Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BUDAYA BAHARI DI NTT

oleh

Ayu Tri Indryani Wabang

2006050054

Program Studi Biologi


Fakultas Sains Dan Teknik
Universitas Nusa Cendana
Kupang
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuania-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Budaya Bahari di NTT ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr. Drs. Fransiskus Kia
Duan,M.Si pada bidang studi mata kuliah Budaya Lahan Kering & Pariwisata. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang dinamika populasi bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Bajawa, 12 Februari 2021

Penulis
Daftar Isi

Cover.........................……………………………..........................................................................................… i

Kata Pengantar ………………………………………………...................................................................……......... ii

Daftar Isi………………….....................................................................................................................…... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………............................................................…. 1

1.3 Tujuan…………....…………………….................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya Bahari………............................................................................................. 3

2.2 Wisata Bahari di NTT...............................................................................................................5

2.3 Budaya Bahari di NTT..............................................................................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …...…………………………………….................................................………...................……7

3.2 Saran........................................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………................................................….............................8


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang kaya akan keindahan dan keanekaragaman


hayati dan kebudayaannya. Letak Indonesia dilintasi garis katulistiwa dan
terletak diantara benua Asia dan Australia serta Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia. Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia
yang terdiri dari 17.508 pulau oleh karena itu Indonesia juga disebut sebagai
Nusantara. Indonesia terdiri dari berbagai suku,bahasa dan agama dan
memiliki semboyan nasional “ Bhineka Tunggal Ika “ yang berarti
Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu. Selain memiliki populasi yang padat serta
wilayah yang luas, Indonesia memilik alam yang mendukung tingkat
keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia. Keanekaragaman yang ada
di Indonesia inilah yang sangat berpotensi untuk menarik wisatawan dari
dalam maupun luar negeri.
Kegiatan kunungan wisatawan nusantar ke berbagai daerah di seluruh
Indonesia telah terbukti menyelamtkan bangsa ini dari krisis ekonomi baik
dari segi pendapatan maupun dari segi lapangan kerja. Dengan
meningkatnya wisatawan nusantara serta mancanegara,sektor pariwisata
telah menyumbangkan banyak devisa dan setiap tahunnya selalu berada di
peringkat 5 besar penerimaan devisa terbesar dari minyak bumi dan gas
alam.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan destinasi pariwisata
yang menarik terutama di wilayah Indonesia Timur. Pemerintah menetapkan
Provinsi NTT menjadi daerah unggulan baru pariwisata di kawasan timur
Indonesia mulai 2007. Penetapan itu bertujuan menjadikan NTT sebagai
gerbang Asia-Pasifik berbasis pariwisata, seni, dan budaya ang spesifik.
Provinsi NTT terdiri dari berbagai pulau yang besar dan kecil yang kaya
dengan variasi keadaan alam dan nuansa budaya. Pulau-pulai terbsearnya
adalah Flores,Sumba,Timor,dan Alor. Setiap pulau memiliki keunikan
masing-masing yang menarik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Budaya Bahari
2. Wisata Bahari di NTT
3. Budaya Bahari di NTT
1.3 Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan budaya bahari
2. Mendeskripsikan wisata bahari di NTT
3. Mendeskripsikan budaya bahari di NTT
BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengertian Budaya Bahari

