Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN HASIL OUTING CLASS

PENYUSUN:
1. Lucky Rezkita Larasati
2. Rizky Fitriawati
3. Wenny Silfia Rejeki

SMAN 15 KOTA BEKASI


Jalan. H. Open,Ciketing Udik,Bantar gebang Kota Bekasi
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : 1. Lucky Rezkita Larasati


2. Rizky Fitriawati
3. Wenny Silfia Rejeki

Kelas : X IPA 4

Sekolah : SMAN 15 Bekasi

Program jurusan : IPA

Judul Laporan : Laporan Hasil Outing Class di Bandung

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal .........................

Wali Kelas

Annisa Midyaningtyas Sony, S.Pd.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan yang
berisi tentang hasil outing class SMAN 15 Bekasi yang dilaksanakan pada tanggal
15 Maret 2018. Laporan ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas
waktu, tenaga dan fikirannya yang telah diberikan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan


outing class ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Akhir kata Semoga laporan hasil outing class ini dapat memberikan
manfaat untuk kelompok kami khususnya dan para pembaca.

Bekasi, Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... i

KATA PENGANTAR ..............................................................................ii

DAFTAR ISI ...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................1


1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................1
1.3 Waktu dan Tempat ..................................................................1

BAB II LAPORAN HASIL KUNJUNGAN ............................................2

2.1 Bank Indonesia ........................................................................2

2.2 Cihampelas ............................................................................11

2.3 Sabuga ITB ...........................................................................12

BAB III KESIMPULAN .........................................................................18

BAB IV PENUTUP ................................................................................20

LAMPIRAN ............................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini siswa SMAN 15 Bekasi kelas X IPA dan kelas X IPS sedang
melakukan outing class.Outing class merupakan salah satu cara untuk menambah
pengetahuan serta menimbulkan potensi belajar  siswa. Potensi tersebut berupa olah pikir.
Sampai saat ini, outing class merupakan media yang  paling  efektif  dan efisien dalam
menyampaikan suatu ilmu pelajaran bukan  hanya dari teori saja, kebenaran dan bukti
nyata dilapangan perlu kita ketahui, adapun kita akan melaksanakan outing class ke
Bandung pada hari Kamis , 15 Maret 2018. Dengan outing class, siswa dapat lebih
berpengalaman dan lebih berpengetahuan.

B. Maksud dan Tujuan


1) Menambah pengetahuan dan wawasan.
2) Menumbuhkan rasa cinta tanah air.
3) Menggali dan mengumpulkan data sebagai bahan pelatihan menyusun
kegiatan.
4) Sebagai referensi lain untuk menambah pengetahuan tentang Bank
Indonesia dan SABUGA ITB.
5) Sebagai perbandingan antara teori di kelas dan kenyataan di lapangan.
6) Untuk berlatih menyusun Karya Tulis.

C. Waktu dan Tempat


Outing class ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2018.
Pemberangkatan ini dilaksanakan pada hari kamis. Sebelum keberangkatan
siswa siswi kelas X IPA dan X IPS SMAN 15 Bekasi berkumpul pukul 05.00
WIB di pabrik semen. Kemudian pada pukul 05.30 kami berangkat menuju
Bank Indonesia yang berlokasi di kota Bandung. Sesampainya di Bank
Indonesia pukul 09.30. WIB. Pada pukul 12.00 WIB kami menuju ke

1
Cihampelas. Pada pukul 15.00 WIB kami ke Sabuga ITB. Kami semua pulang
pada pukul 19.00 WIB.
BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN
A. Bank Indonesia
1. Sejarah
Sejarah dan Perkembangan Bank Indonesia Bandung Sebagai
bank sentral, keberadaan Bank Indonesia memiliki peranan yang sangat
penting. Fungsi dan perannya tersebut terus berkembang seiring dengan
berjalannya waktu, baik sejak tahun kelahirannya 1953 maupun sejak
didirikannya sebagai bank umum dengan nama De Javasche Bank di
tahun 1828. Secara sederhana dapat diungkapkan bahwa keberadaan
kantor cabang Bank Indonesia merupakan sebuah perpanjangan tangan
dari kantor pusatnya yang berada di Jakarta. Dengan demikian, fungsi
dan peranannya pada dasarnya identik dengan fungsi peran kantor
pusatnya.
Satu hal yang menarik sekaligus membedakan keberadaan De
Javasche Bank cabang Bandung adalah pertimbangan pembukaannya di
awal abad ke-20. Kekhawatiran pihak militer Hindia Belanda akibat
meletusnya perang Boer, menyebabkan adanya pertimbangan untuk
mendirikan tempat pelarian kekayaan ke pedalaman pulau jawa. Kota
Bandung yang berjarak ± 150 km dari kota Batavia ( sekarang Jakarta ),
dipandang sebagai tempat yang ideal untuk mewujudkan gagasan
tersebut di atas. Selantnya, pada pertengahan tahun 1909, rencna
pembukaan kantor cabanng De Javasche Bank di Bandung baru dapat
diwujudkan, dengan catatan adanya kemungkinan kerugian operasional,
yang kembali memperlihatkan adanya pertimbangan 2 non bisnis yang
kuat melatar-belakangi pembukaan kantor cabang ini. Seperti yang telah
ditulis diatas, bahwa terjadinya perang Boer ( Boeren Oorlog ) yang
terjadi di Afrika Selatan telah menimbulkan gelombang kekhawatiran di
kalangan militer Hindia Belanda. Negara Inggris yang kala itu

