Anda di halaman 1dari 13

UPAYA MENGHADAPI GLOBALISASI

UNTUK MEMPERKOKOH KEHIDUPAN BANGSA

Disusun Oleh :
Muhammad Adnan Aziz / 16 / IX C

SMP NEGERI 1 MUNTILAN


KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
segala kuasa-Nyalah penulis akhirnya bisa menyelesaikan tugas proyek yang
berjudul “Upaya Menghadapi Globalisasi untuk Memperkokoh Kehidupan Bangsa”
ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Bu Wakhidah, S.Pd, selaku guru
pembimbing mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta membantu menyumbangkan
pikirannya.
Penulis sangat berharap agar tugas proyek ini memberi banyak manfaat bagi
para pembaca. Penulis juga sangat mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari
semua pihak agar karya tulis ini bisa menjadi lebih sempurna.

Muntilan, 25 Februari 2020

Penulis

2
P

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………….;…………...…1

KATA PENGANTAR………………………………………………………….;.…2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….…3

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang…………………………………………………………………...…4
b. Rumusan Masalah……………………………………………………...………...…5
c. Tujuan Makalah……………………………………………………………..…...…5

BAB II PEMBAHASAN

a. Identifikasi Kasus……………………………………………………............…...…6
b. Faktor Individualisme……………………………………………………….…...…7
c. Dampak Individualisme…………………………………………………..……...…7
d. Upaya Mengantisipasi……………………………………………………..……..…9

BAB III PENUTUP

3
a. Kesimpulan…………………………………………………….............................…11
b. Saran…………………………………………………………………............…...…11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….…………...…12

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia adalah makhluk individu yang unik, berbeda antara
yang satu dengan lainnya baik secara fisik maupun psikis. Secara individu, manusia
juga ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing, ingin merealisasikan diri atau
ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini
merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha untuk menemukan jati
dirinya masing-masing, tidak ada manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga
dia akan selalu sadar akan sifat individualismenya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial adalah bahwa
dalam mengembangkan potensi-potesinya ini tidak akan terjadi secara alamiah
dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain
itu, dalam kenyataannya tidak ada manusia yang mampu hidup tanpa adanya bantuan
orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia hidup saling ketergantungan dan
saling membutuhkan antara yang satu dengan lainnya. Dari kedua hal diatas, manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial memiliki fungsi masing-masing dalam
menjalankan peranannya dalam kehidupan.
4
Namun pada kenyataannya, manusia lebih bersikap individualisme dalam
artian yang negatif. Lebih mementingkan diri sendiri, bersikap apatis, tidak
menghargai orang lain, dan sebagainya. Pada zaman dulu, kita ketahui bersama
gotong royong adalah budaya yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia. Sikap
budaya gotong royong yang semula menjadi sikap hidup bangsa telah mengalami
banyak gempuran yang terutama bersumber pada budaya Barat yang agresif dan
dinamis, mementingkan kebebasan individu. Namun, pada zaman globalisasi ini
manusia lebih cenderung mengunci diri dengan sikap individualisnya. Dampak
globalisasi ini telah mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan yang ada di
masyarakat, salah satunya adalah aspek budaya gotong royong Indonesia.
Masyarakat menjadi cenderung individualis, konsumtif, dan kapitalis sehingga rasa
kebersamaan, kekeluargaan, dan senasib sepenanggungan antarsesama manusia
mulai hilang tergerus ganasnya badai globalisasi.

b. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang tersebut sebagai berikut.


a) Apa yang dimaksud dengan individualisme?
b) Apa faktor penyebab munculnya sikap individualisme?
c) Bagaimana tentang individualisme dalam dunia internasional?
d) Apa dampak positif dan negative dari individualsme?
e) Bagaimana upaya untuk mengantisipasi sikap individualisme tersebut?

c. Tujuan Makalah

Tujuan dari pembuatan paper ini antara lain sebagi berikut.


