Oleh:
Wino Rangga Prakoso
(XII-Aksel/15)
Disetujui oleh :
Pembimbing, Penulis,
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis laporan ini panjatkan ke hadirat Allah swt.,
atas waktu dan kesempatan yang di berikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini, dengan berbagai informasi unik seputar kepresidenan di
dalamnya, semoga dapat menjadi inspirasi dan pelajaran yang amat berarti.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan oleh
penulis.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ........................................................................................i
Kata Pengantar ..................................................................................................ii
Daftar Isi ............................................................................................................iii
Lampiran Gambar............................................................................................30
Daftar Pustaka .................................................................................................32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Kegiatan
Memberikan pengetahuan detail mengenai Istana Kepresidenan Bogor, mulai
dari sejarahnya, karya seninya, tujuan didirikanya dan isi bangunanya.
2
BAB II
ISI
3
Pada pemerintahan Gubernur Jendral selanjjutnya yaitu tahun 1870, Istana
Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jendral Belanda.
Istana Buitenzorg jatuh pada tangan Jepang saat Jepnag mulai menduduki
Indonesia, akan tetapi pada akhir Perang Dunia II, Jepang menyerah kepada tentara
sekutu, kemudian Indonesia menyatakan kemerdekaanya. BKR sempat menduduki
Istana Buitenzorg untuk mengibarkan bendera merah putih. Istana Buitenzorg yang
namanya kini berubah menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali pada
Pemerintahan RI pada akhir tahun 1949. Setelah masa kemerdekaan, Istana
Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia pada bulan Januari
1950.
2.2 Istana Kepresidenan Bogor (Museum Balai Kirti)
Istana Kepresidenan Bogor atau Museum Kepresidenan Republik Indonesia
ini dibangun sebagai bukti penghormatan kepada para presiden-presiden Indonesia,
juga ditujukan untuk wisata edukasi bagi para pelajar Indonesia.
Museum Kepresidenan Republik Indonesia di Istana Bogor diresmikan
langsung oleh Presiden ke-6 Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
hari Sabtu,18 Oktober 2014. Di hari terakhir jabatanya, Presiden SBY meresmikan
museum yang sudah digagasnya sejak tahun lalu. Di museum itu juga terdapat 5
Patung presiden Indonesia, salah satunya Presiden SBY.
Presiden SBY memberikan nama Balai Kirti untuk Museum Kepresidenan
Republik Indonesia di Istana Bogor ini. Balai Kirti berasal dari dua kata, Balai
Berarti bangunan dan Kirti berasal dari bahasa kuno dan Sansekerta yang
berarti amal utama atau tindakan yang membawa kemasyhuran.
4
Menariknya, di Galeri Kebangsaan ini juga terdapat peta digital yang
menggambarkan sejarah perkembangan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan ruang audio visual yang akan menayangkan film-film terkait dengan
peristiwa dan prestasi presiden-presiden Republik Indonesia. Ini tentu
membuat Museum Kepresidenan Republik Indonesia semakin menarik.
Di lantai teratas, lantai 3, ada ruangan besar yang berisi sofa dan taman.
Lantai ini sepertinya dibuat untuk tempat bersantai sambil menikmati sejarah para
pemimpin bangsa ini. Museum Kepresidenan Republik Indonesia di Istana Bogor ini
dibuka untuk umum. Namun sebelum berkunjung ke museum baru ini, kamu
harus menghubungi pihak sekretariat Istana Bogor terlebih dahulu.
Tinggi patung ini adalah 1,5 kali manusia, sekitar 240 cm. Masing-masing
presiden punya tinggi masing-masing. Habibi 162, Gusdur 163, Soekarno 172,
Paling tinggi adalah 178. patungnya di buat dengan tinggi masing-masing presiden
ditambah dengan 80 cm.
5
2.4 Naskah Proklamasi
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang
mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama
dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal
jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara
seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta.
6
2.5 Lambang Negara Indonesia
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia."
7
Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda
Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia(Jakarta).
Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa
Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas
bagi setiap "perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala
surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut,
melainkan diberikan setelahnya.[2] Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres
tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah
Pemuda. Penulisan menggunakan ejaan van Ophuysen.
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah
Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa
Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia.
BIOGRAFI
Ir. Soekarno atau yang biasa dipanggil Bung Karno yang lahir di Surabaya, Jawa
Timur pada tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo
dengan Ida Ayu Nyoman Rai.