Pengertian Bahari Secara Umum


1. Bahari biasanya diartikan sebagai kelautan yang merupakan
sebagai suatu ilmu yang mengkaji tentang berbagai biota dan
makhluk hidup di laut. ... Termasuk juga permukaan laut dan
kolam air, termasuk juga dengan wilayah pesisir serta pulau-
pulau kecil.
Definisi Wisata Bahari menurut para ahli
1. Menurut Arief Yahya (2014), sektor wisata bahari merupakan salah satu sektor
pariwisata yang patut dikembangkan secara berkelanjutan.
2. Wisata Bahari diartikan sebagai sebuah wisata dimana tempat wisata tersebut
didominasi perairan dan kelautan. Pendapat ini cukup sederhana dan cukup mudah
dipahami.
3. Wisata Bahari juga berarti sebuah kegiatan untuk menikmati keindahan dan keunikan
pesisir pantai dan juga lautan.
Budaya bahari itu budaya yang terjadi saat aktifitas kemaritiman atau kelautan
berlangsung. 
Dalam banyak referensi, seringkali kita kebingungan untuk melakukan pemilahan
antara kata bahari dan kata maritim. Akibatnya, penggunaan kedua kata tersebut
seringkali mengalami tumpang tindih. Kesan yang muncul adalah sama, padahal
secara substansi berbeda. Susanto Zuhdi (2015; 1) mengatakan bahwa istilah bahari
dan maritim sering dipertukarkan untuk konsep budaya dan negara. Meski keduanya
bermakna tentang laut, terdapat makna yang berbeda. Bahari punya tiga arti. Pertama:
dahulu kala, kuno, tua sekali. Kedua: indah atau elok sekali. Ketiga: tentang laut. Jika
ketiga kata itu dirangkai "dahulu kala yang elok sekali (di) laut", jadi sesuai ungkapan
yang sarat makna. Kata bahari (dari Arab) lebih dulu diserap ke dalam bahasa
Indonesia dibandingkan maritim (mare = Latin). Dalam arti "dahulu kala", bahari
berkaitan dengan sejarah yang menunjuk khususnya pada Sriwijaya dan Majapahit.
Akhirnya, dengan bukti keulungan pelaut Austronesia, sesungguhnya telah
berlangsung "adat bahari" sejak berabad lalu. Dengan argumen itu, istilah bahari lebih
cocok dikaitkan dengan budaya: budaya bahari. Makna lain maritim adalah wilayah
pesisir, armada kapal dagang, pasukan bersenjata di laut, departemen dalam
pemerintahan yang menangani urusan kelautan. Dengan melihat unsur-unsur itu,
cocoklah maritim dikaitkan dengan negara: negara maritim. Jika dalam ranah ini
maritim dapat disebut hard power, bahari soft power. Jika keduanya digabungkan,
lahirlah smart power.
Konsep budaya bahari akan mencakup sistem nilai dan kepercayaan, pengetahuan dan
aktivitas atau tindakan serta segala sarana pendukung bagi masyarakat yang mendiami
wilayah laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Oleh karena itu, untuk memahami
fenomena budaya bahari lebih memadai memanfaatkan konsep tiga wujud
kebudayaan (sistem gagasan, sistem sosial, budaya material) dari Koentjaraningrat.
Sebuah formulasi batasan budaya secara jelas mencakup ketiga wujud tersebut
dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1980: 193), sebagai “keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar”. Memadainya konsep tiga wujud kebudayaan
untuk analisis fenomena sosial budaya juga pernah diungkapkan Ignas Kleden dalam
acara seminar pada Kongres Asosiasi Antropologi Indonesia di Hotel Indonesia, 1996.
Mengacu kepada konsep tiga wujud dan definisi budaya tersebut, untuk studi
fenomena sosial budaya bahari yang kompleks, maka budaya bahari difahami
sebagai sistem-sistem gagasan/ide, prilaku/tindakan dan sarana/ prasarana fisik
yang digunakan oleh masyarakat pendukungnya (masyarakat bahari) dalam rangka
pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan merekayasa jasa-jasa lingkungan
laut bagi kehidupannya. Budaya bahari mengandung isi/unsur-unsurnya sistem
pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma/aturan, simbol komunikatif, kelembagaan,
teknologi dan seni berkaitan kelautan (Munsi Lampe, 2003 : 4-5).
Budaya bahari menyangkut sistem pengetahuan dapat dilihat dari kemampuan
masyarakat bahari menentukan arah pelayaran melalui pergerakan bintang,
menentukan posisi karang melalui warna laut, menentukan wilayah darat melalui
letak horizon, musim bertelurnya ikan, hasil-hasil laut yang memiliki nilai ekonomis
tinggi, dan lain sebagainya. Aktivitas masyarakat bahari dapat dilihat dari keuletannya
mengarungi dan menaklukan laut untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya, serta
aktivitas mereka di dalam perahu yang menjadi tempat tinggalnya selama di laut;
sedangkan artefak dapat dilihat dari berbagai benda peninggalan maupun hasil
produksi mereka yang semuanya berkaitan dengan aktivitas budidaya, penangkapan
dan pelayaran, termasuk ritual dan konservasi. Interaksi mereka dengan laut,
menjadikan mereka mereproduksi budayanya sendiri yang berbeda dengan budaya
darat.
2.2Budaya Bahari di NTT

