Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KWN

ISTANA KEPRESIDENAN BOGOR

Oleh:
Wino Rangga Prakoso
(XII-Aksel/15)

SMA NEGERI 1 LAWANG


Jl. Pramuka 152 Lawang, Malang Telp. 0341-426265
Email : admin.smanela@gmail.com, website : www.smanelamlg.sch.id
DESEMBER 2015
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan perjalanan ke Istana Kepresidenan Bogor


Hari : Jumat
Tanggal : 11 Desember 2015

Disetujui oleh :

Pembimbing, Penulis,

Drs Siti Muninggar S.Pd Wino Rangga P.


NiP NIS 15753

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis laporan ini panjatkan ke hadirat Allah swt.,
atas waktu dan kesempatan yang di berikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini, dengan berbagai informasi unik seputar kepresidenan di
dalamnya, semoga dapat menjadi inspirasi dan pelajaran yang amat berarti.

Penulis berharap laporan perjalanan ini dapat bermanfaat untuk para


pembacanya khususnya dalam pengetahuan mata pelajaran PPKN atau KWN yang
berkaitan dengan kepresidenan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan oleh
penulis.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Malang, 15 Desember 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ........................................................................................i
Kata Pengantar ..................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................iii
Lampiran Gambar............................................................................................30
Daftar Pustaka .................................................................................................32

BAB I Pendahuluan ...........................................................................................1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Tujuan Kegiatan ......................................................................................2
1.3 Manfaat Kegiatan ....................................................................................2

BAB II Isi ............................................................................................................3


2,1 Sejarah Terbentuknya Istana Kepresidenan Bogor ................................3
2.2 Istana Kepresidenan Bogor (Museum Balai Kirti) ...................................4
2.3 Enam Patung Presiden .................................................................................... 5
2.4 Naskah Proklamasi .......................................................................................... 6

2.5 Lambang Negara Indonesia ....................................................................7


2.6 Pembukaan UUD 1945 ...........................................................................7
2.7 Sumpah Pemuda ............................................................................................. 7

2.8 Lagu Indonesia Raya ..............................................................................8


2.9 Profil Keenam Presiden ..........................................................................8
2.9.1 Presiden Soekarno ......................................................................8
2.9.2 Presiden Soeharto .....................................................................13
2.9.3 Presiden Habibie .......................................................................15
2.9.4 Presiden Gusdur........................................................................17
2.9.5 Presiden Megawati ....................................................................22
2.9.6 Presiden SBY ............................................................................24

BAB III Kesimpulan dan Saran .......................................................................28


3.1 Kesimpulan ..........................................................................................28
3.2 Saran ....................................................................................................29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah amatlah penting bagi kehidupan kita. Dengan adanya sejarah, kita
dapat melakukan suatu kegiatan dimasa depan berdasarkan dengan kejadian
dimasa lampau, sehingga kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang akan
lebih baik dari masa sebelumnya.
Secara tidak langsung, sejarah sudah ditanamkan pada diri seorang pelajar
sejak kecil,dalam mata pelajaran KWN dan IPS saat masih SD, mata pelajaran
KWN, Sejarah, dan IPS saat SMP dan SMA, bahkan sampai perguruan tinggi.
Tujuanya yaitu agar para siswa didik dapat mengetahui asal muasal terbentuknya
atau terjadinya sesuatu dimasalampau yang dampaknya dapat kita rasakan hingga
saat ini.
Siswa didik juga diajarkan sejarah terbentuknya Negara Indonesia ini mulai
dari masa penjajahan hingga masa kemerdekaan, tak terkecuali para tokoh-tokoh
yang berjasa dan mengabdi pada Negara Indonesia hingga saat ini.
Tokoh-tokoh yang dimaksud adalah tokoh-tokoh yang mengambil andil besar
dalam suatu peristiwa tertentu yang dampaknya amat besar bagi Negara Indonesia.
Seperti tokoh-tokoh pejuangan sejak Indonesia masih bersifat kedaerahan hingga
bersifat nasionalisme.
Dalam mapel sejarah, para tokoh ini dibahas mulai mereka lahir hingga wafat,
namun beda dari segi mapel KWN, tokoh-tokoh ini hanya diceritakan jasanya
semasa hidup. Seperti para pemimpin negara/presiden mulai dari Presiden
Soekarno hingga presiden kita yang masih menjabat saat ini yaitu Presiden Joko
Widodo. Demi mengenang jasa-jasa mereka, negara Indonesia tidak segan-segan
mengeluarkan banyak biaya untuk mendirikan museum bagi mereka.

Negara Indonesia membangun 6 Istana Kepresidenan yang tersebar di


kawasan Jawa-Bali. Yaitu Istana Negara, dan Istana Merdeka di Jakarta, Istana
Kepresidenan Bogor di Bogor, Istana Kepresidenan Cipanas di Bandung, Gedung
Agung Yogyakarta di Yogyakarta, dan yang terakhir yaitu Istana Tampak Siring di
Pulau Bali.
Salah satu dari ke-6 Istana tersebut akan kita bahas lebih detail, yaitu Istana
Kepresidenan Bogor. Istana ini berbasis museum, yang di dalamnya banyak galeri
kepresidenan yang harus diketahui oleh masyarakat awam di Indonesia khususnya
para pelajar.
Di Istana Kepresidenan Bogor ini kita akan diajak untuk mengenal lebih dalam
presiden-presiden negara kita yang pernah menjabat. Informasi-informasi di sana
tidak sesederhana yang sering kita lihat di televisi, namun disana juga terdapat
banyak informasi-informasi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya dari media
apapun.

1
1.2 Tujuan Kegiatan
Memberikan pengetahuan detail mengenai Istana Kepresidenan Bogor, mulai
dari sejarahnya, karya seninya, tujuan didirikanya dan isi bangunanya.

1.3 Manfaat Kegiatan


Menjadikan para siswa didik yang cerdas, tahu tentang Istana Kepresidenan
Bogor, mulai dari sejarahnya, karya seninya, tujuan didirikanya dan isi bangunanya.

2
BAB II
ISI

2.1 Sejarah Terbentuknya Istana Kepresidenan Bogor


Asal mula didirikanya Istana Kepresidenan Bogor adalah orang-orang
Belanda yang bekerja di Batavia mulai tidak betah menetap disana karena Batavia
mulai ramai dan berhawa panas, maka dari itu mereka ingin mencari tempat
peristirahatan yang lebih sejuk di luar Batavia.
Warga Belanda dibantu oleh Gubernur Jendral Belanda bernama G.W. Baron
Van Imhoff (1745-1750) melakukan pencarian tempat peristirahatan tersebut.
Alhasil,ditemukanlah tempat yang terbilang baik dan cukup strategis pada tanggal 10
Agustus 1744, yaitu di sebuah kampong bernama Kampung Baroe.
Setahun sejak ditemukanya tempat tersebut, Gubernur Jendral G.W. Baron
Van Imhoff memerintahkan pembangunan disana dan dijadikan tempat
persinggahan yang diberi nama Buitenzorg (Bebas masalah).
Sketsa bangunan istana tersebut diadaptasi oleh Gubernur Jendral Baron
Van Imhoff dari arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Malborough, di dekat
kota Oxford Inggris. Proses pembangunan istana dilanjutkan oleh gubernur jendral
yang menjabat selanjutnya yaitu Gubernur Jendral Jacob Mossel (1750-1761)
Pada tahun 1750-1754 terjadi Perang Banten yang dipimpin oleh Kiai Tapa
dan Ratu Bagus Buang yang mengakibatkan bangunan istana tersebut rusak berat.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Williem Daendels (1808-1811),
persanggrahan tersebut diperluas dengan memberikan penambahan baik di sebelah
kiri gedung, maupun di sebelah kananya. Gedung induknya dijadikan 2 tingkat.
Halamanya yang luar dipercantik dengan mendatangkan enam pasang rusa tutul
yang langsung didatangkan dari perbatasan India dan Nepal.
Kemudian pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Baron Van Der
Capellen(1817-1826), dilakukan perubahan secara besar-besaran. Dibangunlah
sebuah menara di tengah-tengah gedung induk agar istana semakin megah.
Sedangkan lahan di sekeliling istana dijadikan Kebun Raya yang diresmikan pada
tanggal 18 Mei 1817.
Gedung ini kembali mengalami kerusakan akibat dari bencana alam gempa
bumi pada tanggal 10 Oktober 1834.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Albertus Yacob Duijmayer Van
Twist (1851-1856), bangunan lama sisa gempa dirubuhkan secara total, kemudian
didirikan bangunan baru satu tingkat yang diadaptasi dari arsitektur eropa abad IX.
Perubahan lainya adalah dengan menambah 2 buah jembatan penghubung
Gedung Induk dan Gedung Sayap Kanan serta Sayap Kiri yang dibuat dari kayu
berbentuk melengkung. Bangunan istana baru terwujud secara utuh pada masa
kekuasaan Gubernu Jendral Charles Ferdinand Pahud de Montager (1856-1861).

