Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BANGUNAN TUA BERSEJARAH DI INDONESIA


DOSEN PENGAMPUH: WILMAN DARSONO LUMANGINO, S.Pd., M.A.

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 10

MUSFIRA RAHIM :A31123073


SYARIFAH INDAH :A31123015
SAPPEAMI :A31123055
DONI B. RADJAB :A31123001
ARIL :A31123059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nya semata, kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “ BANGUNAN
TUA BERSEJARAH DI INDONESIA ”. Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya
sampai akhir zaman amin. semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi kami
semua dalam memenuhi tugas dari bapak Wilman Darsono Lumangino,S.Pd,M.Pd dan semoga
segala yang tertuang dalam Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para
pembaca. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT semata.

PALU, 9 OKTOBER 2023


………….
KELOMPOK 10

2
DAFTAR ISI

Sampul ............................................................................................................................1
Kata pengantar ................................................................................................................2
Daftar isi..........................................................................................................................3
Bab 1 pendahuluan ..........................................................................................................4
1.1 Latar belakang ...........................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah .....................................................................................................5
Bab 2 pembahasan ..........................................................................................................6
2.1 apa saja bangunan tertua di Indonesia ......................................................................6
2.2 Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menambah .................................................17
pengetahuan masyarakat akan sejarah terutama untuk warisan
budaya berupa bangunan bersejarah?
Bab 3 penutup .................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................19
3.2 Saran .........................................................................................................................19
Daftar pustaka .................................................................................................................20

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Bangunan yaitu segala struktur yang dibuat dengan tujuan menyediakan tempat bagi manusia,
sehingga mereka dapat menetap dan melakukan kegiatandidalamnya. Ruangan dan strukturnya
harus direncanakan untuk menghasilkan lingkungan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk
kegunaan masing-masing. Di Desa Tandem sendiri terdapat banyak bangunan-bangunan tua
peninggalan masa lalu seperti bangunan perkantoran yang tepatnya terdapat di kawasan PTPN
II Tandem Hulu dan Tandem Hilir yang kondisinya kini memprihatinkan dipenuhi semak
belukar dan juga tampak usang. Kondisi bangunan-bangunan tua disini sangat memprihatinkan
tampak seperti tidak terurus lagi. Hal ini mungkin disebabkan oleh anggapan masyarakat yang
menganggap bahwa situs sejarah atau bangunan-bangunan ini tidak penting dan tidak
mempunyai arti.Bangunan yaitu segala strukturyang dibuat dengan tujuan menyediakan tempat
bagi manusia, sehingga mereka dapat menetap dan melakukan kegiatandidalamnya. Ruangan
dan strukturnya harus direncanakan untuk menghasilkanlingkungan dan fasilitas yang
dibutuhkan untuk kegunaan masing-masing. DiDesa Tandem sendiri terdapat banyak
bangunan-bangunan tua peninggalan masa lalu seperti bangunan perkantoran yang tepatnya
terdapat di kawasan PTPN II Tandem Hulu dan Tandem Hilir yang kondisinya kini
memprihatinkan dipenuhi semak belukar dan juga tampak usang. Kondisi bangunan-bangunan
tua disinisangat memprihatinkan tampak seperti tidak terurus lagi. Hal ini mungkin disebabkan
oleh anggapan masyarakat yang menganggap bahwa situs sejarah atau bangunan-bangunan ini
tidak penting dan tidak mempunyai arti.Bangunan yaitu segala struktur yang dibuat dengan
tujuan menyediakan tempat bagi manusia, sehingga mereka dapat menetap dan melakukan
kegiatadidalamnya. Ruangan dan strukturnya harus direncanakan untuk menghasilkan
lingkungan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk kegunaan masing-masing. Di Desa Tandem
sendiri terdapat banyak bangunan-bangunan tua peninggalan masa lalu seperti bangunan
perkantoran yang tepatnya terdapat di kawasan PTPN II Tandem Hulu dan Tandem Hilir yang
kondisinya kini memprihatinkan dipenuhi semak belukar dan juga tampak usang. Kondisi
bangunan-bangunan tua disini sangat memprihatinkan tampak seperti tidak terurus lagi. Hal ini
mungkin disebabkan oleh anggapan masyarakat yang menganggap bahwa situs sejarah atau
bangunan-bangunan ini tidak penting dan tidak mempunyai arti.Untuk melindungi

4
situsbersejarah tersebut maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, dikatakan bahwa Cagar Budaya adalah warisan
budaya bersifat kebendaanberupa benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur
Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang
perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.Undang-Undang Cagar
Budaya Nomor 11 Tahun 2010 menimbang pada ayat C menyatakan bahwa Cagar Budaya
berupa benda, bangunan, situs, dan kawasan perlu dikelola oleh pemerintah dan pemerintahan
daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan
memanfaatkan cagar budayaDengan adanya UU tentang Cagar Budaya tahun 2010 itu, maka
pemerintah dan masyarakat di sekitar situs atau bangunan tersebut diarahkan untuk melindungi,
melestarikan maupun memanfaatkan situs bersejarah itu. Namun meskipun demikian, masih
banyak bangunan-bangunan yang dianggap telah memiliki kriteria bangunan bersejarah atau
bangunan cagar budaya yang masih belum dimasukkan kepada bagian bangunan cagar budaya
yang dilindungi oleh undang-undang

1.2 Rumusan masalah


1.apa saja bangunan tertua di Indonesia
2.Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menambah pengetahuan masyarakat
akan sejarah terutama untuk warisan budaya berupa bangunan bersejarah?