8
Ayah Soekarno adalah seorang guru. Raden Soekemi bertemu dengan Ida Ayu
ketika dia mengajar di Sekolah Dasar Pribumi Singaraja, Bali.
Soekarno pertama kali bersekolah di Tulung Agung hingga akhirnya dia ikut kedua
orangtuanya pindah ke Mojokerto.
Dari sinilah, rasa nasionalisme dari dalam diri Soekarno terus menggelora. Di tahun
berikutnya, Soekarno mulai aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Darmo
yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut
kemudian Soekarno ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang
diinspirasi dari Indonesische Studie Club (dipimpin oleh Dr Soetomo). Algemene
Studie Club merupakan cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun
1927.
Bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara
Banceuy karena aktivitasnya di PNI. Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke
penjara Sukamiskin. Dari dalam penjara inilah, Soekarno membuat pledoi yang
fenomenal, Indonesia Menggugat.
Soekarno dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932,
Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan
dari PNI.
Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan
ke Flores. Karena jauhnya tempat pengasingan, Soekarno hampir dilupakan oleh
tokoh-tokoh nasional lainnya.
9
Namun semangat Soekarno tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya
kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938
hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru
benar-benar bebas setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Pada bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan
Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi
menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdekan dan segala urusan
proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri.
Ini disebabkan karena Jepang telah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba.
Namun Soekarno, Hatta dan beberapa tokoh lainnya menolak tuntutan ini dengan
alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI
menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus
1945 pengangkatan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta
dikukuhkan oleh KNIP.
Kemerdekaan yang telah didapatkan ini tidak langsung bisa dinikmati karena di
tahun-tahun berikutnya masih ada sekutu yang secara terang-terangan tidak
10
mengakui kemerdekaan Indonesia dan bahkan berusaha untuk kembali menjajah
Indonesia.
Gencaran senjata dari pihak sekutu tak lantas membuat rakyat Indonesia menyerah,
seperti yang terjadi di Surabaya ketika pasukan Belanda yang dipimpin oleh Brigadir
Jendral A.W.S Mallaby berusaha untuk kembali menyerang Indonesia.
Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke PBB karena
agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu
Persetujuan Linggajati.
Walaupun telah dilaporkan ke PBB, Belanda tetap saja melakukan agresinya. Atas
permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang
dilancarkan Belanda dimasukkan ke dalam agenda rapat Dewan Keamanan PBB, di
mana kemudian dikeluarkan Resolusi No 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya
menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan.
Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947, Pemerintah
Belanda akhirnya menyatakan akan menerima resolusi Dewan Keamanan untuk
menghentikan pertempuran.
Karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara
kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali diubah menjadi
Republik Indonesia dimana Ir Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta
menjadi wakilnya.
Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena menilai bahwa tindakan
tersebut bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama,
Komunisme).
11
Sikap Soekarno yang menolak membubarkan PKI kemudian melemahkan posisinya
dalam politik. Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret
(Supersemar) yang ditandatangani oleh Soekarno dimana isinya merupakan
perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu
guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden.
Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima
Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi
terlarang. MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No IX/1966
tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No XV/1966 yang
memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap
saat bisa menjadi presiden apabila presiden sebelumnya berhalangan.
Hari Minggu, 21 Juni 1970 Presiden Soekarno meninggal dunia di RSPAD (Rumah
Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Presiden Soekarno
disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan kemudian dimakamkan di Blitar, Jawa
Timur berdekatan dengan makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah
kemudian menetapkan masa berkabung selama tujuh hari.
Ir Soekarno adalah seorang sosok pahlawan yang sejati. Dia tidak hanya diakui
berjasa bagi bangsanya sendiri tapi juga memberikan pengabdiannya untuk
kedamaian di dunia. Semua sepakat bahwa Ir Soekarno adalah seorang manusia
yang tidak biasa yang belum tentu dilahirkan kembali dalam waktu satu abad. Ir
Soekarno adalah bapak bangsa yang tidak akan tergantikan.
12
penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika
Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari politik
apartheid. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Kantor Kepresidenan
Union Buildings di Pretoria (April 2005).
BIOGRAFI
Jend. Besar TNI Purn. Haji Muhammad Soeharto adalah Presiden kedua Republik
Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya
bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam
pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah. Soeharto masuk
sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Sampai akhirnya terpilih
menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun
1941. Dia resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947,
Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.
Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di
kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian
komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan
batalyon berpangkat Letnan Kolonel. Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin
pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat
itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga
pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).
13
Namun, akhirnya dia harus meletakkan jabatan secara tragis, bukan semata-mata
karena desakan demonstrasi mahasiswa pada 1998, melainkan lebih akibat
pengkhianatan para pembantu dekatnya yang sebelumnya ABS dan Ambisius tanpa
fatsoen politik. Ayah lima anak ini pun menunjukkan ketabahan dan keteguhannya.
Dia akhirnya sempat diadili dengan tuduhan korupsi, penyalahgunaan dana
yayasan-yayasan yang didirikannya. Soeharto menyatakan bersedia
mempertanggungjawabkan dana yayasan itu. Tapi, ia pun jatuh sakit yang
menyebabkan proses peradilannya dihentikan. Tapi tidak semua mantan menterinya
tega mengkhianati, tidak mempunyai moral politik. Ada beberapa yang justru makin
dekat dengannya secara pribadi setelah bukan lagi berkuasa.
Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Dia meninggal
dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari, sejak 4 sampai 27 Januari 2008
di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta. Berita wafatnya Soeharto
pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di
Jakarta. Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran
pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di
RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ.
14
2.9.3 Presiden Habibie
Nama Lengkap : Bacharuddin Jusuf Habibie
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Pare-Pare
Tanggal Lahir : Kamis, 25 Juni 1936
Zodiac : Cancer
Hobby : Membaca
Warga Negara : Indonesia
BIOGRAFI
Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ
Habibie (73 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni
1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan
menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan keturunan antara orang Jawa
(ibunya) dengan orang Makasar/Pare-Pare (ayahnya).
Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada
ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di
Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch
Wesfalische Tehnische Hochscule Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleh
ibunya, R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10 tahun
untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.
Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu
Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman,
Habibie harus bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah
tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang.
Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor
Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum laude.
Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ Habibie sudah mulai bekerja untuk
menghidupi keluarganya dan biaya studinya. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di
Messerschmitt-Blkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala
Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan
kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat
terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973).
Sebelum memasuki usia 40 tahun, karir Habibie sudah sangat cemerlang, terutama
dalam desain dan konstruksi pesawat terbang. Habibie menjadi permata di negeri
Jerman dan iapun mendapat kedudukan terhormat, baik secara materi maupun
intelektualitas oleh orang Jerman. Selama bekerja di MBB Jerman, Habibie
menyumbang berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan
15
dan teknologi dibidang Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika. Beberapa
rumusan teorinya dikenal dalam dunia pesawat terbang seperti Habibie Factor,
Habibie Theorem dan Habibie Method.
Pada tahun 1968, BJ Habibie telah mengundang sejumlah insinyur untuk bekerja di
industri pesawat terbang Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat
bekerja di MBB atas rekomendasi Pak Habibie.
Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan skill dan pengalaman (SDM) insinyur
Indonesia untuk suatu saat bisa kembali ke Indonesia dan membuat produk industri
dirgantara (dan kemudian maritim dan darat). Dan ketika (Alm) Presiden Soeharto
mengirim Ibnu Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk Habibie pulang
ke Indonesia, BJ Habibie langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan
prestise tinggi di Jerman.
Hal ini dilakukan BJ Habibie demi memberi sumbangsih ilmu dan teknologi pada
bangsa ini. Pada 1974 di usia 38 tahun, BJ Habibie pulang ke tanah air. Iapun
diangkat menjadi penasihat pemerintah (langsung dibawah Presiden) di bidang
teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978. Meskipun
demikian dari tahun 1974-1978, Habibie masih sering pulang pergi ke Jerman
karena masih menjabat sebagai Vice Presiden dan Direktur Teknologi di MBB.
Habibie mewarisi kondisi kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto akibat salah
urus pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan
disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh
kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet.
Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana
Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program
pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi
kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.
Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak
era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo
Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia
akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
Setelah ia turun dari jabatannya sebagai presiden, ia lebih banyak tinggal di Jerman
daripada di Indonesia. Tetapi ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono,
16
ia kembali aktif sebagai penasehat presiden untuk mengawal proses demokratisasi
di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center.