a) Mengetahui permasalahan yang marak terjadi di kehidupan masyarakat yang
berkaitan dengan manusia sebagi individu dan sosial.
b) Mampu mengidentifikasi contoh kasus yang berhubungan dengan manusia sebagai
makhluk individu dan sosial.
c) Mampu berpikir kritis untuk memberikan solusi terhadap kasus yang terjadi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Kasus
Budaya merupakan ciri khas suatu bangsa yang disetiap bangsa masing-masing
berbeda satu dengan lainnya. Budaya memiliki banyak nilai dan pesan keindahan,
penghargaan dan kebersamaan bagi yang melestarikannya. Salah satu budaya bangsa
kita yang sangat bernilai adalah gotong royong. Penerapan kegiatan tersebut tidak
membedakan suku, agama, ras, agama, warna kulit, dan budaya daerah. Semua yang
majemuk menjadi satu seperti semboyan “ Bhinneka Tunggal Ika”. Manusia sebagai
makhluk ciptaan tuhan adalah makhluk sosial yang harus bekerja sama dengan
manusia lain untuk mencapai visi bersama, salah satunya dengan budaya gotong
royong.
Namun, seiring berkembangnya zaman, teknologi semakin canggih, perputaran
informasi semakin cepat sehingga membuat manusia cenderung lebih memikirkan
diri sendiri dan kurang peduli lingkungan sekitar. Di era globalisasi kata gotong
royong semakin jarang dan asing kita dengarkan di telinga kita saat ini. Gotong
royong dapat diartikan dengan mengerjakan sesuatu secara bersama-sama, tetapi
akibat dampak globalisai budaya ini lambat laun mulai luntur. Globalisasi adalah
suatu proses dimana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling

6
berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi
batas negara. Dampak negatif era globalisai salah satunya adalah sikap
individualisme.
Individualisme adalah merupakan satu paham yang menerangkan bahwa
seseorang yang mementingkan hak pribadinya tanpa memperhatikan orang lain.
Individualisme ini juga menjelaskan bagaimana seseorang hidup tanpa adanya
sosialisasi dengan orang lain. Individualisme itu sendiri merupakan bentuk keegoisan
seseorang dalam melakukan segala hal. Dengan sikap egoisnya itu, orang-orang itu
tidak memperdulikan orang-orang di sekitarnya untuk dapat hidup bersosialisasi
dengan dirinya. Sikap seperti inilah yang dapat memudarkan solidaritas dan
kesetiakawanan sosial, musyawarah mufakat, gotong royong dan sebagainya.
Dampak negative yang dihasilkan dari pola hidup individualis itu sendiri yaitu:
kehilangan rasa solidaritas terhadap sesama, egoisme yang tak terbatas, terasingkan
dari kehidupan sosial, kesulitan dalam bersosialisasi.
Contoh sikap individualisme yang sudah terjadi di sekitar lingkungan saya
adalah minimnya kerja sama, gotong royong, dan solidaritas remaja-remajanya.
Remaja-remaja sibuk dengan kehidupan mereka mengejar demi sebuah kesuksesan.
Padahal kebersamaan juga tidak kalah penting. Kumpul atau ada sebuah acara, yang
datang hanya 50% kurang. Hanya orang-orang itu saja yang datang.
Lunturnya semangat kegotong royongan di masyarakat perlu segera
diantisipasi dengan memperkuat komitmen kita bersama untuk terus menumbuhkan
semangat peduli terhadap sesama, meneguhkan rasa tanggung jawab bersama dan
memantapkan keyakinan bahwa segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama
akan memberikan hasil yang lebih baik. Maka dari itu kita sebagai pemuda indonesia
harus menumbuhkan sifat gotong royong mulai dari diri kita sendiri dengan cara
saling tolong menolong, bekerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan,
menumbuhkan sikap sosialisasi dengan masyarakat dan mengenyampingkan sikap
individualisme yang tertanam dalam diri kita, karena kita hidup untuk mengasihi
sesama manusia dan bukan untuk hidup menyendiri.

B. Faktor-faktor munculnya masyarakat yang bersifat individualisme yaitu:

7
1. Orang yang cenderung individualis tidak terbiasa dengan hal-hal yang ramai atau
melibatkan banyak orang untuk bergaul.

2. Orang yang individualis merasa dirinya tidak dibutuhkan oleh orang lain,
sehingga ia lebih nyaman mengasingkan diri.

3. Orang individualis muncul akibat krisis kepercayaan kepada orang lain, sehingga
ia merasa apa yang ia lakukan itu selalu benar dan apa yang dilakukan orang lain
salah.