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Berbagai jenis bangunan tertua di Indonesia


Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku, bahasa, dan budayanya. Seperti yang
Grameds ketahui, negeri ini memiliki sejarah panjang mulai dari masa kejayaan dinasti di masa
lampau sampai perjuangan rakyat merebut kemerdekaan. Oleh karena itu tidak mengherankan
jika Indonesia memiliki banyak sekali peninggalan bersejarah yang memiliki nilai historis,
budaya, ilmu pengetahuan, dan seni yang sangat tinggi.

1. Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan salah satu candi yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia
terutama di pulau Jawa. Candi yang terletak di Jl. Raya Solo – Yogyakarta Nomor 16,
Kranggan, Bokoharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta itu
merupakan candi yang terkenal dengan legendanya. Candi Prambanan sendiri dibangun pada
abad ke-9 masehi. Pembuatan Candi Prambanan diketahui sebagai persembahan pada tiga
dewa utama Hindu atau Trimurti yang terdiri dari Brahma, Wishnu, dan Siwa. Menurut prasasti
Siwagrha, Candi Prambanan mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan.
Pembangunan candi itu lantas dikembangkan serta diperluas oleh Balitung Maha Sambu pada
masa kerajaan Medang Mataram. Pembangunan awal itu terus disempurnakan oleh raja-raja
Medang Mataram berikutnya seperti raja Daksa dan Tulodong. Pembangunan itu terus
diperluas hingga ada ratusan candi-candi tambahan di sekitar candi utama. Pada masa
kejayaannya, Candi Prambanan berfungsi sebagai candi agung dimana berbagai upacara
penting digelar. Selain itu, ratusan pendeta dan muridnya berkumpul di Candi Prambanan
dalam rangka mempelajari kitab Weda dan melaksanakan ritual.
Candi Prambanan dikenal sangat kental dengan legenda kisah cinta Roro Jonggrang dan
Bandung Bondowoso. Legenda tersebut menceritakan kisah cinta tak sampai akibat kegagalan

6
memenuhi syarat yang mustahil. Semua berawal saat dahulu kala ada sebuah kerajaan bernama
Prambanan yang rakyatnya hidup tentram. Namun, suatu hari kerajaan Prambanan diserang
oleh negeri Pengging. Ketentramannya pun terganggu. Kerajaan Pengging ternyata memiliki
seorang pangeran yang sakti mandraguna bernama Bandung Bondowoso. Saking saktinya
Bandung Bondowoso bahkan memiliki pasukan dari jenis jin menyerang Prambanan.
Prambanan yang tak punya persiapan apapun akhirnya kalang kabut dan tak berhasil
menyelamatkan wilayahnya. Raja Baka yang turun berperang secara langsung memimpin
pasukan Prambanan pun tewas dalam perang tersebut. Usai perang berakhir, Bandung
Bondowoso menempati istana Prambanan. Singkat cerita, Bandung Bondowoso kemudian
jatuh cinta pada putri negeri Prambanan, Roro Jonggrang karena kecantikannya.
Bandung Bondowoso pun meminang Roro Jonggrang sebagai istrinya. Namun, pernyataan
Bandung Bondowoso itu justru membuat Roro Jonggrang bimbang karena dipinang oleh orang
yang membunuh sang ayah saat peperangan. Roro Jonggrang pun mendapatkan ide agar
Bandung Bondowoso gagal menikahinya. Roro Jonggrang akhirnya mengajukan sebuah syarat
berat pada Bandung Bondowoso. Ia meminta dibangunkan seribu candi dan dua buah sumur
dalam satu malam. Bandung Bondowoso yang mendengar syarat itu pun menyanggupinya. Ia
merasa percaya diri karena memiliki bala tentara jin. Pada malam hari, Bandung Bondowoso
pun mengumpulkan bala tentaranya dan memerintahkan mereka untuk membuat permintaan
Roro Jonggrang. Bala tentara itu melakukan pekerjaan dengan sangat cepat. Mengetahui hal
itu, Roro Jonggrang pun panik dan mencari ide lain untuk menggagalkan Bandung Bondowoso.
Roro Jonggrang akhirnya membuat tipuan curang dengan membuat seolah-olah suasana telah
pagi hari. Ia mengumpulkan para dayang agar membakar jerami dan membunyikan lesung dan
menaburkan bunga agar berbau wangi. Bau wangi dari bunga itulah yang kemudian membuat
ayam berkokok dan semakin meyakinkan suasana telah pagi. Langit yang terlihat kemerahan
akibat bakaran jerami bunyi lesung dan ayam berkokok pun membuat bala tentara Bandung
Bondowoso pergi karena menyangka telah pagi. Melihat kepergian bala tentaranya Bandung
Bondowoso pun marah. Namun, Bandung Bondowoso tak lagi didengar dan bala tentaranya
tetap pergi. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat Roro Jonggrang. Melihat hal
tersebut, Roro Jonggrang pun bahagia dan mengatakan jika Bandung Bondowoso gagal
memenuhi syaratnya. Mendengar ucapan Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso semakin
marah karena merasa dicurangi. Ia pun mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca yang ke seribu
dan menyempurnakan candi seribu. Dengan kesaktiannya kutukan Bandung Bondowoso itu
pun terjadi.