Rasa cintanya yang besar pada mendiang istrinya, Ainun dia tuangkan dalam bentuk
buku. Dia menulis buku yang berjudul Habibie & Ainun. Buku ini di buat untuk alm.
istrinya. Buku tersebut berisikan mengenai kisah cinta sang Profesor dengan
istrinya.
Buku tersebut setebal 323 halaman itu, menceritakan mulai dari awal pertemuan
Habibie dan Ainun, sampai akhinya Ainun menghembuskan nafas terakhirnya
karena komplikasi penyakit pada 22 Mei 2010. Habibie menghitung masa hidup
bersama Ainun, sejak menikah pada 12 Mei 1962, selama 48 tahun 10 hari
BIOGRAFI
Kyai Haji Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur lahir di Jombang,
Jawa Timur pada tanggal 7 September 1940. Ia lahir dengan nama Abdurrahman
Adakhil yang berarti sang penakluk. Karena kata Adakhil tidak cukup dikenal, maka
17
diganti dengan nama Wahid yang kemudian lebih dikenal dengan Gus Dur. Gus
adalah panggilan kehormatan khas Pesantren kepada seorang anak kiai yang
berarti abang atau mas.
Gus Dur adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ia lahir dari keluarga yang
cukup terhormat. Kakek dari ayahnya, K.H. Hasyim Asyari, merupakan pendiri
Nahdlatul Ulama (NU). Sementara itu kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri,
adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.
Ayahnya K.H. Wahid Hasyim merupakan sosok yang terlibat dalam Gerakan
Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949, sedangkan ibunya Ny. Hj.
Sholehah adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denayar Jombang.
Gus Dur pernah menyatakan secara terbuka bahwa ia adalah keturunan TiongHoa
dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan a Lok, yang merupakan saudara
kandung dari Raden Patah (Tan Eng Hwa) yang merupakan pendiri kesultanan
Demak. Tan a Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari Puteri Campa yang
merupakan Puteri Tiongkok yaitu selir Raden Brawijaya V. Berdasarkan penelitian
seorang peneliti Perancis Louis Charles Damais, Tan Kim Han diidentifikasikan
sebagai Syekh Abdul Qodir Al Shini yang makamnya ditemukan di Trowulan.
Pada tahun 1944 Abdurrahman Wahid pindah dari kota asalnya Jombang menuju
Jakarta, karena pada saat itu ayahnya terpilih menjadi ketua pertama Partai Majelis
Syuro Muslimin Indonesia yang biasa disingkat Masyumi. Masyumi adalah sebuah
organisasi dukungan dari tentara Jepang yang pada saat itu menduduki Indonesia.
Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur
kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama perang mempertahankan
kedaulatan Indonesia melawan Belanda. Ia kembali ke Jakarta pada akhir perang
tahun 1949 karena ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama.
Gus Dur menempuh ilmu di Jakarta dengan masuk ke SD Kris sebelum pindah ke
SD Matraman Perwari. Pada tahun 1952 ayahnya sudah tidak menjadi Menteri
Agama tetapi beliau tetap tinggal di Jakarta. Pada tahun 1953 di bulan April ayah
Gus Dur meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.
Setelah lulus dari SMP pada tahun 1957, Gus Dur memulai pendidikan muslim di
sebuah Pesantren yang bernama Pesantren Tegalrejo di Kota Magelang. Pada
tahun 1959 ia pindah ke Pesantren Tambakberas di Kota Jombang. Sementara
melanjutkan pendidikanya, ia juga menerima pekerjaan pertamanya sebagai
seorang guru yang nantinya sebagai kepala sekolah madrasah. Bahkan ia juga
bekerja sebagai jurnalis Majalah Horizon serta Majalah Budaya Jaya.
Pada tahun 1963, ia menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk melanjutkan
pendidikan di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Ia pergi ke Mesir pada November
tahun 1963. Universitas memberitahu Gus Dur untuk mengambil kelas remedial
sebelum belajar bahasa Arab dan belajar islam. Meskipun mahir berbahasa Arab, ia
tidak mampu memberikan bukti bahwa sesungguhnya ia mahir berbahasa Arab. Ia
18
pun terpaksa harus mengambil kelas remedial.