2
merupakan negara super power, dengan seluruh kekuatan militernya,
terutama armada lautnya, dipandang merupakan sebuah ancaman besar
yang sewaktu-waktu dapat melakukan penyerangan ke seluruh koloni
Belanda. Dengan pemahaman ekonomi kala itu yang umumnya
menggunakan pandangan Markantilisme yaitu kemakmuran dan
kekayaan suatu negara atau bangsa diukur dari seberapa banyak negara
atau bangasa tersebut memiliki persediaan emas, maka menjadi tidak
mengherankan apabila peperangan, aneksasi, kolonisasi atau sejenisnya
pada masa itu sangat identik dengan upaya-upaya perebutan dan
penumpukan kekayaan (emas) demi sebuah kejayaan dan kemakmuran
suatu bangasa atau negara. Sejalan dengan pemahaman tersebut diatas,
maka menjadi dapat dimengerti apabila suatu negara melakukan
upayaupaya perlindungan sedemikian rupa atas kekayaan (emas) nya,
baik dikala perang ataupun damai.
Di wilayah kolonialisasi Belanda di Asia tenggara atau dulu
lebih dikenal sebagai Hindia Belanda, upaya-upaya perlindungan atas
kekayaan, khususnya akibat dari adanya perang Boer, juga dilakukan.
Salah satu upaya tersebut adalah terjadinya sebuah kesepakatan antara
presiden De Javasche Bank ke-10, J. Reijsenbach dengan pemerintah
Hindia Belanda 3 pada permulaan abad ke-20 untuk mencari jalan keluar
yang terbaik dan tercepat dalam rangka mengamankan kekayaan bank
dari daerah pantai ke daerah pedalaman. Kesimpulan yang kemudian
diambil adalah adanya keinginan untuk membangun kantor cabang De
Javasche Bank di Bandung. Hal ini kemudian dilaporkan kepada dewan
militer dengan 4 tersebut ditunda sementara atas pernintaan mentri
Jajahan. Penundaan ini erat kaitannya dengan adanya peninjauan kembali
Oktroi De Javache Bank serta telah hampir berakhirnya tahun anggaran,
disamping pertimbangan telah didirikannya kantor cabang De
Nederlandsche Handelsbank (sekarang Bank Dagang Negara) pada tahun
1903. Dalam rapat direksi De Javasche bank tanggal 29 Oktober 1906
atau tiga tahun kemudian, tercatat diterimanya sepucuk surat dari

3
Gubernur Jendral No. 52 tanggal 24 Oktober tahun 1906 mengenai
penyerahan sebidang tanah seluas 10460 m2 yang terletak di desa
kejaksangirang kepada De Javasche Bank. Tanah tersebut diserahkan
tanpa adanya penggantian biaya namun dengan satu syarat bahwa tanah
tersebut hanya diperuntukkan bagi pembangunan gedung kantor.
“Residentie Preanger-Regentschappen, Bestuursafdeeling en hoofdplaats
Bandoeng, distric Oedjoengbroengkoelon, dessa Kedjaksangirang”,
demikian informasi mengenai sebidang tanah yang disebutkan didalam
sertifikat hak milik No. 103 tanggal 8 Maret 1907 berikut surat No. 53
tanggal 13 Februari 1907, dengan nomor kadaster 1022. Presiden De
Javasche Bank ke-11, Mr. G. Vissering (1906-1912), kemudian
melanjutkan lebih jauh rencana pendirian kantor cabang Bandung. Tidak
lama setelah diterimanya surat keputusan Gubernur Jendral mengenai
persetujuan pendirian kantor cabang di Bandung dan Palembang, melalui
suratnya no. 44 tanggal 9 Desember 1908, maka pendirian gedung kantor
mulai disiapkan. Tepat tanggal 30 Juni 1909, De 5 Javasche Bank kantor
cabang Bandung, resmi dibuka walau masih menggunakan gedung
sementara. A.M. Meertens, yang sebelumnya dikenal sebagai pemegang
buku/pimpinan pengganti Kantor Cabang Semarang merangkap
Pimpinan Cabang Pengganti Kantor Cabang Yogyakarta dan Solo,
ditetapkan sebagai pimpinan cabang sementara untuk kantor cabang di
Bandung. Dengan didirikannya kantor cabang Bandung ini, maka De
Javasche Bank telah memiliki 15 kantor cabang, belum termasuk kantor
cabang Palembang di wilayah kolonialisasi Hindia Belanda.
Pada masa presiden De Javasche Bank dipegang oleh E.A.
Zeilinga Azn. (1912-1921) yang tercatat sebagai presiden De Javasche
Bank ke-12, tepatnya pada tahun 1915, gedung kantor cabang Bandung
mulai dibangun secara permanen. Pembangunan gedung diawali dengan
pembangunan ruang khazanah. Kendala yang ada saat itu adalah sulitnya
pengadaan bahan-bahan meterial yang harus didatangkan dari Eropa.
Dalam waktu yang hampir bersamaan juga dilakukan pembangunan