7
2. Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di kota Magelang, provinsi Jawa
Tengah. Candi Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia. Karena kemegahan
dan keagungannya, candi yang dibangun pada abad ke-8 ini sudah ditetapkan oleh UNESCO
sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia (world heritage). Asal usul nama Borobudur tidak
jelas, meskipun nama asli sebagian besar candi di Indonesia tidak diketahui. Nama Borobudur
pertama kali ditulis dalam buku History of Java oleh Sir Thomas Raffles. Nama Bore-Budur,
dalam tata bahasa Inggris untuk merujuk ke desa terdekat dengan kuil, yaitu Desa Bore (Boro).
Sebagian besar candi sering dinamai desa tempat mereka berdiri. Raffles juga curiga bahwa
kata Budur mungkin terkait dengan istilah Buda dalam bahasa Jawa yang berarti kuno yang
berarti Boro kuno. Namun, arkeolog lain menganggap bahwa nama Budur berasal dari istilah
bhudhara yang berarti gunung. Candi Borobudur pun masih diliputi misteri, mengenai siapa
pendiri candi Borobudur dan apa tujuan awalnya membangun candi ini. Banyak cerita dan
kisah candi Borobudur beredar yang kini dikenal sebagai dongeng rakyat setempat.

Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Tri Tepusan, Casparis memperkirakan bahwa pendiri
Borobudur adalah raja Mataram dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga. Candi
Borobudur dibangun pada tahun 800 Masehi. Perkiraan waktu pembangunan candi didasarkan
pada perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan
jenis aksara yang umumnya digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Candi
borobudur dibangun pada masa kerajaan dinasti Syailendra di Jawa Tengah yang bertepatan
antara kurun waktu 760 sampai 830 Masehi. Pada masa itu agama Budha menjadi mayoritas
agama di tanah jawa, maka Candi Borobudur pun tak lepas dari kegiatan keagamaan. Candi
Borobudur menjadi pusat keguatan keagamaan terbesar baik di tanah air maupun dari berbagai
kerajaan di sekitar nusantara. Namun lambat laun perkembangan Islam mulai masuk ke
Nusantara. Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia pada abad ke-15 membuat candi Borobudur
mulai ditinggalkan oleh masyarakat yang berpindah ke agama Islam. Sempat ada beberapa

8
waktu Borobudur terlupakan serta beberapa kali Borobudur semakin terlupakan saat terjadi
letusan Gunung Merapi yang mengakibatkannya terkubur abu vulkanik. Hingga pada akhirnya
ditemukan dan dilakukan pemugaran serta berbagai usaha rekontstruksi candi yang dimulai
sejak saat penjajahan Inggris dan juga Belanda. Pemugaran candi dilakukan dengan
memperhatikan banyak hal. Hal-hal yang dilakukan antara lain adalah perbaikan sistem
drainase, pengaturan sudut bangunan, pemindahan batu yang membahayakan, penguatan pagar
langkan pertama dan pemugaran beberapa relung, gerbang, stupa dan stupa utama. Pada tahun
1900 Masehi, pemerintah Hindia Belanda mengambil langkah menjaga kelestarian monumen
ini.

