Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENINGGALAN BELANDA DI KEDIRI


Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran :
Sejarah Indonesia

Oleh :
AGNES BERLIANA SARI (02)
SOVIA MARGARETA (16)
YESI NOVELIA (20)
ZARA FEBRIANTI (22)

KELAS X AKL 1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT dan shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan
karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia dengan judul : “Peninggalan
Belanda di Kediri”. Kami berharap makalah tentang Sejarah Peninggalan Belanda
dapat menjadikan semua orang mengetahui lebih luas peninggalan-peninggalan
penjajah yang menyimpan banyak cerita.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk kritik dan saran pembaca agar makalah ini
dapat lebih baik.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Kediri, 23 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I........................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................1

C. TUJUAN............................................................................................................1

BAB II......................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................2
1. MONAS JAWA.................................................................................................2

2. GEREJA MERAH.............................................................................................3

3. BENTENG BLOKHUIS...................................................................................4

4. JEMBATAN LAMA.........................................................................................5

5. TEMPAT MINUM LOKOMOTIF MESIN UAP.............................................6

BAB III.....................................................................................................7

PENUTUP................................................................................................7
A. KESIMPULAN..................................................................................................7

B. SARAN..............................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peninggalan sejarah mempunyai peranan penting dalam perkembangan


sejarah suatu kota maupun negara. Melalui peninggalan sejarah banyak hal
yang dapat dipelajari dan dipahami bagaimana suatu peristiwa sejarah bisa
terjadi. Peninggalan bersejarah merupakan bukti dari suatu
kegiatan masyarakat pada masa lampau.
Dengan masih adanya bangunan atau peninggalan bersejarah, berarti perlu
adanya pelestarian terhadap peninggalan bersejarah agar dapat terpelihara
dengan baik. Jika peninggalan sejarah tersebut dapat dilestarikan dan di jaga
dengan baik, maka dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran.
Mengingat begitu pentingnya peninggalan bersejarah masa kolonial Belanda
yang masih terdapat di berbagai wilayah di Indonesia, maka perlu diketahui
lebih luas tentang Peninggalan Sejarah tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja peninggalan masa kolonial Belanda di Kediri?


2. Bagaimana sejarah yang terdapat dalam peninggalan masa kolonial
Belanda tersebut?

C. TUJUAN

1. Untuk menambah wawasan tentang peninggalan penjajah yang


mempunyai banyak cerita atau sejarah.
2. Membuat media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan rasa ingin
tahu masyarakat terhadap peninggalan bersejarah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. MONAS JAWA

Monas Jawa adalah sebutan warga wilayah Kabupaten Kediri bagian Selatan,
untuk bangunan Cerobong Asap Pabrik Gula peninggalan Kolonial Belanda.
Bangunan ini dibangun pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1800-an,
terletak di Desa Butuh, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri menceritakan bahwa
bangunan Monas Jawa ini merupakan cerobong asap pabrik gula peninggalan
Belanda yang tertinggi di Pulau Jawa.
Monas Jawa memiliki luas dasar 10 X 10 m² dengan ketinggian kurang lebih 100
meter. Bangunan ini diarsisteki oleh orang Belanda dan dikerjakan oleh penduduk
Indonesia, yang banyak menelan korban jiwa karena jatuh dari bangunan yang
dibuat dari campuran tetes, pasir, kapur dan bata merah.
Pabrik Gula ini hancur pada masa pertempuran antara Belanda dengan warga
pribumi. Selain cerobong asap pabrik ini juga meninggalkan sumber air yang
bernama Tengki, airnya terus menerus mengalir di pipa tanpa menggunakan suatu
alat apapun. Saat ini sumber air dimanfaatkan warga sekitar untuk irigasi sawah dan
mencuci.
Pemerintah kolonial Belanda memang merencanakan dengan matang
pembangunan pabrik gula di Kabupaten Kediri itu. Tak heran, jika fasilitas
pendukungnya seperti cerobong asap dan sumber air juga turut direncanakan
dengan detail untuk memaksimalkan kinerja pabrik gula yang bersangkutan.
Sebagai pabrik gula terbesar dengan kapasitas mesin yang besar, cerobong
asapnya memang dibangun tinggi. Tujuannya supaya limbah yang dihasilkan dari
produksi gula bisa langsung keluar menuju atmosfer dan tidak kembali lagi ke bumi.
Semakin tinggi cerobong asapnya, maka polusi udara yang dihasilkan dari proses
pengolahan tebu menjadi gula juga akan membumbung tinggi menjauhi bumi.

