KOTA SEMARANG
Disusun Oleh:
Ridho Bhakti Asfika
26
IX A
Mengetahui,
Kepala Sekolah
SMP PGRI 1 SEMARANG
Lab School UPGRIS
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat mengerjakan Laporan Karya Tulis 3 Objek Sejarah di
Kota Semarang sesuai dengan tugas yang diamanahkan kepada kami, sehingga
laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saya
harapkan kepada ibu guru, untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan
sehingga kedepanya dapat lebih baik.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
MOTTO
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang memiliki keindahan alam yang kaya akan
keanekaragaman budaya dan kesenian yang dapat memberikan peningkatan
pada pendapatan negara. Sejalan dengan perkembangan dunia pariwisata di
Indonesia maka dilakukan usaha-usaha untuk menampilkan hal-hal yang
menarik yaitu seperti mendatangkan wisatawan. Usaha-usaha yang dapat
mendatangkan wisatawan seperti menjaga keaslian bangunan yang direnovasi
dan mempromosikan obyek wisata sebagai daya tarik wisata. Selain itu
pemerintah dapat memberikan dukungan terhadap usaha untuk menarik
wisatawan pada obyek wisata, dengan demikian pembangunan pariwisata
sebagai suatu industri menjadi sesuatu yang mudah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan hanya mengeksploitasikan keindahan
alam, seni budaya dan keramahtamahan untuk mengatasi defisit neraca
pembayaran yang dialaminya.Itulah sebabnya mengapa banyak ahli-ahli
merasa kuatir dan menganggap penting adanya perencanaan yang matang
dalam pengembangan pariwisata. Pemikiran itu tentunya berdasarkan
pertimbangan bahwa pariwisata adalah suatu industri yang diharapkan dapat
memacu pertumbuhan ekonomi di DTW (Daerah Tujuan Wisata) atau negara
yang dikunjungi wisatawan. Sehingga pertumbuhan yang berimbang dapat
dikembangkan.
Pada hakekatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari
seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergian adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan
ekonomi,sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan
lainnya, seperti karena keingintahuan, menambah pengalaman ataupun untuk
dapat mendorong dan meningkatkan kegiatan pembangunan, membuka
lapangan usaha baru, membuka lapangan kerja dan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat serta pendapatan asli daerah apabila dikelola dan
dikembangkan secara maksimal.Semarang merupakan salah satu kota yang
mempunyai warisan budaya yang masih tetap terpelihara hingga sekarang.
1
3. Peninggalan sejarah apa yang terdapat di objek-objek wisata di Kota
Semarang?
2
BAB II
Kota Lama sekarang berbeda dengan Kota Lama pada zaman dulu,
meski masih menyimpan bangunan-bangunan bersejarah yang tak mungkin
dihilangkan. Sejarahnya berawal dari kesepakatan antara Kerajaan Mataram
dengan pihak VOC, dimana Kerajaan Mataram harus menyerahkan
Semarang sebagai pembayaran akan batuan VOC dalam menghadapi
pemberontakan Trunojoyo. Kesepakatan itu terjadi pada tanggal 15 Januari
tahun 1678 silam. Sejak itu mulailah dibangun beberapa bangunan mulai
dari gedung pemerintahan, rumah-rumah warga, kanal serta benteng yang
bernama Vijhoek. Pada abad ke 19 hingga 20, Kota Lama Semarang
menjadi pusat perdagangan. Kota Lama Semarang dulunya sering disebut
Outstadt. Di sekitar kawasan Kota Lama terdapat jalan-jalan yang saat itu
berfungsi untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang.
Jalan utamanya bernama Heeren Straat yang saat ini bernama Jl. Letjen.
Suprapto. Karena masih menyimpan bangunan-banguan khas Eropa,
kawasan Kota Lama Semarang mendapatkan julukan sebagai “Little
Netherland”. Sedikitnya terdapat 50 bangunan kuno yang berada di sekitar
Kota Lama Semarang, dan memiliki luas sekitar 31 hektar. Kota Lama
Semarang merupakan sebuah tempat wisata edukasi yang sangat kental
dengan nilai sejarah serta bangunan-bangunan dengan gaya kolonial.
Dimana bangunan-bangunan yang ada tidak boleh dirubah apalagi
dihancurkan, karena sudah ditetapkan menjadi kawasan Cagar Budaya
Nasional.
Diawali dari penandatangan perjanjian antara Kerajaan Mataram
dan VOC pada 15 Januari 1678. Kala itu Amangkurat II menyerahkan
Semarang kepada pihak VOC sebagai pembayaran karena VOC telah
3
berhasil membantu Mataram menumpas pemberontakan Trunojoyo. Setelah
Semarang berada di bawah kekuasaan penuh VOC, kota itu pun mulai
dibangun. Sebuah benteng bernama Vijfhoek yang digunakan sebagai
tempat tinggal warga Belanda dan pusat militer mulai dibangun. Lama
kelamaan benteng tidak mencukupi, sehingga warga mulai membangun
rumah di luar sebelah timur benteng. Tak hanya rumah-rumah warga,
gedung pemerintahan dan perkantoran juga didirikan. Pada tahun 1740-
1743 terjadilah peristiwa Geger Pacinan, perlawanan terbesar pada kurun
waktu kekuasaan VOC di Pulau Jawa. Setelah perlawanan tersebut berakhir
dibangunlah fortifikasi mengelilingi kawasan Kota Lama Semarang.
Setelahnya karena dianggap tidak sesuai dengan perkembangan kota yang
makin pesat, fortifikasi ini dibongkar pada tahun 1824. Untuk mengenang
keberadaan banteng yang mengelilingi kota lama, maka jalan-jalan yang ada
diberi nama seperti Noorderwalstaat (Jalan Tembok Utara-Sekarang Jalan
Merak), Oosterwalstraat (Jalan Tembok Timur – Sekarang Jalan
Cendrawasih), Zuiderwalstraat (Jalan Tembok Selatan-Sekarang Jalan
Kepodang) dan juga Westerwaalstraat (Jalan Tembok Barat-Sekarang Jalan
Mpu Tantular). Kawasan Kota Lama Semarang mendapat julukan sebagai
Little Netherland. Lokasinya yang dikelilingi kanal-kanal dengan bangunan
berlanggam eropa menjadikan kawasan ini mirip sebuah kota laiknya yang
berada di Belanda.
Pusat dari Kawasan Kota Lama berada di Taman Srigunting, sebuah
taman yang terletak di jantung Kawasan Kota Lama Semarang. Dimasa lalu
taman ini adalah sebuah lapangan bernama parade plein, besar
kemungkinan karena acap kali digunakan untuk parade militer karena tak
jauh dari sana terdapat sebuah barak militer. Sebelum menjadi lapangan,
taman ini memiliki fungsi sebagai kerkhof atau pemakaman warga eropa,
sebelum pada awal abad 19 kerkhof dipindah ke daerah pengapon.
Disekeliling taman srigunting terdapat bangunan-bangunan dengan nilai
arsitektur dan sejarah yang tinggi seperti Gereja Blenduk, Gedung Marba,
dan Gedung Jiwasraya.
4
2.2 Lawang Sewu
5
Selain menjadi tempat wisata sejarah, Gedung Lawang Sewu juga
dapat disewa untuk kegiatan Pameran, Ruang Pertemuan, Pemotretan,
Shooting, Pesta Pernikahan, Festival, Bazar, Pentas Seni, Workshop, dll.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
LAMPIRAN
Lawang Sewu
8
Tugu Muda