Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Smt : VIII ( Delapan ) / 1
Materi Pokok : Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
KI 4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.
C. Tujuan Pembelajaran
KI 3
Setelah berdiskusi peserta didik diharapkan mampu :
1. Menganalisis faktor pendorong mobilitas sosial dari faktor struktural
2. Menganalisis faktor pendorong mobilitas sosial dari individu
3. Menganalisis faktor pendorong mobilitas sosial dari faktor sosial
4. Menganalisis faktor pendorong mobilitas sosial dari faktor ekonomi
5. Menganalisis faktor pendorong mobilitas sosial dari faktor politik
6. Menganalisis faktor pendorong mobilitas sosial dari faktor pendidikan
KI 4
1. Siswa mempresentasikan materi hasil diskusi faktor pendorong mobilitas sosial
2. Siswa membuat resume tentang tokoh sukses
Fokus Penguatan Karakter:
Sikap Spritual : Toleransi pada agama yang berbeda.
Sikap Sosial : Kerjasama, Tanggung jawab
D. Materi Pembelajaran
1. faktor- faktor pendorong mobilitas sosial
a. faktor struktural
b. faktor individu
c. faktor sosial
d. faktor ekonomi
e. faktor politik
f. faktor pendidikan
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Problem Based Learning
3. Metode : Ceramah, Diskusi, tanya jawab dan penugasan
1. Media/Alat
a. Gambar tentang contoh mobilitas sosial
b. LCD dan laptop tayangan slide Power point (ppt) yang telah disiapkan
2. Bahan: lembar kerja
G. Sumber Belajar :
- Kemendikbud. 2017. Buku Siswa IPS Kelas VIII Edisi Revisi. Jakarta :
Kemendikbud: halaman 88-93
- Buku IPS lain yang relevan,
H. Kegiatan Pembelajaran :
Inti 55 menit
Tahap 1. 1. Disajikan contoh gambar tentang mobilitas sosial
Merumuskan peserta didik diminta mengamati gambar
pertanyaan 2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
masalah untuk menuliskan pertanyaan yang sesuai dengan
materi pembelajaran
3. Peserta didik diminta menuliskan rumusan
pertanyaan di papan tulis
4. Peserta didik bersama guru memilih pertanyaan
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
Tahap 2 1. Peserta didik diminta membaca buku peserta didik
Membuat halaman 88-93
rencangan 2. Guru memberikan lembaran kasus “Anak Tukang
pengumpulan Becak Akhirnya Jadi Dokter” dan Lembar Kerja
data/informasi
Tahap 3 1. Peserta didik menganalisis data dari membaca di
Mengumpulkan dalam kelompok diskusi
data/ informasi 2. Setiap kelompok diminta memahami dan
dengan teknik mengkaitkan bacaan “Anak Tukang Becak
yang sesuai dan Akhirnya Jadi Dokter” tersebut dengan
menganalisis menyebutkan faktor-faktor pendorong mobilitas
data/ informasi sosial dengan cara diskusi
3. Setiap kelompok menuliskan hasil diskusi
padalembar kerja
Tahap 4 1. Peserta didik mengambil kesimpulan sementara
Merumuskan tentang jawaban dari pertanyaan yang telah
Simpulan/ dirumuskan dalam diskusi
menarik 2. Mempresentasikan hasil diskusi
kesimpulan
Tahap 5 1. Guru dan siswa memberikan kesimpulan dari hasil
Penerapan dan diskusi .
tindak lanjut 2. Siswa melakukan refleksi tentang bentuk –bentuk
mobilitas sosial.
