OLEH :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Penyusun memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
bisa menyelesaikan makalah ini dengan topik “Sejarah Kemaritiman Dari Masa
membantu serta memberikan ide, gagasan dan pemikirannya kepada penyusun hingga
masukan dari pihak pengajar dan pihak pembaca, agar makalah yang telah disusun ini
bisa di sempurnakan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................................5
D. Manfaat...........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kekuatan budaya yang penting dikaji, tidak hanya karena latar historisnya tetapi
juga dapat menjadi sumber nilai kehidupan bagi mereka dalam menata masa
depannya. Tradisi ini telah melampau berbagai zaman dan generasi, dengan segala
Indonesia bersama dengan suku bangsa lainnya yakni Bajo, Bugis, Makassar,
Mandar, dan Madura. Menjalani lakon hidup sebagai pelayar tidak mudah
dilaluinya tanpa landasan nilai kehidupan yang kuat diyakininya. Segala upaya
penting dalam rona kehidupan mereka di laut. Bahkan, karena pentingnya, istilah
maritim. Dengan semangat selalu bersama atau satunya kata dan perbuatan, segala
tantangan kehidupan di laut, baik yang bersumber dari ruang samudra maupun dari
manusia, dapat dihadapi. Itulah sebabnya, ketika perahu telah dilayarkan dan
meninggalkan pantai,pantang bagi pelayar untuk mengubah haluan, apalagi
kembali lagi ke pantai. Semangat yang dimaksud adalah asarope, diambil dari kata
rope yakni bagian depan atau haluan perahu, diawali dengan kata asa yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada penulisan makalah ini, yaitu dapat
lain sebagainya. Di Makassar, migran Buton yang telah hadir sejak beberapa abad
Ambon dalam skala besar dimulai pada akhir abad ke-19, sebagian besar berasal
Maluku. Dalam beberapa catatan sejarah, jenis perahu yang sering digunakan
orang Buton sebagai sarana transportasi dalam aktifitas kebaharian adalah perahu
dengan membawa hasil-hasil laut seperti lola (trochus niloticus), teripang, sirip
ikan hiu, dan lain-lain. Pada musim barat, mereka melakukan pelayaran
perdagangan dengan tujuan untuk wilayah barat yaitu Surabaya, Gresik, Tanjung
Pinang, bahkan sampai di wilayah Malaysia dan Singapura. Pada saat pelayaran
dari arah barat, pelayar tersebut membawa barang seperi kain, piring, guci dan
juga adalah barang untuk dijual di Kota Baubau,. Pelayaran ke wilayah timur
masih sederhana. Jenis perahu yang sering digunakan oleh Orang Buton
berdasarkan ukurannya, sebagai berikut: (1) Boti dengan berbagai ukuran yakni
ukuran kecil (bertiang satu) yang biasanya digunakan Orang Buton untuk
(bertiang dua), digunakan untuk pelayaran antar pulau di nusantara bahkan ke luar
negeri, (2) Sope-sope adalah perahu yang ukurannya lebih kecil dari boti, bertiang
satu, layarnya berbentuk jajaran genjang atau segitiga. Jenis perahu ini umumnya
digunakan untuk pelayaran antar pulau di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara, (3)
Jarangka adalah perahu yang lebih kecil dari sope-sope, mempunyai sayap pada
kedua sisinya agar tidak mudah terbalik. Jenis perahu ini umumnya digunakan
dalam aktifitas penangkapan ikan dengan jala dan pukat, dan (4) Koli-koli adalah
perahu terkecil (sampan) biasanya digunakan untuk memancing ikan, selain itu
Bulan Juni sampai pada bulan Agustus dikenal sebagai musim timur
(timbu) karena letak perairan laut bagian timur Pulau Buton yang berhadapan
langsung dengan Laut Banda, musim ini adalah musim ombak besar. Ketinggian
ombak dan cuaca yang kuarng bersahabat, sangat menyulitkan nelayan pada
kawasan pantai timur Pulau Buton untuk melakukan aktifitas penangkapan ikan.
Karenanya pada bulanbulan tersebut harga ikan di seluruh wilayah Pulau Buton
A. Kesimpulan
niloticus), teripang, sirip ikan hiu, dan lain-lain. Dalam aktifitas pelayaran orang
Buton menggunakan perahu layar yang masih sederhana seperti boti, Sope-sope,
B. Saran
Saran saya kepada pembaca agar memberi kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi ilmu buat kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.butonmagz.id/2018/12/budaya-bahari-di-buton-disebut-sabangka.html?m=1