2
2. GEREJA MERAH

Berjuluk gereja merah, bangunan ini merupakan peninggalan pemerintah


Hindia-Belanda yang menyimpan Injil kuno tahun 1867.
Jejak peninggalan kolonial terlihat kuat pada bangunan gereja berasitektur Eropa
di kawasan cagar budaya Kota Kediri ini. Warna gedungnya yang merah menarik
perhatian pengguna jalan yang melintas di depannya.
Pada mulanya gereja yang dibangun pada tanggal 21 Desember 1904 ini
berwarna putih. Namun pada tahun 1969 warnanya diganti merah dan
dipertahankan hingga sekarang.
Perubahan warna tersebut,sama sekali tidak mengubah bangunan gereja yang
dibangun oleh JA Broers. Ia adalah pendeta asal Belanda yang diutus pemerintahan
Hindia-Belanda mengajarkan agama Protestan di Kediri. Baru pada tahun 1948,
gereja ini diserahkan pemerintah Belanda kepada pengurus gereja asli pribumi.
Eksotisme gereja ini makin kuat saat memasuki tempat peribadatan. Atmosfir
peribadatan masa lampau muncul dari benda-benda kuno yang dipertahankan
hingga kini. Mulai dari jendela, mimbar, hingga tangga yang masih terawat dan
berfungsi dengan baik.Selain benda-benda kuno yang merupakan peninggalan
pengurus gereja masa lampau, terdapat aset bersejarah yang dimuliakan hingga
kini, yakni Alkitab berbahasa Belanda yang ditulis pada September 1867. Terdapat
satu benda lagi yang menjadi koleksi gereja merah, yakni lonceng. Namun sejak
dipinjam oleh GPIB Malang sebagai tanda peribadatan, hingga kini lonceng tersebut
tak pernah dikembalikan.
3
3. BENTENG BLOKHUIS

Tak banyak yang tahu bahwa markas Polres Kediri Kota ini dulunya merupakan
sebuah benteng. Peninggalan masa pemerintahan kolonial Belanda. Saat masuk
kedalam markas kepolisian yang terletak di Jalan KDP Slamet, Mojoroto, Kota Kediri
itu kita akan disambut dengan angka 1835 tepat di atas pintu utama. Angka itu
merupakan tahun pendirian bangunan yang berbentuk persegi tersebut.
Pada masa kolonial, keberadaan benteng pertahanan di suatu kota sangatlah
penting. Apalagi terkait dengan penjagaan wilayah pemerintahan. Di Kediri sendiri
keberadaan Blokhuis ini dirasa juga penting. Karena untuk menjaga pertahanan
kawasan pemerintahan dan pemukiman orang Eropa kala itu. Selain itu bangunan
yang terletak tepat di sebelah barat jembatan lama ini pun juga berfungsi sebagai
pemantau kesibukan lalu lintas yang ada di sungai brantas.
Salah satu ciri khas dari sebuah benteng adalah adanya menara pengintai di
setiap sudutnya. Menara tersebut dalam istilah Belanda disebut dengan bastion.
Dilihat dari peta Belanda bertahun 1930 yang ada di buku Perkembangan Kota di
Jawa yang ditulis Handinoto, 2015, dulu terlihat ada empat bastion. Hingga kini
bastion tersebut juga masih terlihat di benteng Blokhuis ini. Meskipun jumlahnya
hanya tersisa dua buah saja. Yakni di sudut tenggara dan sudut timur laut
bangunan.
Di bagian bawah bastion, ada sebuah ruangan cukup besar yang diperkirakan
berfungsi sebagai kantor administrasi, keuangan, dan brankas.
Sebelum memasuki ruangan tempat penyimpanan uang, ada pintu lapis kedua
berupa pintu geret terbuat dari besi. Di luar brankas, ruangan berbentuk persegi
panjang cukup luas dengan jendela menyerupai loket di sisi kiri.
Sementara, bangunan asli Benteng Kediri yang masih tersisa ialah lorong di pintu
masuk Mako Polresta Kediri. Selebihnya, bangunan yang dulunya milik Polwil
tersebut sudah direnovasi.

