Anda di halaman 1dari 11

1

MAKALAH

SEJARAH MUSEUM BANTEN LAMA DAN MONAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas sejarah

Guru : Iqbal Badan Husen, S.Pd

Disusun Oleh
Kelompok
Aulia Nur Fitri

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI


(SMKN) 5 KOTA SERANG
2023/2024
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banten merupakan salah satu bumi intelektualitas yang banyak melahirkan

ulama ilmiah dan pejuang. Syekh Nawawi Al-Bantani yang berasal dari Banten,

menjadi salah satu contoh teladan bagi kemajuan perkembangan gerakan keagamaan

Islam di Indonesia. Keulamaan beliau sangat dihormati oleh kalangan tokoh-tokoh

Islam Indonesia pada abad ke-18, tidak pelak lagi, banyak murid yang dulu berguru

kepadanya menjadi tokoh yang punya pengaruh besar di nusantara. Di antara yang

pernah menjadi murid beliau adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU) almarhum

Hadraatussyekh Kyai Haji Hasyim Asy’ari.

Banten tidak hanya dikenal dengan intelektualitas keulamaannya, tetapi juga

dari segi pewacanaan masa lampau, daerah ini menyimpan segudang sejarah yang

banyak dikaji oleh peneliti dari dalam maupun manca. Daerah yang dikenal dengan

permainan tradisional debusnya ini, banyak sekali dibahas dalam literatur- literatur

asing. Claude Guillot, seorang sejarawan dan arkeolog asal Prancis, tidak bisa

menyembunyikan kekagumannya akan kekayaan sumber-sumber sejarah Banten, ia

berujar bahwa, “... Banten adalah negeri yang kaya sekali akan sumber- sumber

sejarah. Kerajaan ini bukan hanya telah menulis sejarahnya sendiri, melainkan

juga merangsang banyak tulisan dari pengunjung-pengunjung asing, khususnya

Eropa...”
3
4

Kekhasan dan keunikan sumber sejarah Banten yang beraneka ragam tidak bisa

lepas dari letak geografis yang berada di ujung barat Pulau Jawa dan berbatasan Pulau

Sumatera dengan Selat Sunda sebagai pemisah kedua wilayah. Letak geografisnya

menjadikan Banten -meminjam istilah Guillot- termasuk ke dalam “dua dunia” yaitu

Jawa dan Sumatera yang keduanya memiliki perbedaan mendasar.

Posisi Banten berada di perbatasan antara dua tradisi utama nusantara, yaitu

tradisi Kerajaan Jawa dan tempat perdagangan Melayu. 2 Keunikan itu ternyata

mempengaruhi komposisi budaya masyarakat Banten yang multikultural dan sejak

dahulu menjadi daerah ataupun kota kosmopolitan yang mempunyai jaringan dagang

sampai ke negeri Inggris pada abad ke-16.3

Memotret perkembangan Banten yang kini tengah menjadi salah satu daerah

industri nusantara,4 tidak terlepas dari sejarah yang menyelimuti sebelumnya. Sejak

awal abad ke-16, pelabuhan Banten merupakan salah satu pelabuhan besar Kerajaan

Pajajaran setelah Sunda Kelapa yang ramai dikunjungi


5

para pedagang asing. Wilayah ini dikuasai oleh suatu kerajaan bercorak Hindu dan

merupakan daerah vassal dari Kerajaan Pajajaran, nama kerajaan itu terkenal dengan

nama Banten Girang. Penguasa terakhir Kerajaan Banten Girang adalah Pucuk Umun.

Kebesaran Kerajaan Banten Girang sudah masyhur terdengar dan didatangi

oleh para pedagang asing yang terlibat dalam perdagangan lada. Maklum saja, lada

merupakan komoditas yang banyak terdapat di wilayah kerajaan yang letaknya sekitar

13 kilometer dari arah pesisir laut ini. Selain itu, kegiatan metalurgi atau pengolahan

bijih besi menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat di Kerajaan Banten Girang.