Penutup
1. Peserta didik diberi kesempatan untuk 15 menit
menanyakan kembali hal hal yang belum
dipahami
I. Penilaian
1. Teknik Penilaian :
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Ketrampilan : Unjuk Kerja, Portofolio
2. Instrumen penilaian
a. Sikap (terlampir)
b. Pengetahuan (terlampir)
c. Ketrampilan (terlampir)
A. PENILAIAN SIKAP
1. Teknik penilaian: observasi/pengamatan
2. Instrumen penilaian dan pedoman penilaian
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP
Nama sekolah : SMP Negeri
Kelas/semester : VIII/I
Mata pelajaran : IPS
Tahun pelajaran : 2018/2019
No Tanggal Nama peserta didik Catatan perilaku Butir sikap Tanda Tangan
B. PENILAIAN PENGETAHUAN
No Indikator Soal Skor
1 Disajikan gambar peserta didik mampu membedakan status sosial dalam 20
masyarakat Hindu dan status sosial dalam masyarakat pada umumnya
2 Disajikan ilustrasi peserta didik mampu menganalisis faktor mobilitas 15
sosial faktor individu
3 Disajikan ilustrasi peserta didik mampu menganalisis faktor mobilitas 15
sosial dari faktor sosial
4 Disajikan ilustrasi peserta didik mampu menganalisis mobilitas sosial 10
faktor ekonomi
5 Disajikan ilustrasi peserta didik mampu menganalisis mobilitas sosial 10
faktor politik
6 Disajikan ilustrasi lembaga pendidikan, peserta didik mampu 10
membandingkan pendidikan pada masa awal kemerdekaan dan pada
masa sekarang
7 Disajikan bacaan peserta didik mampu menunjukkan faktor utama 20
mobilitas sosial
Jumlah 100
2. Raya dan Fahri berasal dari perguruan dan fakultas yang sama. Mereka lulus dengan
IPK yang sama, mereka bersama sama mencari pekerjaan tetapi berdasar hasil tes
interview Fahri lebih cepat mendapat pekerjaan karena dia memiliki sikap dan
ketrampilan yang lebih dibanding Raya. Akhirnya Fahri lebih dulu bisa bekerja.
Berdasar ilustrasi faktor apakah yang mendorong terjadinya mobilitas sosial?
3. Agung adalah anak seorang tukang becak karena kegigihan dan semangatnya dia
berhasil menjadi seorang dokter. Dari contoh tersebut faktor apakah yang mendukung
terjadinya mobilitas sosial?
4. Andi adalah anak petani penggarap dari desa Suka Maju yang pendapatnya sangat
kecil, tetapi orang tua Andi rajin mengumpulkan uang sedikit demi sedikit supaya
anaknya menjadi orang sukses, sampai suatu saat Andi bisa bekerja di perusahaan
Asing yang gajinya lumayan besar. Andi mampu membeli tanah sehingga orang
tuanya tidak lagi sebagai petani penggarap. Dari ilustrasi di atas termasuk faktor
apakah yang menyebabkan mobilitas sosial?
5. Para pemimpin di Indonesia saat ini dapat menjalankan roda pemerintahan dengan
baik hal ini disebabkan oleh kondisi keamanan negara yang stabil. Pada masa awal
kemerdekaan pemerintah belum bisa menjamin keamanan dan kedamaian negara,
pemerintah lebih fokus pada usaha untuk mempertahankan kemerdekaan. Dari
ilustrasi tersebut faktor apakah yang memengaruhi mobilitas sosial warga negara
Indonesia?
6. Pada masa awal kemerdekaan yaitu tahun 1945-1950 lembaga pendidikan yang ada di
Indonesia belum bervariasi dan jumlahnya juga belum banyak. Tercatat sejumlah
24.775 buah SR pada akhir tahun 1949 pada akhir tahun 1949 di seluruh Indonesia.
Lembaga pendidikan yang ada adalah Universitas Gajah Mada, beberapa sekolah
tinggi dan akademi di Jakarta (daerah kependudukan) Klaten, Solo dan Yogyakarta.
Pada masa sekarang lembaga pendidikan lebih bervariasi dan jumlahnya jauh lebih
banyak sehingga memungkinkan penduduk untuk mengenyam pendidikan lebih
mudah. Dari ilustrasi tersebut faktor apakah yang mendorong mobilitas sosial?
7. Faktor pendorong mobilitas sosial adalah faktor struktural, individu, sosial, ekonomi,
politik dan pendidikan. Dari keenam faktor tersebut, faktor apakah yang merupakan
faktor utama terjadinya mobilitas sosial?
C. PENILAIAN KETERAMPILAN
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
No PENJELASAN
MOBILITAS SOSIAL
2
3
Kaitan Masalah “Anak Tukang Becak Akhirnya Menjadi Doker” dengan bentuk Mobilitas
Sosial:
.......................................................................................................................................................................................
........
.......................................................................................................................................................................................
........
.......................................................................................................................................................................................
.....
1. Faktor Struktural
Rakyat biasa sebagaimana ketujuh tokoh di atas menjadi presiden bukan karena mereka
keturunan presiden, tetapi dipilih oleh rakyat. Hal ini tentu berbeda dengan sistem
pemerintahan kerajaan di mana pengganti raja adalah keturunan sang raja sendiri. Struktur
masyarakat Indonesia sangat terbuka. Orang miskin dapat mengalami mobilitas sosial
setinggi-tingginya, bahkan menjadi presiden.