Pada tahun 1964 Gus Dur sangat menikmati kehidupannya di Mesir. Ia menikmati
hidup dengan menonton film Eropa dan Amerika, dan juga menikmati menonton
sepakbola. Gus Dur juga terlibat dengan Asosiasi Pelajar Indonesia dan menjadi
jurnalis majalah dari asosiasi tersebut. Akhirnya ia berhasil lulus dari kelas
remedialnya pada akhir tahun. Pada tahun 1965 ia memulai belajar ilmu Islam dan
juga bahasa Arab. Namun Gus Dur kecewa dan menolak metode belajar dari
universitas karena ia telah mempelajari ilmu yang diberikan.
Di Mesir, Gus Dur bekerja di Kedutaan Besar Indonesia. Namun pada saat ia
bekerja peristiwa Gerakan 30 September (G 30 S) terjadi. Upaya pemberantasan
komunis dilakukan di Jakarta dan yang menangani saat itu adalah Mayor Jendral
Suharto. Sebagai bagian dari upaya tersebut. Gus Dur diperintahkan untuk
melakukan investigasi terhadap pelajar universitas dan memberikan laporan
kedudukan politik mereka. Ia menerima perintah yang ditugaskan menulis laporan.
Akhirnya ia mengalami kegagalan di Mesir. Hal ini terjadi karena Gus Dur tidak
setuju akan metode pendidikan di universitas dan pekerjaannya setelah G 30 S
sangat mengganggu dirinya. Pada tahun 1966 ia harus mengulang pendidikannya.
Namun pendidikan pasca sarjana Gus Dur diselamatkan oleh beasiswa di
Universitas Baghdad. Akhirnya ia pindah menuju Irak dan menikmati lingkungan
barunya. Meskipun pada awalnya ia lalai, namun ia dengan cepat belajar. Gus Dur
juga meneruskan keterlibatannya dengan Asosiasi Pelajar Indonesia dan sebagai
penulis majalah Asosiasi tersebut.
Di Jakarta, Gus Dur berharap akan kembali ke luar negeri untuk belajar di
Universitas McGill di Kanada. Ia pun bergabung ke Lembaga Penelitian, Pendidikan
dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Organisasi ini terdiri dari kaum
intelektual muslim progresif dan sosial demokrat. LP3ES mendirikan majalah yang
bernama Prima dan Gus Dur menjadi salah satu kontributor utama majalah tersebut.
Beliau berkeliling pesantren di seluruh Jawa.
Pada saat itu pesantren berusaha keras untuk mendapatkan pendanaan dari
pemerintah dengan mengadopsi kurikulum pemerintah. Karena nilai-nilai pesantren
semakin luntur akibat perubahan ini, Gus Dur pun prihatin dengan kondisi tersebut.
Ia juga prihatin akan kemiskinan yang melanda pesantren yang ia lihat. Melihat
kondisi tersebut Gus Dur membatalkan belajar ke luar negeri dan lebih memilih
mengembangkan pesantren.
19
Jakarta dan Jombang.
Meskipun kariernya bisa meraih kesuksesan namun ia masih merasa sulit hidup
karena hanya memiliki satu sumber pencaharian. Ia pun bekerja kembali dengan
profesi berbeda untuk mendapatkan pendapatan tambahan dengan menjual kacang
dan mengantarkan es. Pada tahun 1974 ia menjabat sebagai Sekretaris Umum
Pesantren Tebu Ireng hingga tahun 1980. Pada tahun 1980 ia menjabat sebagai
seorang Katib Awwal PBNU hingga pada tahun 1984. Pada tahun 1984 ia naik
pangkat sebagai Ketua Dewan Tanfidz PBNU. Tahun 1987 Gus Dur menjabat
sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia. Pada tahun 1989 kariernya pun meningkat
dengan menjadi seorang anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. Dan hingga
akhirnya pada tahun 1999 sampai 2001 ia menjabat sebagai Presiden Republik
Indonesia.
Hanya sekitar 20 bulan Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI. Musuh-musuh
politiknya memanfaatkan benar kasus Bulloggate dan Bruneigate untuk
menggoyang kepemimpinannya. Belum lagi hubungan yang tidak harmonis dengan
TNI, Partai Golkar, dan elite politik lainnya. Gus Dur sendiri sempat mengeluarkan
dekrit yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke
tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3)
membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa
MPR. Namun dekrit tersebut tidak memperoleh dukungan dan pada 23 Juli 2001,
MPR secara resmi memberhentikan Gus Dur dan menggantikannya dengan
Megawati Sukarnoputri.
Sebelumnya, pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina
(Imlek) menjadi hari libur opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan
penggunaan huruf Tionghoa.
