Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2020/2021

DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Nama : Naura Nabila


NIM : 13030117140030
Prodi/ Smt. : Ilmu Sejarah/ VII
Waktu Ujian : 09.30-10.45
Mata Kuliah : Museologi

1. A. Pengertian Museum
Kata “museum” berasal dari kata muze, yang oleh orang-orang Yunani Klasik diartikan
sebagai kumpulan sembilan dewi lambang ilmu dan kesenian. Akan tetapi, pada Jaman
Ensiklopedis, museum diartikan sebagai kumpulan ilmu pengetahuan dalam bentuk karya
tulis seorang sarjana. Menurut rumusan ICOM tanggal 14 Juni 1974, museum adalah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan dalam melayani masyarakat,
terbuka untuk umum, benda-benda koleksi yang diperoleh dapat dirawat, diawetkan,
dikomunikasikan, dan dipamerkan untuk kepentingan studi, pendidikan, dan kesenangan
dari materi-materi yang menjadi saksi evolusi manusia dan alam.
B. Lembaga yang termasuk museum
 Perpustakaan: perpustakaan tidak hanya menyimpan buku-buku saja tetapi juga
menyimpan arsip bersejarah dan buku-buku yang langka. Seperti di Perpustakaan
Nasional, disana terdapat naskah kuno dan disana juga dilakukan pelestarian film-
film nasional.
 Planetarium: planetarium memperagakan simulasi susunan bintang dan benda-
benda langit. Di planetarium juga menampilkan tayangan mengenai bagaimana
perjalanan tata surya dan sejarah alam semesta
 Suaka alam: yaitu perlindungan suatu kawasan berupa kekayaan alam dan isinya.
Yang termasuk suaka alam yaitu Taman Nasional Ujung Kulon yang terletak di
Banten, disana melestarikan badak bercula satu.
C. Peran pemerintah Kolonial dalam terbentuknya museum di Indonesia

Masa Belanda: Diawali oleh seorang pegawai VOC yang bernama G.E. Rumphius yang
pada abad ke-17 telah memanfaatkan waktunya untuk menulis tentang Ambonsche
Landbeschrijving yang antara lain memberikan gambaran tentang sejarah kesultanan
Maluku. Memasuki abad ke-18 perhatian terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan
baik pada masa VOC maupun Hindia-Belanda makin jelas dengan berdirinya lembaga
yang benar-benar kompeten, antara lain pada tanggal 24 April 1778 didirikan Bataviaach
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Perkumpulan Batavia untuk memajukan
kesenian dan ilmu pengetahuan). Lembaga tersebut berstatus lembaga setengah resmi
yang dipimpin oleh dewan direksi. Pasal 3, dan 19 Statuten pendirian lembaga tersebut
menyebutkan bahwa salah satu tugasnya adalah memelihara museum yang meliputi:
pembukuan (boekreij); himpunan etnografis; himpunan kepurbakalaan; himpunan
prehistori; himpunan keramik; himpunan muzikologis; himpunan numismatik, pening dan
cap-cap; serta naskah-naskah (handschriften), termasuk perpustakaan. Bataviaasch
Genootschap mempunyai kedudukan penting, tidak saja sebagai perkumpulan ilmiah,
akan tetapi karena para anggota pengurusnya merupakan tokoh-tokoh penting dari
lingkungan pemerintahan, perbankan, dan perdagangan. Para anggota pangreh praja
Belanda itulah yang menjadi pendukung utama Bataviaasch Genootschap, baik sebagai
pengisi penerbitan berkalanya, yaitu Tijdscrift voor Indische Taal-, Land-, en
Volkenkunde (majalah untuk ilmu bahasa, bumi, dan bangsa-bangsa), dan penerbitan-
penerbitan lainnya maupun sebagai pengisi atau penyumbang koleksi museumnya.

