan kuliner khas ini dan menjaga cita rasanya agar dapat menjadi
kuliner yang benar-benar khas. Dengan hal ini dapat menjadi sektor ekonomi bagi
warga sekitar sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serang
banten.
12
Kampung pancer terletak di Kecamatan Kasemen, Kelurahan Karangantu,
berdekatan dengan sektor Pelabuhan Karangantu. Pelabuhan Karangantu dahulu
menjadi pelabuhan terbesar kedua setelah Pelabuhan Sunda Kelapa. Pada
masanya, Pelabuhan Karangantu menjadi salah satu persinggahan penting dalam
ekspedisi Jalur Sutra.
Pelabuhan Karangantu adalah jejak kekayaan Kesultanan Banten. Pada masa
pemerintahan Maulana Yusuf (1570 – 1580), perdagangan di Kesultanan Banten
sudah sedemikian maju. Banten menjadi tempat penimbunan barang-barang dari
seluruh penjuru dunia, yang nantinya disebarkan ke kerajaan-kerajaan di
Nusantara. Situasi di Pelabuhan karangantu, sebagai pelabuhan Banten,
digambarkan dalam Babad Banten Pupuh XXII sebagai berikut : pedagang-
pedagang dari Cina membawa uang kepeng yaitu uang yang terbuat dari timah,
porselen, sutra, beludru, benang emas, kain sulaman, jarum, sisir, payung, selop,
kipas, kertas, dan sebagainya. Pulangnya mereka membeli lada, nila, kayu
cendana, cengkeh, buah pala, kulit penyu, dan gading gajah. Orang Arab dan
Persia membawa obat-obatan dan permata. Orang Gujarat membawa kain dari
kapas dan sutra, kain putih dari Coromandel. Pulangnya mereka membeli rempah-
rempah.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kampung Nelayan dan Wisata Pancer terletak di dekat pelabuhan
Karangantu, tepatnya di Kelurahan Karangantu, Kecamatan Kesemen, Kota
Serang, Provinsi Banten. Kampung Pancer memiliki salah satu potensi untuk
berkembang menjadi salah satu kampung wisata dengan kearifan lokal. Hal ini
terlihat dari kekayaan berupa lahan mangrove asli yang berhadapan langsung
dengan bibir pantai dan perkampungan nelayan yang masih menerapkan nilai-
nilai kearifan lokal. Jejak historis menjadi pelengkap dari salah satu kampung
wisata di Kota Serang ini. Faktor-faktor ini ditambahan dengan beberapa objek
wisata seprti Pantai Gope dan Wisata Mangrove Pancer yang berada disekitar
Kampung Pancer sehingga memberikan keuntungan tersendiri bagi Kampung
Pancer sebagai wilayah transit.
3.2. Saran
Penulis menyadari pembahasan “Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Pada Daerah Kampung Pancer Karangantu” masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk pengembangan lebih
lanjut. Penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membutuhkan, khususnya mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://amp.kompas.com/regional/read/2020/07/05/15414971/ini-dia-5-makanan-
khas-serang-ada-menu-kesukaan-sultan-banten
https://genpibanten.com/peresmian-rintisan-kampung-wisata-pancer-karangantu/
https://www.rmolbanten.com/read/2018/12/19/4925/Pemkot-Serang-Resmikan-
Rintisan-Kampung-Wisata-Pancer
http://www.bpkp.go.id/dki2/konten/1084/SEJARAH-BANTEN
15