Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG “PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR SEBAGAI INDUSTRI

WILAYAH WISATA “

DISUSUN OLEH

NAMA : LEO. TEHUBIJULUW

KELAS : B

NPM : 12114201150081

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGDI KEPERAWATAN

AMBON 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatakan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehinga saya bisa menyelesaikan makalah “Pengelolaan Wilayah Pesisir Sebagai Industri
Wilayah Wisata” dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang saya hadapi dalam
penyusunan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di harapkan Dapat membantu pengetahuan para
pembaca. saya juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan doa. Makalah ini munkin kurang sempurna. Untuk itu kami
mengharpkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.

Ambon, Senin 6 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………...

BAB I PENDAHULUAN:

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………
B. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………..................

BAB II REFERENSI TENTANG OBJEK WISATA…………………………………………………….

BAB III PEMBAHASAN:

A. ULASAN TENTANG POTENSI WILAYAH WISATA


I. PANTAI BELAKANG KOTA………………………………………………………
1. Mengapa pantai ini disebut Pantai belakang kota………………………………...
2. Ulasan sejarah yang melatar belakangi pada Pantai Belakang Kota……………
3. Ulasan potensi dari pantai Belakang Kota…………………………........................
II. PANTAI WAISISIL………………………………………………………..................
1. Arti kata dari Pantai Waisisil……………………………………………………….
2. Ulasan sejarah yang melatarbelakangi Pantai Waisisil…………………………...
3. Ulasan potensi dari Pantai Waisisil…………………………………………………
B. PENGEMBANGAN OBEJEK WISATA DARI PANTAI BELAKANG KOTA DAN
PANTAI WAISISIL
I. PANTAI BELAKANG KOTA……………………………………………………….
II. PANTAI WAISISIL…………………………………………………………………..

BAB IV PENUTUP:
A. SARAN…………………………………………………………………………………………
B. KESIMPULAN………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara maritim dengan ribuan pulau, sehingga menyebabkan Indonesia
memiliki ribuan kebudayaan yang beranekaragam. Potensi yang dimiliki Indonesia sangat beragam,
khusunya dilihat dari bidang pariwisatanya. Pariwisata di Indonesia sangat potensial apabila dikelola dan
dikembangkan dengan baik oleh pemerintah. Hal itu tentunya dapat membantu perekonomian warga
negara Indonesia, dan dapat membantu pendapatan negara.

Daya Tarik Wisata yang ada di Indonesia merupakan salah satu dari kekayaan alam yang patut untuk
dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan baik dari segi keindahannya maupun adat
istiadat yang ada di daerah tersebut sehingga menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya.

Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan
bagi sejumlah negara, terlebih bagi Negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah
yang luas dengan adanya daya tarik wisata cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan
sejarah budaya dan kehidupan masyarakat.

Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa obyek wisata
sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri
pariwisata.Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang
berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata.

Daerah Maluku memiliki banyak Daya Tarik Wisata terutama di Daerah Maluku Tengah,
Kecamatan Saparua yang memiliki Wisata Alam diantaranya : Pantai Belakang Kota, Pantai Waisisil ,
Pantai Kulur, Pantai Ouw, pantai walo dan Pantai Batu Pintu yang mempunyai latar belakang sejarah
dan keindahan yang menabjukan di pandang mata. tetapi sayang sekali wisata alam ini belum terlalu
tereksplor ke dunia luar dan masi sedikit orang dari luar atau toris mancanegara maupun toris lokal yang
berada disekitaran Ambon yang belum mengetahui tentang keindahan wisata alam kususnya wilayah
pantai di Saparua ini.