4
gedung dan/atau renovasi gedung-gedung kantor di Batavia (1912),
Makassar (1912), Medan (1912), Solo (1915), Yogyakarta (1915),
Malang (1915), Kotaraja (1916), Manado (1916), dan Cerebon di tahun
1918, yang kemungkinan menyebabkan gedung-gedung tersebut
memiliki kemiripan dalam hal arsitekturnya. Dengan memakan waktu
lebih kurang selama tiga tahun, pembangunan gedung permanen Kantor
Cabang Bandung dinyatakan selesai dan mulai digunakan pada tanggal 5
Mei 1918.
Pada tahun-tahun menjelang pecahnya perang dunia I, Presiden
De Javasche Bank ke-14, Mr. G. G. Van Buttingha Wichers, telah
merencanakan adanya pembangunan khazanah besar/perang sekaligus
renovasi atas rumah dinas pimpinan cabang. Pembangunan yang secara
keseluruhan menelan biaya sebesar 311.805 Gulden
tersebut,dilaksanakan oleh biro arsitek dan insinyur Fermont-Cuypers
berdasarkan kontrak pada tanggal 26 Agustus 1937 dan direncanakan
akan selesai pada tanggal 5 Mei 1938. Peresmian penggunaan khazanah
perang ini dilakukan pada tanggal 19 maret 1939 oleh putera buttingha
yang berusia 7 tahun yaitu Gerrard Gilles Van Buttingha wichers. Hingga
kini prasasti peresmiannya masih menempel kuat pada dinding khazanah
setelah lebih dari 56 tahun berlalu.
Perang dunia II pecah, Jepang mulai menyerbu kawasan Asia
Tenggara dan Selatan, yang diikuti oleh takluknya Hindia Belanda pada
awal tahun 1942. Menjelang ditaklukkannya Hindia Belanda, dengan
persetujuan pemerintah, sebagian persediaan emas De Javasche Bank
telah berhasil diselamatkan ke wilayah Afrika Selatan dan Australia.
Pada tanggal 28 Februari 1942, pemerintah Hindia Belanda-pun telah
meminta kepada para direksi bank-bank untuk memindahkan kantor
pusat mereka ke kota Bandung.
Pada tanggal 9 Maret 1942 dilakukan penyerahan kedaulatan
pemerintah Hindia Belanda kepada Jepang, yang diikuti penyerahan
tanpa syarat terhadap seluruh kekayaan yang ada. Penyerahan ini diikuti

5
dengan maklumat mengenai penangguhan pembayaran utang-utang bank
yang berlangsung hingga 20 Oktober 1942, pada saat mana pimpinan
Jepang melikuidasi semua bank milik Belanda, Inggris dan beberapa
bank milik Cina. Ketentuan likuidasi ini juga ternyata diberlakukan di
wilayah luar Jawa, seperti Semenanjung Malaya, Kalimantan, Timur
Besar, dan sebagainya dengan wewenang penuh pada masing-masing
komandan militer yang membawahinya.
Bank-bank Jepang yang pernah ada sebelum pecah perang,
termasuk bank-bank Jepang yang pernah ditutup oleh pemerintah
Belanda pada saat dimulainya perang, seperti Yokohama Specie Bank
dan Matsui Bank, mulai mengambil alih fungsi dan tugas sektor
perbankan. Sebagai bank sirkulasi, ditunjuk Nanpo Kaihatsu Ginko,
sebuah bank yang baru didirikan pada masa pendudukan Jepang. Dalam
prekteknya Nanpo Kaihatsu Ginko sulit untuk dikatakan sebagai bank
sirkulasi, karena fungsi yang dijalankan hanya fungsi koordinasi. Untuk
Pulau Jawa, fungsi sirkulasi dilakukan sepenuhnya oleh Yokohama
Specie Bank, sedangkan Taiwan Bank memegang fungsi bank sirkulasi
untuk luar Pulau Jawa.
Menyerahnya Jepang pada Sekutu pada tahun 1945, telah
diikuti oleh Belanda untuk menguasai kembali Hindia Belanda. Dalam
bulan Oktober 1945 tentara belanda, dengan membonceng tentara
Sekutu, mulai berupaya untuk memegang kembali kontrol kekuasaan di
Indonesia. Sebagai langkah pertama dilakukan pemberhentian likuidasi
dan segera melakukan pengawasan terhadap Bank-bank Jepang. De
Javasche Bank diminta untuk mengawasi Nanpo Kaihatsu Ginko
sekaligus melakukan penutupan terhadap neraca bank Jepang ini.
Dimulai dari wilayah-wilayah yang telah dikuasai tentara Belanda,
kantor-kantor De Javasche Bank mulai dibuka dan beroprasi kembali.
Pembukaan kembali kantor cabang Bandung dapat dilihat
dalam risalah rapat Direksi tanggal 9 Mei 1946 yang menyatakan telah
dibuka kembalinya kantor De Javasche Bank Cabang Bandung. Dengan