3.Lawang Sewu

Lawang Sewu bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia memiliki arti “seribu pintu”. Sebutan
sewu (seribu dalam bahasa Jawa), merupakan penggambaran masyarakat Semarang tentang
banyaknya jumlah pintu yang dimiliki Lawang Sewu, meski dalam kenyataannya jumlah pintu
yang ada tidak mencapai seribu, namun lebih tepatnya 429 buah lubang pintu. Namun Lawang
Sewu memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar yang membuat jendela tersebut nampak
seperti pintu.
Lawang Sewu mulai dibangun oleh Belanda pada 27 Februari 1904 dan rampung pada tahun
1907. Pada awalnya gedung ini berfungsi sebagai kantor pusat perusahaan kereta api swasta
milik Belanda dengan nama Nederlands Indische Spoorweg Maatschappj atau disingkat NIS.
Perusahaan inilah yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia menghubungkan
Semarang, Surakarta dan Yogyakarta. Jalur pertama yang dibangun adalah Semarang
Temanggung pada tahun 1867. Direksi NIS memercayakan perancangan gedung kepada Prof.
Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Quendag. Keduanya berdomisili di Amsterdam. Semua proses
perancangan bangunan dilakukan di Belanda. Setelah rancangan selesai, gambar-gambar
rancangan tersebut kemudian dibawa ke Kota Semarang.Setelah Proklamasi Kemerdekaan,
Lawang Sewu menjadi saksi mata ketika berlangsungnya peristiwa Pertempuran Lima Hari di

9
Semarang (14 Oktober – 19 Oktober 1945) antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta
Api melawan Kempetai dan Kidobutai dari tentara Jepang. Karena itulah Pemerintah Kota
Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor 650/50/1992 memutuskan bahwa
Lawang Sewu dimasukkan dalam 102 bangunan kuno bersejarah di Kota Semarang yang wajib
dilindungi. Lawang Sewu juga pernah digunakan sebagai kantor dari Djawatan Kereta Api
Repoeblik Indonesia atau yang sekarang dikenal sebagai PT. Kereta Api Indonesia.

4.Gedung Sate

Gedung Sate adalah kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Bangunan ini merupakan aset sejarah
yang dikenal tidak hanya dalam skala nasional, tetapi juga internasional. Gedung Sate masih
kokoh berdiri dan menjadi saksi perjalanan pemerintahan Jawa Barat menuju tercapainya
masyarakat yang gemah ripah repeh rapih kerta raharja. Semula, gedung indah ini disebut
Gedung Hebe, yang diserap dari singkatan GB atau Gouvernements Bedrijven. Peletakan batu
pertama pebangunannya dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Wali kota
Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P.
Graaf van Limburg Stirum pada 27 Juli 1920.n hingga kini lebih dikenal dengan sebutan
Gedung Baru Pada Senin, 3 Desember 1945, terjadi peristiwa yang memakan korban tujuh
orang pemuda yang mempertahankan Gedung Sate dari serangan pasukan Gurkha yang
ditunggangi tentara Inggris dan Belanda. Tentara Gurkha merupakan orang-orang dari Nepal
yang terkenal akan keberanian dan kekuatan fisiknya dalam berperang menggunakan pisau
khas mereka, yaitu kukri. Akibat dari Perjanjian Damai yang dinamakan Perjanjian Sugauli
pada 1816, tentara Gurkha kemudian menjadi tentara kontrak yang melayani Perusahaan
Hindia Timur Britania. Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa
Indonesia mengalami suasana euforia. Di tengah suasana sukacita tersebut, Belanda ternyata
belum bisa menerima kenyataan diusir dari Indonesia. Bersama Inggris, Belanda menghimpun
kekuatan untuk dapat merebut sejumlah aset, salah satunya adalah Gedung Sate. Pertempuran
pecah pada 3 Desember selama hampir 2 jam yang mengakibatkan gugurnya tujuh orang

10
pemuda. Lima jenazah ditemukan, dua jenazah lagi tidak ditemukan. Lima orang pemuda yang
jasadnya ditemukan pada peristiwa mempertahankan Gedung Sate tersebut bernama
Muchtarudin, Suhodo, Susilo, dan dua lagi tidak diketahui namanya. Sementara itu dua orang
yang tidak ditemukan jenazahnya diyakini bernama Rana dan Rengat. Untuk mengenang
peristiwa tersebut, dibuatlah sebuah prasasti pada 31 Agustus 1952 sebagai bentuk
penghormatan kepada tujuh orang pemuda tersebut. Awalnya prasasti berbentuk batu itu
terletak di halaman belakang Gedung Sate. Kemudian, pada 3 Desember 1970, prasasti tersebut
dipindahkan ke halaman depan Gedung Sate. Posisinya tepat berada sejajar dengan pintu
masuk Gedung Sate dengan dikelilingi taman dan air mancur.

