KELOMPOK 7
BENGKAK PADA WAJAH DAN SULIT MENUTUP MULUT
A. SKENARIO
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi Mulut Unhas dengan
keluhan utama nyeri dan bengkak pada pipi kiri bawah disertai keluhan sulit menutup
mulut. dari anamnesa diketahui pasien pernah terjatuh dari sepeda motor ± 3 hari yang
lalu. Pada pemeriksaan ekstraoral tampak hematoma pada daerah rahang bawah kiri, dan
udem pada pipi kiri disertai nyeri tekan. Pada pemeriksaan intraoral tampak gigi-gigi
rahang atas dan rahang bawah tidak dapat berkontak pada satu sisi. Mobility gigi 33dan
34.
B. KATA KUNCI
1. Laki-laki usia 30 tahun (Muh. Akmal)
2. Nyeri dan pembengkakan pada pipi kiri bawah (Elisyah)
3. kesulitan menutup mulut (Lasri)
4. Jatuh dari sepeda motor kurang lebih 3 hari yang lalu (Nazila )
5. Hematoma pada daerah rahang bawaj kiri (Muh. Yusuf)
6. Udema pada pipi kiri (Rifqah )
7. Nyeri pada saat ditekan (Nur Indasari)
8. Gigi rahang atas dan bawah tidak berkontak satu sisi (Izzah Karimah)
9. Mobility gigi 33 dan 34 (Afifa Aroyani)
C. PERTANYAAN PENTING
1. Bagaimana struktur anatomi dari mandibula ? (Nazila)
2. Apa klasifikasi fraktur mandibula (Muh. Yusuf)
3. Apa etiologi kasus sesuai skenario ? (Lasri)
4. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis ? (Rifqah)
5. Apa diagnosis kasus pada skenario (Izzah Karimah)
6. Apa diagnosis banding kasus pada skenario (Elisyah)
7. Bagaimana tatalaksana kasus sesuai skenario (Athilla Mufllih)
8. Apakah komplikasi yang dapat terjadi terkait kasus (Nur Indasari)
9. Bagaimana prognosis pada kasus diskenario (Afifa Aroyani)
D. BRAINSTORMING
1. Bagaimana struktur anatomi dari mandibula ?
- (Afifah Aroyani )
Mandibula merupakan tulang wajah yang memegang peranan penting dalam
pembentukan profil wajah seseorang. Mandibula terdiri atas dua bagian, yaitu:
B. Ramus, merupakan bagian yang lebih tipis daripada korpus. Ramus mandibula
terdiri dari: kondilus mandibula, condylar neck, prosesus koronoid, mandibular notch,
gonial angle, tuberositas masseter, foramen mandibula, lingula mandibula, mylohyoid
sulcus, mandibular torus.
- (Rifqah Muflihah)
Mandibula merupakan tulang wajah terbesar dan paling masif yang terhubung dengan
tulang tengkorak melalui temporomandibular joint. Mandibula menahan gigi
mandibula, membantu pengunyahan. Mandibula terdiri dari body dan ramus. Body
mandibula (latin : corpus mandibula) merupakan bentuk tapal kuda dan mewakili
bagian horizontal. Terdiri dari dua sisi (eksternal dan internal) dan dua tepi (alveolar
dan inferior). Ramus mandibula berkontribusi pada bagian lateral mandibula di kedua
sisi. Proceccus coronoideus dan processus condylus terletak pada aspek superior
ramus. Processus coronoideus berada di anterior, sedangkan processus condylus
berada di posterior. Keudanya dipisahkan oleh mandibular notch.
- (Elisyah Syamsir)
Mandibula merupakan tulang yang besar dan paling kuat pada daerah muka. Dibentuk
oleh dua tulang simetris yang mengadakan fusi dalam tahun pertama kehidupan.