3
Pada pemerintahan Gubernur Jendral selanjjutnya yaitu tahun 1870, Istana
Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jendral Belanda.
Istana Buitenzorg jatuh pada tangan Jepang saat Jepnag mulai menduduki
Indonesia, akan tetapi pada akhir Perang Dunia II, Jepang menyerah kepada tentara
sekutu, kemudian Indonesia menyatakan kemerdekaanya. BKR sempat menduduki
Istana Buitenzorg untuk mengibarkan bendera merah putih. Istana Buitenzorg yang
namanya kini berubah menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali pada
Pemerintahan RI pada akhir tahun 1949. Setelah masa kemerdekaan, Istana
Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia pada bulan Januari
1950.
2.2 Istana Kepresidenan Bogor (Museum Balai Kirti)
Istana Kepresidenan Bogor atau Museum Kepresidenan Republik Indonesia
ini dibangun sebagai bukti penghormatan kepada para presiden-presiden Indonesia,
juga ditujukan untuk wisata edukasi bagi para pelajar Indonesia.
Museum Kepresidenan Republik Indonesia di Istana Bogor diresmikan
langsung oleh Presiden ke-6 Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
hari Sabtu,18 Oktober 2014. Di hari terakhir jabatanya, Presiden SBY meresmikan
museum yang sudah digagasnya sejak tahun lalu. Di museum itu juga terdapat 5
Patung presiden Indonesia, salah satunya Presiden SBY.
Presiden SBY memberikan nama Balai Kirti untuk Museum Kepresidenan
Republik Indonesia di Istana Bogor ini. Balai Kirti berasal dari dua kata, Balai
Berarti bangunan dan Kirti berasal dari bahasa kuno dan Sansekerta yang
berarti amal utama atau tindakan yang membawa kemasyhuran.

Kami berpendapat generasi bangsa perlu mengetahui jejak perjalanan hidup


dan perjuangan presiden sekaligus memahami tantangan yang dihadapi masing
masing presiden itu serta kontribusinya. Saya punya keyakinan, bahwa setiap
pemimpin, setiap presiden, pastilah ingin berbuat terbaik, tantangannya pasti
berbeda-beda karena jaman terus berubah, ucap Presiden SBY dalam kata
sambutannya.

Museum Kepresidenan Republik Indonesia ini terletak di Istana Bogor,


tepatnya di bagian kiri istana. Pintu masuk museum ini tidak jauh dari SMA Negeri 1
Bogor. Di bagian depan Museum Kepresidenan RI ini terdapat sebuah prasasti
dengan tulisan Setiap Presiden Pasti Berbuat yang Terbaik Bagi Indonesia.
Bangunan museum ini memiliki luas 3.211,6 meter persegi.

Museum Kepresidenan Republik Indonesia memiliki bangunan tiga lantai. Di


lantai 1, yang dinamakan Galeri Kebangsaan, ditampilkan sejarah perjalanan
Bangsa Indonesia. Yang paling menarik di lantai ini adalah 6 patung perunggu
Presiden RI. Selain itu, Naskah Proklamasi, Lambang Negara, Burung Garuda,
Pembukaan UUD 1945, Pancasila, Sumpah Pemuda, dan Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya bisa ditemukan di lantai pertama ini.

4
Menariknya, di Galeri Kebangsaan ini juga terdapat peta digital yang
menggambarkan sejarah perkembangan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan ruang audio visual yang akan menayangkan film-film terkait dengan
peristiwa dan prestasi presiden-presiden Republik Indonesia. Ini tentu
membuat Museum Kepresidenan Republik Indonesia semakin menarik.

Beranjak ke lantai 2, Galeri Kepresidenan, profil masing-masing presiden


disajikan dengan runut. Kisah perjalanan kepemimpinan Soekarno, Soeharto, BJ
Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan Susilo Bambang
Yudhoyono disajikan lengkap dengan jubah kebesaran dan ruang kerjanya. Sejarah
para presiden ini juga dilengkapi
dengan memorabilia, lukisan, album foto digital dan video wall. Di setiap profil itu,
kata-kata mutiara masing-masing presiden juga ditampilkan, salah satunya adalah
Jangan sekali-sekali melupakan sejarah dari Presiden Soekarno.

Di lantai teratas, lantai 3, ada ruangan besar yang berisi sofa dan taman.
Lantai ini sepertinya dibuat untuk tempat bersantai sambil menikmati sejarah para
pemimpin bangsa ini. Museum Kepresidenan Republik Indonesia di Istana Bogor ini
dibuka untuk umum. Namun sebelum berkunjung ke museum baru ini, kamu
harus menghubungi pihak sekretariat Istana Bogor terlebih dahulu.

2.3 Enam Patung Presiden

Enam patung presiden yangdi pasang di Istana Kepresidenan Bogor adalah


hasil karya seni dari Yusman, seniman asal Yogyakarta. Enam patung presiden ini
selesai dibuat pada akhir bulan Agustus 2015 mulai dari presiden Soekarno sampai
Presiden SBY secara maksimal sesuai ciri khasnya masing-masing.

Seperti Sukarno yang pidato dengan mengacungkan tangannya sembari


bilang bebaskan Irian sebelum ayam berkokok. Soeharto kan terkenal dengan
senyumnya jendral. Presiden Gusdur yang paling kocak kita ambil saat
melambaikan tangan, Ibu Mega juga saat mengepalkan tangan sembari bilang
merdeka walaupun suaranya kecil. Dan Presiden SBY dengan ciri khasnya saat
berpidato dengan jari yang di tekuk. ujar Yusman.

Patung-patung ini harus dilakukan pengecekan oleh anggota keluarganya


masing-masing. Patung pak Soekarno telah di cek oleh Ibu Megawati, dan patung
pak SBY di periksanya sendiri.

Tinggi patung ini adalah 1,5 kali manusia, sekitar 240 cm. Masing-masing
presiden punya tinggi masing-masing. Habibi 162, Gusdur 163, Soekarno 172,
Paling tinggi adalah 178. patungnya di buat dengan tinggi masing-masing presiden
ditambah dengan 80 cm.

5
2.4 Naskah Proklamasi

Pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00, Ir. Soekarno membacakan teks


proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat.
Hingga kini, pada setiap Upacara peringatan Kemerdekaan RI akan dilakukan
pembacaan naskah teks proklamasi.

Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia disusun di ruang makan rumah


Laksamana Tadashi Maeda (Jalan Imam Bonjol 1 Jakarta Pusat, kini menjadi
Museum Perumusan Naskah Proklamasi) pada pukul 02.00-04.00 dini hari oleh Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Sementara itu, di ruang depan
hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro.