5. Klenteng Sam Poo Kong

Klenteng Sam Poo Kong didirikan pada sekitar awal abad ke-15. Berdiri tegak di kawasan yang
sekarang menjadi Jalan Simongan Raya, Klenteng megah dengan luas mencapai 1000 meter
persegi ini menyimpan banyak kisah menarik, salah satu yang paling terkenal ialah kisah
persinggahan Laksamana Cheng Ho. Kisah inilah yang kemudian paling sering dituturkan oleh
para pemandu wisata di sini.
Laksamana Zheng He (Cheng Ho) terlahir dengan nama Ma San Bao. Itulah mengapa klenteng
/ tempat petilasan untuk Zheng He menggunakan nama Sam Poo Kong. Dalam dialek Hokkian,
Sam Poo Kong atau San Bao Dong (Mandarin) artinya adalah gua San Bao. Asal muasal
Klenteng Agung Sam Poo Kong adalah ketika armada Zheng He merapat di pantai Simongan
– Semarang karena juru mudinya, Wang Jing Hong sakit keras. Sebuah gua batu dijadikan
tempat beristirahat Zheng He dan mengobati Wang Jing Hong. Sementara juru mudinya
menyembuhkan diri, Zheng He melanjutkan pelayaran ke Timur untuk menuntaskan misi
perdamaian dan perdagangan keramik serta rempah-rempah. Selama di Simongan, Wang
memimpin anak buahnya menggarap lahan, membangun rumah dan bergaul dengan penduduk
setempat. Lingkungan sekitar gua jadi berkembang dan makmur karena aktivitas dagang
maupun pertanian. Demi menghormati pimpinannya, Wang mendirikan patung Zheng He di

11
gua batu tersebut untuk dihormati dan dikenang masyarakat sekitar. Inilah asal muasal
dibangunnya Klenteng Sam Poo Kong di Semarang. Wang meninggal pada usia 87 tahun dan
dimakamkan di sekitar situ. Sejak itu masyarakat menyebutnya sebagai Makam Kyai Juru
Mudi. Ketika gua batu runtuh akibat longsor, masyarakat membangun gua buatan yang
letaknya bersebelahan dengan Makam Kyai Juru Mudi. Dalam perjalanannya, Klenteng Agung
Sam Poo Kong sudah beberapa kali menjalani pemugaran. Selain karena situasi politik yang
tidak menentu pasca kemerdekaan, banjir merupakan masalah utama yang dihadapi Klenteng
Agung Sam Poo Kong. Revitalisasi besar-besaran dilakukan oleh Yayasan Sam Poo Kong pada
Januari 2002. Pemugaran selesai pada Agustus 2005, bersamaan dengan perayaan 600 tahun
kedatangan Laksamana Zheng He di pulau Jawa. Peresmian dihadiri oleh Menteri Perdagangan
Indonesia – Mari Elka Pangestu datang ke Klenteng Agung Sam Poo Kong dan Gubernur Jawa
Tengah – H. Mardiyanto.
Ada berbagai fakta menarik yang ada di Klenteng Samp Po Kong di antaranya :
Klenteng Sam Poo Kong merupakan bangunan bersejarah megah yang menyimpan unsur islam
dalam kebudayaan Tiongkok
Laksamana Cheng Ho seorang pelaut handal yang berlayar mengunjungi berbagai negara
sebagai duat perdamaian
Awalnya, Laksamana Cheng Ho mendarat di pantai utara Jawa (Semarang) untuk mendirikan
masjid, bukan klenteng
Di dalam Sam Poo Kong terdapat jangkar kapal Cheng Ho yang dikeramatkan yang diberi
nama Kiai Djangkar
Lalu, di sebelah petilasan Kiai Djangkar berdiri makam Kiai Tumpeng
Uniknya, terdapat pohon rantai yang berusia 611 tahun
Grameds bisa tahu kisah Laksamana Cheng Ho dari relief yang terpahat di area klenteng

6.Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal merupakan sebuah bangunan yang memiliki berbagai nilai penting bagi
kesejarahan bagi bangsa Indonesia. Selain nilai sejarah, Masjid Istiqlal merupakan sebuah

