PENGERTIAN
budaya berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi dan daya.
Buddhi memiliki arti budi atau akal atau akal pikiran.
Sedangkan “daya” mempunyai arti usaha atau ikhtiar.
Dalam bahasa Inggris, budaya dikenal dengan istilah
“culture” atau budaya, yang sebenarnya berasal dari
kata latin “colere”, artinya mengolah atau mengerjakan
tanah (bertani)
Dikenal ada 2 (dua) istilah yaitu budaya lokal dan
budaya nasional. Budaya lokal, adalah suatu budaya
yang perkembangannya terjadi di daerah-daerah dan
merupakan milik suku bangsa.
budaya nasional yaitu suatu kebudayaan yang
terbentuk dari keseluruhan budaya lokal yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia
dan merupakan hasil serapan dari unsur-unsur budaya
asing atau global.
Wujud budaya suatu bangsa dapat berupa:
Wujud abstrak, berupa “Sistem Gagasan”. Budaya dalam bentuk ini
bersifat abstrak, artinya tidak dapat diraba karena ada dalam pikiran
tiap anggota masyarakat penganut budaya yang bersangkutan.
Gagasan itulah yang akhirnya menghasilkan berbagai karya manusia
berdasarkan nilai-nilai dan cara berfikir serta perilaku mereka.
Bentuk tindakan. Budaya dalam bentuk tindakan bersifat kongkret
yang dapat dilihat. Contoh: cara petani mengolah lahan ladang dan
sawah, cara berburu rusa, cara beternak sapi, cara memelihara ikan,
cara menangkap ikan, dll.
Bentuk hasil karya. Budaya dalam bentuk hasil karya bersifat
kongkret sehingga bisa dilihat dan diraba. Contoh: pengrajin tenun
ikat menghasilkan kain dengan berbagai motif (flora, fauna dan
manusia), berbagai peralatan seperi peralatan dapur dan peralatan
untuk bertani, beternak, berburu, menangkap ikan, dll.
Wujud budaya suatu bangsa juga dapat berupa:
Cara berbahasa.
Cara berpakaian.
Peralatan hidup.
Soeleman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai
semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Karya masyarakat menghasilkan pengetahuan,
teknologi serta kebudayaan kebendaan atau
kebudayaan jasmaniah (material culture) yang
diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya agar potensi dan hasilnya dapat
diperuntukkan bagi kelangsungan hidup masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala
kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu untuk
mengatur masalah-masalah kemasyarakatan antara
lain agama, ideologi, kebatinan dan semua unsur yang
merupakan ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai
anggota masyarakat
Cipta merupakan kemampuan mental dan berpikir
orang-orang yang hidup bermasyarakat, hasilnya
antara lain berupa filsafat dan ilmu pengetahuan.
Kebudayaan sebagai suatu sistem pengetahuan
manusia dapat digolong-golongkan dalam kompleks
pengetahuan yang khusus yang dikaitkan dengan
kegiatan-kegiatan tertentu dalam kehidupan manusia
sebagai pendukung suatu kebudayaan tertentu
Pengetahuan yang kompleks bagi kegiatan tertentu
tersebut dikenal dengan “pranata-pranata
kebudayaan”. Secara operasional, pranata-pranata
kebudayaan terwujud sebagai seperangkat aturan-
aturan yang mengatur kedudukan-kedudukan,
peranan-peranan, hak-hak dan kewajiban-kewajiban
masyarakat yang terwujud dalam bentuk lembaga-
lembaga dan organisasi sosial sebagi wadah bagi
kegiatan warga masyarakat bersangkutan.
Sebagai suatu sistem pengetahuan, pola dan corak
suatu kebudayaan ditentukan oleh:
Keadaan lingkungan, dan
Kebutuhan dasar utama dari para pendukung
kebudayaan tersebut.
Dengan demikian, setiap masyarakat akan memiliki
kebudayaannya sendiri-sendiri sesuai dengan kondisi
lingkungan hidup sebagai tempat mereka bermukim
dan bertempat tinggal untuk memenuhi kebutuhan
dasar.
Suatu kebudayaa dengan semua pranatanya dapat saja
berubah bahkan selalu berubah secara dinamis karena
tidak ada kebudayaan yang sifatnya statis dan tertutup.
Perubahan kebudayaan dapat terjadi karena faktor
internal dan external.
Etnografi adalah suatu studi yang mempelajari dan
menjelaskan tentang kebudayaan suatu masyarakat
tertentu dengan tujuan untuk menemukenali dan
melukiskan bagaimana masyarakat menanggulangi
masalah-masalah dalam lingkungan hidupnya serta
menggali pranata-pranata sosial-ekonomi manakah
yang dimiliki oleh warga masyarakat dalam upayanya
untuk memenuhi kebutuhan dasar utama manusia
(basic human needs), juga bagaimanakah mekanisme
perubahan yang mengatur pemanfaatan pengelolaan
sumberdaya alam (SDA) maupun sumberdaya
sosialnya.
pemenuhan kebutuhan dasar utama itu terdiri dari:
Pemenuhan kebutuhan dasar bilologis meliputi
sandang, pangan, papan, reproduksi, kesehatan, dan
mempertahankan diri.
Pemenuhan kebutuhan sosial meliputi kebutuhan
akan hidup bersama untuk mencapai tujuan bersama
dan individu, pembentukan komuniti, dan kelompok
sosial serta berbagai keteraturan sosial.
Pemenuhan kebutuhan integratif atau kejiwaan
meliputi kebutuhan akan etika dan moral, rasa
keindahan dan sebagainya.
Corak Lahan Kering Wilayah Nusa Tenggara
Timur dan Pengaruhnya terhadap Budaya Lahan
Kering
Keterbatasan air.
Degradasi lahan akibat erosi.
Tingkat kesuburan tanah rendah.
Infrastruktur ekonomi tidak sebaik di daerah beriklim
basah.
Lahan kering umumnya tersebar di daerah lereng dan
perbukitan dengan potensi erositinggi sehingga
mengakibatkan degradasi kesuburan lahan.
Kondisi biofisik lahan kering tidak sebaik lahan sawah.
Petaninya umumnya miskin dan seringkali mengabaikan
penerapan teknik konservasi lahan secara berkelanjutan
dalam usaha taninya.
Kualitas lahan dan penerapan teknolog terbatas,
menyebabkan variabilitas produksi pertanian relatif
tinggi.
Persaingan dengan gulma.
Serangan hama.
Penggunaan jenis-jenis tanaman lokal dengan
produksi rendah.
Pengelolaan Lahan Kering Beriklim
Kering