Setelah berhenti menjabat sebagai presiden, Gus Dur tidak berhenti untuk
melanjutkan karier dan perjuangannya. Pada tahun 2002 ia menjabat sebagai
penasihat Solidaritas Korban Pelanggaran HAM. Dan pada tahun 2003, Gus Dur
menjabat sebagai Penasihat pada Gerakan Moral Rekonsiliasi Nasional.
Tahun 2004, Gus Dur kembali berupaya untuk menjadi Presiden RI. Namun
keinginan ini kandas karena ia tidak lolos pemeriksaan kesehatan oleh Komisi
Pemilihan Umum.
Pada Agustus 2005 Gus Dur menjadi salah satu pimpinan koalisi politik yang
bernama Koalisi Nusantara Bangkit Bersatu. Bersama dengan Tri Sutrisno, Wiranto,
Akbar Tanjung dan Megawati, koalisi ini mengkritik kebijakan pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono.
20
Pada tahun 2009 Gus Dur menderita beberapa penyakit. Bahkan sejak ia menjabat
sebagai presiden, ia menderita gangguan penglihatan sehingga surat dan buku
seringkali dibacakan atau jika saat menulis seringkali juga dituliskan. Ia
mendapatkan serangan stroke, diabetes, dan gangguan ginjal. Akhirnya Gus Dur
pun pergi menghadap sang khalik (meninggal dunia) pada hari Rabu 30 Desember
2009 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada pukul 18.45 WIB.
21
2003 World Peace Prize Award, World Peace Prize Awarding Council
(WPPAC), Seoul, Korea Selatan
2003 Dare to Fail Award , Billi PS Lim, penulis buku paling laris "Dare to Fail",
Kuala Lumpur, Malaysia
2002Pin Emas NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta, Indonesia.
2002 Gelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA), Sampeyan dalem Ingkang Sinuhun
Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
2001 Public Service Award, Universitas Columbia , New York , Amerika Serikat
2000 Ambassador of Peace, International and Interreligious Federation for
World peace (IIFWP), New York, Amerika Serikat
2000 Paul Harris Fellow, The Rotary Foundation of Rotary International
1998 Man of The Year, Majalah REM, Indonesia
1993 Magsaysay Award, Manila , Filipina
1991 Islamic Missionary Award , Pemerintah Mesir
1990 Tokoh 1990, Majalah Editor, Indonesia
Doktor Kehormatan:
Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Universitas Thammasat,
Bangkok, Thailand (2000)
Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000
Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan
Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Universitas Sorbonne, Paris,
Perancis (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Twente, Belanda (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India (2000)
Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai, Tokyo, Jepang (2002)
Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Universitas Netanya, Israel
(2003)
Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Universitas Konkuk, Seoul, Korea
Selatan (2003)
Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon, Seoul, Korea Selatan (2003)
BIOGRAFI
Megawati adalah anak kedua Soekarno, presiden pertama Indonesia, dari
Fatmawati. Megawati sendiri dibesarkan dalam suasana keistanaan karena saat itu
Soekarno sedang menjabat sebagai presiden.
22
Megawati pernah mengenyam pendidikan di Universitas Padjadjaran Bandung
dalam bidang pertanian serta di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia meskipun
tidak sampai lulus.
Suami pertama Mega adalah seorang pilot AURI bernama Surindro Supjarso yang
meninggal karena kecelakaan pesawat. Surindro meninggalkan dua orang anak
yang masih kecil. Lalu Mega menikah dengan seorang pria asal Mesir yang rupanya
tidak bertahan lama. Barulah Mega kemudian menikah dengan Taufiq Kiemas yang
bertahan hingga sekarang.
Sejak menjadi mahasiswa, Mega sudah berkecimpung di dunia politik melalui GMNI.
Tahun 1986, Mega menjadi wakil ketua PDI Cabang Jakarta Pusat. Pada 1993, dia
terpilih menjadi Ketua Umum PDI.
Kongres PDI di Medan pada tahun 1996 memutuskan mengganti Mega dengan
Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Mega sendiri tidak mengakui hasil kongres
tersebut. Bahkan, sampai terjadi Peristiwa 27 Juli yang menewaskan beberapa
pendukung Mega saat pendukung Soerjadi berusaha merebut kantor DPP PDI di
Jalan Diponegoro dari tangan pendukung Mega. Tak hanya itu, beberapa aktivis
juga ditahan dan dipenjarakan karena kerusuhan tersebut.