6
surat edaran No. 119/1-Deversen tanggal 22 Mei 1946 diinformasikan
telah dibukanya kembali 10 kantor cabang De Javasche Bank yaitu
Batavia, Amsterdam, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Pontianak,
Banjarmasin, Makasar dan Manado, sedangkan delapan kantor cabang
lainnya yaitu Malang, Kediri, Solo, Yogyakarta, Cirebon, Palembang,
Padang dan Kotaraja, karena masih berada di wilayah yang dikuasai oleh
Republik Indonesia, untuk sementara belum dapat dioperasikan kembali.
Salah satu yang disepakati dari Konfrensi Meja Bundar (KMB) adalah
masih berperannya De Javasche Bank sebagai Bank Sentral. Hal ini
disebabkan pemerintah Belanda ingin menjaga kepentingan pembayaran
hutang pemerintah Indonesia yang pada saat itu mencapai 4.418,5 juta
Gulden. Dalam perkembangan selanjutnya kondisi ini nampaknya kurang
dikehendaki oleh banyak kalangan. Banyak tudingan yang kemudian
muncul yang menganggap kondisi demikian mencerminkan delum
adanya kedaulatan penuh terhadap perekonomian nasional. Sementara itu
keberadaan Bank Negara Indonesia yang semula diharapkan dapat
menggantikan peran De Javasche Bank sebagai Bank Sentral, sulit untuk
diwujudkan. Di sisi lain, kemampuan De Javasche Bank untuk berperan
sebagai Bank Sentral masih dapat diandalkan dengan dukungan
pengalaman dan personol yang memadai.
Dalam konsisi seperti disebut diatas, maka muncullah gagasan
untuk menasionalisasikan De Javasche Bank, sebagai alternatif terbaik
untuk memenuhi harapan banyak pihak sekaligus untuk melindungi
kepentingan nasional. Pada bulan Mei 1951 kehendak untuk
menasionalisasikan De Javasche Bank disampaikan secara resmi oleh
pemerintah kepada parlemen, yang langsunng diikuti pengunduran diri
presiden De Javasche Bank ketika itu, Dr. Houwink. Dua bulan
kemudian, pemerintah mengirimkan dua utusannya ke negeri Belanda
untuk melaksanakan pembelian saham De Javasche Bank.
Sementara itu, di dalam negeri, rencana nasionalisasi De
Javasche Bank diikuti dengan pembentukan panitia nasionalisasi De

7
Javasche Bank serta diumumkannya Undang-undang No. 24 tahun 1951
mengenai nasionalisasi De Javasche Bank. Sedangkan rancangan
Undang-undang secara organik bagi Bank Sentral disampaikan kepada
Parlemen pada September 1952 dan disetujui oleh Parlemen pada tahun
1953. Setelah disahkan oleh presiden pada Mei 1953, Undang-undang
pokok Bank Indonesia mulai efektif sejak tanggal 3 Juli 1953.
Undang-undang organik bagi Bank Sentral di Indonesia
selanjutnya dikenal sebagai Undang-undang No. 11 tahun 1953 atau 10
Undang-undang pokok Bank Indonesia merupakan pengganti dari De
Javasche Bankwet 1922 atau Undang-undang tanggal 31 Maret 1922
yang merupakan dasar hukum keberadaan De Javasche Bank. Pasal 1
Undangundang No. 11 tahun 1953 tersebut menyatakan bahwa Bank
Sentral Indonesia bernama Bank Indonesia, halaman sesuai dengan
penjelasan pasal 23 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945.
1 Juli 1953 adalah tanggal dimulainya era Bank Indonesia,
setelah melalui proses negosiasi yang begitu intens sejak tahun 1951.
Masa lima tahun setelah nasionalisasi ini merupakan masa dimana
personil-personil eks De Javasche Bank, khususnya orang-orang
Belanda, masih dipergunakan secara penuh untuk menjalankan fungsi
Bank Indonesia. Fungsi Bank Indonesia itu sendiri adalah meneruskan
fungsi De Javasche Bank yang selama ini berjalan, dimana fungsi
terpenting yang disepakati pada Konferensi Meja Bundar adalah sebagai
Bank Sentral. Keputusan menasionalisasikan De Javasche Bank ini, tidak
saja memilliki tujuantujuan yang bersifat politis-nasionalistis, namun
juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sebuah Bank Sentral yang
dapat memeutuskan kebijakan-kebijakan moneter yang positif. Seperti
diketahui bersama, bahwa mengharapkan De Javasche Bank memberikan
kebijakan moneter yang tepat bagi negara Indonesia, adalah sesuatu yang
begitu sulit, sebab berbagai kebijakan yang diambil De Javasche Bank
selain memiliki muatan-muatan politis pemerintah kerajaan Belanda,

8
juga secara teknis 11 sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar uang
Eropa, khususnya di negeri Belanda.
Pada masa periode ini, persoalan yang mendapatkan perhatian
besar adalah personalia Bank Indonesia, dimana sebagian besar staf dan
pejabat masih dijabat oleh keturunan Belanda dan Cina. Untuk itu,
diadakan berbagai pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas
pegawai, khususnya keturunan bumiputra, tampaknya menjadi sesuatu
hal yang begitu dikedepankan. Dari program ini J.A. Sereh yang
merupakan salah satu peserta dari gelombang pertama yang mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan kelak akan dipercaya untuk
memegang kepemimpinan di kantor cabang Bandung. Struktur organisasi
Bnk Indonesia sendiri per 1 Juli 1953 memperlihatkan adanya 12 satuan
kerja yaitu Pembukuan, Kas, Administrasi, Urusan Efek, Pemberian
Kredit Jakarta, Sekretariat & Personlia, Urusan Wesel, Pemberian Kredit
Pusat, Dana Devisien, Statistik Ekonomi, Urusan Umum dan Bagian
Luar Negeri. Untuk kantor Bank Indonesia Cabang Bandung, pada masa
tahun 1953 sampai tahun 1957, sejauh ini masih belum diperoleh
informasi yang cukup jelas mengenai sistem organisasinya.
Namun demikian dengan melihat dari struktur organisasi
kantor pusat, maka di Kantor Cabang Bandung dapat diduga memiliki
format dan jumlah satuan kerja yang tidak jauh berbeda. 12 Sementara
itu, seperti telah disinggung diatas, dalam periode tersebut sebgian besar
personalia Bank Indonesia, terutama pejabat dan pimpinan, masih
dipegang oleh keturunan Belanda dan Cina. Dalam kondisi demikian,
ditambah dengan tidak terdapatnya informasi dalam laporan tahunan
Bank Indonesia tahun 1953-1957, maka dapat diduga bahwa Pimpinan
Cabang Bank Indonesia Bandung pada awal-awal lahirnya Bank
Indonesia adalah mantan Pimpinan De Javasche Bank Bandung yaitu
H.C. Hordijk, yang tidak diketahui hingga tahun berapakah masa
kepemimpinannya. Sementara itu, berdasarkan dokumentasi surat No.
5/83-Pegawai tnggal 16 Januari 1958, diketahui bahwa Pimpinan Cabang