B. TUJUAN PENULISAN
1) Membritahukan tentang Referensi dan jalur ke Saparua.
2) Memperkenalkan keindahan yang ada di pantai belakang kota dan pantai waisisil.
3) Memperkenalkan tentang sejarah yang melatar belakangi pantai belakang kota dan
pantai waisisil.
4) Membritau mengapa disebut Pantai Belakang Kota.
5) Memberitau mengapa disbeut Pantai Waisisil.
BAB II

REFERENSI TENTANG OBJEK WISATA

Seperti pulau pulau lain di provinsi Maluku, Pulau Saparua sendiri merupakan salah satu tempat
wisata favorit bagi wisatan lokal maupun luar. Mulai dari wisata Bahari, Alam, Budaya dan
Sejarah.Contohnya seperti; Benteng peninggalan kolonial Belanda di Saparua: Benteng duurstede, pantai
belakang kota yang berdada dekat dengan benteng tersebut, dan pantai waisisil.

Pulau Ambon dan Pulau Pulau Lease

Untuk menuju pulau saparua ada beberapa opsi yang kira kira mungkin menjadi pertimbangan anda,
antara lain:

1. Mengunakan kapal penyebrangan Fery dari Pelabuhan Negeri Waai ke Pelabuhan Kulur (lihat
peta; Garis Merah). Jalur ini sangat direkomendasi kalo memang tujuan kita adalah pantai Kulur
dan membawa kendaraan sendiri. Dari atas Fery kita dapat menikmati keindahan pantai kulur
yang airnya berwarna biru muda yang mempesona mata. Tiket fery dari waai menuju kulur
adalah Rp. 15.000 per orang, Rp. 40.000 untuk sepeda motor dan untuk mobil sekitar Rp. 80.000-
100.000. Sekitar 2 jam kita sudah sampai ke pulau Saparua, jangan takut bosan karena sepanjang
perjalanan mata kita akan disuguhkan lanskap lanskap pulau pulau sekitar seperti; pulau Pombo,
Pulau Haruku dan Pulau Seram.
2. Menggunakan kapal cepat dari pelabuhan Tulehu ke pelabuhan Haria Saparua (lihat peta; Garis
Biru). Kalo yang satu ini bisa dibilang agak mewah dan merogok kocek yang cukup dalam. Tiket
kapal cepat ini harganya sekitar Rp. 100.00 sampai 200.000 per orang dengan jarak tempuh lebih
cepat kurang lebih 1 jam.
3. Menggunakan kapal kayu dari Pelabuhan Tulehu ke Pelabuhan Haria, Saparua (lihat peta; Garis
Kuning). Akses yang satu ini sangat cocok untuk para backpacker. Karena dengan harga tiket
seharga Rp. 30.000 kita sudah sampai di Pulau Saparua tapi dengan waktu yang cukup lama
sekitar 2 jam lebih.
4. Yang terakhir ini bisa dibilang merupakan pilihan terakhir kalau kalau trasportasi 1,2 dan 3 tidak
ada yaitu menggunakan Speed Boat dari Pelabuhan Speed Boat Tulehu (lihat peta; Garis Kuning).
Transportasi yang satu ini leboh cocok untuk menguji adrenalin, karena sepanjang jalan nanti kita
akan menghadapi cobaan yang cukup menakutkan yaitu ombak. Saya yakin sepanjang perjalanan
kita akan semakin dekat dengan yang di atas. Haha (becanda, berdasarkan pengalaman pribadi
berdoa sepenjang perjalanan). Untuk tarif bisa dibilang cukup mahal sekitar Rp. 500.000 sampai
Rp. 700.000 tergantung besarnya speed boat yang kita gunakan dan lebih baiknya kalo kita pergi
dengan rombongan biar bisa patungan.