12
bangunan bersejarah yang memiliki nilai ilmu pengetahuan, pendidikan, dan keagamaan.
Masjid Istiqlal adalah masjid negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta.
Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Rencana pembangunan Masjid
Istiqlal juga datang dari keinginan para pemuka agama agar umat Islam memiliki pusat tempat
ibadah di ibu kota. Sekitar tahun 1944, beberapa ulama dan tokoh-tokoh Islam berkumpul di
kediaman Sukarno di Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi) untuk meminta izin
mendirikan Masjid Agung di Jakarta. Usulan itu disambut baik oleh Sukarno tapi masih sangat
sulit dilaksanakan mengingat Jepang masih berkuasa di Indonesia. Pada awal 1950-an,
keinginan itu timbul kembali. Atas prakarsa Menteri Agama Wahid Hasyim dan Anwar
Tjokroaminoto dari Sarekat Islam, lebih dari 200 orang tokoh-tokoh Islam berkumpul di
Gedung Pertemuan Umum Deca Park, Medan Merdeka Utara. Pada 1954, mereka berhasil
membentuk suatu susunan pengurus Yayasan Masjid Istiqlal dengan Anwar Tjokroaminoto
sebagai ketua pertama.
Kemudian, pada tahun 1955, Presiden Soekarno mengadakan sayembara untuk mencari desain
masjid ini. Dari 30 peserta, disaringlah hingga menjadi lima finalis. Akhirnya pada Juli 1955,
dewan juri menetapkan Friedrich Silaban sebagai pemenang yang berhak menggunakan
desainnya untuk jadi desain Masjid Istiqlal. “Uniknya, Friedrich ini adalah seorang Kristen
Protestan. Tapi dia berhasil menang dengan tema desainnya yang bertemakan Ketuhanan.
Dalam pembangunannya, Friedrich memasukkan banyak simbol-simbol berkaitan dengan
Islam dan Indonesia ke dalam desainnya. Salah satunya adalah luas kubah masjid. Kubah
Masjid Istiqlal memiliki diameter sekitar 45 meter. Adapun angka 45 ini melambangkan tahun
kemerdekaan Indonesia. Dalam kubah tersebut juga terdapat ukiran ayat kursi yang melingkari
kubah. “Masjid ini juga ditopang sama 12 tiang. Angka 12 ini melambangkan hari kelahiran
Nabi Muhammad yang jatuh di tanggal 12 Rabiul Awwal.
Selain itu, Masjid Istiqlal juga memiliki empat lantai balkon dan satu lantai dasar. Kelima lantai
ini melambangkan 5 Rukun Islam, jumlah salat wajib dalam sehari, serta jumlah sila dalam
Pancasila. Lalu di bagian luar masjid, terdapat menara yang memiliki tinggi 6.666 sentimeter.
Angka ini melambangkan keseluruhan jumlah ayat dalam Al Quran. Masjid Istiqlal hanya
memiliki satu menara. Konon menara ini memang hanya ada satu untuk melambangkan tanda
keesaan Allah. Di Masjid Istiqlal ini juga terdapat bedug raksasa yang terbuat dari pohon kayu
meranti. Bedug raksasa ini berusia sekitar 300 tahun. Ada yang unik di bedug tersebut. Di
bagian sisi dari bedug tersebut, terdapat ukiran kaligrafi berbahasa Arab gundul. Namun jika
diperhatikan lagi, kaligrafi tersebut menyerupai sosok Semar dalam dunia perwayangan Jawa.
Lalu, paviliun kompleks Keraton Yogyakarta dibangun menurut kepercayaan kuno dan

13
masing-masing fitur kompleks seperti halaman hingga pohon memiliki arti simbolis khusus
berkaitan dengan filsafat Jawa yang luhur.

7.Keraton Yogyakarta

Sebelum seperti sekarang ini, Candi Borobudur pernah jadi tempat pemberontak melarikan
diri, angker, dan meminta berkah.
Pada masa Sunan Pakubuwono I bertakhta di Kartasura, muncul pemberontakan yang dipimpin
Ki Mas Dana di daerah Enta-Enta. Sunan memerintahkan Bupati Mataram, Ki Jayawinata,
untuk memadamkan pemberontakan itu. Namun, balatentaranya kewalahan dan mundur ke
Kartasura.
Keraton Yogyakarta adalah sebuah kompleks besar yang dirancang dengan teliti sebagai
cerminan kosmologi Jawa. Keraton dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I secara bertahap,
kemudian selesai pada tahun 1790. Keraton dibangun menghadap langsung ke arah utara–
Gunung Merapi. Sementara di bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

Sebagai sejarah singkat keraton Yogyakarta, tercatat pernah ada sebuah kerajaan Islam yang
terletak di bagian tengah agak ke selatan Pulau Jawa bernama Mataram. Kerajaan ini berpusat
di Kota Gede yang letakknya berada di sebelah tenggara kota Yogyakarta saat ini. Pusat
Kerajaan ini terus berpindah mulai dari Plered, Kartasura hingga Surakarta akibat invervensi
Belanda saat itu. Akibat dari itulah, muncul pergerakan anti Belanda yang dipimpin oleh
Pangeran Mangkubumi. Gerakan tersebut berujung pada perjanjian Giyanti atau Palihan
Nagari pada tanggal 13 Februari 1755 atau pada penanggalan jawa yakni pada Kemis Kliwon,
12 Rabingulakir 1680 TJ. Perjanjian tersebut dipelopori oleh Belanda dengan bantuan tokoh
lokal Patih Pringgalaya. Dalam sejarah singkat keraton Yogyakarta, perjanjian tersebutlah yang
melahirkan Kesultanan Yogyakarta saat ini.