Tulang ini terdiri dari korpus, yaitu suatu lengkungan tapal kuda dan sepasang ramus
yang pipih dan lebar yang mengarah keatas pada bagian belakang dari korpus. Pada
ujung dari masing-masing ramus didapatkan dua buah penonjolan disebut prosesus
kondiloideus prosesus koronoideus. Prosesus kondiloideus terdiri dari kaput dan
kolum. Permukaan luar dari korpus mandibula pada garis median, didapatkan tonjolan
tulang halus yang disebut simfisis mentum yang merupakan tempat pertemuan
embriologis dari dua buah tulang.3 Bagian korpus mandibula membentuk tonjolan
disebut prosesus alveolaris yang mempunyai 16 buah lubang untuk tempat gigi.
Bagian bawah korpus mandibula mempunyai tepi yang lengkung dan halus. Pada
pertengahan korpus mandibula kurang lebih 1 cm dari simfisis didapatkan foramen
mentalis yang dilalui oleh vasa dan nervus mentalis. Permukaan dalam dari korpus
mandibula cekung dan didapatkan linea milohioidea yang merupakan origo muskulus
milohioid. Angulus mandibular adalah pertemuan antara tepi belakang ramus
mandibula dan tepi bawah korpus mandibular
2. Apa klasifikasi fraktur mandibula
- (Nur Indasari Rajab)
1. Klasifikasi fraktur mandibula berdasarkan pada letak anatomi dapat terjadi pada
daerah-daerah dentoalveolar, kondilus, koronoid, ramus, angulus, korpus mandibula
dan simfisis
2. Klasifikasi fraktur yang lain adalah berdasarkan pola atau tipe fraktur yang dibagi atas
greenstick, simpel, kominutif dan compound. Klasifikasi ini menggambarkan kondisi
fragmen tulang di tempat yang terkena fraktur dan hubungan yang memungkinkan
dengan lingkungan luar
3. Klasifikasi fraktur berdasarkan tarikan otot dapat dibedakan atas favorable dan
unfavorable
- (Muh. Yusuf)
Beberapa macam klasifikasi fraktur mandibula dapat digolongkan berdasarkan:
- (Izzah Karimah)
Benturan yang keras pada wajah dapat menimbulkan fraktur mandibula. Toleransi
mandibula terhadap benturan lebih tinggi daripada tulang-tulang wajah yang lain.
Fraktur mandibula lebih sering terjadi daripada fraktur tulang wajah yang lain karena
bentuk mandibula yang menonjol sehingga sensitif terhadap benturan. Pada umumnya
fraktur mandibula disebabkan oleh karena trauma langsung. Fraktur mandibula dapat
disebabkan oleh trauma maupun proses patologik. 69% dari fraktur mandibula
disebabkan oleh kekerasan fisik, 27% kecelakaan, 2% karena olahraga dan 4% faktor
patologik, sedangkan fraktur patologis dapat disebabkan oleh kista, tumor tulang,
osteogenesis imperfekta, osteomielitis, osteoporosis, atropi atau nekrosis tulang.
- Pemeriksaan Intraoral
Struktur yang akan diperiksa selama pemeriksaan intraoral adalah mukosa bukal,
labial, dan alveolus; langit-langit keras dan lunak; dasar mulut dan lidah; daerah
retromolar; dinding posterior faring dan pilar faucial; kelenjar ludah dan lubangnya;
serta igi dan oklusi
Inspeksi Ketika pasien membuka mulutnya, hal pertama yang dilihat dokter adalah
kebersihan mulut. Bau busuk menunjukkan kebersihan mulut yang buruk atau proses infeksi
di rongga mulut. Mukosa diperiksa untuk warna, tekstur, dan adanya ulserasi, pertumbuhan
atau pengeringan sinus.Ukuran lidah, mobilitas dan permukaannya juga diperiksa. Lidah
kemudian ditekan untuk memvisualisasikan uvula, langit-langit lunak, dan dinding faring
lateral dan posterior.