Penyerangan tersebut dibawa ke meja hijau oleh Mega meskipun kemudian usaha
itu kandas di pengadilan. Akhirnya PDI terbelah menjadi dua, PDI Soerjadi dan PDI
Mega.
Pada tahun 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil
memenangkan pemilu. Sidang Umum 1999 akhirnya memutuskan Gus Dur sebagai
presiden dan Mega sebagai wakilnya.
Dua tahun kemudian, 23 Juli 2001, mandat MPR RI yang memutuskan Gus Dur
sebagai presiden dicabut. Akhirnya Mega yang menggantikannya.
Masa pemerintahan Mega harus berakhir pada tahun 2004 ketika pemilu kembali
dilangsungkan. Saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, mantan Menteri Koordinator
pada masa pemerintahan Mega, yang akhirnya terpilih menjadi presiden.
Dikabarkan bahwa PDIP akan mengajukan Mega sebagai calon presiden 2014,
namun disisi lain Jokowi termasuk salah satu kandidat calon presiden dari PDIP
yang dapat dikatakan kuat.
23
2.9.6 Presiden SBY
BIOGRAFI
Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden Republik
Indonesia keenam. Berbeda dengan presiden sebelumnya, Susilo Bambang
Yudhoyono merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat
dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik
AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September
1949. SBY adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah
prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara
ibunya, Sitti Habibah adalah putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Pendidikan
Sekolah Rakyat adalah pijakan masa depan yang paling menentukan bagi SBY.
Ketika duduk di bangku kelas lima, untuk pertama kalinya SBY kenal dan akrab
dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. SBY
kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri Pacitan. Sejak kecil, SBY
bercita-cita untuk menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran
terlambat mendaftar, SBY tidak jadi masuk Akabri dan akhirnya dia menjadi
mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan
Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itulah,
Susilo Bambang Yudhoyono mempersiapkan diri untuk masuk kembali ke Akabri.
Tahun 1970, akhirnya SBY masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus
ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus
Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa
pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, ketika
dia meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan
lencana Adhi Makasaya. Seusai menamatkan pendidikan militer pertamanya, SBY
kemudian masih melanjutkan study militernya dengan pergi belajar ke beberapa
universitas militer ternama.
Perjalanan karier militer SBY dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan
Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A,
Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976,
membawahi langsung sekitar 30 prajurit. Kefasihan dalam berbahasa Inggris,
membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan
pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat,
Ford Benning, Georgia, 1975.
24
Sekembalinya ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A
Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977.
Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur. Sepulang dari Timor
Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977).
Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I
Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban
Muda Sops SUAD (1981-1982).
Selanjutnya, SBY dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan
di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai
lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-
1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas
antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Ketika Edi
Sudradjat menjabat Panglima ABRI, SBY ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi
Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993). Ada
banyak sekali jabatan militer yang kemudian dijabat oleh SBY, puncaknya adalah
ketika dia dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB
(1995).
SBY menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United
Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas
negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan
Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala
Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997)
sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR
1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).
Di tahun 2000, SBY memulai langkah politiknya dengan untuk memutuskan pensiun
lebih dini dari militer. SBY kemudian ditunjuk untuk menjabat sebagai Menteri
Pertambangan dan Energi selama masa pemerintahan Presiden KH Abdurrahman
Wahid. Tak lama kemudian, SBY harus meninggalkan posisinya sebagai
Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal
10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantik SBY menjadi
Menko Polkam dalam Kabinet Gotong-Royong.
Tetapi pada 11 Maret 2004, SBY memilih untuk mengundurkan diri dari jabatan
Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa
menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan
nasional. Pada pemilu Presiden yang dilakukan secara langsung untuk pertama
kalinya, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas
rakyat Indonesia dengan perolehan suara di atas 60 persen. Dan pada tanggal 20
Oktober 2004 Susilo Bambang Yudhoyono dengan Jusuf Kalla dilantik menjadi
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-6.
Pada 3 Juli 2013, SBY mendapat penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Penghargaan itu diberi saat Kongres
XXI PGRI di Jakarta. Penghargaan tertinggi dari PGRI dipersembahkan pada tokoh
yang memperjuangkan dan memartabatkan guru. SBY dinilai perhatian pada nasib
guru dengan mendeklarasikan bahwa guru adalah jabatan profesi pada 2004. Tahun
25
2005, disahkan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Juga adanya
sertifikasi guru dan tunjangan profesi guru mulai dibayar.