14
Perjanjian Giyanti menyatakan bahwa Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua yakni Kasunanan
Surakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Susuhunan Paku Buwono III dan Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat yang dipimpin Pangeran Mangkubumi bergelar Hamengku
Buwono I. Dalam perjanjian Giyanti tersebut, diatur pula bagaimana kedua kerajaan ini saling
membedakan diri mulai dari tata cara berpakaian, adat istiadat, bahasa, gamelan hingga tari-
tarian serta hal lainnya. Pembahasan tersebut dilakukan saat pertemuan Sultan Hamengku
Buwono I dan Susuhunan Paku Buwono III di Lebak, Jatisari pada 15 Februari 1755 atau dua
hari setelah perjanjian Giyanti. Setelah segala urusan pembagian antara kedua Kerajaan
tersebut usai melalui Perjanjian Giyanti, kemudian pada tanggal 13 Maret 1755 atau Kemis
Pon, 29 Jumadilawal 1680 TJ, proklamasi atau Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat
disampaikan kepada warga oleh Sultan Hamengku Buwono I. Sejak saat itulah Kasultanan
Yogyakarta Hadiningrat berdiri hingga kini.
Yogyakarta yang identik dengan berbagai tempat wisatanya dari wisaya budaya, kuliner, alam,
hingga wisata belanja dapat kamu temukan pada buku Keliling Tempat-tempat Wisata Eksotis
Di Jogja.

8.Masjid Agung Palembang

Masjid Agung Palembang terletak di Jl. Jend. Sudirman, 19 Ilir, Kec. Bukit Kecil, Kota
Palembang, Sumatera Selatan 30111, tak jauh dari Plaza Benteng Kuto Besak, di Kota
Palembang, Sumatera Selatan. Masjid ini mulai didirikan ketika Palembang dibawah pimpinan
Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo, tepatnya pada tahun 1738. Masjid dengan satu
menara ini dipercaya menjadi salah satu tempat ibadah terbesar yang pernah ada pada
zamannya. Meski dirancang oleh arsitek Eropa, namun sang arsitek membubuhi dengan sedikit
sentuhan ornamen Cina pada wajah masjid. Hal tersebut dapat kita lihat dari lengkungan limas
dan hiasan ornamen dari Cina pada sejumlah bangunan atapnya. Perpaduan dua budaya ini
menjadi ciri khas Masjid Agung Palembang dan menarik perhatian banyak wisatawan
terkagum-kagum. Akulturasi dan perpaduan ini saling berdampingan dan tetap melengkapi
satu sama lain.

15
9. Tongkonan

Selain bangunan peninggalan kolonial, Indonesia juga memiliki sejumlah rumah adat dengan
bentuk atau desain yang unik. Bangunan ini memang bukan karya seorang arsitek era modern
yang menguasai segudang teori. Melainkan kreasi sekelompok manusia yang masih mencintai
serta menjunjung tinggi adat istiadat yang diwariskan oleh leluhurnya. Tongkonan, rumah adat
masyarakat Tana Torja di Sulawesi Selatan, adalah salah satunya. Tongkonan memang
memiliki ciri khas tersendiri dibanding rumah adat lainnya. Rumah ini berupa rumah panggung
dari kayu. Atapnya yang terbuat dari susunan bambu yang dilapisi ijuk hitam serta bentuknya
yang melengkung seperti perahu telungkup, membuat rumah ini mirip dengan Rumah Gadang,
rumah adat masyarakat Minang atau Batak. Dinding rumah yang terbuat dari kayu, juga diukir
dengan aneka ukiran khas Toraja. Ciri lain yang paling menonjol pada Tongkonan adalah
kepala kerbau beserta tanduknya yang meliuk indah yang disusun pada sebuah bang utama di
depan setiap rumah. Jumlah kepala kerbau yang ada di setiap rumah bisa berbeda. Semakin
banyak “hiasan” ini di sana, maka semakin tinggi derajat keluarga yang tinggal di dalamnya.
Karenanya. Tongkonan juga menjadi salah satu daya tarik wisata Tator dan banyak diminati
para pecinta foto.

10. Benteng Rotterdam

Tempat wisata sejarah di Indonesia adalah Benteng Rotterdam yang terletak di Kota Makassar
tepatnya di Jl. Ujung Pandang, Bulo Gading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi
Selatan 90171. Benteng Rotterdam selalu menempati posisi teratas bersama Pantai Losari
16
sebagai destinasi wisata andalan di Makassar. Benteng yang pertama kali dibangun oleh
Kerjaan Gowa-Tallo ini berbentuk seperti seekor penyu atau kura-kura. Binatang ini dipilih
karena mampu hidup di dua alam yang menggambarkan bahwa Kerajaan Gowa-Tallo
padamasa itu berjaya di darat dan lautan. Sebelum beralih tangan ke Belanda, benteng ini
bernama Benteng Ujungpandang. Berada di bawah kekuasaan Belanda, Benteng Rotterdam
atau Fort Rotterdam ini dahulu digunakan sebagai gudang penyimpanan rempah-rempah hasil
rampasan dari Indonesia bagian timur. Saat ini, Benteng Rotterdam menjadi tempat wisata
sejarah andalan kota Makassar. Di dalamnya terdapat museum La Galigo yang berisi koleksi
benda-benda peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Menariknya lagi, di sini terdapat sebuah
ruangan yang dipercaya sebagai tempat pengasingan Pangeran Diponegoro di masa perjuangan
dahulu. Wisata sejarah adalah alternatif terbaik untuk Grameds mengisi hari-hari liburan
panjang bersama teman atau anggota keluarga.