Untuk lebih mengetahui tentang kedua pantai ini lebih lanjut anda boleh membaca pada Bab III yang
membahas tentang Potensi dari kedua pantai tersebut, ketika anda tertarik mungkin anda bisa mengikuti
rute yang telah diberikan untuk menuju ke saparua, saya harap hal ini bisa menjadi Referensi bagi
keluarga anda dalam berwisata ke saparua.
BAB III

PEMBAHASAN
Pulau saparua adalah tempat asal saya, di pulau ini saya tumbuh besar dari masa anak-anak hingga
masa dewasa di pulau ini terdapat berbagai macam keindahan alam yang tersimpan didalamnya yang masi
kurang tereksplore ke dunia luar. daerah pesisir di saparua terdapat berbagai keindahan wisata alam
kususnya wilayah pantai tetapi disini saya akan mencoba untuk membahas dua pantai saja yang ada di
kecamatan Saparua, kabupaten Maluku tengah ini, yaitu Pantai Belakang Kota dan Pantai Waisisil yang
berada dekat dengan lingkungan tempat tinggal saya di Negeri/desa Tiouw yang mempunyai pesona dan
keindahan tersendiri, di balik semua itu terdapat kisah sejarah yang pernah terjadi di kedua pantai ini yang
bisa di katakan kedua pantai ini adalah saksi bisu dari kisah perjuangan Pattimura dan kawan-kawan
dalam mengusir penjajah dari pulau Saparua.

A. ULASAN TENTANG POTENSI WILAYAH WISATA

I. Pantai Belakang Kota

1. Mengapa pantai ini disebut Pantai belakang kota?

Pantai Belakang kota merupakan pantai


yang terletak di dekat Benteng Duurstede. Konon
menurut cerita orang-orang di Saparua pantai
belakang kota di namakan demikian karena pada
jaman dahulu Benteng Duurstede merupakan pusat
kota di Saparua jadi karena di belakang Benteng
Duurstede ada pantai maka mereka menyebutnya
belakang kota. benteng Duurstede dibangun
pertama kali oleh Portugis pada tahun 1676,
kemudian direbut, dimanfaatkan dan dibangun
kembali oleh Gubernur Ambon Mr. N. Schaghen
pada tahun 1691. Benteng Duurstede berfungsi
sebagai bangunan pertahanan serta pusat pemerintahan VOC selama menguasai wilayah
Saparua.
2. Ulasan sejarah yang melatar belakangi pada Pantai Belakang Kota!

