Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENELITIAN

PENELITIAN PENINGGALAN BUDAYA DI MUSEUM


ADITYAWARMAN TAMAN MELATI PADANG
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
ISLAM DI MINANGKABAU

Oleh
Alfi Huda 4519001
Muhammad Taslim 4519008
Fazila Aprian 4519012
Sri Wahdini Permatasari 4519020

Dosen Pengampu:
Nelmaya

PRODI AQIDAH FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
1443 H / 2021 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peninggalan sejarah merupakan suatu warisan budaya yang
menceritakan keluhuran dari suatu budaya masyarakat. Peninggalan
sejarah yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia merupakan suatu
kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya.
Dengan adanya berbagai peninggalan sejarah, bangsa Indonesia dapat
belajar dari kekayaan budaya masa lalu yang berguna dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Peninggalan bersejarah merupakan bukti dari suatu kegiatan
masyarakat pada masa lampau atau merupakan suatu bukti tentang
perkembangan suatu budaya yang ada sampai sekarang. Masuknya suku
bangsa asing seperti Cina, Arab, India serta masa perkembangan
kolonialisme yang sangat signifikan di Sumatera Barat, membuat daerah
ini memiliki banyak peninggalan bersejarah yang harus tetap di jaga agar
nilai-nilai historisnya dapat dipahami.
Pentingnya nilai dari peninggalan bersejarah tersebut dapat
menjadi sesuatu yang bernilai tinggi serta dapat menjadi sebuah ikon
budaya bagi daerah mereka disamping warisan budaya tersebut sangat
penting sebagai sumber pengetahuan dan pembelajaran sejarah lokal guna
membangun karakter bangsa. Karenanya suatu perancangan media grafis
yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu tanpa menggurui dan juga
menumbuhkan rasa cinta terhadap peninggalan bersejarah terutama di
museum Adityawarman untuk generasi muda saat ini.
Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda
bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan
pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, “Museum adalah gedung yang
digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut
mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu,
dan juga tempat menyimpan barang kuno”. Pemanfaatan museum bagi
masyarakat masih kurang, kemungkinan dikarenakan pemahaman
masyarakat tentang Museum sendiri masih kurang. Pemahaman
masyarakat tentang Museum sebagai tempat penyimpanan benda-benda
kuno dan menyeramkan, mungkin menjadi suatu alasan kurangnya
apresiasi masyarakat terhadap fungsi Museum. Ketika ditelaah lebih
dalam, maka museum cukup signifikan dalam pengembangan wawasan
dan pengetahuan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Latar Belakang Berdirinya Museum Adityawarman?
2. Apa Macam-Macam Peninggalan Sejarah di dalam Museum
Adityawarman?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui latar Belakang Berdirinnya Museum Adityawarman
2. Untuk mengetahui Peninggalan Sejarah di dalam Museum
Adityawarman
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Berdirinya Museum Adityawarman

Sejarah museum Adityawarman yang ditelusuri dari proses


penamaannya dapat membuat kita memahami mengapa nama tersebut
dipilih. Dari sejarah singkat tentang masa kekuasaannya, dapat
disimpulkan bahwa Adityawarman adalah seorang pemimpin yang cakap,
negosiator unggul dan tidak melupakan leluhurnya. Oleh karena itu sangat
wajar jika namanya diabadikan sebagai nama sebuah museum yang
menyimpan sejarah masyarakat Sumatera Barat. Bentuk bangunan
museum pun merupakan rumah panggung atau Rumah Gadang bernama
Rumah Bagonjong dengan atap yang berbentuk seperti tanduk kerbau
bertumpuk, dan tujuh puncak gonjong yang ada di atap museum ini.
Nama Adityawarman diberikan secara resmi pada tanggal 28 Mei
1979 walaupun museum ini sudah diresmikan pada 16 Maret 1977 oleh
Mendikbud Prof. Dr. Sjarif Thayeb. Pembangunan museum dimulai pada
tahun 1974 yang bertujuan untuk menyimpan benda–benda bersejarah atau
cagar budaya Minangkabau, Mentawai dan Nusantara. Berdasarkan
perlunya keberadaan sebuah wadah untuk memelihara warisan budaya di
Sumatera Barat agar tidak hilang atau mengalir ke luar negeri, maka
museum ini dibuat.
Sesuai dengan SK Pemda Tingkat II Padang No.
3071/SDTK/XVIII-74 tanggal 8 Agustus 1974. Museum ini berlokasi di
komplek Lapangan Tugu Jl. Diponegoro Padang. Dibangun di atas tanah
seluas 2,5 Ha ditumbuhi 100 jenis tanaman berupa pohon pelindung,
tanaman hias dan apotek hidup. Lokasi ini dulunya dikenal dengan Taman
Melati, sebuah taman tempat bermain warga Kota Padang. Pada zaman
penjajahan Belanda di lokasi ini berdiri Tugu Micheils yang pada masa
penjajahan jepang menurut ceritanya, tugu ini diruntuhkan, dan besi-
besinya dibawa ke Jepang.
Museum merupakan lembaga pelestarian warisan budaya
melaksanakan penerbitan, seminanar, penggelaran/ lomba, survei
pengadaan koleksi, supervisi Museum lokal, museum masuk sekolah.