C. Pemeriksaan radiografi
Pemeriksaan radiologis adalah salah satu alat bantu diagnostik terpenting yang
tersedia bagi dokter. Terlepas dari lokasi dan luasnya lesi, gambaran radiologis juga
sampai batas tertentu, mengungkapkan sifat lesi, karena setiap lesi memiliki
presentasi radiologisnya sendiri. Selain menentukan lokasi dan luasnya lesi yang jelas,
radiografi juga memungkinkan klinisi untuk mendeteksi lesi yang tidak terdeteksi
(temuan insidental).
- (Athilla Muflih)
Pemeriksaan radiologi perlu dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosa. Pemeriksaan lengkap pada wajah meliputi; pencitraan Schedel AP lateral,
Town’s projection, Water’s view dan submental vertex. Pencitraan panoramik
merupakan alat diagnostik lainnya yang diperlukan tetapi menuntut kerjasama pasien
untuk diam selama berlangsung pemaparan. Pada negara-negara besar CT-Scan
selalu digunakan dan menjadi standar perawatan menggantikan pemeriksaan
radiologi konvensional.
- (Nur Indasari)
Radiografi yang dapat digunakan dalam mendeteksi adanya fraktur pada mandibula
adalah:
1. Orthopantomogram (OPG)
2. Posteroanterior view
3. Reverse Towne
Reverse towne baik untuk menunjukkan pergeseran ke medial fraktur leher kondilus
mandibula
4. Lateral oblik
Lateral oblik memiliki dua proyeksi untuk mengevaluasi mandibula. Proyeksi korpus
mandibula akan memperlihatkan korpus mandibula dari regio premolar sampai
dengan molar. Proyeksi ramus mandibula memperlihatkan ramus mandibula dari
angulus ke kondilus
5. CT Scan
- (Elisyah Syamsir)
(Athillah Muflih)
Penatalaksanaan yang diberikan adalah Intra Vena Fluid Drip (IVFD) Ringer Solution
10 tetes/menit (makro), mannitol drips 70cc/6jam, inj. Ceftriaxon 500mg/12jam, inj.
ranitidine 25mg/12jam, paracetamol drips 500mg/8jam dan ORIF sebagai
penatalaksanaan fraktur mandibula.
(Lasri)
komplikasi yang dapat terjadi :
a. Infeksi
Infeksi merupakan komplikasi yang umumnya terjadi pasca perawatan bedah. Manifestasi
infeksi termasuk pembentukan abses, selulitis, pembentukan fistula kutaneus, osteomyelitis,
dan necrotizing fasciitis pada kasus yang jarang terjadi.
b. Malunion
Malunion merupakan suatu fraktur yang telah membentuk persatuan bertulang tetapi tidak
sejajar, menyebabkan maloklusi. Pemahaman menyeluruh tentang anatomi gigi dan dinamika
pengunyahan sangat penting dalam penanganan fraktur mandibula secara menyeluruh untuk
menghindari timbulnya deformitas lengkung mandibular pascabedah. Kegagalan untuk
membentuk kembali bentuk lengkung anatomis dapat menyebabkan maloklusi, gangguan
fungsional, dan asimetri wajah.
c. Non-union
Non-union terbentuk ketika penyembuhan tulang tidak terjadi pada are fraktur. Pasien akan
merasakan nyeri dan mobilitas klinis, maloklusi dapat pula terjadi jika non-union terjadi pada
daerah sekitar gigi di mandibula. Penyebab umum non-union adalah fraktur dengan reduksi
yang tidak adekuat dan imobilisasi fraktur. Penyebab lainnya yaitu infeksi, keparahan fraktur,
suplai darah mandibula yang buruk.
d. Trauma saraf
Fraktur mandibula seringkali menyebabkan trauma pada nervus alveolaris inferior. Fraktur
yang melibatkan body atau angulus mandibula akan mengakibatkan gangguan neurosensoris
tergantung derajat keparahan fraktur.
TUJUAN PEMBELAJARAN
mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
1. Klasifikasi fraktur mandibula
2. Etiologi kasus sesuai skenario
3. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
4. Diagnosis dan diagnosis banding kasus sesuai skenario
5. Tatalaksana yang dapat dilakukan pada kasus sesuai skenario