4
4. JEMBATAN LAMA

Jembatan Brug Over den Brantas te Kediri, atau yang dikenal sebagai Jembatan
Lama oleh masyarakat Kota Kediri, adalah sebuah jembatan yang membentang di
atas Sungai Brantas dan merupakan salah satu struktur jembatan besi tertua di
Pulau Jawa. Jembatan ini menghubungkan dua kecamatan di Kota Kediri, yakni
Kecamatan Kota dan Kecamatan Mojoroto.
Pembangunan jembatan dimulai pada tahun 1855. Namun setahun setelah
dimulainya pembangunan, insinyur kepala dari Waterstaatsafdeeling Soerabaia
(Dinas Pekerjaan Umum Unit Soerabaia) mendapatkan ajuan keberatan dari
berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut beralasan bahwa tiang batu besar yang
menopang jembatan dapat menghambat aliran air sungai. Meskipun demikian,
proses pembangunan jembatan tetap dilanjutkan.
Fondasi penopang jembatan bagian barat selesai dibangun pada tahun 1859.
Hingga akhirnya pada tahun 1861, pembangunan dihentikan karena kendala teknis
saat pemasangan fondasi dan anggaran yang membengkak hingga mencapai
73.000,00 gulden. Pada tanggal 1 Mei 1852, seorang insinyur kelahiran Belanda
bernama Sytze Westerbaan Muurling mengajukan desain alternatif untuk Jembatan
Brug Over den Brantas te Kediri. Desain revolusioner yang diusungnya saat itu yakni
jembatan dengan bahan besi senilai 230,825,00 gulden.
Pada 18 September 1865, pembangunan jembatan besi mulai dilakukan dan
direncanakan akan selesai dalam waktu 2 tahun. Setelah mengalami kendala teknis
yang berakibat pada molornya proses pembangunan, pekerjaan jembatan ini
akhirnya selesai pada 11 Maret 1869 dan dapat dilalui oleh masyarakat umum pada
18 Maret 1869.
Struktur jembatan saat ini masih mampu berdiri tegak, bahkan setelah terjangan
banjir besar yang melanda Kota Kediri puluhan tahun yang lalu. Dengan usianya
yang cukup tua, para pecinta sejarah dan aktivis pemerhati Jembatan Lama secara
rutin melakukan sosialisasi ke masyarakat akan pentingnya merawat warisan
sejarah ini. Aksi tersebut dilakukan mengingat sering terjadinya kebakaran pada
lapisan kayu jembatan akibat beberapa orang yang membuang puntung rokok
sembarangan di atas jembatan.
5
5. TEMPAT MINUM LOKOMOTIF MESIN UAP

Penemuan teknologi mesin uap pada tahun 1784, membuka lembaran baru
peradaban era modern. Benda ciptaan James Watt ini salah satunya diterapkan
pada moda transportasi darat, kereta api. Penggunaan lokomotif bertenaga uap
berhasil mendorong percepatan ekonomi yang ditandai dengan peristiwa Revolusi
Industri di Inggris.
Kereta yang digerakkan dengan turbin energi uap masuk ke Indonesia pada masa
kolonial. Di periode tahun 1900 hingga 1920, Pemerintah Hindia Belanda gencar
membangun infrastruktur kereta untuk meningkatkan industri gula. Salah satunya,
di kawasan Kediri, Jawa Timur. Setiap pabrik dilengkapi jalur rel lori angkutan yang
menghubungkan perkebunan tebu ke lokasi produksi.
Meski sudah seabad berlalu, jejak-jejak kejayaan industri gula di Kediri masih
bisa dijumpai hingga kini. Baik itu berupa dokumen foto, maupun 8 fisik seperti
infrastruktur jalur kereta dan sejumlah bangunan bekas pabrik gula. Salah satu
heritage yang sampai sekarang terjaga keasliannya yaitu menara berarsitektur
kolonial di belakang Kantor Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri.
Berwarna putih pudar, dua menara itu masih berdiri kokoh di antara ladang-
ladang tebu. Keduanya mempunyai konstruksi berbeda meskipun berdekatan.
Bangunan di sebelah utara didesain ramping dengan tinggi sekitar 20 meter mirip
menara masjid. Sedangkan satunya berukuran pendek dengan diameter lebih lebar
menyerupai jamur. Atap kedua menara terbuat dari besi tipis berwarna cokelat tua
akibat berkarat.
Bentuknya yang menjulang, berfungsi memudahkan pengisian air ke dalam ketel
uap kereta api. Ketersediaan air memang menjadi unsur penting pada mesin-mesin
uap. Ratusan liter air yang direbus sampai mendidih kemudian menghasilkan energi
bertekanan kuat. Hasil dari dorongan uap itulah yang menggerakkan rangkaian
piston untuk memutar roda lokomotif. Selain gudang pengawasan, bangunan itu
dimanfaatkan sebagai perkantoran PG Ngadirejo. Gedung-gedung yang berdiri di
lahan seluas 1 hektar itu semuanya bercirikan arsitektur kolonial.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peninggalan penjajah sangat penting bagi masyarakat. Dengan adanya


peninggalan tersebut, dapat menjadikan pengetahuan masyarakat akan
pentingnya mempelajari sejarah. Peninggalan penjajah ini menyimpan
banyak cerita yang dapat dipelajari untuk menambah wawasan.

B. SARAN

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan
kepada kami.
Apabila ada kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya.

Anda mungkin juga menyukai