 Obyek wisata yang sering dikunjungi oleh traveler baik lokal maupun mancanegara adalah
Pantai Bawana. Pantai ini terletak berdekatan dengan pantai Batu Maladong di wilayah Kodi,
Sumba Barat Daya. Pantai yang termasuk jarang dikunjungi ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi traveler yang mengunjungi Sumba terutama Sumba Barat. Bagi masyarakat sekitar
Pantai Bawana termasuk baru untuk sebuah obyek wisata.Traveler ketika berkunjung kemari
akan menjumpai sebuah tebing karang yang tingginya 5-6 meter, keunikan ini yang membuat
para traveler ingin mengunjungi Pantai Bawana. Pada tebing karang juga terdapat lubang
besar ditengah layaknya pintu gerbang besar yang terbuat dari karang atau biasa disebut
Karang Bolong.

 Pulau Sumba merupakan pulau yang terletak di bagian timur Indonesia, tepatnya di Nusa
Tenggara Timur. Pulau Sumba berbatasan langsung dengan territorial Australia di bagian
selatan serta Timor Leste. Kebudayaan dan masyarakat Pulau Sumba juga cukup unik. 
Sebagian besar masyarakat di Pulau Sunda Merupakan Keturunan Mongoloid dan
Melanesoid. Mereka mengantut animism meskipun umat Katolik, Protestasn juga menempati
wilayah tersebut. Umat muslim juga sangat kecil dan hanya bisa ditemukan dikawasan
pesisir.baratBagi wisatawan dan traveler, Pulau Sumba memiliki keunikan tersendiri untuk
dikunjungi. Pulau yang mempunyai luas sekitar 10.710 Kilometer persegi ini memiliki potensi
yang sangat bebsar untuk kawasan wisata. Beberapa tempat wisata sangat
direkomendasikan untuk traveler, keindahan alam yang masih alamai dan eksotis bisa
dinikmati di pulau ini.

2.3Budaya Bahari NTT

Beberapa komunitas adat di NTT yang memiliki kebudayaan laut yang unik. (Beraf,C,2015) seperti di
Lewolein, Lembata,ada budaya Re’wa IK’e,budaya penangkapan ikan yang diwariskan secara turun-
temurun. Ikan bagi masyarakat Lewolein,adalah sahabat,yang bisa dipanggil kapan pun ketika dibutuhkan.
Di Lamalera ada tradisi Tena Laja (Perahu Layar). Di Mingar,Pasir Putih,ada budaya tangkap Nale (sejenis
cacing laut yang muncul tiap tahun pada bulan Februari),yang melibatkan hampir semua suku dalam
kampung itu.

Suku Alor percaya akan adanya kekuasaan tertinggi di laut disebut Dewa Laut (Lahatala). Pemujaan roh
atau benda alam menjadi simbol pemujaan terhadap Lahatala. Melalui pemujaan tersebut doa diteruskan
kepada Dewa Mou Maha agar dijauhi dari marabahaya

Makna tradisi yang dibangun antara lain :

1. Tradisi-tardisi semacam itu menjadi aktivitas kultur,sosial dan religius masyarakat.


2. Tradisi itu juga membangun interaksi dan kohesi sosial antar suku
3. Mmebina relasi intersubjektif dengan siapa saja
4. Menemukan dan mendefenisikan indentitas mereka sendiri di hadapan suatu entitas sosial atau kultur
tertentu
5. Dimensi spesial semacam itulah menjadi alasan mengapa beberapa masyarakat adat di pesisir NTT
tetap memilih dan menghidupi tradisi laut karena laut adalah lokus kultural,tempat mereka menghidupi
dan menginternalisasi religiositas,solidaritas,dan kohesi sosial
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Wisata Bahari dan Budaya Bahari ini sangat membantu masyarakat pesisir dalam memenuhi kebutuhan
sehari hari.

3.2Saran

Kita sebagai masyarakat Nusa Tenggara Timur tetap harus dan selalu melestarikan budaya bahari guna
mencapai kesuksesan bagi Provinsi kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://wisatakita.com/propinsi.php?req=dkt&kode=53&idk=266&1

https://voxntt.com/2016/10/29/mahasiswa-perikanan-ukaw-kupang-lestarikan-budaya-bahari-ntt-lewat-
festival/1918/

Anda mungkin juga menyukai