Anda di halaman 1dari 6

Tugas Tutorial

Rangkuman Laporan Kasus

Pulp Capping

Oleh :

Annisa Ayah Esa S

(171610101147)

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Jember

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Tutorial Rangkuman
Laporan Kasus Pulp Capping. Tugas rangkuman laporan kasus ini merupakan salah satu
tugas pengganti dikarenakan ketidakhadiran penulis pada kegiatan tutorial skenario 1.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Jember, September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 3

RANGKUMAN LAPORAN KASUS………………………………………………………4

KESIMPULAN……………………………………………………………………………...5

LAMPIRAN LAPORAN KASUS………………………..................……………………...6

3
DIRECT DAN INDIRECT PULP CAPPING :

SEJARAH SINGKAT, INOVASI BAHAN, DAN KLINIS KASUS LAPORAN

OLEH : GARY ALEX, DMD

Berdasarkan laporan kasus berjudul Direct dan Indirect Pulp Capping : Sejarah
Singkat, Inovasi Bahan, dan Klinis Kasus Laporan yang ditulis oleh Gary Alex pada Maret
2018 dapat diperoleh informasi sebagai berikut:

Tujuan utama dari setiap prosedur pulp capping yakni mencegah infeksi bakteri,
mengatasi sisa-sisa karies, merangsang sel-sel pulpa untuk membentuk dentin baru, dan
memberikan sealer yang tahan lama biocompatible yang dapat melindungi kompleks pulpa
dari bakteri dan antigen berbahaya.
Direct pulp capping dilakukan ketika pulpa terlihat/terekspos akibat karies, trauma,
atau akibat kesalahan saat preparasi maupun pada saat pembersihan karies. Indirect pulp
capping umumnya digunakan ketika preparasi kavitas yang dalam, dengan atau tanpa karies,
serta dalam kondisi mendekati pulpa namun masih terdapat selapis tipis dentin tanpa adanya
pulpa yang terbuka.
Indirect Pulp Capping dapat dilakukan dengan dua tahap maupun satu tahap.

Indirect Pulp Capping : Pengerjaan Dua Tahap


Dalam kasus indirect pulp capping, di mana persiapan rongga berada di dekat pulpa
tetapi tanpa paparan yang terlihat, berbagai aturan mengenai indirect pulp capping dengan
dua tahap telah dianjurkan. Biasanya teknik pembersihan karies bertahap semua dentin karies
dibersihkan dari dinding kavitas dan dentino-enamel junction. Namun pada pengerjaan
dengan dua tahapan ini, lapisan dentin yang terinfeksi karies (yang biasanya berubah warna
tetapi keras) dapat dibiarkan di dasar preparasi karena dikhawatirkan dapat menyebabkan
terbukanya ruang pulpa. Liner seperti kalsium hidroksida [Ca(OH)2] kemudian ditempatkan
dan dilapisi dengan restorasi sementara seperti seng oksida dan eugenol atau ionomer kaca.
Hal terpenting dari teknik ini adalah penempatan restorasi sementara harus tertutup rapat
selama beberapa bulan agar mengisolasi setiap karies dan bakteri yang tersisa dari lingkungan
mulut. Setelah beberapa bulan, dengan asumsi semua berjalan dengan baik selama periode uji
coba sementara (tidak ada tanda-tanda atau gejala nyeri atau patologi), pasien kembali untuk
langkah kedua dari prosedur indirect pulp capping dua tahap. Karies yang tersisa dihilangkan