Pantai ini juga menjadi saksi bisu


terjadinya perang Pattimura disaparua,
semuany berawal dari gunung saniri sebagai
tempat awal mulanya strategi perang di atur
untuk melawan belanda. Sasaran utama mereka
ialah merebut benteng Duurstede di Saparua.
Pada malam hari tanggal 14 Mei 1817 gerakan
dimulai. Beberapa buah arombai (perahu kecil)
yang bermuatan kayu milik orang Belanda
disita penduduk di pelabuhan Porto. Peristiwa
itu segera dilaporkan kepada Residen Van Den Berg. Pagi hari tanggal 15 Mei ia berangkat ke
Porto dengan menunggang kuda. Residen yakin, kehadirannya di Porto akan dapat menenangkan
penduduk. Pada waktu ia singgah di rumah Patih Haria, rumah itu dikepung penduduk. Mereka
mengancam akan membunuh Residen. Untunglah ia sempat disem-bunyikan oleh seorang
penduduk yang masih setia kepada Belanda. Dari tempat persembunyiannya Van Den Berg
menulis surat yang ditujukan kepada-komandan benteng duurstde Ornek, juru tulis Residen,
membawa sepasukan tentara untuk menyelamatkan Residen. Di tengah jalan pasukan itu dicegat
oleh penduduk sehingga Ornek terpaksa kembali untuk mengambil pasukan yang lebih besar.
Pasukan kedua ini pun mengalami nasib yang sama, bahkan Ornek luka-luka dan seorang anak
buahnya cedera tangannya. Sementara itu penduduk berhasil menemukan tempat persembunyian
Residen Mereka ingin membunuhnya, tetapi dilarang oleh Matulessy, dan ia memerintahkan
supaya Residen diantarkan ke benteng. Malam hari Matulessy mengutus Anthoni Rhebok dan
Philip Latumahina ke benteng untuk berunding dengan Residen. Latumahina diberi pula tugas
khusus, yakni menyelidiki kekuatan pasukan Belanda yang ada dalam benteng. Kedua utusan itu
menyadarkan Residen agar tidak menempuh jalan kekerasan dalam menghadapi perlawanan
rakyat. Anthoni Rhebok meninggalkan benteng malam itu juga, sedangkan Latumahina
menginap. Kesempatan itu dipakainya untuk menyelidiki keadaan benteng. Pagi tanggal 16 Mei
1817, sebelum matahari terbit, penduduk sudah ber-siap-siap hendak menyerbu benteng
Duurstede. Sementara itu Matulessy masih berada di Haria, 5 Kilometer dari benteng. Empat
orang diutus untuk men-jemputnya. Dalam pertemuan yang diadakan pagi itu ia diangkat sebagai
pimpinan penyerbuan ke benteng. Matulessy segera menyusun pasukan dan mengatur siasat.
Pemuda-pemuda yang dulunya berdinas dalam ketentaraan Inggris dan teman-teman dekatnya di
jadikan barisan inti. Setelah selesai, Matulessy memerintahkan massa rakyat bergerak menuju
benteng. Residen Van Den Berg dengan didampingi sersan Verhagen mengawasi gerakan rakyat
itu dari lobang benteng. Van Den Berg menjadi cemas. Ia menyadari bahwa pasukannya tak akan
mampu manahan serangan rakyat yang cukup banyak. Karena itu, sebelum Pattimura
mengeluarkan perintah menyerbu, Residen memerintahkan anak buahnya mengibarkan bendera
putih. Seorang utusan dikirimnya untuk menemui Pattimura, minta bounding. Tawaran
perundingan itu ditolak oleh Pattimura. Tengah hari Pattimura memerintahkan pasukannya
menyerbu. Pasukan Belanda yang bertahan dalam benteng melepaskan tembakan bertubi-tubi.
Meriam pun mereka tembakkan, tetapi serbuan rakyat tak dapat mereka bendung. Sebagian
pasukan Pattimura berhasil memanjat dinding dan memasuki benteng. Perkelahian seorang
lawan seorang berlangsung dalam benteng. Pada saat serbuan semakin hebat, sekali lagi Van
Den Berg mengibarkan bendera putih. Tetapi pihak penyerbu tidak memperdulikannya.
Sebaliknya bendera putih itu semakin menambah semangat mereka untuk memasuki benteng.
Pada hari itu juga benteng Duurstede jatuh ke tangan penduduk. Mayat serdadu Belanda
bergelimpangan di dalam benteng. Di antara mayat-mayat ini terdapat mayat Residen Van Den
Berg beserta isteri kecuali seorang anak dari Residen Van Den Berg yang bernama Jean Lubbert
Van den Berg van Saparoea dibiarkan agar tetap hidup. itulah sejarah yang terdapat pada latar
belakang pantai belakang kota.

3. Ulasan potensi dari pantai Belakang Kota!

ada 5 Potensi keindahan yang di tawarkan dari pantai Belakang Kota dapat kita lihat pada gambar-
gambar berikut ini :

1) “Pasir putih” yang panjang di bibir pantai, yang bias dimanfaatkan berkereasi, di sarankan
ketika pengunjung mau dating ke tempat ini alngka baiknya datang tepat pada air yang
sedang surut agar bisa melihat bibir pantai yang penuh dengan pasir putih yang panjang yang
bisa di manfaatkan untuk berkreasi, berfoto ria

2) “Air yang jernih” sangat menarik untuk bisa menyeburkan tubuh di pantai ini, bisa berenang,
dan aktifitas di dalam air yang lain-lain bisa di lakukan di pantai ini.
3) “Fort Duurstede” yang mempunyai daya tarik tersendiri di pantai Belakang kota ini,
pengunjung bisa manfaatkan untuk berfoto dan mengajak anak-anak untuk mengenal lebih
dekat kisah perjuangan Pattimura dalam mengusir penjajahan di bumi Maluku