C. Dampak adanya individualisme

Dampak negatif

a) Sikap individualistik
Lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial karena banyak masyarakat yang merasa
dimudahkan aktivitasnya dengan teknologi maju yang sudah ada.
b) Kesenjangan sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah
antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan
sosial.
c) Hilangnya kebudayaan adat istiadat
Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih memilih
kebudayaan negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri,
sebagai contohnya para pemuda lebih memilih memakai pakaian minim yang
mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang
mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh
narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa
Indonesia

Dampak positif
Tidak selamanya hal negatif juga memiliki dampak negatif. Ada beberapa poin yang
perlu diperhatikan dalam individualism.
a) Menjadikan orang lebih bertanggung jawab

8
Setiap individu membuat keputusan dengan kesadaran dan kehati-hatian pribadi.
a) Memiliki kebebasan
Individualisme bukan berarti kebebasan melakukan sesuatu tanggung jawab.
Kebebasan seorang individu akan dibatasi oleh kebebasan individu yang lain.
b) Mengajarkan kita mencintai diri sendiri (mandiri)
Terkadang banyak orang melupakan bahwa diri mereka adalah sebuah individu yang
utuh dan pantas dihargai. Para individu lebih mandiri. Mereka menciptakan ide-ide
kreatif, unik, dan baru. Dengan ini, industri kreatif akan tumbuh dan berkembang.

Dampak positif dari individualime tercermin dari negara-negara maju. Negara maju,
perkotaan, cenderung memiliki tingkat individualis yang tinggi. Mereka terkesan
cuek, acuh tak acuh, tidak menghiraukan keadaan. Contoh negara dengan
individualisme tinggi yaitu.

 Amerika Serikat (91)


 Australia (90)
 Inggris (89)
 Belanda (80)
 Selandia Baru (79)
 Italia
 Perancis
 Irlandia

Orang orang Amerika dikenal dengan semangat "American Dream" nya dimana
mereka bebas bermimpi dan mewujudkan cita cita mereka sebesar apapun tanpa
celaan orang lain. Maka dari itu mereka jauh lebih berfokus kepada kesuksesan diri
sendiri. Dan terbukti, Amerika dapat menguasai seluruh bidang di dunia ini serta
menjadi negara termaju di dunia. Mereka cenderung tidak peduli dengan hal buruk
yang dilakukan orang lain dan berfokus kepada kemajuan diri sendiri (Jauh berbeda
dengan Indonesia yang ga maju maju karena kebanyakan ngurusin orang
lain). Amerika Serikat pun mendapat skor individualis tertinggi yaitu 91.

9
Sikap individualis masyarakat Indonesia masih kalah jauh dengan negara-negara
tersebut. Indonesia adalah salah satu negara apaling kolektif / individualisme paling
rendah di dunia dengan skor 14 (ke tujuh terendah). Dapat dibilang Indonesia
memiliki tingkat saling perhatian dan keramahan yang tinggi. Namun perhatian, yang
menjadi ciri warga Indonesia adalah memikirkan orang lain, sementara dirinya
sendiri tidak dipikirkan. Hal inilah yang membuat Indonesia sangat tertinggal jauh
dengan negara-negara maju.

D. Upaya Untuk Mengantisipasi Sikap Individualisme

1. Membuat prioritas berdasarkan moral.

2. Menumbuhkan kembali semangat gotong royong, karena dengan cara gotong royong
kegiatan yang dikerjakan lebih cepat selesai dan setiap individu dapat merasakan
pentingnya gotong royong, selain itu dapat menumbuhkan tali persaudaraan atau
silaturahmi masyarakat semakin erat.

3. Meningkatkan rasa solidaritas atau kepedulian antar individu yang satu dengan yang
lain.

4. Menumbuhkan sifat rela berkorban.

5. Bahwasanya manusia adalah makhluk sosial, jadi manusia tidak bisa hidup sendiri
dan perlu bantuan orang lain.

6. Menanamkan kesadaran dan motivasi pada individu sehingga individu akan berubah
dengan kesadaran dirinya.

7. Mengedepankan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi.

10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Kerja sama, gotong royong merupakan kegiatan positif dan memiliki banyak
manfaat. Kegiatan ini banyak terjadi dibeberapa lingkungan. Namun seiring
perkembangan jaman, kebiasaan ini mulai menghilang dikarenakan kesibukan orang-
orang untuk mencapai kepuasan diri mereka masing-masing. Adapun solusi untuk
mengantisipasi sikap individualisme dengan meningkatkan kesadaran serta
meneguhkan rasa tanggung jawab bersama dan menetapkan keyakinan bahwa segala
sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih
baik.

11
B. Saran
Kita dapat mengambil hal positif dari individualisme, tapi jangan sampai hal
negatifnya ikut dalam kehidupan. Perkokoh bangsa dengan jiwa semangat berkarya
tanpa individualime yang menggoda.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. http://clearlycultural.com/geert-hofstede-cultural-dimensions/individualism/
2. https://www.kompasiana.com/wardakhasanah/menumbuhkan-kembali-jiwa-
gotong-royong-pada-kalangan-masyarakat-maupun-kalangan-remaja.

13

Anda mungkin juga menyukai