Kalimat pertama teks Proklamasi adalah saran Ahmad Soebardjo yang


diambil dari rumusan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia,
dan kalimat terakhir disarankan oleh Mohammad Hatta. Ir. Soekarno menulis teks
naskah "Proklamasi Klad", yang isinya adalah sebagai berikut :

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang
mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama
dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.

Kemudian, Mohamad Ibnu Sayuti Melik mengetik teks naskah proklamasi


yang telah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi
Otentik", yang isinya adalah sebagai berikut :

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal
jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara
seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta.

Kemudian, Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi


itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Pada teks
naskah proklamasi klad maupun otentik tertulis angka "tahun 05", bukan 1945.
Tahun 05 merupakan kependekan dari angka "tahun 2605", tahun penanggalan
yang berlaku di Jepang.

6
2.5 Lambang Negara Indonesia

Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan


semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk
burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang
Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada
leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti Berbeda-beda
tetapi tetap satu ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini
dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh
Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara
pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari
1950.

2.6 Pembukaan UUD 1945

"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada


saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur."

"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia


yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada :

Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia."

2.7 Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarahpergerakan


kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk
menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

7
Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda
Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia(Jakarta).
Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa
Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas
bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala
surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut,
melainkan diberikan setelahnya.[2] Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres
tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah
Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah
Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa
Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia.

2.8 Lagu Indonesia Raya

Indonesia tanah airkuTanah tumpah darahkuDisanalah aku berdiriJadi pandu


ibukuIndonesia kebangsaankuBangsa dan Tanah AirkuMarilah kita
berseruIndonesia bersatu
Hiduplah tanahkuHiduplah negrikuBangsaku Rakyatku semuanyaBangunlah
jiwanyaBangunlah badannyaUntuk Indonesia Raya
Indonesia RayaMerdeka MerdekaTanahku negriku yang kucinta
Indonesia RayaMerdeka MerdekaHiduplah Indonesia Raya
Indonesia RayaMerdeka MerdekaTanahku negriku yang kucinta
Indonesia RayaMerdeka MerdekaHiduplah Indonesia Raya
2.9 Profil Keenam Presiden
2.9.1 Presiden Soekarno
Nama Lengkap : Soekarno
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Kamis, 6 Juni 1901
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Indonesia

BIOGRAFI
Ir. Soekarno atau yang biasa dipanggil Bung Karno yang lahir di Surabaya, Jawa
Timur pada tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo
dengan Ida Ayu Nyoman Rai.

8
Ayah Soekarno adalah seorang guru. Raden Soekemi bertemu dengan Ida Ayu
ketika dia mengajar di Sekolah Dasar Pribumi Singaraja, Bali.

Soekarno hanya menghabiskan sedikit masa kecilnya dengan orangtuanya hingga


akhirnya dia tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa
Timur.

Soekarno pertama kali bersekolah di Tulung Agung hingga akhirnya dia ikut kedua
orangtuanya pindah ke Mojokerto.

Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School. Di tahun


1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk
memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS).

Setelah lulus pada tahun 1915, Soekarno melanjutkan pendidikannya di HBS,


Surabaya, Jawa Timur. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para tokoh
dari Sarekat Islam, organisasi yang kala itu dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto yang
juga memberi tumpangan ketika Soekarno tinggal di Surabaya.

Dari sinilah, rasa nasionalisme dari dalam diri Soekarno terus menggelora. Di tahun
berikutnya, Soekarno mulai aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Darmo
yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut
kemudian Soekarno ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.

Di tahun 1920 seusai tamat dari HBS, Soekarno melanjutkan studinya ke


Technische Hoge School (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi
Bandung) di Bandung dan mengambil jurusan teknik sipil.

Saat bersekolah di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang


merupakan anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto. Melalui Haji
Sanusi, Soekarno berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo
dan Dr Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National
Indische Partij.

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang
diinspirasi dari Indonesische Studie Club (dipimpin oleh Dr Soetomo). Algemene
Studie Club merupakan cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun
1927.

Bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara
Banceuy karena aktivitasnya di PNI. Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke
penjara Sukamiskin. Dari dalam penjara inilah, Soekarno membuat pledoi yang
fenomenal, Indonesia Menggugat.

Soekarno dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932,
Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan
dari PNI.

Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan
ke Flores. Karena jauhnya tempat pengasingan, Soekarno hampir dilupakan oleh
tokoh-tokoh nasional lainnya.

9
Namun semangat Soekarno tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya
kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938
hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru
benar-benar bebas setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Di awal kependudukannya, Jepang tidak terlalu memperhatikan tokoh-tokoh


pergerakan Indonesia hingga akhirnya sekitar tahun 1943 Jepang menyadari betapa
pentingnya para tokoh ini. Jepang mulai memanfaatkan tokoh pergerakan Indonesia
dimana salah satunya adalah Soekarno untuk menarik perhatian penduduk
Indonesia terhadap propaganda Jepang.

Akhirnya tokoh-tokoh nasional ini mulai bekerjasama dengan pemerintah


pendudukan Jepang untuk dapat mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula
yang tetap melakukan gerakan perlawanan seperti Sutan Sjahrir dan Amir
Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.

Soekarno sendiri mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya


adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia
termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.

Pada bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan
Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi
menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdekan dan segala urusan
proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa


Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Para tokoh pemuda dari PETA
menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan
Republik Indonesia, karena pada saat itu di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan.

Ini disebabkan karena Jepang telah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba.
Namun Soekarno, Hatta dan beberapa tokoh lainnya menolak tuntutan ini dengan
alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang.

Pada akhirnya,Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional lainnya mulai


mempersiapkan diri menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Berdasarkan sidang yang diadakan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) panitia kecil untuk upacara proklamasi yang
terdiri dari delapan orang resmi dibentuk.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya. Teks


proklamasi secara langsung dibacakan oleh Soekarno yang semenjak pagi telah
memenuhi halaman rumahnya di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI
menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus
1945 pengangkatan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta
dikukuhkan oleh KNIP.

Kemerdekaan yang telah didapatkan ini tidak langsung bisa dinikmati karena di
tahun-tahun berikutnya masih ada sekutu yang secara terang-terangan tidak

10
mengakui kemerdekaan Indonesia dan bahkan berusaha untuk kembali menjajah
Indonesia.

Gencaran senjata dari pihak sekutu tak lantas membuat rakyat Indonesia menyerah,
seperti yang terjadi di Surabaya ketika pasukan Belanda yang dipimpin oleh Brigadir
Jendral A.W.S Mallaby berusaha untuk kembali menyerang Indonesia.

Rakyat Indonesia di Surabaya dengan gigihnya terus berjuang untuk tetap


mempertahankan kemerdekaan hingga akhirnya Brigadir Jendral AWS Mallaby
tewas dan pemerintah Belanda menarik pasukannya kembali. Perang seperti ini
tidak hanya terjadi di Surabaya tapi juga hampir di setiap kota.

Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke PBB karena
agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu
Persetujuan Linggajati.

Walaupun telah dilaporkan ke PBB, Belanda tetap saja melakukan agresinya. Atas
permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang
dilancarkan Belanda dimasukkan ke dalam agenda rapat Dewan Keamanan PBB, di
mana kemudian dikeluarkan Resolusi No 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya
menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan.

Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947, Pemerintah
Belanda akhirnya menyatakan akan menerima resolusi Dewan Keamanan untuk
menghentikan pertempuran.

Pada 17 Agustus 1947, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda


menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan senjata dan pada
25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi
penengah konflik antara Indonesia dan Belanda.

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai


Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno kembali diangkat menjadi Presiden
Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana
menteri RIS.

Karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara
kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali diubah menjadi
Republik Indonesia dimana Ir Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta
menjadi wakilnya.

Pemberontakan G30S/PKI melahirkan krisis politik hebat di Indonesia. Massa dari


KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar
Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat
(Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.

Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena menilai bahwa tindakan
tersebut bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama,
Komunisme).

11
Sikap Soekarno yang menolak membubarkan PKI kemudian melemahkan posisinya
dalam politik. Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret
(Supersemar) yang ditandatangani oleh Soekarno dimana isinya merupakan
perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu
guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden.

Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima
Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi
terlarang. MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No IX/1966
tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No XV/1966 yang
memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap
saat bisa menjadi presiden apabila presiden sebelumnya berhalangan.

Pada 22 Juni 1966, Soekarno membacakan pidato pertanggungjawabannya


mengenai sikapnya terhadap peristiwa G30S. Pidato pertanggungjawaban ini ditolak
oleh MPRS hingga akhirnya pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani
Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka.

Hari Minggu, 21 Juni 1970 Presiden Soekarno meninggal dunia di RSPAD (Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Presiden Soekarno
disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan kemudian dimakamkan di Blitar, Jawa
Timur berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah
kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.

Ir Soekarno adalah seorang sosok pahlawan yang sejati. Dia tidak hanya diakui
berjasa bagi bangsanya sendiri tapi juga memberikan pengabdiannya untuk
kedamaian di dunia. Semua sepakat bahwa Ir Soekarno adalah seorang manusia
yang tidak biasa yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad. Ir
Soekarno adalah bapak bangsa yang tidak akan tergantikan.

Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh


PENDIDIKAN
Pendidikan sekolah dasar di Eerste Inlandse School, Mojokerto
Pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto
(1911)
Hoogere Burger School (HBS) Mojokerto (1911-1915)
Technische Hoge School, Bandung (sekarang berganti nama menjadi Institut
Teknologi Bandung) (1920)
PENGHARGAAN
Gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri antara
lain dari Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi
Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Agama
Islam Negeri Jakarta, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University
(Jerman), Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar University (Mesir).
Penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR
Tambo yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang
semuanya dilapisi emas dari Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, atas jasa
Soekarno dalam mengembangkan solidaritas internasional demi melawan

12
penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika
Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari politik
apartheid. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Kantor Kepresidenan
Union Buildings di Pretoria (April 2005).

2.9.2 Presiden Soeharto


Nama Lengkap : Soeharto
Profesi : -
Tempat Lahir : Kemusuk | Yogyakarta
Tanggal Lahir : Rabu, 8 Juni 1921
Zodiac : Gemini

BIOGRAFI
Jend. Besar TNI Purn. Haji Muhammad Soeharto adalah Presiden kedua Republik
Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya
bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam
pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. Soeharto masuk
sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Sampai akhirnya terpilih
menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun
1941. Dia resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947,
Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Pernikahan Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di


Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai
enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang
Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang
Adiningsih.

Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di
kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian
komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan
batalyon berpangkat Letnan Kolonel. Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin
pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat
itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga
pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan


Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk
sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal
Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya,
mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran
Pemimpin besar revolusi Bung Karno.

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang


Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden,
dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari
tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.

13
Namun, akhirnya dia harus meletakkan jabatan secara tragis, bukan semata-mata
karena desakan demonstrasi mahasiswa pada 1998, melainkan lebih akibat
pengkhianatan para pembantu dekatnya yang sebelumnya ABS dan Ambisius tanpa
fatsoen politik. Ayah lima anak ini pun menunjukkan ketabahan dan keteguhannya.
Dia akhirnya sempat diadili dengan tuduhan korupsi, penyalahgunaan dana
yayasan-yayasan yang didirikannya. Soeharto menyatakan bersedia
mempertanggungjawabkan dana yayasan itu. Tapi, ia pun jatuh sakit yang
menyebabkan proses peradilannya dihentikan. Tapi tidak semua mantan menterinya
tega mengkhianati, tidak mempunyai moral politik. Ada beberapa yang justru makin
dekat dengannya secara pribadi setelah bukan lagi berkuasa.

Selama masa jabatannya, dia menggerakkan pembangunan dengan strategi Trilogi


Pembangunan (stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan). Bahkan sempat mendapat
penghargaan dari FAO atas keberhasilan menggapai swasembada pangan pada
1985. Maka, dia mendapat penghargaan sebagai Bapak Pembangunan Nasional.

Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Dia meninggal
dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari, sejak 4 sampai 27 Januari 2008
di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta. Berita wafatnya Soeharto
pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di
Jakarta. Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran
pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di
RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ.

Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic


PENDIDIKAN
SD Pedes Yogyakarta
SMP Muhammadiyah di Yogyakarta
Sekolah militer di Gombong
KARIR
Anggota TNI
Komandan Brigade Garuda Mataram
Komandan Resimen Infenteri 15 dengan pangkat letnan kolonel
Panglima Korps Tentara I Caduad (Cadangan Umum AD)
Panglima Komando Mandala Pembebasan Irian Barat
Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad)
Panglima Kopkamtib
Mayor Jendral
1966 - 1998 Presiden Kedua RI
PENGHARGAAN
Bapak Pembangunan Nasional
Bintang Mahakarya Gotong Royong dari Ormas Musyawarah Kekeluargaan
Gotong Royong

14
2.9.3 Presiden Habibie
Nama Lengkap : Bacharuddin Jusuf Habibie
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Pare-Pare
Tanggal Lahir : Kamis, 25 Juni 1936
Zodiac : Cancer
Hobby : Membaca
Warga Negara : Indonesia

BIOGRAFI
Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ
Habibie (73 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni
1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan
menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan keturunan antara orang Jawa
(ibunya) dengan orang Makasar/Pare-Pare (ayahnya).

Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada
ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di
Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch
Wesfalische Tehnische Hochscule Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleh
ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10 tahun
untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.

Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu
Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman,
Habibie harus bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah
tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang.
Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor
Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum laude.

Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ Habibie sudah mulai bekerja untuk
menghidupi keluarganya dan biaya studinya. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di
Messerschmitt-Blkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala
Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan
kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat
terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973).

Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice


President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi
Penasihast Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah
menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di
perusahaan pesawat terbang Jerman ini.

Sebelum memasuki usia 40 tahun, karir Habibie sudah sangat cemerlang, terutama
dalam desain dan konstruksi pesawat terbang. Habibie menjadi permata di negeri
Jerman dan iapun mendapat kedudukan terhormat, baik secara materi maupun
intelektualitas oleh orang Jerman. Selama bekerja di MBB Jerman, Habibie
menyumbang berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan

15
dan teknologi dibidang Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika. Beberapa
rumusan teorinya dikenal dalam dunia pesawat terbang seperti Habibie Factor,
Habibie Theorem dan Habibie Method.

Pada tahun 1968, BJ Habibie telah mengundang sejumlah insinyur untuk bekerja di
industri pesawat terbang Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat
bekerja di MBB atas rekomendasi Pak Habibie.

Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan skill dan pengalaman (SDM) insinyur
Indonesia untuk suatu saat bisa kembali ke Indonesia dan membuat produk industri
dirgantara (dan kemudian maritim dan darat). Dan ketika (Alm) Presiden Soeharto
mengirim Ibnu Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk Habibie pulang
ke Indonesia, BJ Habibie langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan
prestise tinggi di Jerman.

Hal ini dilakukan BJ Habibie demi memberi sumbangsih ilmu dan teknologi pada
bangsa ini. Pada 1974 di usia 38 tahun, BJ Habibie pulang ke tanah air. Iapun
diangkat menjadi penasihat pemerintah (langsung dibawah Presiden) di bidang
teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978. Meskipun
demikian dari tahun 1974-1978, Habibie masih sering pulang pergi ke Jerman
karena masih menjabat sebagai Vice Presiden dan Direktur Teknologi di MBB.

Habibie mulai benar-benar fokus setelah ia melepaskan jabatan tingginya di


Perusahaan Pesawat Jerman MBB pada 1978. Dan sejak itu, dari tahun 1978
hingga 1997, ia diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek)
sekaligus merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT). Disamping itu Habibie juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional
dan berbagai jabatan lainnya.