Banyaknya temuan beberapa alat-alat dalam kegiatan metalurgi, berupa bungkah bijih

besi, sebuah batu yang pernah menjadi dasar sebuah dapur pengecoran besi, sejumlah

besar terak besi dan sisa- sisa benda besi di bekas situs kerajaan yang disebut juga

Banten Hulu ini, cukup menyakinkan bahwa kebesaran Kerajaan Banten Girang salah

satunya disebabkan oleh kegiatan ini.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pertimbangan historis dan pemikiran yang dipaparkan dalam

pembahasan di atas, penelitian ini memfokuskan kajian terhadap “Perkembangan

Kesultanan Banten Pada Masa Pemerintahan Sultan Maulana Yusuf (1570- 1580).”

Pelacakan terhadap kajian diatas didasarkan permasalahan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana sejarah Museum banten lama?

2. Bagaimana sejaran museum monas ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejarah Museum banten lama
2. Untuk mengetahui sejaran museum monas
7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejaran Museum Banten Lama

Bangunan Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama berdiri di atas tanah seluas 778 m2 dari

keseluruhan luas yang dimiliki museum yaitu 10.000 m2. Museum Situs Kepurbakalaan Banten

Lama berlokasi di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten, sekitar 12

km ke arah utara dari kota Serang.

Akses ke museum bisa dicapai dengan kendaraan pribadi baik roda dua ataupun roda empat,

atau kendaraan umum angkutan kota jurusan Karangantu dari terminal Pakupatan, Serang.

Museum ini didirikan pada 1984 dan diresmikan pada 15 Juli 1985 oleh Direktur Jenderal

Kebudayaan yang kala itu dijabat Prof. DR. Haryati Soebadio.

Ada pun maksud didirikannya museum situs ini ialah antara lain sebagai pusat informasi bagi

pengunjung yang ingin mencari dan menggali berbagai peristiwa sejarah yang pernah terjadi di

kawasan Banten Lama; sebagai tempat untuk menyajikan berbagai tinggalan arkeologi yang

terkait dengan Banten Lama di masa lalu; sebagai laboratorium pusat studi sejarah

perkembangan Islam di Indonesia; serta sebagai media untuk sumber inspirasi dan tempat

rekreasi.

Di museum ini pengunjung diajak untuk bernostalgia dengan melihat beberapa tinggalan

arkeologis yang ditemukan di kawasan Banten

Lama. Koleksi Museum Situs Kepurbakalaan

Banten Lama terbagi atas koleksi asli dan

replika. Untuk koleksi yang paling terkenal

ialah Meriam Ki Amuk dan alat penggiling


8

lada.

Meriam Ki Amuk terbuat dari tembaga dengan panjang sekitar 2,5 meter.

Meriam ini merupakan hasil rampasan dari tentara Portugis yang berhasil dikalahkan tentara

Belanda.

Konon Meriam Ki Amuk memiliki kembaran yaitu Meriam Si Jagur yang tersimpan di

Museum Fatahillah, Jakarta. Sedangkan alat penggilangan lada terbuat dari batu padas yang

sangat keras telah hancur menjadi beberapa baguan. Pada zaman dulu, Banten memang

dikenal sebagai penghasil lada yang menyebabkan Belanda datang untuk memonopoli

produksi dan perdagangan lada.

Terdapat juga koleksi dalam bentuk diorama, dan maket, arkeologika, keramologika,

numismatika/heraldika, etnografika, dan seni rupa. Koleksi arkeologika antara lain terdiri

dari kapak batu, arca nandi, genteng berbagai bentuk dan ukuran, memolo/hiasan atap

bangunan/pemuncak, tegel, dan pagar besi berhias. Terdapat juga koleksi keramologika

karena Banten pada masa lalu memiliki industri gerabah yang cukup banyak. Hasil produksi

terdiri dari peralatan rumah tangga, unsur bangunan, dan kowi (wadah pelebur logam).