4) “Sunset” di yang di tawarkan pantai Belakang Kota cukup indah untuk di abadikan dengan
camera anda, anda bisa masuk kedalam Benteng Duurstede untuk mengabadikan momen ini

5) “Duurstede Park” adalah taman yang baru di bangun pada tahun ini, taman ini cukup bagus
untuk mengabadikan foto anda, di taman ini terdapat patung Pattimura,dan menara yang
lumayan tinggi di saparua.
II. Pantai Waisisil

1. Arti kata dari pantai waisisil!

Dalam arti kata atau bahasa adat setempat di negri Tiouw, “Waisisil” terbagi atas 2 kata yaitu “Wai”
yang berarti : “Air”, dan “sisil” yang berarti : “Tombak”. jadi dapat di artikan langsung waisisil artinya
AIR TOMBAK, dan pada kehidupan sehari-hari masyarakat di kepulauan saparua mengenal pantai ini
dengan sebutan PANTAI WAISISIL.

2. Ulasan sejarah yang melatar belakangi pada Pantai waisisil!

Pada awalnya seblum terjadi peperangan di


pesisir pantai wasisil, sudah terjadi peperangan
besar-besaran untuk memperebutkan benteng
Duurstede di saparua alhasil belanda pun takluk di
hadapan Pattimura dan kawan-kawan setelah itu
terjadi, Gubernur Belanda di Ambon terkejut
mendengar jatuhnya benteng Duurstede. Ia segera
bertindak mengirim pasukan di bawah pimpinan
Mayor Beetjes dengan tugas merebut kembali
benteng Duurstede. Pasukan itu beriringan 300
orang serdadu. Beetjes tidak langsung membawa
pasukannya ke Saparua, tetapi melewati tempat-
tempat kecil. Di tempat-tempat tersebut ia meninggalkan sebagian anak buahnya untuk memperkuat
pertahanan, sebab diperkirakan penduduk akan menyerang pula tempat-tempat tersebut. Ia pun
memperkuat benteng ”Zeelandia” di Haruku. Pattimura pun menyiapkan pasukannya. Kurang lebih 1000
orang penduduk sudah dalam keadaan siap tempur. Mereka ditempatkan di jalan yang akan dilewati
pasukan Belanda. Tetapi rupanya Beetjes memutar haluan ke Waisisil, sebuah tempat berawa-rawa,
penuh tumbuh-tumbuhan bakau. Beetjes mengira pendaratan di Waisisil akan berjalan dengan aman dan
lancar. Ternyata dugaannya salah. Begitu pasukan Belanda mendarat, mereka diberondong oleh barisan
rakyat dengan tembakan. Pasukan Belanda kacau balau. Beetjes memerintahkan pasukannya mundur.
Tetapi siasat itu diketahui oleh Anthoni Rhebok yang memimpin perlawanan di tempat ini. Ia dengan
segera memerintahkan anak buahnya memotong jalan pengunduran pasukan Belanda. Pertempuran sengit
berkobar dan banyak menimbulkan kerugian di pihak Belanda. Sebagian berenang di laut, karena arombai
yang tadinya dipakai untuk membawa pasukan ini sudah melarikan diri. Para pemiliknya takut diserbu
rakyat. Dalam pertempuran di Waisisil ini pasukan Belanda mengalami kehancuran. Mayor Beetjes
bersama dengan komandan bawahannya Staalman dan Abdulmanan, tewas.
3. Ulasan potensi dari Pantai Waisisil!