Habibie mewarisi kondisi kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto akibat salah
urus pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan
disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh
kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet.

Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana
Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program
pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi
kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.

Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kokoh


bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan
Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi
daerah.

Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak
era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia
akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.

Setelah ia turun dari jabatannya sebagai presiden, ia lebih banyak tinggal di Jerman
daripada di Indonesia. Tetapi ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono,

16
ia kembali aktif sebagai penasehat presiden untuk mengawal proses demokratisasi
di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center.

Rasa cintanya yang besar pada mendiang istrinya, Ainun dia tuangkan dalam bentuk
buku. Dia menulis buku yang berjudul Habibie & Ainun. Buku ini di buat untuk alm.
istrinya. Buku tersebut berisikan mengenai kisah cinta sang Profesor dengan
istrinya.

Buku tersebut setebal 323 halaman itu, menceritakan mulai dari awal pertemuan
Habibie dan Ainun, sampai akhinya Ainun menghembuskan nafas terakhirnya
karena komplikasi penyakit pada 22 Mei 2010. Habibie menghitung masa hidup
bersama Ainun, sejak menikah pada 12 Mei 1962, selama 48 tahun 10 hari

Oleh: Ratri Adityarani


PENDIDIKAN
S3: Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule Jerman
S2: Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule Jerman
S1: Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB)
KARIR
Presiden RI ke-3
Wapres RI ke-7
Menteri Riset dan Teknologi ke-1
Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB
Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang
MBB
Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial
dan militer di MBB
PENGHARGAAN
Edward Warner Award dan Award von Karman
Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana dari Institut Teknologi Bandung

2.9.4 Presiden Gusdur

Nama Lengkap : Abdurrahman Wahid


Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jombang
Tanggal Lahir : Minggu, 4 Agustus 1940
Zodiac : Leo
Warga Negara : Indonesia

BIOGRAFI
Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur lahir di Jombang,
Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940. Ia lahir dengan nama Abdurrahman
Adakhil yang berarti sang penakluk. Karena kata Adakhil tidak cukup dikenal, maka

17
diganti dengan nama Wahid yang kemudian lebih dikenal dengan Gus Dur. Gus
adalah panggilan kehormatan khas Pesantren kepada seorang anak kiai yang
berarti abang atau mas.

Gus Dur adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ia lahir dari keluarga yang
cukup terhormat. Kakek dari ayahnya, K.H. Hasyim Asyari, merupakan pendiri
Nahdlatul Ulama (NU). Sementara itu kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri,
adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.
Ayahnya K.H. Wahid Hasyim merupakan sosok yang terlibat dalam Gerakan
Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949, sedangkan ibunya Ny. Hj.
Sholehah adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denayar Jombang.

Gus Dur pernah menyatakan secara terbuka bahwa ia adalah keturunan TiongHoa
dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan a Lok, yang merupakan saudara
kandung dari Raden Patah (Tan Eng Hwa) yang merupakan pendiri kesultanan
Demak. Tan a Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Puteri Campa yang
merupakan Puteri Tiongkok yaitu selir Raden Brawijaya V. Berdasarkan penelitian
seorang peneliti Perancis Louis Charles Damais, Tan Kim Han diidentifikasikan
sebagai Syekh Abdul Qodir Al Shini yang makamnya ditemukan di Trowulan.

Pada tahun 1944 Abdurrahman Wahid pindah dari kota asalnya Jombang menuju
Jakarta, karena pada saat itu ayahnya terpilih menjadi ketua pertama Partai Majelis
Syuro Muslimin Indonesia yang biasa disingkat Masyumi. Masyumi adalah sebuah
organisasi dukungan dari tentara Jepang yang pada saat itu menduduki Indonesia.
Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur
kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama perang mempertahankan
kedaulatan Indonesia melawan Belanda. Ia kembali ke Jakarta pada akhir perang
tahun 1949 karena ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama.

Gus Dur menempuh ilmu di Jakarta dengan masuk ke SD Kris sebelum pindah ke
SD Matraman Perwari. Pada tahun 1952 ayahnya sudah tidak menjadi Menteri
Agama tetapi beliau tetap tinggal di Jakarta. Pada tahun 1953 di bulan April ayah
Gus Dur meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.

Pada tahun 1954 pendidikannya berlanjut dengan masuk ke sekolah menengah


pertama, yang pada saat itu ia tidak naik kelas. Lalu ibunya mengirimnya ke
Yogyakarta untuk meneruskan pendidikan.

Setelah lulus dari SMP pada tahun 1957, Gus Dur memulai pendidikan muslim di
sebuah Pesantren yang bernama Pesantren Tegalrejo di Kota Magelang. Pada
tahun 1959 ia pindah ke Pesantren Tambakberas di Kota Jombang. Sementara
melanjutkan pendidikanya, ia juga menerima pekerjaan pertamanya sebagai
seorang guru yang nantinya sebagai kepala sekolah madrasah. Bahkan ia juga
bekerja sebagai jurnalis Majalah Horizon serta Majalah Budaya Jaya.

Pada tahun 1963, ia menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk melanjutkan
pendidikan di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Ia pergi ke Mesir pada November
tahun 1963. Universitas memberitahu Gus Dur untuk mengambil kelas remedial
sebelum belajar bahasa Arab dan belajar islam. Meskipun mahir berbahasa Arab, ia
tidak mampu memberikan bukti bahwa sesungguhnya ia mahir berbahasa Arab. Ia

18
pun terpaksa harus mengambil kelas remedial.

Pada tahun 1964 Gus Dur sangat menikmati kehidupannya di Mesir. Ia menikmati
hidup dengan menonton film Eropa dan Amerika, dan juga menikmati menonton
sepakbola. Gus Dur juga terlibat dengan Asosiasi Pelajar Indonesia dan menjadi
jurnalis majalah dari asosiasi tersebut. Akhirnya ia berhasil lulus dari kelas
remedialnya pada akhir tahun. Pada tahun 1965 ia memulai belajar ilmu Islam dan
juga bahasa Arab. Namun Gus Dur kecewa dan menolak metode belajar dari
universitas karena ia telah mempelajari ilmu yang diberikan.

Di Mesir, Gus Dur bekerja di Kedutaan Besar Indonesia. Namun pada saat ia
bekerja peristiwa Gerakan 30 September (G 30 S) terjadi. Upaya pemberantasan
komunis dilakukan di Jakarta dan yang menangani saat itu adalah Mayor Jendral
Suharto. Sebagai bagian dari upaya tersebut. Gus Dur diperintahkan untuk
melakukan investigasi terhadap pelajar universitas dan memberikan laporan
kedudukan politik mereka. Ia menerima perintah yang ditugaskan menulis laporan.

Akhirnya ia mengalami kegagalan di Mesir. Hal ini terjadi karena Gus Dur tidak
setuju akan metode pendidikan di universitas dan pekerjaannya setelah G 30 S
sangat mengganggu dirinya. Pada tahun 1966 ia harus mengulang pendidikannya.
Namun pendidikan pasca sarjana Gus Dur diselamatkan oleh beasiswa di
Universitas Baghdad. Akhirnya ia pindah menuju Irak dan menikmati lingkungan
barunya. Meskipun pada awalnya ia lalai, namun ia dengan cepat belajar. Gus Dur
juga meneruskan keterlibatannya dengan Asosiasi Pelajar Indonesia dan sebagai
penulis majalah Asosiasi tersebut.

Pada tahun 1970 ia menyelesaikan pendidikannya di Universitas Baghdad. Setelah


itu, Gus Dur ke Belanda untuk meneruskan pendidikan. Ia ingin belajar di Universitas
Leiden, namun ia kecewa karena pendidikan di Universitas Baghdad tidak diakui
oleh universitas tersebut. Akhirnya ia pergi ke Jerman dan Perancis sebelum
kembali lagi ke Indonesia pada tahun 1971.