Masa Inggris: Fase Inggris terjadi ketika kekuasaan Pemerintah Belanda beralih pada
Inggris pada tahun 1811-1815. Pada waktu itu Raffles sendiri yang langsung mengetuai
Batavias Society of Arts and Sciences tersebut. Pada waktu itu Raffles menempatkan
perkumpulan itu di dekat istana gubernur jendral, yaitu di sebelah Harmonie, sebuah
gedung societeit, sekarang Jl. Majapahit. Pada saat itu koleksinya menjadi berkembang,
demikian juga dengan penerbitannya. Perkumpulan ini juga menyelenggarakan
pertukaran penerbitan dengan hampir semua negara yang diwakili oleh lembaga-lembaga
dan perkumpulan-perkumpulan sejenis. Pada masa kepemimpinan Raffles, perkumpulan
ini maju pesat. Raffles yang hanya memerintah selama lima tahun berhasil menghimpun
data tentang sejarah, kebudayaan, bahasa, serta kebiasaan-kebiasaan masyarakat di Jawa
yang kemudian diterbitkannya dalam sebuah buku yang berjudul History of Java. Karya
monumentalnya tersebut ternyata dibuatnya dalam waktu cukup singkat. Raffles dengan
sangat cerdas menggunakan para residen maupun asisten residen untuk menggali data-
data yang terdapat di lapangan, sehingga tidak mengherankan jika Raffles dapat membuat
buku dalam waktu singkat. Buku karya Raffles juga dilengkapi dengan gambar-gambar
agar pembaca dapat lebih memahami terhadap yang ia kisahkan.

2. A. Museum yang dikaji, pada tugas kedua museum yang dikaji adalah Musem Trowulan
yang terletak di Mojokerto Jawa Timur.
B. Museum Trowulan berisi tentang barang-barang peninggalan kerajaan Majapahit.
Berdasarkan bahannya, koleksi museum trowulan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
koleksi tanah liat, atau terakota mencakup terakota manusia (figur), alat-alat produksi,
alat-alat rumah tangga, dan arsitektur. Koleksi keramik, antara lain guci, teko, piring,
mangkok, sendok, dan vas bunga berasal dari Cina, Thailand, dan Vietnam. Koleksi
logam, antara lain uang kuno, alatalat seperti bokor, pedupaan, lampu, guci, cermin,
genta, dan alat musik. Koleksi batu, terdiri dari miniatur dan komponen candi, koleksi
arca, koleksi relief, dan koleksi prasasti.
C. Manajeman museum Trowulan: Setelah merdeka, museum Trowulan dikelola oleh
Lembaga Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala (SPSP) dibawah kendali Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur. Selain mengelola museum,
lembaga tersebut melakukan perlindungan benda purbakala di seluruh wilayah Jawa
Timur dengan sebutan Balai Penyelamatan Arca. Meski demikian, masyarakat
mengenalnya dengan nama museum Trowulan. . Walaupun nama dan bentuk kegiatannya
telah mengalami perubahan dan perkembangan, tetapi fungsi dan tujuan dasarnya tidak
berubah, tetap sebagai museum dan Balai Penyelamatan Benda Cagar Budaya di Jawa
Timur.
D. Museum Trowulan termasuk kategori museum lokal atau regional yaitu museum yang
koleksinya terdiri dari kumpulan benda yang berasal dari, mewakili, dan berkaitan
dengan bukti materil manusia dan lingkungannya dari seluruh Kabupaten/Kotamadya
dengan kedudukan tingkat lokal dan berlokasi diwilayah tersebut.
3. A. fungsi Kurator yaitu menganalisi dan mengamati perkembangan seni rupa,
mempertimbangkan dan menseleksi karya dan kegiatan museum, membantu
mendokumentasikan dan kebijakan pengelolaan koleksi, melakukan kerjasama,
bimbingan, edukasi, dan apresiasi melalui kegiatan museum.
B. peran bagian konservasi dan preparasi dalam museum: menyusun rencana kegiatan
dan program kerja, melaksanakan survei dan pengadaan koleksi, melaksanakan
inventerasasi dan katalogisasi koleksi, melaksanakan penyusunan sumber data koleksi,
melaksanakan dokumentasi dalam bentuk tulisan, suara, dan visual, melaksanakan
penyusunan naskah petunjuk koleksi, penyusunan naskah buku tentang koleksi dan
penelitian naskah kuno, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Museum, melaksanakan konservasi, fumigasi, restorasi, dan reproduksi koleksi,
melaksanakan perawatan gedung dan peralatan teknis museum.
4. Fungsi penting inventaris museum, maksud dari menginventarisasi koleksi adalah
memindahkan data dari buku registrasi kedalam buku inventaris koleksi. Inventaris
koleksi juga bertujuan agar data verbal atau visual mengenai koleksi dapat dijadikan
bukti kepemilikan. Inventarisasi koleksi dilakukan dengan cara penomoran, klasifikasi
dan katalogisasi. inventaris dilakukan untuk memastikan bahwa benda-benda milik
museum memang berada di tempat yang tercantum pada bagian katalog.

Anda mungkin juga menyukai