Anda di halaman 1dari 13

DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI

“INDIVIDUALISME”

CALYA SHAFA FAYYAZA KHAIR

9.1

SMP NEGERI 1 TARAKAN


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan tema “Upaya Menghadapi Globalisasi untuk
Memperkukuh Kehidupan Bangsa”.

Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

Tarakan, 16 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………….......... i


KATA PENGANTAR ………………………………………………....... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………......iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................1

C. Tujuan Makalah......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian individualisme.....................................................................2

B. Faktor penyebab individualisme...........................................................3

C. Dampak individualisme........................................................................4

D. Upaya dalam mengatasi individualisme...............................................7

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ...............................................................................5

B. Saran .....................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I.
PENDAHULUAN
 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang hidup bermasyarakat (zoon politicon). Sebagai
makhluk sosial (homo socialis), manusia tidak hanya mengandalkan kekuatannya sendiri,
tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal tertentu. Manusia tidak dapat mencapai
apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan perannya dengan
menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaannya. Manusia tidak
dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial dan pandangan dari
orang-orang di sekitarnya. Saat ini tanpa kita sadari sikap individualisme telah mewabah
dalam kehidupan sehari-hari seseorang, banyak orang yang mengabaikan dan tidak
memedulikan lingkungan sekitarnya.

Sikap individualisme ini sendiri sebenarnya bukan baru-baru ini terjadi dimasyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman sikap individualisme ini mulai merambak dalam
kehidupan masyarakat, terutama dalam kalangan sehingga tidak menyadari bahwa sikap
individualisme itu telah timbul dalam dirinya. Apa itu sikap individualisme? Anak muda
dalam maupun luar negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh yang sangat besar dalam
pembentukan sikap individualisme ini adalah pengaruh teknologi, yang didukung oleh tempat
tinggal dan lingkungan tempatnya berasal. Perlu kita ketahui bahwasanya Indonesia terkenal
sebagai negara yang masyarakatnya memiliki sikap keramahtamahannya yang mendominasi
setiap individunya. Akan tetapi semakin ke depan yang terjadi malah sebaliknya, dimana
sikap individualisme mulai menjangkit pada masyarakat-masyarakat dalam bangsa Indonesia.
Keramahtamahan yang merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia mulai tidak
didukung oleh individu-individu yang memiliki sikap individualisme.

 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan individualisme?


2. Apa faktor penyebab dari individualisme?

3. Apa dampak yang ditimbulkan dari individualisme?

4. Bagaimana upaya yang sebaiknya dilakukan dalam mengatasi individualisme?

 Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak
Johansyah, M.Pd. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah pemahaman dan wawasan
tentang sikap individualisme.

BAB II.

PEMBAHASAN

 Pengertian individualisme

Individualisme merupakan satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial


yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan
kebebasan sendiri. Seseorang yang individualis akan melanjutkan pencapaian dan kehendak
pribadi. Mereka menentang intervensi dari masyarakat, negara, dan setiap badan atau
kelompok atas pilihan pribadi mereka. Oleh karena itu, individualisme melawan segala
pendapat yang menempatkan tujuan suatu kelompok sebagai lebih penting dari tujuan
seseorang individu yang dengan sendiri adalah dasar kepada setiap badan masyarakat.
Pendapat-pendapat yang di tentang termasuk holisme, kolektivisme dan statisme, antara lain.
Filsafat ini juga kurang senang dengan segala standar moral yang berlaku ke atas seseorang
karena peraturan-peraturan itu menghalangi kebebasan seseorang. Misalnya contoh dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat perkotaan, meskipun tidak begitu terlihat mencolok, namun
pada kenyataannya sikap individualisme masyarakat perkotaan menjadi gambaran umum
dimana ada beberapa sikap atau perilaku masyarakat kota yang menggambarkan sikap
individualisme seperti :

A. Kurangnya komunikasi antar satu orang dengan individu lainnya yang ada di
sekitarnya. (tetangga dan lingkungan sekitar)

B. Kurangnya kepedulian terhadap kepentingan orang lain yang ada di sekitarnya.

C. Minimnya interaksi dengan orang lain, seperti tetangga disekitar rumah, rekan kerja
yang biasanya paling sering bertemu dan bertatap muka.