9
Bank Indonesia Bandung hingga tahun 1957 adalah P. Bordes, walaupun
sangat disayangkan tidak dijelaskannya sejak tahun berapa orang ini
mulai memangku jabatannya. Selain itu, dari dokumen tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah personil Bank Indonesia Bandung, setidaknya
pada awal januari tahun 1958 berjumlah 70 orang

1) Visi dan Misi Bank Indonesia Bandung


Pada suatu instansi baik swasta maupun pemerintahan pastinya
memiliki suatu visi dan misi yang akan mengarahkan suatu instansi
tersebut agar tidak keluar dari jalur yang seharusnya. Berikut visi dan
misi dari Bank Indonesia Bandung.

a. Visi Bank Indonesia Bandung


Menjadi kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah
bandung melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas
yang telah diberikan oleh Bank Indonesia Pusat.

b. Misi Bank Indonesia Bandung


1. Mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang
moneter.
2. Mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang
perbankan.
3. Menciptakan sistem pembayaran secara efisien dan optimal.
4. Memberikan saran kepada pemda dan lembaga terkait lainnya di
daerah dalam rangka mendukung perkembangan ekonomi di
daerah Bandung.

2) Ciri-ciri keaskian uang rupiah


Uang Rupiah memiliki ciri-ciri berupa tanda-tanda tertentu
yang bertujuan mengamankan uang Rupiah dari upaya pemalsuan.
Secara umum, ciri-ciri keaslian uang Rupiah dapat dikenali dari unsur

10
pengaman yang tertanam pada bahan uang dan teknik cetak yang
digunakan, yaitu
a. Tanda Air (Watermark) dan Electrotype
Pada kertas uang terdapat tanda air berupa gambar yang akan
terlihat apabila diterawangkan ke arah cahaya.

b. Benang Pengaman (Security Thread)


Ditanam di tengah ketebalan kertas atau terlihat seperti
dianyam sehingga tampak sebagai garis melintang dari atas ke
bawah, dapat dibuat tidak memendar maupun memendar di bawah
sinar ultraviolet dengan satu warna atau beberapa warna.
c. Cetak Intaglio
Cetakan yang terasa kasar apabila diraba.
d. Gambar Saling Isi (Rectoverso)
Pencetakan suatu ragam bentuk yang menghasilkan cetakan
pada bagian muka dan belakang beradu tepat dan saling mengisi jika
diterawangkan ke arah cahaya.
e. Tinta Berubah Warna (Optical Variable Ink)
Hasil cetak mengkilap (glittering) yang berubah-ubah
warnanya bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
f. Tulisan Mikro (Micro Text)
Tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat dibaca
dengan menggunakan kaca pembesar.
g. Tinta Tidak Tampak (Invisible Ink)
Hasil cetak tidak kasat mata yang akan memendar di bawah
sinar ultraviolet.
h. Gambar Tersembunyi (Latent Image)
Teknik cetak dimana terdapat tulisan tersembunyi yang dapat
dilihat dari sudut pandang tertentu.

11
B. Cihampelas
Cihampelas Walk (Ciwalk) adalah salah satu pusat perbelanjaan
mewah di Kota Bandung. Mall ini berdiri pada tahun 2004. Mall ini
merupakan tempat berbelanja yang berbeda, bersih dan nyaman. Ini memang
dikondisikan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung agar lebih
nyaman berbelanja.
Berjalan-jalan di Cihampelas pada siang, sore dan malam hari akan
berbeda suasananya. Lampu dari tiap gerai dan bangunan utama pada malam
hari akan memberikan atmosfer yang berbeda, belum lagi juntaian dan lilitan
lampu hias yang digantungkan di pohon-pohon sekitar outdoor Ciwalk.
Pada tahun 2009 Ciwalk memberikan variasi baru untuk pengunjung.
Yaitu dengan CX Cihampelas Walk Extension yang terdiri dari butik, hotel,
dan skywalk. Ciwalk extention merupakan terobosan baru yang akan hadir
melengkapi kawasan belanja Cihampelas Walk.
Di Ciwalk terdapat sebuah hotel baru yaitu ASTON Ciwalk dan
Sensa Hotel dengan standar bintang 4 dengan jumlah 650 kamar , sehingga
bagi para custemer yang menginap di Ciwalk hotel merasa lebih privat dan
eksklusif. Selain desain hotel yang unik menyerupai kupu-kupu di kompleks
Ciwalk inipun akan dibangun skywalk.
Kehadiran 2 hotel di tengah-tengah Ciwalk yang sudah beroperasi
pada tahun 2009 akan menambah lengkap Ciwalk.

C . Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB Bandung

Sabuga adalah tempat untuk menonton film 3 dimensi tanpa


menggunakan kacamata 3 dimensi. Seperti ketika kita menonton film 3
dimensi di bioskop yang ada di Indonesia. Di sabuga kita dapat melihat 2 film
dalam waktu 15 menit. Film pertama yang di putar adalah film tentang ke
indahan alam di seluruh dunia film ini sangat bagus tanpa kacamata pun film
ini tampak seperti nyata dan seperti kita dapat menyentuh nya. Film kedua
adalah film hiburan, kita yang menonton dapat merasakan seperti naik kereta

12
gantung dan melaju cepat seperti roller coster. Film ini pun tak kalah menarik
seperti film pertama.

Selain kita dapat menonton 2 film 3 dimensi tanpa menggunakan


kacamata kita juga dapat melihat berbagai macam alat-alat yang sangat
canggih, tempat ini pun sekaligus belajar fisika. Berbagai macam alat canggih
dan keren yang dapat kita lihat disini.

Di sabuga rasa nya tidak ingin pulang karena tempat nya sangat
menarik dan bagus sekali berikut adalah kegiatan saya ketika berada di sabuga
itb bandung :

1) PARABOLIC MIRROR
Ketika kita bercermin pada cermin ini maka kita akan melihat diri
kita terbalik. Ini di sebabkan karena bentuk cermin yang bulat dan agak
melengkung-melengkung.
2) BERNAULLI BALL
Sebuah bola karet di letakan pada sebuah sebuah silinder dari
silinder tersebut mengalir udara dengan kecepatan yang cukup tinggi. Bola
seakan akan melayang betahan tepat berada di atas silinder, walaupun
silinder di gerakan ke kanan dan kekiri. Kita dapat mengatakan bahwa
bola memiliki daya angkat dinamik. Daya angkat dinamik adalah gaya
yang bereaksi pada sebuah benda karena gerak nya melalui suatu fluida.
Kita harus dapat membedakan dari gaya angkat static, yakni gaya apung
yang beraksi pada sebuah balon atau sebuah gunung es sesuai prinsip
Archimedes.
3) MIKROSKOP
Sama hal nya dengan mikroskop yang kita jumpai di lap ipa,
mikroskop biasa nya di gunakan untuk melihat berbagai macam benda
kecil. Mikroskop ini di gunakan sama halnya dengan mikroskop hanya
beda nya mikroskop ini sangat besar dan daoat meilihat benda yang begitu
kecil dan tidak terlihat menjadi terihat seperti pada gambar di samping

13
ini  adalah gambar se ekor semut. Sayang tidak dapat terlihat gambar nya
dengan jelas namun jika di lihat melalui handpone terlihat sangat jelas.
4) PENDETEKSI JARI JARI KUMAN
Alat tersebut berfungsi untuk mendeteksi kuman yang berada pada
tangan kita. Apabila kuman terdeteksi   pada tangan maka akan keluar
gambar berwarna hijau yang sangat kecil yang berada pada tangan kita.

5) JACOB’S LADDER ( loncatan listrik )


Jacob’s ladder adalah suatu alat yang memperlihatkan loncatan-
loncatan listrik perlahan-lahan akan naik dalam tabung transparan menuju
ujung elektroda di atas nya. cara bekerja nya adalah tekan tombol merah
yang berada pada atas dudukan alat, lalu lihat akan terjadi loncatan listrik
yang terjadi perlahan-lahan naik dari dalam tabung transparan menuju
elektroda diatasnya. Dalam alat petir ini ketika di beri tegangan yang besar
maka akan terjadi perbedaan yang bermuatan potensial listrik salah satu
elektroda bermuatan negative dan yang lain nya bermuatan positif.
6) SISTIM PERIODIK MODERN
Sistem periodik moedern adalah daftar susunan unsur-unsur kimia
berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.
7) MAGNICAM
Alat ini bekerja seperti prinsip kerja mikroskop, dimana kita
( pengamat ) dapat melihat suatu objek yang kecil-kecil menjadi lebih
besar/ jelas daripada asli nya. Dapat di gunakan untuk mengamati benda-
benda mikropis mulai dari kulit, serangga atau rambut bulu binatang
sampai batu permata, koin dan chep komputer.
Alat tersebut terdiri dari 4 bagian utama yaitu
1.  Area display dan kaca specimen yaitu tempat menyimpan suatu objek.
2. Pintu akses belakang yang berhubungan dengan power system dari
magnicam.
3. Monitor yang memunculkan tampilan gambar dari objek yang diamati