Di Jakarta, Gus Dur berharap akan kembali ke luar negeri untuk belajar di
Universitas McGill di Kanada. Ia pun bergabung ke Lembaga Penelitian, Pendidikan
dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Organisasi ini terdiri dari kaum
intelektual muslim progresif dan sosial demokrat. LP3ES mendirikan majalah yang
bernama Prima dan Gus Dur menjadi salah satu kontributor utama majalah tersebut.
Beliau berkeliling pesantren di seluruh Jawa.

Pada saat itu pesantren berusaha keras untuk mendapatkan pendanaan dari
pemerintah dengan mengadopsi kurikulum pemerintah. Karena nilai-nilai pesantren
semakin luntur akibat perubahan ini, Gus Dur pun prihatin dengan kondisi tersebut.
Ia juga prihatin akan kemiskinan yang melanda pesantren yang ia lihat. Melihat
kondisi tersebut Gus Dur membatalkan belajar ke luar negeri dan lebih memilih
mengembangkan pesantren.

Akhirnya ia meneruskan kariernya sebagai seorang jurnalis pada Majalah Tempo


dan Koran Kompas. Tulisannya dapat diterima dengan baik. Ia mengembangkan
reputasi sebagai komentator sosial. Dengan itu ia mendapatkan banyak undangan
untuk memberikan seminar sehingga membuatnya sering pulang dan pergi antara

19
Jakarta dan Jombang.

Meskipun kariernya bisa meraih kesuksesan namun ia masih merasa sulit hidup
karena hanya memiliki satu sumber pencaharian. Ia pun bekerja kembali dengan
profesi berbeda untuk mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjual kacang
dan mengantarkan es. Pada tahun 1974 ia menjabat sebagai Sekretaris Umum
Pesantren Tebu Ireng hingga tahun 1980. Pada tahun 1980 ia menjabat sebagai
seorang Katib Awwal PBNU hingga pada tahun 1984. Pada tahun 1984 ia naik
pangkat sebagai Ketua Dewan Tanfidz PBNU. Tahun 1987 Gus Dur menjabat
sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia. Pada tahun 1989 kariernya pun meningkat
dengan menjadi seorang anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. Dan hingga
akhirnya pada tahun 1999 sampai 2001 ia menjabat sebagai Presiden Republik
Indonesia.

Sebagai seorang Presiden RI, Gus Dur memiliki pendekatan-pendekatan yang


berbeda dalam menyikapi suatu permasalahan bangsa. Ia melakukan pendekatan
yang lebih simpatik kepada kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM), mengayomi
etnis Tionghoa , meminta maaf kepada keluarga PKI yang mati dan disiksa, dan lain-
lain. Selain itu, Gus Dur juga dikenal sering melontarkan pernyataan-pernyataan
kontroversial, yang salah satunya adalah mengatakan bahwa anggota MPR RI
seperti anak TK.

Hanya sekitar 20 bulan Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI. Musuh-musuh
politiknya memanfaatkan benar kasus Bulloggate dan Bruneigate untuk
menggoyang kepemimpinannya. Belum lagi hubungan yang tidak harmonis dengan
TNI, Partai Golkar, dan elite politik lainnya. Gus Dur sendiri sempat mengeluarkan
dekrit yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke
tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3)
membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa
MPR. Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli 2001,
MPR secara resmi memberhentikan Gus Dur dan menggantikannya dengan
Megawati Sukarnoputri.

Sebelumnya, pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina
(Imlek) menjadi hari libur opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan
penggunaan huruf Tionghoa.

Setelah berhenti menjabat sebagai presiden, Gus Dur tidak berhenti untuk
melanjutkan karier dan perjuangannya. Pada tahun 2002 ia menjabat sebagai
penasihat Solidaritas Korban Pelanggaran HAM. Dan pada tahun 2003, Gus Dur
menjabat sebagai Penasihat pada Gerakan Moral Rekonsiliasi Nasional.

Tahun 2004, Gus Dur kembali berupaya untuk menjadi Presiden RI. Namun
keinginan ini kandas karena ia tidak lolos pemeriksaan kesehatan oleh Komisi
Pemilihan Umum.

Pada Agustus 2005 Gus Dur menjadi salah satu pimpinan koalisi politik yang
bernama Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu. Bersama dengan Tri Sutrisno, Wiranto,
Akbar Tanjung dan Megawati, koalisi ini mengkritik kebijakan pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono.

20
Pada tahun 2009 Gus Dur menderita beberapa penyakit. Bahkan sejak ia menjabat
sebagai presiden, ia menderita gangguan penglihatan sehingga surat dan buku
seringkali dibacakan atau jika saat menulis seringkali juga dituliskan. Ia
mendapatkan serangan stroke, diabetes, dan gangguan ginjal. Akhirnya Gus Dur
pun pergi menghadap sang khalik (meninggal dunia) pada hari Rabu 30 Desember
2009 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada pukul 18.45 WIB.

Riset dan Analisa oleh Siwi P. Rahayu


PENDIDIKAN
1957-1959 Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah
1959-1963 Pesantren Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur
1964-1966 Al Azhar University, Cairo, Mesir, Fakultas Syari'ah (Kulliyah al-
Syari'ah)
1966-1970 Universitas Baghdad, Irak, Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab
KARIR
1972-1974 Fakultas Ushuludin Universitas Hasyim Ashari, Jombang, sebagai
Dekan dan Dosen
1974-1980 Sekretaris Umum Pesantren Tebu Ireng
1980-1984 Katib Awwal PBNU
1984-2000 Ketua Dewan Tanfidz PBNU
1987-1992 Ketua Majelis Ulama Indonesia
1989-1993 Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI
1998 Partai Kebangkitan Bangsa, Indonesia, Ketua Dewan Syura DPP PKB
1999-2001 Presiden Republik Indonesia
2000 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Mustasyar
2002 Rektor Universitas Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur, Indonesia
2004 Pendiri The WAHID Institute, Indonesia
PENGHARGAAN
2010 Lifetime Achievement Award dalam Liputan 6 Awards 2010
2010 Bapak Ombudsman Indonesia oleh Ombudsman RI
2010 Tokoh Pendidikan oleh Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama (IPNU)
2010 Mahendradatta Award 2010 oleh Universitas Mahendradatta, Denpasar,
Bali
2010 Ketua Dewan Syuro Akbar PKB oleh PKB Yenny Wahid
2010 Bintang Mahaguru oleh DPP PKB Muhaimin Iskandar
2008 Penghargaan sebagai tokoh pluralisme oleh Simon Wiesenthal Center
2006 Tasrif Award oleh Aliansi Jurnanlis Independen (AJI)
2004 Didaulat sebagai Bapak Tionghoa oleh beberapa tokoh Tionghoa
Semarang
2004 Anugrah Mpu Peradah, DPP Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia,
Jakarta, Indonesia
2004 The Culture of Peace Distinguished Award 2003, International Culture of
Peace Project Religions for Peace, Trento, Italia
2003 Global Tolerance Award, Friends of the United Nations, New York,
Amerika Serikat

21
2003 World Peace Prize Award, World Peace Prize Awarding Council
(WPPAC), Seoul, Korea Selatan
2003 Dare to Fail Award , Billi PS Lim, penulis buku paling laris "Dare to Fail",
Kuala Lumpur, Malaysia
2002Pin Emas NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Indonesia.
2002 Gelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA), Sampeyan dalem Ingkang Sinuhun
Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
2001 Public Service Award, Universitas Columbia , New York , Amerika Serikat
2000 Ambassador of Peace, International and Interreligious Federation for
World peace (IIFWP), New York, Amerika Serikat
2000 Paul Harris Fellow, The Rotary Foundation of Rotary International
1998 Man of The Year, Majalah REM, Indonesia
1993 Magsaysay Award, Manila , Filipina
1991 Islamic Missionary Award , Pemerintah Mesir
1990 Tokoh 1990, Majalah Editor, Indonesia
Doktor Kehormatan:
Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Universitas Thammasat,
Bangkok, Thailand (2000)
Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000
Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan
Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Universitas Sorbonne, Paris,
Perancis (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Twente, Belanda (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai, Tokyo, Jepang (2002)
Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Universitas Netanya, Israel
(2003)
Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Universitas Konkuk, Seoul, Korea
Selatan (2003)
Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon, Seoul, Korea Selatan (2003)

2.9.5 Presiden Megawati

Nama Lengkap : Megawati Soekarnoputri


Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Yogyakarta
Tanggal Lahir : Kamis, 23 Januari 1947
Zodiac : Aquarius

BIOGRAFI
Megawati adalah anak kedua Soekarno, presiden pertama Indonesia, dari
Fatmawati. Megawati sendiri dibesarkan dalam suasana keistanaan karena saat itu
Soekarno sedang menjabat sebagai presiden.