Koleksi numismatika menjadi salah satu andalan museum ini karena Banten pada masa lalu

sudah mampu membuat uang sendiri.

Selain koleksi mata uang Banten, terdapat juga berbagai jenis koleksi mata uang asing

seperti caxa (Cina), mata uang VOC, mata uang Inggris, dan Tael.

Koleksi etnografika cukup

mengundang perhatian pengunjung

karena Banten pada masa lalu juga

sudah mampu membuat kain dan


9

pakaian sendiri.

Terbukti dengan beberapa koleksi peralatan tenun dan pakaian. Koleksi etnografika juga

diisi dengan berbagai jenis senjata dan laat-alat kesenian. Koleksi seni rupa lebih diarahkan

pada diorama dua dimensi yang menggambarkan kondisi Banten terutama pada masa

kerajaan, seperti lukisan pelabuhan Banten, Pasar Karangantu, dan lukisan para sultan yang

pernah menjabat.

B. Sejarah Museum Monas

Tugu Monumen Nasional dari kejauhan Banyak orang belum tahu bahwa di bagian cawan Tugu

Monas (Monumen Nasional) ada sebuah museum. Oleh pengelola, bagian dari Tugu Monas itu

disebut Ruang Museum Sejarah. Museumnya dikenal sebagai Museum Sejarah Nasional (MSN)

atau populer disebut Museum Monas.

Ruang museum sejarah terletak tiga meter di bawah permukaan halaman tugu. Ruang tersebut

berukuran 80 meter x 80 meter. Batu marmer melapisi dinding dan lantai museum. Di dalam

museum terdapat 51 jendela peragaan (diorama) yang mengabadikan sejarah sejak zaman

kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia, perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan

kedaulatan bangsa Indonesia, hingga masa pembangunan di zaman Orde Baru.

Di atas museum terdapat Ruang Kemerdekaan. Di sini terdapat empat atribut kemerdekaan,

yakni peta RI, lambang negara burung Garuda Pancasila, dan pintu gapura yang berisi naskah

Proklamasi Kemerdekaan. Sayang atribut keempat, bendera pusaka, sejak 2005 tersimpan di

istana. Tempat yang ada sekarang dibiarkan kosong.

Dari ruang ini, pengunjung bisa menuju pelataran puncak lewat elevator tunggal yang mampu

mengangkut sekitar 10 orang. Pelataran puncak berukuran 11 meter x 11 meter, terletak 115
10

meter dari halaman tugu. Tempat ini mampu menampung sekitar 50 orang. Tersedia empat

teropong di setiap sudut agar pengunjung bisa melihat pemandangan kota Jakarta.

Untuk memasuki museum, pengunjung harus melalui terowongan yang ada di bagian utara

Monas, tidak jauh dari Patung Diponegoro.


11

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Museum situs ini ialah antara lain sebagai pusat informasi bagi pengunjung yang

ingin mencari dan menggali berbagai peristiwa sejarah yang pernah terjadi di kawasan

Banten Lama; sebagai tempat untuk menyajikan berbagai tinggalan arkeologi yang

terkait dengan Banten Lama di masa lalu; sebagai laboratorium pusat studi sejarah

perkembangan Islam di Indonesia; serta sebagai media untuk sumber inspirasi dan

tempat rekreasi.

Museumnya dikenal sebagai Museum Sejarah Nasional (MSN) atau populer disebut

Museum Monas di atas museum terdapat Ruang Kemerdekaan. Di sini terdapat empat

atribut kemerdekaan, yakni peta RI, lambang negara burung Garuda Pancasila, dan

pintu gapura yang berisi naskah Proklamasi Kemerdekaan. Sayang atribut keempat,

bendera pusaka, sejak 2005 tersimpan di istana. Tempat yang ada sekarang dibiarkan

kosong.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan

tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal

ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat

diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus

menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

Anda mungkin juga menyukai