2.2 upaya yang dapat di lakukan untuk menambah pengetahuan masyarakat untuk
menjaga bagunan tertua di Indonesia
 Upaya pelestarian peninggalan bersejarah
1. cara untuk menghargai peninggalan bersejarah agar tetap lestari adalah:
2. Memelihara peninggalan bersejarah sebaik-baiknya
3. Melestarikan benda bersejarah agar tidak rusak, baik oleh faktor alam atau buatan
4. Tidak mencoret-coret benda peninggalan bersejarah
5. Turut menjaga kebersihan dan keutuhan
6. Wajib menaati tata tertib yang ada di setiap tempat peninggalan bersejarah
7. Wajib menaati peraturan pemerintah dan tata tertib yang berlaku
8. Menjaga kebersihan dan keindahan
Perlindungan terhadap peninggalan bersejarah seperti situs-situs atau benda-benda sejarah
perlu dilakukan.

*Upaya pelestarian peninggalan bersejarah


 cara untuk menghargai peninggalan bersejarah agar tetap lestari adalah:
1. Memelihara peninggalan bersejarah sebaik-baiknya
2. Melestarikan benda bersejarah agar tidak rusak, baik oleh faktor alam atau buatan
3. Tidak mencoret-coret benda peninggalan bersejarah

17
4. Turut menjaga kebersihan dan keutuhan
5. Wajib menaati tata tertib yang ada di setiap tempat peninggalan bersejarah
6. Wajib menaati peraturan pemerintah dan tata tertib yang berlaku
7. Menjaga kebersihan dan keindahan
8. Perlindungan terhadap peninggalan bersejarah seperti situs-situs atau benda-benda sejarah
perlu dilakukan.

Pemerintah telah melakukan perawatan dan pemugaran terhadap peninggalan bersejarah.


Selain pemerintah, pihak swasta juga turut membantu pelestarian.

Contoh upaya pelestarian peninggalan bersejarah


Upaya pelestarian peninggalan bersejarah dapat dilakukan sesuai dengan bentuk dan jenis
peninggalan bersejarah.
 Contoh cara melestarikan bentuk peninggalan bangunan adalah:
1. Menjaga kebersihan di dalam dan di luar bangunan
2. Menjaga dan merawat peninggalan berupa peralatan dan perlengkapan
3. Mencegah dari kerusakan-kerusakan karena alam atau tangan manusia
 Contoh cara melestarikan bentuk peninggalan kesenian adalah:
1. Mengadakan acara secara rutin oleh pemerintah setempat
2. Menjadikan acara kebanggaan masyarakat setempat
3. Menjadikan ikon wisata untuk menarik wisatawan
4. Mempromosikan kesenian
5. Memasukkan ke dalam mata pelajaran kesenian di sekolah setempat
6. Mengadakan festival atau lomba
7. Membina kelompok kesenian
8. Mengabadikan kesenian dalam bentuk buku atau rekaman

18
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
bangunan-bangunan bersejarah ini memiliki nilai sejarah, budaya, dan arsitektur yang penting.
Mereka merupakan saksi bisu perkembangan sejarah Indonesia dan perlu dilestarikan sebagai
warisan berharga untuk generasi mendatang. Pemahaman dan pelestarian bangunan-bangunan
tua ini dapat membantu memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah dan budaya Indonesia
serta mempromosikan pariwisata bersejarah.
3.2 SARAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Kami selaku penulis makalah ini memohon
maaf bila ada kata ataupun kalimat yang di rasa kurang jelas dan juga kurang di fahami karna
sejati nya kita umat manusia sejati nya tak luput dari kesalahan dan kehilafan oleh sebab itu
saran dari teman teman semua untuk menyempurnakan maklah ini dan agar kira nya makalah
ini akan bisa sempurna oleh sebab itu kami selaku penulis makalah ini sanagat memohon maaf
yang sebesar besar nya atas kesalahan tersebut. Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatu.

19
DAFTAR PUSTAKA

Liliweri. Alo, 2007, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, Yogyakarta, LkiS.
Ranjabar. Jacobus, 2006, Sistem Sosial Budaya Indonesia, Suatu Pengatar, Bandung, Ghalia
Indonesia.
www.kompas.com. "Upaya Pemetaan Cagar Budaya Penting Untuk Perlindungan". 26 April
2021
Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Ranjabar. Jacobus, 2006, Sistem Sosial Budaya Indonesia, Suatu Pengatar, Bandung, Ghalia
Indonesia.
www.kompas.com. "Pembangunan Cagar Budaya Demi Asas Manfaat". 27 Juli 2018

20
21

Anda mungkin juga menyukai