4
dari jaringan keras, dan restorasi akhir ditempatkan. Harapannya adalah beberapa tingkat
remineralisasi dentin, bersama dengan pembentukan reparatif dentin dapat terjadi selama
interval waktu antara janji pertama dan kedua, serta memungkinkan untuk menghilangkan
karies residual selama pengangkatan kedua tanpa mengekspos pulpa.
Indirect Pulp Capping : Pengerjaan Satu Tahap
Pada indirect pulp capping satu tahap, biasanya semua atau sebagian besar karies
dihapus atau dibersihkan, bahan-bahan pulp capping ditempatkan di dalam kavitas tetapi
tidak dalam kontak langsung dengan pulpa, kemudian restorasi permanen ditempatkan.
Secara umum, tekniknya yakni dengan hanya menghilangkan "infected dentin" (dentin yang
didemineralisasi dengan kolagen terdenaturasi, terinfeksi bakteri, dan tidak dapat diperbaiki),
namun meninggalkan "affected dentin" di tempatnya (dentin yang juga mengalami
demineralisasi tetapi dengan struktur kolagen sebagian besar masih utuh, bebas bakteri, dan
masih memiliki potensi remineralisasi). Affected dentin kemudian ditutup dengan basis atau
pelapis dengan harapan berakhir akan terjadi remineralisasi, membentuk dentin yang bebas
bakteri. Meskipun ini tampaknya masuk akal dalam teori, kenyataan klinis adalah bahwa itu
bisa sangat sulit untuk membedakan antara dentin yang terinfeksi dan yang terpengaruh.
Solusi pendeteksi karies (biasanya propilen glikol dicampur dengan berbagai pewarna) yang
pada prinsipnya hanya menodai kolagen terdenaturasi dari yang terinfeksi dentin mungkin
merupakan tambahan yang berguna dalam hal ini, tetapi akurasinya dipertanyakan dan
diragukan menunjukkan dengan pasti bahwa semua karies aktif telah atau belum dibersihkan.
Direct Pulp Capping
Direct pulp capping digunakan ketika pulpa terlihat secara nyata (vital) karena karies,
trauma, atau paparan tidak disengaja selama preparasi gigi atau pengangkatan karies.
Prosedur ini biasanya melibatkan penghentian perdarahan pulpa diikuti dengan menutup dan
jaringan pulpa yang terbuka dengan beberapa cara untuk menjaga kesehatan, fungsi, dan
kelangsungan hidup pulpa. Kalsium hidroksida secara tradisional dianggap sebagai "standar"
dan merupakan bahan yang paling umum digunakan dalam hal ini. Ini sebagian karena
kemampuannya untuk berdisosiasi menjadi ion kalsium dan hidroksil, yang memiliki pH
tinggi, sifat antibakteri, dan kemampuan yang jelas untuk merangsang odontoblas dan sel-sel
pulpa lainnya dengan berbagai cara untuk membentuk reparatif dentin. Studi juga
menunjukkan bahwa kalsium hidroksida memberikan tingkat hemostasis dan merangsang
pembentukan jaringan mineral dan jembatan dentin. Meskipun begitu, kalsium hidroksida
juga memiliki kerugian yang signifikan, termasuk kurangnya daya rekat serta sifat fisik yang
buruk.

5
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil rangkuman, dapat disimpulkan beberapa hal berikut:

1. Tujuan utama dari setiap prosedur pulp capping yakni mencegah infeksi bakteri,
mengatasi sisa-sisa karies, merangsang sel-sel pulpa untuk membentuk dentin
baru.
2. Direct pulp capping dilakukan ketika pulpa terlihat/terekspos akibat karies,
trauma, atau akibat kesalahan saat preparasi maupun pada saat pembersihan
karies.
3. Indirect pulp capping umumnya digunakan ketika preparasi kavitas yang dalam,
dengan atau tanpa karies, serta dalam kondisi mendekati pulpa namun masih
terdapat selapis tipis dentin tanpa adanya pulpa yang terbuka.
4. Indirect Pulp Capping dapat dilakukan dengan dua tahap (dua kali pertemuan)
maupun satu tahap (satu kali pertemuan).
5. Indirect Pulp Capping dua tahap dilakukan dengan cara menyisakan infected
dentin di dasar kavitas dengan tujuan mencegah terbukanya pulpa, kemudian di
atasnya diletakkan Ca(OH)2 dan diikuti oleh tumpatan sementara. Pada
pertemuam berikutnya, pasien baru ditumpat dengan tumpatan permanen.
6. Indirect Pulp Capping satu tahap dilakukan dengan cara membersihkan infected
dentin dan membiarkan affected dentin, lalu memberikan lapisan basis dan di
atasnya langsung ditumpat dengan restorasi permanen.
7. Direct Pulp Capping biasanya melibatkan penghentian perdarahan pulpa diikuti
dengan menutup jaringan pulpa yang terbuka, kemudian memberikan Ca(OH)2
sebagai basis dan diikuti tumpatan di atasnya.

Anda mungkin juga menyukai