14
4.   Pengontrol ( control panel ) yang terdiri dari 4 yaitu: pengontrol zoom,
focus, cahaya transmisi ( dari bawah area display) dan cahaya reflexi/
pantulan ( dari atas ). Masing-masing terdiri dari bagian positif dan
negatif
8) LARGE  POLE PATTERN ( POLA KUTUB MAGNET)
Adalah suatu piringan yang berisikan serbuk besi dengan piringan
horizontal.
Cara nya : ambil salah satu magnet yang terikat tali lalu gerakkan lah
magnet tersebut diatas piringan maka serbuk besi akan mengikuti kemana
magnet itu bergerak.
9) MIRAGE
Sebuah alat yang dimainkan oleh 2 orang pengamat dilengkapi
dengan sebuah cermin yang dapat dilihat di dua sisi yang saling
berhadapan dan 2 buah sumber cahaya yang dapat di nyalakan dan di
matikan pada suatu sisi yang cahaya nya lebih besar maka akan
mempengaruhi intensitas cahaya yang kecil. Seperti pada gambar di atas.
10) BOTTLE LIGHTINING ( bola Kristal listrik )
Dalam bola kaca terdapat aliran listrik, tegangan tinggi. Listrik
merupakan aliran electron yang dapat mengalir dari daerah yang
bertegangan tinggi ke daerah yang bertegangan rendah. Pada bola petir
electron akan mengalir dari bola logam ke bola kaca electron yang
melintasi antara bola dan logam dengan bola kaca akan membentuk
molekul-molekul gas yang tersisa tadi akibatnya menghasilkan adanya
cahaya yang dapat kita lihat, apabila bola tersebut disentuh oleh tangan
maka  tangan akan berfungsi sebagai suatu saluran listrik ke bumi. Sebab
itulah mengapa lidah petir akan menuju ke arah mana ujung jari itu
terletak. Sebab itulah mengapa lidah petir akan menuju kearah dimana
ujung jari kita terletak pada bola kaca. Kejadian seperti inilah yang dapat
kita lihat saat petir menyambar ke permukaan bumi.
11) CHAOTIC PENDULUM

15
Alat ini terdiri dari bagian atas yang terdiri dari bandul pendulum
magnetic dan bagian bawah yang di lengkapi dengan 4 buah magnet
permanen yang dipasang di sembarangan dan cukup berjauhan jaraknya
kemudian di tutup dengan kertas gambar. Setiap magnet di lengkapi
dengan sumber cahaya yang dapat dihidup dan dimatikan untuk
menandakan adanya magnet bandul dilengkapi dengan pena berwarna
yang menghasilkan garis-garis edar pola dari bandul magnetic dengan 4
buah magnet dibagian dasar garis edar magnet dapat digunakan dengan
cara menggerakan bandul ke kiri dan ke kanan. Kecepatan bandul akan
sangat mempengaruhi pola garis edar magnet yang dilakukan.
12) VISCOSITY RACE
Miringkan sebuah pegangan tabung,sampai 60° kemudian lihatlah
perbedaan dari kecepatan bola yang ada di dalam masing-masing tabung
tersebut.Apa yang terjadi ?
Alat peraga ini digunakan untuk menunjukan laju bola yang
memiliki massa yang sama pada berbagai cairan yang dinilai kekentalan
(vikositas) yang berbeda. Factor yang akan diamati halnya, laju bola pada
jarak tertentu. Dalam hal ini factor lain yang di buat konstan ( tetap )
adalah volume cairan, panjang lintasan dan luas penampak tabung. Dengan
membalikan posisi tabung kita dapat melihat bola yang meluncur kebawah
pada cairan yang lebih kental. Cairan yang mengandung vikositas tinggi
akan bergerak lebih lambat di banding yang lebih encer. Kekentalan
( vikositas ) dapat digunakan untuk mengetahui salah satu kualitas yang
baik dan botol transfusi dimana aliran yang termasuk organisicam tidak
tergantung pada suhu 
13) MOMINTUM CHAIR
Kursi yang dapat berputar dimana kursi tersebut di lengkapi 2
massa. Apabila massa di geser kearah dalam, maka seolah-olah jari-jari
putaran mengecil dan perputaran akan cepat, apabila di geser kea rah luar,
maka jari-jari semakin besar dan perputaran akan lambat atau menurun.

16
Hal tersebut menunjukan bahwa kecepatan sudut di pengaruhi oleh 2 hal,
selain masa beban.
14) 3D MAGNIBOX
langkah percobaan: berdiri tegak di depan alat percobaan,coba
amati efek 3 dimensi dari sebuah kepala jarum jam sebenarnya berada
dalam alat tersebut. Kemudian perlahan-lahan maju mundur amati yang
terjadi.Alat ini di lengkapi dengan 2 buah lensa cembung gabungan,
sehingga bayangan benda dari lensa pertama akan menjadi benda lagi
lensa kedua. Bayangan akhir yang dihasilkan tampak besar dan tegak
selain itu bayangan akhir juga bersifat maya karena tidak dapat di tangkap
oleh layar. Dengan alat ini objek benda bisa 5x lebih besar dan terlihat 3
dimensi seperti benda yang mengapung.
15) AIR MANCUR HERO
sangat baik untuk demonstrasi tekanan dan vakum. Pada tahun 62
hero dari Alexandria membuat air mancur dengan menggunakan tekanan
udara untuk mengangkat air kepermukaan yang lebih tinggi dari
sumbernya

16)  FUN HOUSE MIRROR


Cara nya: cobalah berjalan pelahan maju dan mundur menjauhi
cermin, angkat kedua tangan keatas kepala,rentangkan tangan kesamping
kemudian bertolak pinggang. Apa yang terjadi?
Pada pusat lengkungan sifat bayangan : nyata,terbalik dan sama besar.
-Lebih jauh dari pusat lengkungan sifat bayangan : nyata terbalik dan lebih
kecil. Diantara pusat lengkungan dan focus utama sifat bayangan:
nyata,terbalik dan lebih besar. Diantara focus utama dan cermin sifat
bayangan : maya,tegak dan lebih besar.
17) SIMULATOR SISTEM PENGGAPAIAN
Pada alat ini terdapat busi, distributor, skala derajat serta lampu.
Disini kita mengamati proses penggapaian berawal dari aki ke koil lalu ke

17
distributor dan terakhir ke busi. Proses pengapaian harus tepat ada saat
terjadi kompresi pada ruang bakar, disini busi memicu api untuk
membakar uap bensin.
18) PENGARUH MAGNET DENGAN RODA SEPEDA
Apa bila roda sepeda di putar dengan cepat dan di arahkan lurus
maka piringan yg dibawah akan berputar dengan cepat, tetapi apabila roda
sepeda di miringkan maka laju akan menjadi lebih cepat dan berat untuk di
pegang.