26
Tri Sakti Wiratama (Prestasi Tertinggi Gabungan Mental Fisik, dan Intelek),
1973
Satya Lencana Seroja, 1976
Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
Satya Lencana Dwija Sista, 1985
Lulusan terbaik Seskoad Susreg XXVI, 1989
Dosen Terbaik Seskoad, 1989
Satya Lencana Santi Dharma, 1996
Satya Lencana United Nations Peacekeeping Force (UNPF), 1996
Satya Lencana United Nations Transitional Authority in Eastern Slavonia,
Baranja, and Western Sirmium (UNTAES), 1996
Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, 1998
Bintang Yudha Dharma Nararya, 1998
Wing Penerbang TNI-AU, 1998
Wing Kapal Selam TNI-AL, 1998
Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, 1999
Bintang Yudha Dharma Pratama, 1999
Bintang Dharma, 1999
Bintang Maha Putera Utama, 1999
Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003
Bintang Asia (Star of Asia) dari BusinessWeek, 2005
Bintang Kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama dari Sultan Brunei
Doktor Honoris Causa dari Universitas Keio, 2006
Penghargaan Maha Dwija Praja Utama dari Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI) 2013
27
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
28
Museum Kepresidenan Republik Indonesia di Istana Bogor diresmikan
langsung oleh Presiden ke-6 Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
hari Sabtu,18 Oktober 2014.
Museum Kepresidenan Republik Indonesia memiliki bangunan tiga lantai. Di
lantai 1, yang dinamakan Galeri Kebangsaan, ditampilkan sejarah perjalanan
Bangsa Indonesia.Berisi 6 patung perunggu Presiden RI, Naskah Proklamasi,
Lambang Negara, Burung Garuda, Pembukaan UUD 1945, Pancasila, Sumpah
Pemuda, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Terdapat juga peta digital yang
menggambarkan sejarah perkembangan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan ruang audio visual yang akan menayangkan film-film terkait dengan
peristiwa dan prestasi presiden-presiden Republik Indonesia.
Di lantai teratas, lantai 3, ada ruangan besar yang berisi sofa dan taman.
Dibuat untuk tempat bersantai sambil menikmati sejarah para pemimpin bangsa ini.
3.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran yang sangat
bermafaat dan dapat membantu pihak pemerintah dalam mengelola Istana
Kepresidenan Bogor agar lebiih baik kedepanya, yaitu :
1) Perlu ada video tambahan untuk profile masing-masing presiden. Video yang
ditampilkan saat ini tidak jauh berbeda dengan yang ada di televisi internasional,
sehingga pengetahuan tidak berkembang,
2) Perlu ditambahnya jumlah guide yang menjelaskan materi di Istana Kepresidenan
Bogor agar wawasan lebih luas.
29
LAMPIRAN GAMBAR
30
Baron Van Der Capellen(1817-1826)
Albertus Yacob Duijmayer Van Twist (1851-1856)
31
DAFTAR PUSTAKA
http://rohmatullahh.blogspot.co.id/2013/11/contoh-laporan-dan-cara-membuat-laporan.html
http://www.jalanjalanyuk.com/museum-kepresidenan-republik-indonesia-di-istana-bogor/
http://bogorsehat.pedia.id/index.php/sejarah-bogor/106-kota-bogor-59284/265-sejarah-
berdirinya-istana-bogor.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Bogor
http://news.liputan6.com/read/2088479/cerita-di-balik-pembuatan-patung-6-presiden-ri
http://www.kompasiana.com/kemenkeulib/teks-asli-proklamasi-kemerdekaan-
indonesia_54f6727ea333116a7d8b4cfe
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_Pemuda
https://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Negara_Indonesia
http://www.putra-putri-indonesia.com/pembukaan-uud.html
http://lirik.kapanlagi.com/artis/lagu_wajib_nasional/indonesia_raya
http://profil.merdeka.com/indonesia/s/soekarno/
http://profil.merdeka.com/indonesia/s/soeharto
http://profil.merdeka.com/indonesia/b/baharuddin-jusuf-habibie/
http://profil.merdeka.com/indonesia/a/abdurrahman-wahid/
http://profil.merdeka.com/indonesia/m/megawati-soekarnoputri/
http://profil.merdeka.com/indonesia/s/susilo-bambang-yudhoyono/
32