 Faktor penyebab individualisme

1. Globalisasi

Dimana di sini perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat dan semakin
modern membuat seseorang dapat melakukan semuanya melalui teknologi tanpa harus
berinteraksi serta bertatap muka dan bersosialisasi secara langsung.

2. Latar belakang

Sikap dan tingkah laku seseorang juga mencerminkan dari kalangan apa seseorang itu
dilahirkan. Sikap individualisme ini biasanya muncul pada mereka yang berasal dari
keluarga yang memiliki kekuasaan penuh atau pangkat tertentu, dimana mereka berpikir
memiliki segalanya dan tidak membutuhkan orang lain. Selain faktor yang membuat
seseorang bersifat individualisme, ada pula beberapa hal yang menyebabkan seseorang itu
sendiri bersifat individualisme, antara lain:

a. Tidak pernah bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar tempat tinggalnya

b. Merasa dapat melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain

c. Merasa tidak dibutuhkan dalam lingkungannya


d. Tidak peduli dengan keadaan sekitarnya

 Dampak individualisme

a) Egois, mementingkan diri sendiri

Satu kata untuk orang yang sangat mempertahankan sifat individualistis dalam
kehidupannya adalah mereka hanya peduli dengan dirinya sendiri. Dialah yang
menjadi pusat dari segala sesuatu. Apa pun yang dikatakan dan diperbuat olehnya
semua demi keuntungan seorang diri saja. Mereka tidak lagi peduli dengan kebutuhan
sesama bahkan memandang rendah kebutuhan itu (Hak asasi manusia) di atas semua
keinginannya.

b) Suka bermanja ria

Sikap manja yang kami maksudkan di sini adalah hasrat yang mengharapkan bahwa
segala sesuatu yang terjadi harus sesuai dengan keinginannya. Orang yang manja
biasanya tidak mau memaksa/ menekan dirinya sendiri untuk meraih kemandirian
bahkan kedewasaan. Kelak mereka baru tahu rasa ketika orang lain yang mendesak
dan menekan mereka untuk menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab, baik
kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.

c) Mendewakan kenyamanan

Lebih mengehendaki kenyamanan ketimbang manfaat dari semua hal yang


dialami. Terlalu fokus pada kenyamanan dan sangat menuntut hal ini. Menuntut
agar orang lain memperlakukannya dengan baik tetapi ia sendiri tidak pernah
berlaku baik bagi sesama. Ia cenderung mengabaikan bahkan mengorbankan hal-
hal yang sebetulnya bermanfaat semata-mata demi rasa nyaman.

d) Kebaikan hati minus

Ia merasa sudah menjadi orang yang baik padahal belum berbuat apapun untuk
orang lain bahkan keramahan saja tidak pernah diekspresikan dari dalam dirinya
(senyum pun tidak). Mereka adalah tipe orang yang pelit sebab memiliki banyak
tetapi tidak pernah sedikit pun dibagikan. Orang yang sederhana dan tidak punya
apa-apa sehingga tidak bisa memberi kepada orang lain bukan berarti dia pelit.
Tetapi setidaknya, kesopanan, kesantunan dan keramahannya keluar dengan tulus,
bukankah ini termasuk pemberian juga?

e) Tidak mau (enggan) bergaul dengan orang-orang sekitar

Mereka tidak mau bergaul karena ingin cari aman dalam kehidupan ini. Sebab
dimana ada hubungan sosial maka di sana jugalah terdapat berbagai kekhilafan
yang mengganggu kehidupannya. Bagi mereka bergaul dengan sesama
mempertinggi/ meningkatkan risiko dibully, dihina, diejek orang lain.

f) Tidak peduli dengan keberadaan orang lain dan tidak peduli dengan perasaan
orang lain