B. Macam-Macam Peninggalan di Dalam Museum Adityawarman


1. Sutiang Tinggi (Hiasan kepala pengantin wanita daerah pesisir
Sumatera Barat)

2. Ikat Pinggang
Biasanya dipakai oleh penganten, pengulu, atau raja. Perhiasan ini
dibuat dari emas yang dipasangkan pada kedua sisi baju kurung.

3. Keris dan Donsi

Keris dan Donsi merupakan sebagai kelengkapan pakaian


penghulu/pengantin yang laki-laki di Minangkabau yang dipasangkan
di pinggang yang hulunya miring ke kiri dan ada yang miring ke
kanan.
4. Senapan dan Pistol
Senapa dan pistol salah satu senjata peninggalan penjajahan eropa
yang digunakan untuk menanklukkan bangsa indonesia, termasuk
senjata jarak jauh.
5. Tabung Kawa

Tabung Kawa terbuat dari seruas bamboo, Kawa adalah daun kopi
yang telah didiang dengan bara hingga kering untuk dijadikan bahan
minuman.
6. Perhiasan
a. Perhiasan kepala

Perhiasan kepala mengandung makna bahwa di pundak penganten


wanita telah ada tanggung jawab terhadap rumah tangga dan
keluarga.
b. Perhiasan tangan

Gelang yang melingkar di tangan mengandung makna pembatas


menjangkau sesuatu yang tak boleh melebihi batas yang telah
ditentukan oleh gelang/adat.
c. Perhiasan leher

Perhiasan leher memiliki fungsi sosial dan estetis, juga merupakan


lambang kebenaran yang tetap berdiri dengan teguh. Khusus
wanita berusia lanjut memakai perhiasan leher berupa kalung
koral, kalung uang dukat, kalung manik baronggo.
7. Dulang Tinggi
Dulang tinggi lengkap dengan tirai, tudung saji dan dalamak,
didalamnya berisi beberapa jenis makanan yang dibawa oleh pihak
anak daro pada acara baarak ke rumah orang tua mempelai.
8. Warisan Budaya Islam

Di Minangkabau naskah-naskah lama pada umumnya beraksara Al-


Qur’an, Fiqih, doa-doa dan juga naskah berbahasa Arab-Melayu
seperti Tambo dan Kaba yang berisi tentang sejarah dan adat
Minangkabau serta cerita rakyat.
9. Kuningan

Kuningan ini berupa campuran beberapa logam seperti tembaga,


aluminium dan seng yang dibuat dengan teknik tuang. Diantara hasil
kerajinan kuningan tersebut adalah dulang kecil, salapah pedupaan,
kapuran, vas bunga dan tepak.
10. Anyaman

Bahan anyaman ini berasal dari tumbuh-tumbuhan alami sekitarnya,


seperti rotan, mensiang, bambu, lidi. Anyaman diproduksi di berbagai
daerah seperti Kab. Solok, Tanah Datar, 50 Kota, Agam, Solok dan
Padang Pariaman.
11. Kerajinan Tempurung (Batok kelapa)

Tanaman kelapa sangat banyak manfaatnya bagi manusia mulai dari


akar, batang, daun dan buahnya, dari batok/tempurung kelapa dapat
dibuat berbagai jenis kerajinan melalui tangan terampil sehingga
menghasilkan sebuah karya seni.
12. Batuan
Batuan merupakan mineral atau paduan mineral yang membentuk
bagian pertama kerak bumi. Secara umum orang biasa membagi
batuan ke dalam golongan batuan beku.
13. Peralatan pengolah makanan

Untuk mengolah makanan diperlukan beberapa peralatan yang


bahannya terbuat dari daun, tempurung, bambu, kayu dan logam.

Anda mungkin juga menyukai