22
Megawati pernah mengenyam pendidikan di Universitas Padjadjaran Bandung
dalam bidang pertanian serta di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia meskipun
tidak sampai lulus.

Suami pertama Mega adalah seorang pilot AURI bernama Surindro Supjarso yang
meninggal karena kecelakaan pesawat. Surindro meninggalkan dua orang anak
yang masih kecil. Lalu Mega menikah dengan seorang pria asal Mesir yang rupanya
tidak bertahan lama. Barulah Mega kemudian menikah dengan Taufiq Kiemas yang
bertahan hingga sekarang.

Sejak menjadi mahasiswa, Mega sudah berkecimpung di dunia politik melalui GMNI.
Tahun 1986, Mega menjadi wakil ketua PDI Cabang Jakarta Pusat. Pada 1993, dia
terpilih menjadi Ketua Umum PDI.

Kongres PDI di Medan pada tahun 1996 memutuskan mengganti Mega dengan
Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Mega sendiri tidak mengakui hasil kongres
tersebut. Bahkan, sampai terjadi Peristiwa 27 Juli yang menewaskan beberapa
pendukung Mega saat pendukung Soerjadi berusaha merebut kantor DPP PDI di
Jalan Diponegoro dari tangan pendukung Mega. Tak hanya itu, beberapa aktivis
juga ditahan dan dipenjarakan karena kerusuhan tersebut.

Penyerangan tersebut dibawa ke meja hijau oleh Mega meskipun kemudian usaha
itu kandas di pengadilan. Akhirnya PDI terbelah menjadi dua, PDI Soerjadi dan PDI
Mega.

Pada tahun 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil
memenangkan pemilu. Sidang Umum 1999 akhirnya memutuskan Gus Dur sebagai
presiden dan Mega sebagai wakilnya.

Dua tahun kemudian, 23 Juli 2001, mandat MPR RI yang memutuskan Gus Dur
sebagai presiden dicabut. Akhirnya Mega yang menggantikannya.

Masa pemerintahan Mega harus berakhir pada tahun 2004 ketika pemilu kembali
dilangsungkan. Saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Menteri Koordinator
pada masa pemerintahan Mega, yang akhirnya terpilih menjadi presiden.

Dikabarkan bahwa PDIP akan mengajukan Mega sebagai calon presiden 2014,
namun disisi lain Jokowi termasuk salah satu kandidat calon presiden dari PDIP
yang dapat dikatakan kuat.

Riset dan analisa oleh Noviana Indah Tri Wahyuni.


Last update: 28/11/2013
KARIR
Presiden Republik Indonesia periode 2001-2004
1986, Wakil ketua PDI Cabang Jakarta Pusat
1993, Ketua Umum PDI
PENGHARGAAN
Priyadarshni Award dari lembaga Priyadarshni Academy, Mumbay, India
Doctor Honoris Causa dari Universitas Waseda

23
2.9.6 Presiden SBY

Nama Lengkap : Susilo Bambang Yudhoyono


Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Jumat, 9 September 1949
Zodiac : Virgo
Warga Negara : Indonesia

BIOGRAFI
Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden Republik
Indonesia keenam. Berbeda dengan presiden sebelumnya, Susilo Bambang
Yudhoyono merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat
dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik
AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September
1949. SBY adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah
prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara
ibunya, Sitti Habibah adalah putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Pendidikan
Sekolah Rakyat adalah pijakan masa depan yang paling menentukan bagi SBY.

Ketika duduk di bangku kelas lima, untuk pertama kalinya SBY kenal dan akrab
dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. SBY
kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri Pacitan. Sejak kecil, SBY
bercita-cita untuk menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran
terlambat mendaftar, SBY tidak jadi masuk Akabri dan akhirnya dia menjadi
mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).

Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan
Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itulah,
Susilo Bambang Yudhoyono mempersiapkan diri untuk masuk kembali ke Akabri.
Tahun 1970, akhirnya SBY masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus
ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus
Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa
pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, ketika
dia meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan
lencana Adhi Makasaya. Seusai menamatkan pendidikan militer pertamanya, SBY
kemudian masih melanjutkan study militernya dengan pergi belajar ke beberapa
universitas militer ternama.

Perjalanan karier militer SBY dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan
Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A,
Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976,
membawahi langsung sekitar 30 prajurit. Kefasihan dalam berbahasa Inggris,
membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan
pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat,
Ford Benning, Georgia, 1975.

24
Sekembalinya ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A
Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977.
Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur. Sepulang dari Timor
Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977).
Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I
Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban
Muda Sops SUAD (1981-1982).

Selanjutnya, SBY dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan
di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai
lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-
1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas
antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Ketika Edi
Sudradjat menjabat Panglima ABRI, SBY ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi
Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993). Ada
banyak sekali jabatan militer yang kemudian dijabat oleh SBY, puncaknya adalah
ketika dia dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB
(1995).

SBY menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United
Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas
negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan
Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala
Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997)
sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR
1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).

Di tahun 2000, SBY memulai langkah politiknya dengan untuk memutuskan pensiun
lebih dini dari militer. SBY kemudian ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri
Pertambangan dan Energi selama masa pemerintahan Presiden KH Abdurrahman
Wahid. Tak lama kemudian, SBY harus meninggalkan posisinya sebagai
Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal
10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantik SBY menjadi
Menko Polkam dalam Kabinet Gotong-Royong.

Tetapi pada 11 Maret 2004, SBY memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan
Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa
menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan
nasional. Pada pemilu Presiden yang dilakukan secara langsung untuk pertama
kalinya, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas
rakyat Indonesia dengan perolehan suara di atas 60 persen. Dan pada tanggal 20
Oktober 2004 Susilo Bambang Yudhoyono dengan Jusuf Kalla dilantik menjadi
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6.

Pada 3 Juli 2013, SBY mendapat penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Penghargaan itu diberi saat Kongres
XXI PGRI di Jakarta. Penghargaan tertinggi dari PGRI dipersembahkan pada tokoh
yang memperjuangkan dan memartabatkan guru. SBY dinilai perhatian pada nasib
guru dengan mendeklarasikan bahwa guru adalah jabatan profesi pada 2004. Tahun

25
2005, disahkan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Juga adanya
sertifikasi guru dan tunjangan profesi guru mulai dibayar.

Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh


PENDIDIKAN
Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) (1973)
American Language Course, Lackland, Texas AS (1976)
Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS (1976)
Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS (1982-1983)
Jungle Warfare School, Panama (1983)
Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984)
Kursus Komando Batalyon (1985)
Sekolah Komando Angkatan Darat (1988-1989)
Command and General Staff College, Fort Leavenwort, Kansas, AS
Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS
KARIR
Dan Topan Yonif Linud 330 Kostrad (1974 - 1976)
Dan Topan Yonif 305 Kostrad (1976 - 1977)
Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977 - 1978)
Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979 - 1981)
Paban Muda Sops SUAD (1981 - 1982)
Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983 - 1985)
Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986 - 1988)
Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
Dosen Seskoad (1989 - 1992)
Korspri Pangab (1993)
Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993 - 1994)
Asops Kodam Jaya (1994 - 1995)
Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia -
Herzegovina (sejak awal November 1995)
Kasdam Jaya (1996 - hanya lima bulan)
Pangdam II/Sriwijaya (1996 - 1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda
Asospol Kassospol ABRI/wakil Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Umum MPR
1998)
Kassospol ABRI/Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI) (1998 - 1999)
Menteri Pertambangan dan Energi (sejak Oktober 1999)
Menteri Koordinator Politik Sosial Keamanan (Pemerintahan Presiden KH
Abdurrahman Wahid)
Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri), mengundurkan diri 11 Maret 2004
Presiden Republik Indonesia (2004 - 2009)
Presiden Republik Indonesia (2009 - 2014)
PENGHARGAAN
Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)

26
Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek),
1973
Satya Lencana Seroja, 1976
Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
Satya Lencana Dwija Sista, 1985
Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
Dosen Terbaik Seskoad, 1989
Satya Lencana Santi Dharma, 1996
Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia,
Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
Wing Penerbang TNI-AU, 1998
Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
Bintang Dharma, 1999
Bintang Maha Putera Utama, 1999
Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005
Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei
Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006
Penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) 2013

27
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Istana Kepresidenan Bogor

Istana Kepresidenan Bogor didirikan oleh pemerintahan Belanda untuk


dijadikan tempat tinggal di luar Batavia karena kota Batavia sudah terbilang ramai
dan panas. Istana Kepresidenan Bogor ini sempat

Dalam proses pembangunanya dibantu oleh Gubernur Jendral Belanda. yaitu


Gubernur Jendral G.W. Baron Van Imhoff (1745-1750)
Gubernur Jendral Jacob Mossel (1750-1761)
Gubernur Jendral Williem Daendels (1808-1811)
Gubernur Jendral Baron Van Der Capellen(1817-1826)
Gubernur Jendral Albertus Yacob Duijmayer Van Twist (1851-1856)
Gubernur Jendral terakhir yaitu tahun 1870
Bangunan Istana ini sempat rusak parah pada tahun 1750-1754 akibat dari
Perang Banten yang dipimpin oleh Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang, dan
mengalami kerusakan kembali akibat dari bencana alam gempa bumi pada tanggal
10 Oktober 1834.
Pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Albertus Yacob Duijmayer Van
Twist (1851-1856), bangunan lama sisa gempa dirubuhkan secara total, kemudian
didirikan bangunan baru satu tingkat yang diadaptasi dari arsitektur eropa abad IX.
Bangunan istana baru terwujud secara utuh pada masa kekuasaan Gubernu Jendral
Charles Ferdinand Pahud de Montager (1856-1861).
Pada pemerintahan Gubernur Jendral selanjjutnya yaitu tahun 1870, Istana
Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jendral Belanda.
Istana Buitenzorg jatuh pada tangan Jepang saat Jepnag mulai menduduki
Indonesia, akan tetapi pada akhir Perang Dunia II, Jepang menyerah kepada tentara
sekutu, kemudian Indonesia menyatakan kemerdekaanya. BKR sempat menduduki
Istana Buitenzorg untuk mengibarkan bendera merah putih. Istana Buitenzorg yang
namanya kini berubah menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali pada
Pemerintahan RI pada akhir tahun 1949. Setelah masa kemerdekaan, Istana
Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia pada bulan Januari
1950.

Museum Balai Kirti


Museum Balai Kirti dibangun sebagai bukti penghormatan kepada para
presiden-presiden Indonesia, juga ditujukan untuk wisata edukasi bagi para pelajar
Indonesia.

28
Museum Kepresidenan Republik Indonesia di Istana Bogor diresmikan
langsung oleh Presiden ke-6 Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
hari Sabtu,18 Oktober 2014.
Museum Kepresidenan Republik Indonesia memiliki bangunan tiga lantai. Di
lantai 1, yang dinamakan Galeri Kebangsaan, ditampilkan sejarah perjalanan
Bangsa Indonesia.Berisi 6 patung perunggu Presiden RI, Naskah Proklamasi,
Lambang Negara, Burung Garuda, Pembukaan UUD 1945, Pancasila, Sumpah
Pemuda, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Terdapat juga peta digital yang
menggambarkan sejarah perkembangan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan ruang audio visual yang akan menayangkan film-film terkait dengan
peristiwa dan prestasi presiden-presiden Republik Indonesia.

Di lantai 2, Galeri Kepresidenan, profil masing-masing presiden disajikan


dengan runut. Kisah perjalanan kepemimpinan Soekarno, Soeharto, BJ Habibie,
Abdurahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, dan Susilo Bambang Yudhoyono
disajikan lengkap dengan jubah kebesaran dan ruang kerjanya. Dilengkapi
dengan memorabilia, lukisan, album foto digital dan video wall. Di setiap profil itu,
kata-kata mutiara masing-masing presiden juga ditampilkan.

Di lantai teratas, lantai 3, ada ruangan besar yang berisi sofa dan taman.
Dibuat untuk tempat bersantai sambil menikmati sejarah para pemimpin bangsa ini.

3.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat
bermafaat dan dapat membantu pihak pemerintah dalam mengelola Istana
Kepresidenan Bogor agar lebiih baik kedepanya, yaitu :
1) Perlu ada video tambahan untuk profile masing-masing presiden. Video yang
ditampilkan saat ini tidak jauh berbeda dengan yang ada di televisi internasional,
sehingga pengetahuan tidak berkembang,
2) Perlu ditambahnya jumlah guide yang menjelaskan materi di Istana Kepresidenan
Bogor agar wawasan lebih luas.

29
LAMPIRAN GAMBAR

Istana Kepresidenan Bogor Museum Balai Kirti

Patung 6 Presiden Indonesia G.W. Baron Van Imhoff (1745-1750)

Jacob Mossel (1750-1761) Williem Daendels (1808-1811)

30
Baron Van Der Capellen(1817-1826)
Albertus Yacob Duijmayer Van Twist (1851-1856)

Museum Balai Kirti sebagai pusat edukasi


Proklamasi, Lambang Garuda, dan
Pancasila di Galeri Kebangsaan

Halaman depan Istana Kepresidenan Bogor


Taman di depan Istana Kepresidenan Bogor

31
DAFTAR PUSTAKA
http://rohmatullahh.blogspot.co.id/2013/11/contoh-laporan-dan-cara-membuat-laporan.html
http://www.jalanjalanyuk.com/museum-kepresidenan-republik-indonesia-di-istana-bogor/
http://bogorsehat.pedia.id/index.php/sejarah-bogor/106-kota-bogor-59284/265-sejarah-
berdirinya-istana-bogor.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Bogor
http://news.liputan6.com/read/2088479/cerita-di-balik-pembuatan-patung-6-presiden-ri
http://www.kompasiana.com/kemenkeulib/teks-asli-proklamasi-kemerdekaan-
indonesia_54f6727ea333116a7d8b4cfe
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda
https://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Negara_Indonesia
http://www.putra-putri-indonesia.com/pembukaan-uud.html
http://lirik.kapanlagi.com/artis/lagu_wajib_nasional/indonesia_raya
http://profil.merdeka.com/indonesia/s/soekarno/
http://profil.merdeka.com/indonesia/s/soeharto
http://profil.merdeka.com/indonesia/b/baharuddin-jusuf-habibie/
http://profil.merdeka.com/indonesia/a/abdurrahman-wahid/
http://profil.merdeka.com/indonesia/m/megawati-soekarnoputri/
http://profil.merdeka.com/indonesia/s/susilo-bambang-yudhoyono/

32

Anda mungkin juga menyukai