Para psikopat tidak mampu mengerti perasaan orang lain. Mereka akan bertindak
sesuka hatinya sekalipun hal tersebut membuat sesamanya tersakiti. Bahkan bisa
dikatakan bahwa kadang-kadang perkataan mereka yang keras mencerminkan
perilaku “orang yang tidak punya perasaan.” Mereka lebih fokus pada dirinya
sendiri dalam segala situasi bahkan bila perlu kepentingannya di atas segalanya
dibandingkan dengan kebutuhan (hak) orang lain.

g) Memiliki sikap sombong

Biasanya orang yang hanya mengenal dirinya akan terjebak dalam sikap yang
sombong. Mereka cenderung merasa diri paling dan paling dalam bidang-bidanya
yang digeluti. Enggan menerima saran apalagi kritik dari orang lain dan kata-
katanya selalu bertujuan untuk merendahkan sesama. Ia merasa nyaman dengan
pujian karena itulah yang selama ini diinginkannya.

h) Merasa diri sudah dan paling benar terkesan perfeksionis

Selalu saja menuntut agar segala sesuatunya sempurna dan tidak mentolerir
kekhilafan orang lain. Dia cenderung merasa bahwa apa yang dikerjakannya untuk
sistem sudah benar. Enggan untuk menerima saran, dikoreksi apalagi dikritik oleh
orang lain. Mudah sekali tidak setuju pada situasi hanya karena hal-hal sepele.
Menganggap bahwa kesempurnaan adalah segalanya dan itu sudah ada di dalam
dirinya, padahal hanya perasaannya saja.

i) Mudah terpancing emosi


Pergaulan yang jarang (rendah) membuatnya tidak mampu memahami perbedaan
antara manusia. Tidak mampu memandang suatu keadaan dari sudut pandang
positif (persepsi iman yang positif). Cenderung terburu-buru dalam mengambil
sikap sehingga membuat seseorang kehilangan dirinya bahkan kemarahannya
akan mencapai puncaknya.

j) Melakukan perbuatan menyimpang

Karena amarah yang meluap-luap dari dalam hatinya maka sikap yang salahpun
akan dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Mereka akan bergerak dalam
kebencian, dendam, amarah dan kekerasan. Sifat semacam inilah yang menjadi
dasar penyimpangan yang dilakukannya. Karena menganggap diri paling benar
maka ia cenderung membatasi diri untuk bergaul bahkan membenci pergaulan
dengan orang lain (anti sosial).

k) Enggan menyetujui ujian sosial

Tidak menyetujui gangguan kecil yang terjadi di sekitarnya dan menganggap itu
sebagai perbuatan yang melanggar hak-haknya secara pribadi. Orang ini tidak
mengerti bahwa cobaan hidup akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih
tangguh dan bebas dari segala busuk hati (pikiran negatif). Mereka begitu
mendewakan kenyamanan sehingga bertindak lebay pada hal-hal yang sebenarnya
recehan.

l) Kurang mampu bekerja sama

Ini adalah ciri khas dari sikap individualis. Saat seseorang hanya mengerti dirinya
sendiri dan tidak paham dengan perasaan orang lain maka mereka akan cenderung
melakukan hal-hal yang menyinggung perasaan sesama. Kebiasaannya yang
enggan menerima saran dari orang lain membuatnya sulit diajak bekerja dalam
kelompok karena sudah merasa melakukan hal yang benar. Padahal apa yang
dikerjakannya semata-mata demi kepentingan pribadi dan bukan untuk
kepentingan kelompok.

m) Menolak kesetaraan
Manusia yang lebih mementingkan urusannya sendiri sangat anti dengan
kesetaraan. Ia merasa hebat sendiri dan berhak untuk diperlakukan sebagai orang-
orang hebat padahal apalah artinya seorang produsen tanpa konsumen? Misalnya
anda sedang membuat kue, setelah masak langsung menjualnya. Lalu apakah kue-
kue anda akan menghasilkan uang jikalau tidak ada konsumen? Demikian juga
konsumen tidak akan merasakan kenyangnya perut setelah mengonsumsi kue
tersebut jikalau tidak ada produsen. Oleh karena itu, kesetaraan adalah mutlak dan
orang yang mementingkan dirinya sendiri cenderung menolak paham ini dan ingin
hidupnya lebih tinggi/ lebih hebat dari sesamanya.