BAB III
SIMPULAN

BANK INDONESIA
Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral Republik Indonesia. Bank ini
memiliki nama lain De Javasche Bank yang dipergunakan pada masa Hindia
Belanda. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung
dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia. Ketiganya
perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Setelah tugas mengatur dan mengawasi
perbankan dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan, tugas BI dalam mengatur
dan mengawasi perbankan tetap berlaku, namun difokuskan pada aspek
makroprudensial sistem perbankan secara makro.

CIHAMPELAS

18
Cihampelas Walk (Ciwalk) adalah salah satu pusat perbelanjaan mewah di
Kota Bandung. Mall ini berdiri pada tahun 2004. Mall ini merupakan tempat
berbelanja yang berbeda, bersih dan nyaman. Ini memang dikondisikan untuk
memberikan kenyamanan kepada pengunjung agar lebih nyaman berbelanja.
Berjalan-jalan di Cihampelas pada siang, sore dan malam hari akan
berbeda suasananya. Lampu dari tiap gerai dan bangunan utama pada malam hari
akan memberikan atmosfer yang berbeda, belum lagi juntaian dan lilitan lampu
hias yang digantungkan di pohon-pohon sekitar outdoor Ciwalk.
Pada tahun 2009 Ciwalk memberikan variasi baru untuk pengunjung.
Yaitu dengan CX Cihampelas Walk Extension yang terdiri dari butik, hotel, dan
skywalk. Ciwalk extention merupakan terobosan baru yang akan hadir melengkapi
kawasan belanja Cihampelas Walk.
Di Ciwalk terdapat sebuah hotel baru yaitu ASTON Ciwalk dan Sensa
Hotel dengan standar bintang 4 dengan jumlah 650 kamar , sehingga bagi para
custemer yang menginap di Ciwalk hotel merasa lebih privat dan eksklusif. Selain
desain hotel yang unik menyerupai kupu-kupu di kompleks Ciwalk inipun akan
dibangun skywalk.

SABUGA ITB
Sabuga (Sasana Budaya Ganesha) merupakan salah satu tempat wisata
edukatif di Bandung yang memiliki tiga ruangan yang memamerkan alat peraga
IPTEK, teater, dan tempat bermain anak. Ruangan yang pertama adalah Science
Gallery. Science Gallery adalah sebuat ruangan yang berisi berbagai alat peraga
IPTEK. Di sini, pengunjung boleh mencoba semua alat peraga. SCIENCE
GALLERY, merupakan ruang alat-alat peraga IPTEK yang mencakup ilmu
pengetahuan fisika, kimia dan otomotif Di Science Gallery anda dapat mencoba
semua alat-alat peraga yang tersedia. Menumbuhkan putra-putri anda dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Ruangan yang kedua adalah Dome Theatre. Ini adalah teater tiga dimensi
yang berbentuk kubah. Teater seperti ini hanya ada satu di Indonesia.Di teater ini

19
pengunjung dapat menyaksikan film dan bisa merasaka seperti benar-benar ada di
dalam film tersebut.
Ruangan yang ketiga adalah Kids Smart. Di ruangan ini, anak-anak bisa
bermain sambil belajar dengan menggunakan komputer. Tentu akan membuat
anak merasa senang berada di sini. Ruangan ini khusus dirandang untuk anak
mulai dari tiga hingga tujuh tahun. Program ini bertujuan agar anak bisa terbantu
dalam pembelajaran sehingga mereka bisa dengan mudah mengerti apa yang
diajarkan.

BAB IV
PENUTUP
Demikian laporan hasil outing class SMAN 15 Bekasi kelas X IPA DAN
X IPS yang dapat kami tuliskan. Manusia tidaklah sempurna, jadi kami mohon
maaf apabila laporan ini banyak kekurangannya, baik dari segi tulisan, desain, dan
juga bahasa yang saya gunakan. Semoga ilmu yang kami dapatkan pada saat
outing class dapat bermanfaat bagi kehidupan kami di masa yang akan datang dan
semoga acara outing class selanjutnya akan lebih baik dari sebelumnya.

20
LAMPIRAN

BANK INDONESIA

21
22
CIHAMPELAS

23
SABUGA ITB

Parabolic mirror ( cermin terbalik )  Pendeteksi kuman di jari jari tangan

BERNAULLI BALL      JACOB’S LADDER ( loncatan listrik )

MIKROSKOP  Sistim periodic modern

24
Magnicam large pole pattern(pola kutub magnet)

Mirage Bottle Lightining(bola kristal listrik)

Chaotic pendulum Viscocity Race

25
 

Momintum chair 3D Magnibox

Air mancur hero simulator sistem penggapaian

Pengaruh magnet dengan roda sepeda fun house mirror

26
27

Anda mungkin juga menyukai