Pada pantai ini tidak terlalu banyak memiliki keistimewaan seperti pantai Belakang Kota. Pantai
Waisisil ini Hanya memiliki pemandangan pohon Bakau atau biasa disebut oleh orang saparua Pohon
“Tongke-Tongke”, tidak hanya pohon tongke-tongke di pesisir pantai ini juga memiliki monument
sejarah yaitu “Tuguh Pattimura” yang memiliki nilai sejarah di pantai ini memiliki momen yang sangat
langkah yaitu ”Sunrise”, Pantai ini juga memili sebuah tempat rekreasi yang berada di daerah negri
Tiouw yang biasa disebut oleh orang sekitar dengan Nama “WKC” yang artinya Waisisil Kalesang
Community yang di bentuk 1 tahun yang lalu untuk menjaga kebersihan pantai wasisil maka WKC ini di
bentuk dengan dana dari anak-anak rantau dari negri Tiouw di seluruh dunia yang di kumpulkan dengan
rasa solidaritas demi memajukan negeri Tiouw kedepan dan sampai pada saat ini WKC telah menjadi
salah satu objek atau tempat berekreasi di kawasan saparua, dan kita dapat melihat gambar dari ke empat
Objek Tersebut :

1) Tongke-tongke Atau pohon Mangrove

2) Tuguh Pattimura

3) Sunrise
4) WKC (Waisisil Kalesang Community)

B. PENGEMBANGAN TENTANG POTENSI OBJEK WISATA DARI “PANTAI


BELAKANG KOTA DAN PANTAI WAISISIL”

A. PANTAI BELAKANG KOTA

Pengembangan yang perlu di lakukan untuk pantai ini karna kebetulan pantai ini masi alami, belum
tersentuh oleh pemerintah untuk memanfaatkannya agar para wisatawan lokal maupun manca negara
mampir ke tempat ini agar pantai ini bisa menjadi aset yang menghasilkan pendepatan daerah yang
meningakt, dan bisa menjadi tempat yang menguntukan bagi masyrakat sekitar untuk bekerja didalamnya.
pengembangan yang harus di lakukan adalah :

 Pertama: pantai ini harus mempunyai fasilitas penunjang seperti ruang ganti, kamar mandi, dan wc
dan ini bisa di manfaatkan bagi para pengelolah untuk menghasilkan pundi-pundi kuangan.

 Kedua: pengelolah harus menambahkan fasilitas hiburan sperti banana boat, bantal berenang, agar
menjadi daya tarik bagi anak-anak untuk bisa bermain di dalam air.

 Ketiga: mungkin pengelolah harus menyediakan tempat santai sperti kursi sandar, rumah payung
dan lain-lain agar para pengunjung bisa bersantai di pinggir tepian pantai.
 Keempat: pengelolah mestinya menyediakan aula agar pengunjung bisa menggunakannya untuk
acara-acar tertentu di lokasi wisata.

 Kelima: pengelolah menyediakan tempat jajanan untuk para pengunjung berbelanja.

 Keenam: dengan adanya para pengunjung pengelolah harus menyediakan tempat sampah agar para
pengunjung bisa memanfaatkanya untuk membuang sampah pada tempatnya, dan memperkerjakan
petugas kebersihan agar selalu membersihkan pantai ini dari sampah-sampah yang ada di sekitaran
pantai setelah pengunjung dating dan pulang nanti.

 Ketujuh: berhubungan dengan akses jalan raya yang belum baik di kecamatan saparua, sebagai
pemerintah setempat harus bertindak tegas agar membangun jalan yang bebas dari lobang yang ada
di jalan raya kecamatan saparua agar bisa memperlancar perjalanan parawisatwan dan menjaga
kenyamanan wisatawan dalam bertransportasi.

 Kedelapan: setelah prasarana penunjang dan fasilitas-fasilitas yang telah di lengkapi dan di penuhi
sesuai dengan kebutuhan pengunjung atau wisatawan maka dengan cara mempromosikan
keindahan dan pesona pantai ini ke dunia luar lewat media online dll maka pantai ini bisa menjadi
ikon atau objek wisata yang menarik bagi para wisatawan yang belum kenal dengan pantai ini,
mungkin dengan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat lokal untuk
mempromosikannya maka apasalahnya kalau nanti pantai ini bisa disamakan dengan pantai-pantai
yang ada di bali nanti.