Banyak contoh tokoh Indonesia yang berasal dari keluarga miskin. Kalian tetap dapat
mengejar cita-cita setinggi-tingginya karena mobilitas sosial masyarakat Indonesia bukan
berdasarkan keturunan melainkan prestasi. Memang keturunan memiliki peran penting
dalam perjuangan mobilitas sosial. Anak orang kaya mudah untuk memperoleh modal usaha
dibandingkan anak orang miskin. Namun, pada masa sekarang, banyak orang miskin yang
menjadi kaya karena kegigihannya dalam berusaha. Demikian halnya banyak kasus orang
kaya tiba-tiba miskin karena terlena dengan kekayaannya, lantas menjadi santai menjalani
hidup
2. Faktor Individu
Setiap individu memiliki perbedaan dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dua
orang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relatif setara belum tentu menjadi
berhasil dalam melaksanakan mobilitas sosial ke atas. Hal ini disebabkan keberhasilan
individu sangat ditentukan sikap dan perilaku individu tersebut. Sebagai contoh, dua orang
sarjana dari perguruan tinggi yang sama-sama melamar pekerjaan di suatu perusahaan.
Hanya satu orang yang diterima karena dianggap memiliki ambisi dan komitmen dalam
hidup. Kalian dapat menemukan berbagai contoh perbedaan individu orang-orang di sekitar
tempat tinggalmu, yang memengaruhi peluang mereka mengalami mobilitas sosial ke atas.
3. Faktor Sosial
Kalian tentu juga ingin meningkatkan status sosialmu. Orang tuamu juga selalu berpesan
supaya kalian belajar giat. Mereka berharap, suatu saat kalian lebih berhasil dari
orangtuamu.
4. Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Keadaan
ekonomi yang baik memudahkan individu dan kelompok melakukan mobilitas sosial. Kalian
dapat memperhatikan berbagai fenomena masyarakat di sekeliling kita. Masyarakat yang
kondisi ekonominya baik, cenderung lebih mudah melakukan mobilitas sosial. Dengan
kondisi ekonomi yang baik mereka mudah untuk memperoleh modal, pendidikan, dan
kesempatan lainnya. Hal ini tentu berbeda dengan masyarakat yang mengalami kesulitan
ekonomi atau bahkan kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya. Pada masyarakat yang
mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, prioritas utama adalah pemenuhan
kebutuhan primer.
5. Faktor Politik
Bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki stabilitas politik yang baik. Kondisi
negara aman dan damai sehingga para pemimpin dapat menjalankan roda pembangunan
dengan baik. Semua rakyat berperan aktif dalam pembangunan. Kondisi ini tentu berbeda
dengan situasi Indonesia pada tahun 1945-1950. Pada masa tersebut, situasi politik dalam
negeri tidak menentu. Belanda masih berusaha menguasai Indonesia sehingga memilih
perang baru. Beberapa pemberontakan juga terjadi, yang membuat pemerintah lebih sibuk
mengurus keamanan negara daripada meningkatkan perekonomian. Hal ini jelas
memengaruhi mobilitas sosial warga negara.
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mudah juga bagi orang untuk
melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperolehnya. Sebaliknya,
kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu menjadikan orang tak menjalani
pendidikan yang bagus, serta sulit untuk mengubah status karena kurangnya penguasaan
ilmu pengetahuan. Pada zaman penjajahan, pendidikan sulit didapat bangsa Indonesia.
Akibatnya, masyarakat terkungkung dalam kebodohan. Jangankan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, membaca saja sebagian besar rakyat Indonesia tidak bisa.
Penduduk Indonesia yang dapat membaca dan menulis pada akhir masa penjajahan
Jepang tidak lebih dari 10%. Kalian dapat memperkirakan, pada masa penjajahan Belanda,
jumlah buta huruf di Indonesia tentu jauh lebih besar.
Bagaimana dengan pendidikan di Indonesia pada masa sekarang? Kalian patut bersyukur
karena rakyat Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan.
Apabila kalian menginginkan pendidikan setinggitingginya, negara telah menyediakan
berbagai kemudahan. Untuk pendidikan SD dan SMP, negara telah membebaskan biaya
dasar pendidikan. Walaupun demikian, tentu bukan pendidikan gratis. Sebab, kalau ingin
mutu sekolah semakin baik, tentu diperlukan biaya yang tinggi juga. Untuk pendidikan
tingkat menengah, beberapa daerah juga telah membebaskan biaya pendidikan. Apabila
masih terjadi kesulitan, pemerintah dan swasta memberikan banyak beasiswa.