n) Mempercepat kerusakan lingkungan

Sikap individualis yang cenderung mengehendaki segala sesuatu sebagai milik


pribadi adalah awal dari kerusakan lingkungan. Sebab barang/ benda/ properti
yang melibatkan banyak sumber daya dalam pembuatannya akan dimiliki secara
pribadi. Coba bayangkan jikalau masing-masing manusia yang jumlahnya
miliaran memiliki mobil, rumah dan fasilitas pribadi yang mewah lainnya.
Bukankah ini akan menjadi awal dari eksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan. Jika hal ini terus dibiarkan maka pemanasan global akan terus
berlangsung yang diikuti oleh bencana demi bencana yang menyebabkan kerugian
dan memakan korban jiwa.

 Upaya dalam mengatasi individualisme

a. Perluas cara berpikir

Perluas cara berpikir dengan belajar memahami kebutuhan dan keinginan


orang-orang dan masyarakat di sekitar kita dengan banyak membaca,
mendengarkan radio atau pandangan orang, dan lain-lain.

b. Pahami perasaan orang lain

Cobalah untuk menempatkan diri kita pada posisi orang lain, terutama orang-
orang yang kondisinya di bawah kita (baik secara sosial maupun ekonomi).

c. Bersikap tidak egois meskipun tidak ada orang yang mengetahuinya


Jangan berperilaku baik dengan menolong orang lain untuk mendapatkan
pujian dari orang lain.

d. Ikut merasa senang ketika orang lain bahagia

Belajarlah untuk merasa ikut senang dan gembira ketika orang lain
berbahagia. Rasakan kebahagiaan dengan membuat orang lain bahagia.

e. Tirulah orang-orang hebat yang tidak mementingkan diri sendiri

Bacalah riwayat hidup orang-orang hebat, seperti nabi Muhammad, Nelson


Mandela, Ibu Theresa yang tidak egois.

f. Jangan merugikan orang lain dalam mencari keuntungan diri

Jangan menipu, mencuri dan kegiatan tidak baik lainnya untuk mendapatkan
keuntungan.

g. Jangan menilai waktumu lebih berharga dari pada waktu orang lain
Contohnya: jangan kita menyerobot antrean karena kita merasa waktu kita
lebih berharga dibandingkan waktu orang lain.

BAB III.

PENUTUP

 Kesimpulan

Dengan melihat dan mengkaji lagi mengenai faktor penyebab dan beberapa hal
mengenai timbulnya sikap individualisme, seharusnya kita dapat memahami dan
memberi pemahaman kepada orang-orang disekitar kita, dan kita hendaknya pandai
dalam mengontrol diri sendiri. Tanpa kita sadari hal-hal seperti sikap individualisme
ini hanyalah merugikan diri sendiri. Oleh karena itu, cobalah untuk menghargai
keberadaan orang lain. Karena sesama manusia saling mebutuhkan dan sebagai
makhluk sosial kita harus hidup bersosial.
 Saran

Sudah seharusnya kita menjauhi sikap individualisme ini yang hanya dapat merugikan
diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

 https://medium.com/@tyassiolimbona/sikap-individualisme-3e1f6e06de11

 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Individualisme

 https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/duwi/positif-dan-negatif-
gaya-hidup-yang-individualisme_5816cce8bc937393088b4568?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE
%3D#aoh=15760710791437&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fwww.kompasiana.com%2Fduwi%2Fpositif-dan-negatif-gaya-hidup-yang-
individualisme_5816cce8bc937393088b4568

 https://lasealwin-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/lasealwin.wordpress.com/2017/07/12/dampak-negatif-
sikap-individualis-dalam-masyarakat-individualisme-merusak-tatanan-sosial/amp/?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE
%3D#aoh=15760710791437&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Flasealwin.wordpress.com%2F2017%2F07%2F12%2Fdampak-negatif-sikap-
individualis-dalam-masyarakat-individualisme-merusak-tatanan-sosial%2F

 https://tirtojiwo.org/?p=2691
 Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IX SMP Edisi Revisi 2018

Anda mungkin juga menyukai