B. PANTAI WAISISIL
Karena pantai ini hanya memeiliki karang tidak terlalu mempunyai pasir yang banyak di bibir
pantainya maka para pengunjung sulit untuk bisa bermain di bibir pantai ini, tetapi karena ada daya tarik
dari sejarah yang melatar belakangi pantai ini maupun pohon mangrove dan kelebihan-kelebihan lainya
dari pantai ini maka pantai ini bisa menjadi destinasi bagi para wisatawan nanti< pengembangan yang
perlu dilakukan agar menarik perhatian bagi objek pantai waisisil yaitu:

 Pertama: pemerintah harus memelihara dan


memperbaiki monument tuguh perjuangan perang
pattimura dipantai waisisil, karena berada tepat di
pinggir pantai maka dengan kekuatan ombak tanggul
yang menahan ombak sudah mulai jebol ini ada
beberapa foto yang saya temukan sebagai buktinyata,
mungkin pemerintah bisa mencoba untuk
memperbaikinya karena monumen ini sangat penting
bagi pantai ini dan masyarakat saparua. dan
monument ini juga bisa jadi objek untuk para peneliti maupun para pelajar yang datang belajar dan
mengetahui proses peperangan yang terjadi di pantai ini.
 Kedua: harus terus membudidayakan
hutan mangrove, dan sudah mulai di
laksanakan di pesisir pantai ini ada
beberapa foto yang saya dapat.

 Ketiga: mungkin dengan adanya WKC yang sudah di bangun di pantai ini pemerintah desa
maupun kota kecematan bisa berkerja sama berputar pemikiran agar bisa menambah daya tarik bagi
pantai ini seperti membangun rumah pangung atau penginapan di sekitaran hutan bakau ini karena
pantai ini memiliki kindahan sunrise yang memukai mata.
 Keempat: terus mempromosikan ke mata dunia lewat berbagai media masa maupun online. bahwa
pantai ini mempunyai daya tarik dan keindahan tersendiri bagi para wisatawan
BAB IV

PENUTUP

A. SARAN
Saran saya kepada pemerintah sebagai penulis dan sebagai anak asli yang berasal dari pulau
saparua saya ingin pemerintah memperhatiakan objek wisata yang ada di kepulauan saparua
karena memiliki potensi yang luar biasa. pernah dikatakan oleh Presiden Abdurrahman wahid
yang biasa di sapah gusdur bahwa tidak perlu hasil tambang tetapi dari daerah pesisir bila
dikelolah dengan baik maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang kaya dan makmur, di kutip
dari maksut dari Presiden kita ke 4 maka dengan potensi yang ada di saparua dengan pantai
waisisil dan pantai belakang kotanya bisa mengangkat perekonomian daerah. di harapkan
campur tangan dari pemerintah agar mendukung potensi yang ada di saparua.

B. KESIMPULAN
Kesimpulan dengan adanya tugas makalah ini saya harpkan dapat membantu para pembaca
untuk lebih mengenal dekat dengan saparua dan potensi wisata serta sejarah yang ada didalamya
yang kaya akan budaya dan tradisi yang masi melekat dengan para penduduk lokal.
DAFTAR PUSTAKA

https://iflawalata.wordpress.com/2016/02/20/saparua-pantai-waisisil/

https://pahlawancenter.com/?p=1773

http://negerisaparua.blogspot.co.id/2016/11/van-den-berg-van-saparoea.html

https://iflawalata.wordpress.com/2016/02/24/saparua-blakang-kota/

https://www.kompasiana.com/adolftraveling/pantai-waisisil-saparua-keindahan-sunrise-dan-sejarah-
maluku-yang-terlupakan_58de0be49b9373f8216a1df4

Anda mungkin juga menyukai