BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
Mengingat banyaknya sumber pengetahuan yang bisa diambil dari berbagai tempat
bersejarah seperti museum yang menyimpan berbagai benda bersejarah, maka tidak
ada salahnya apabila kita juga dapat berkunjung ke museum dan tempat bersejarah.
Tetapi, seringkali kita sebagai pelajar tidak pernah berkunjung ke tempat bersejarah
dan lebih memilih tempat-tempat yang ramai seperti mall,cafe dan tempat-tempat
nongkrong yang lainnya. Ini salah satu penyebab kita tidak mencintai budaya sendiri
Padahal dari sebuah museum saja kita dapat melihat dan mengetahui berbagai hal
yang tidak diketahui sebelumnya. Maka dari itu diperlukan kesadaran untuk para
remaja saat ini untuk mencintai budaya sendiri dan apa sejarahnya.
Sebagai pengetahuan bagi para remaja tentang sejarah suatu benda atau tempat
tertentu Meningkatkan rasa cinta terhadap budaya sendiri Mengetahui sejarah tempat
yang dikunjungi Mengetahui apa saja yang ada di dalam tempat itu Mengetahui
manfaat apa yang dapat kita ambil dari mengunjungi sebuah museum
Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), adalah
sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia. Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3
kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari
dan Roa Malaka). Dijuluki "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-16
oleh pelayar Eropa, Jakarta Lama dianggap sebagai pusat perdagangan untuk benua
Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya melimpah. Tahun 1526,
hektar dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa. Tahun 1619, VOC
Batavieren, leluhur bangsa Belanda. Kota ini terpusat di sekitar tepi timur Sungai
kemudian dikenal sebagai suku "Betawi", terdiri dari etnis kreol yang merupakan
Tahun 1635, kota ini meluas hingga tepi barat Sungai Ciliwung, di reruntuhan bekas
Eropa lengkap dengan benteng (Kasteel Batavia), dinding kota, dan kanal. Kota ini
diatur dalam beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal. Kota Batavia selesai
dibangun tahun 1650. Batavia kemudian menjadi kantor pusat VOC di Hindia Timur.
Kanal-kanal diisi karena munculnya wabah tropis di dalam dinding kota karena
sanitasi buruk. Kota ini mulai meluas ke selatan setelah epidemi tahun 1835 dan 1870
mendorong banyak orang keluar dari kota sempit itu menuju wilayah Weltevreden
Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota
Tahun 1972, Gubernur Jakarta, Ali Sadikin, mengeluarkan dekrit yang resmi
menjadikan Kota Tua sebagai situs warisan. Keputusan gubernur ini ditujukan untuk
melindungi sejarah arsitektur kota atau setidaknya bangunan yang masih tersisa di
sana. Meski dekrit Gubernur dikeluarkan, Kota Tua tetap terabaikan Banyak warga
yang menyambut hangat dekrit ini, tetapi tidak banyak yang dilakukan untuk
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum
Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta
Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi. Gedung ini dulu adalah sebuah
Balai Kota (bahasa Belanda: Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas
perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di
Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat
serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-
ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974,
bangunannya bergaya abad ke-17 bergaya neoklasik dengan tiga lantai dengan cat
kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap
utama memiliki penunjuk arah mata angin. Museum ini memiliki luas lebih dari
1.300 meter persegi. Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi
beberapa pohon tua. Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain
hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19,
yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa, Republik Rakyat Cina, dan Indonesia.
Juga ada keramik, gerabah, dan batu prasasti. Koleksi-koleksi ini terdapat di berbagai
Ket : Sebuah ruangan luas berlantai kayu di Museum Sejarah Jakarta dengan lemari kaca
tahun 1912,sebelumnya adalah tanah gereja yang dibangun pada tahun 1640 dengan
nama de Oude Holandsche Kerk. Pada tahun 1732 diperbaiki dan namanya diganti
menjadi de Nieuw Holandsche Kerk. Bangunan gereja ini pernah hancur total akibat
lembaga itu gedung tersebut diserahkan kepada Stichting Oud Batavia dan pada
Museum.
Pada tahun 1957 gedung ini diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan
diresmikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Bapak H. Ali Sadikin pada tanggal 13
Agustus 1975 dan sejak 16 September 2003 mendapat perluasan bangunannya hibah
Di dalam Museum Wayang ini terdapat banyak macam wayang dari berbagai belahan
maupun perilaku lakon dari berbagai daerah melalui tampilan wayang yang
mempunyai bobot yang luhur dan tinggi nilainya dalam budaya kita dengan
menyaksikan sejumlah koleksi wayang, seperti wayang kulit, wayang golek, patung
wayang, topeng wayang, wayang beber, wayang kaca, gamelan serta lukisan-lukisan
wayang.
Museum Wayang menampilkan pula berbagai koleksi wayang dan boneka dari
kebenaran. Dalam cerita sayembara, ia bisa menelan Gunung, tetapi tidak bisa keluar,
Tembikar pada masa yang lalu berfungsi sebagai alat untuk menyimpan uang
(menabung) sedikit demi sedikit menabung akhirnya menjadi untung. Tembikar ini
berasal dari Cirebon, Jawa Barat dibuat ± pada tahun 1968, menjadi koleksi Museum
memberi jalan dan memberi bimbingan bagi para ksatria membenarkan yang salah,
Petruk, Bagon
Kehayangan Jongringsaloka
Wayang Kulit Purwa
Bukan sekedar menjadi obyek rekreasi semata, di museum ini dapat dilakukan studi
bagi para pelajar dan akademis , bahkan dapat dijadikan tempat pelatihan , pusat
budaya antar daerah, dan antar bangsa. Untuk mendukung keberadaannya, di museum
ini secara periodik diadakan, perubahan tata pamer,pagelaran wayang dan atraksi
pembuatan wayang.
Secara periodik museum ini juga mengadakan pagelaran wayang yang dapat
dinikmati pada hari mingu II,III dan terakhir, pada jam 10.00- 14.00 WIB.
Wayang Indonesia telah diakui oleh UNESCO ( United Eduacational and Cultural
Heritage of Humanity “ dimana wayang Indonesia telah diakui sebagai karya agung
3.1 Kesimpulan
Banyak sekali sumber-sumber sejarah di kita bisa dapatkan di kota ini, sekalipun kota
ini merupakan kota Metropolitan yang ramai dan berpolusi. Museum – museum yang
ada saat ini harus kita lestarikan dan dipelihara sebaik mungkin karena di dalamnya
3.2 Saran
Sebagai genarasi penerus bangsa ini, kita harus mampu melestarikan budaya- budaya
bangsa ini supaya budaya kita dapat diperkenalkan di mancanegara dan aset bangsa
www.google.com
Pengamatan