Anda di halaman 1dari 2

Deskripsi

MENDIRIKAN MUSEUM PRIBASI ATAU KELUARGA UNTUK MENYELAMATKAN


HASANAH BUDAYA

I. Negeri Kampar Riau memiliki sejarah yang panjang dan sudah sanat tua. Hal ini dibuktikan
dengan peninggalan kompleks Candi tertua di Indonesia bahkan dunia yaitu Candi Muara
Takus – Kampar Riau yang merupakan bekas pusat pemerintahan kedatuaan Sriwijaya
ribuan tahun lampau.
Sebagai negeri yang pernah menjadi pusat pemerintahan dan pusat perdagangan dunia
sudah tentu banyak memiliki peninggalan sejarah seperti berupa candi, arca, prasasti dan
sebagainya. Artefak – artefak yang terbuat dari batu perunggu, emas, tembaga, merzmie dan
lain-lain yang sangat banyak ditemukan di Kampar Riau. Dahulu saat saya masih kecil
(1860an) boleh dikataan hamper setiap rumah penduduk di kampong memiliki benda-benda
sejarah yang mereka kenal dengan sebutan barang-barang antic. Ada berupa perkakas rumah
tangga, dulang kaki tiga yang terbuat dari perunggu dan tembaga. Senjata tradisional seperti
keris Kampar dan keris-keris lainnya, tombak, pedang, pisau dan lain-lain yang kesemuanya
berbentuk unik, antik, penuh dengan ukiran-ukiran dan hiasan.
Namun sangatlah disayangkan semenjak tahun 1960an benda-benda pusaka bersejarah
tersebut banyak yang diperjual belikan karena akibat kesulitan hidup dan banyaknya
berkeliaran pedagang barang antic yang keluar masuk kampong untuk membawa barang
antic yang terdapat di Kampar Riau. Sehingga sejak itu pulalaah benda-benda pusaka berupa
barang-barang antic yang selama ini tersimpan dirumah-rumah masyarakat satu persatu
diperjual belikan dengan harga yang sangat murah bahkan banyak yang di barter dengan
beras, kain, pecah/belah, radio, setrika, dan lain-lain. Sehingga sampai saat ini diperkirakan
puluhan ribu benda-benda sejarah artefak (barang antik) yang berasal dari Kampar jatuh
ketangan pedagang gelap dan melayang keluar daerah seperti ke Jawa, Bali, Palembang,
Medan bahkan kebanyakan dibawa keluar negri seperti ke Malaysia, Singapura, Thailand,
Tiongkok Amerika dan Eropa. Sungguh sangat menyedihkan dan menyakitkan. Benda dan
artefak bernilai sejarah karya nenek moyang kita yang bernilai sangat tinggi sudah banyak
melayang keluar negri. Padahal benda-benda budaya tersebut merupakan bukti nyata dan
fakta yang tak akan terbantahkan akan kebesaran dan kejayaan nenek moyang Bangsa
Indonesia yang sudah memiliki peradaban tingggi dimasa lampau yang pernah menjadi
pemimpin dari peradaban dunia.
Melihat kenyataan yang menyakitkan itulah, maka saya dan keluarga merumuskan suatu
rencana besar untuk menyelamatkan artefak benda-benda bersejarah dan selanjutnya
bermaksud mendirikan museum pribadi/keluarga dengan tujuan untuk menampung dan
menyelamatkan benda-benda bersejarah atau cagar budaya yang dapat menghimpun artefak
dan benda-benda sejarah. Bergerak dengan menggunakan dana pribadi ( Sejak tahun 1978
sampai sekarang). Mulai sejak tahun 1978 tersebut saya mulai mengoleksi artifak secara
pribadi dan mengajak beberapa teman untuk ikut melindungi dan menyelamatkan benda-
benda sejarah/benda antic agar tidak melayang ke luar negeri. Bagi saya pribadi
menganggap bahwa memperjual belikan benda-benda cagar budaya ini sama halnya dengan
memperjual belikan harkat dan martabat bangsa Indonesia.
Untuk itulah saya secara berangsur-angsur mengoleksi benda-benda pusaka tersebut
untuk menyelamatkan benda-benda pusaka ini agar tidak jatuh ketangan orang-orang jahil,
sehingga akhirnya pada tahun 2008 saya menjadikan rumah pribadi sebagai museum
pribadi/keluarga, yang hingga hari ini Alhamdulillah sudah mengoleksi lebih dari 500 benda
bernilai sejarah.

II. MENDIRIKAN MUSEUM PRIBADI SEBAGAI TANGGUNG JAWAB MORAL


1. Mengumpulkan dan mengoleksi benda-benda yang bernilai sejarah milik pribadi dan
keluarga (awalnya berjumlah sekitar 80 buah).
2. Mendata dan menyelamatkan benda-benda bernilai sejarah, benda-benda budaya(Artefak)
yang hendak diperjual belikan oleh warga masyarakat kemudian diselamatkan /dikoleksi
dengan dana pribadi dan dana yang dibantu keluarga.
3. Menghubungi pedagang barang antik di Kampar dan Pekanbaru dan sekitarnya untuk
menanamkan kesadaran kepada mereka agar tidak memperdagangkan benda-benda pusaka

4. menyediakan rumah pribadi sebagai tempat penitipan benda pusaka atau artefak  milik
warga untuk disimpan dan diselamatkan secara gratis dan apabila warga memerlukan bisa
diambil kembali, asalkan tidak untuk dijual seperti untuk keperluan acara adat, keperluan
untuk nikah kawin, acara tradisi, pertunjukan, pameran dan lain-lain. 
5. memberikan edukasi dan penyuluhan an-nahl pelajar mahasiswa serta masyarakat untuk
mencintai dan ikut melestarikan benda-benda bernilai sejarah baik melalui forum
diskusi,    dan konsultasi sejarah budaya. 
menjadi narasumber dan pemakalah pada pertemuan-pertemuan dan seminar-seminar
baik di tingkat lokal, nasional dan internasional.
6. tingkat kabupaten Kampar, Provinsi Riau tingkat nasional di Pekanbaru Yogyakarta
(UGM)  di tingkat Internasional di Universitas kebangsaan Malaysia (UKM) pada tahun
2013,  di istana budaya Malaysia tahun 2012, di IKmal-  Malaysia tahun 2014 seminar
Melayu internasional di Bangkinang tahun 2014
7. mendirikan museum pribadi keluarga dengan nama a. Latif  Malay museum yang
disingkat museum AMM  berdiri tanggal 4 Juli 2008 di bank kota sampai sekarang telah
mengoleksi lebih 450 benda cagar budaya.
8. mendaftarkan benda-benda pusaka atau benda cagar budaya ke negara melalui Bpcb
Batusangkar, dan sekarang sudah terdaftar  sebanyak 115 benda cagar budaya dari
berbagai jenis.
9. ikut berpartisipasi pada acara pameran yang diselenggarakan oleh pemuda dan kelompok
penggiat sejarah organisasi dengan mengikut  sertakan kan benda sejarah koleksi
museum secara gratis juga tampil pada acara pameran pembangunan dan pekan budaya
Kampar baik di tingkat kabupaten Kampar dan juga di tingkat provinsi Riau Mulai sejak
tahun 2001 sampai tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai