Anda di halaman 1dari 17

NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590

Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

Museum Sulawesi Tengah Dan Eksistensinya Sebagai Sumber


Belajar Sejarah

Windayanti1
Muhammad Achail Darwis2

Abstrak

Museum dari zaman ke zaman mengalami beberapa perubahan. Hal ini


disebabakan oleh museum senantiasa mengalami beberapa perubahan tugas dan
kewajiban. Perubahan Museum mengikuti sejarah perkembangan masyarakat dan
kebudayaan yang menggunkan museum tersebut sebagai prasarana sosial atau
kultural. Di sulawesi tengah museum dapat di jadikan kunjungan wisata ilmu
pengetahuan bagi masyarakat. Museum Sulawesi Tengan terdapat 7.472 koleksi
yang dikategorikan ke dalam 10 jenis koleksi yaitu gologika, biologika,
etnografika, arkeologika, historika, numismatika, filologika, keramologika, seni
rupa, dan teknologika. Dari sekian jenis koleksi diatas hanya terdapat 5 koleksi
yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah yakni koleksi Etnografika,
Arkeologika, Historika, numismatika, dan Filologika. Selain itu jumlah
pengunjung dari tahun 2011 mencapai 90.042 orang. Artikel ini mencakup antara
lain; Pertama. Daya tarik Museum Sulawesi Tengah ialah koleksi yang
dipamerkan. Kedua, eksistensi Museum Sulawesi Tengah sangat bermanfaat bagi
pengunjung sebagai salah satu sumber belajar sejarah.

Kata Kunci: eksistensi, museum, sumber belajar sejarah

1
Windayanti, Dosen Pendidikan Sejarah, Universitas Tadulako, Indonesia, windayanti.sejarah@gmail.com
2
Muhammad Achail Darwis, Alumni Pendidikan Sejarah, Universitas Tadulako.

121
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

Central Sulawesi Museum and Existence As Sources Learn History

Windayanti¹, Muhammad Achail Darwis²

ABSTRACT

The museum has undergone several changes from time to time. This is because
the museum is constantly experiencing some changes in its duties and obligations.
Changes in the Museum follow the history of the development of society and
culture that use the museum as a social or cultural infrastructure. In Central
Sulawesi, the museum can be used as a science tour for the community. The
Central Sulawesi Museum has 7,472 collections categorized into 10 types of
collections, namely geology, biology, ethnography, archeology, history,
numismatics, philology, ceramics, fine arts, and technology. Of the various types
of collections above, there are only 5 collections that can be used as sources for
learning history, namely the collection of ethnography, archeology, history,
numismatics, and philology. In addition, the number of visitors from 2011 reached
90,042 people. This article includes among others; First. The attraction of the
Central Sulawesi Museum is the collection on display. Second, the existence of the
Central Sulawesi Museum is very useful for visitors as a source of learning
history.

Keyword: eksistence, museum, learn recourches history.

122
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

PENDAHULUAN bidang pendidikan, maka peranan museum


dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
Museum adalah suatu lembaga yang
dibentuk oleh pemerintah. Biasanya, belajar.
Museum sebagai sumber belajar dapat
manusia membentuk suatu lembaga karena
dilihat dari Roestiyah yang mengemukakan
lembaga tersebut dianggap bermanfaat bagi
enam macam sumber belajar yakni: (1)
kehidupan masyarakat. Seiring
Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan
perkembangan zaman, terjadi perubahan-
masyarakat), 2) perpustakaan (buku, jurnal,
perubahan fungsi museum. Tedjo Susilo
hasil penelitian), 3) alat pelajaran (buku
dalam Museografia, mengatakan Pada
pelajar, peta, gambar, dan kaset), 4) media
mulanya museum hanya berfungsi sebagai
gudang barang, tempat dimana disimpan massa (majalah, surat kabar, radio, dan TV),
5) Museum (tempat penyimpanan benda-
barang-barang warisan budaya yang bernilai
benda kuno), dan 6) lingkungan alam
luhur dan yang dirasakan patut disimpan.
Kemudian fungsinya ditambah dengan sekitar. Penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa museum dapat dimanfaatkan sebagai
fungsi pemeliharaan, pengawetan, penyajian
sumber belajar khususnya sejarah.
atau pameran dan akhirnya fungsi ini
Museum sebagai sumber belajar
ditambah dengan fungsi pendidikan dan
sejarah yang dapat dimanfaatkan salah
rekreasi serta untuk kepentingan umum atau
satunya adalah Museum Sulawesi Tengah
masyarakat luas.
yang terletak di Kota Palu. Keberadaan
Berkembangnya fungsi museum
Museum Sulawesi Tengah merupakan
tersebut menunjukkan bahwa keberadaan
sumber belajar yang penting untuk
museum sebagai suatu lembaga semakin
masyarakat, sebab museum adalah tempat
terasa bermanfaat bagi masyarakat. Hal ini
penyimpanan dan pemeliharaan warisan
menjelaskan bahwa museum bukan hanya
sekedar tempat untuk menyimpan benda- cagar budaya, serta peristiwa-peristiwa
sejarah disajikan secara kronologis. Adapun
benda sejarah, tetapi juga mengundang para
yang penulis maksud masyarakat adalah
sejarawan, budayawan, masyarakat, guru,
dan siswa untuk menambah ilmu pengunjung museum, baik itu anak-anak,
remaja, dan orang dewasa, serta tourist tanpa
pengetahuan dan mendapat informasi nilai-
memandang pekerjaan dan status
nilai luhur nenek moyang dari peninggalan
pengunjung.
tersebut. Hal tersebut mengartikan bahwa
Pengamatan dan analisa untuk
museum berfungsi untuk kepentingan studi,
mendalami peristiwa sejarah menjadi bagian
penelitian dan rekreasi. Berkaitan dengan

123
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

yang penting bagi pengunjung museum adalah etnografika, arkeologika, historika,


dalam mempelajari sejarah. Pemanfaatan humanistika, dan filologika.
Museum Sulawesi Tengah sebagai sumber Keberadaan museum Sulawesi
belajar sejarah dapat memberikan informasi Tengah sangat mendukung sebagai sumber
kongkret kepada pengunjung dengan belajar sejarah dalam hal ini asal-usul, hasil
berbagai koleksinya. Museum Sulawesi kebudayaan dan perjuangan bangsa.
Tengah merupakan wahana penyimpanan Museum berperan untuk menumbuhkan jati
dan pemeliharaan warisan cagar budaya diri bangsa, khususnya generasi mudah
yang mempunyai nilai historis yang tinggi. sekarang ini sudah menganut paham
Pendalaman sejarah dengan memanfaatkan hedonisme, umumnya pelajar. Tetapi
Museum Sulawesi Tengah diharapkan dapat manfaat museum sebagai sumber belajar
memperkaya pengetahuan kesejarahan bagi belum banyak diketahui oleh masyarakat
pengunjung. Dalam hal ini dapat mengubah umum, misalnya kunjungan masyarakat ke
anggapan bahwa sejarah bukan sesuatu yang museum hanya ketika ada undangan dari
harus ditinggalkan karena sudah menjadi pihak museum untuk menghadiri pameran
masa lalu. atau seminar yang diadakan oleh museum
Pemanfaatan museum sebagai sumber atau lembaga lain yang memilih museum
belajar sejarah bisa didapatkan dari berbagai sebagai tempat kegiatan. Mendasarkan diri
koleksi yang terdapat di dalam museum. pada paragraf diatas, maka tulisan ini ingin
Koleksi itu terbagi dari sepuluh kategori memperlihatkan sebuah pemanfaatan
yakni: koleksi geologika, koleksi biologika, museum sebagai sumber belajar sejarah oleh
koleksi etnografika, koleksi arkeologika, pengunjung.
koleksi historika, koleksi numismatika, Artikel ini secara spesifik mencoba
koleksi filologika, koleksi keramologika, menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
koleksi seni rupa dan, koleksi teknologika. tentang Daya tarik Museum Sulawesi
Hanya empat kategori koleksi yang Tengah dan pemanfaatan museum sebagai
merupakan sumber sejarah yang dapat sumber belajar oleh pengunjung
memberikan penjelaskan seperti: peristiwa
METODE
perjuangan kemerdekaan Indonesia yang
disediakan secara kronologis, peninggalan Dua Persoalan dalam tulisan ini
pada masa praaksara, dan ragam diselesaikan dengan menggunakan metode
kebudayaan manusia. Lima koleksi tersebut Sejarah. Penelitian dilaksanakan di Museum
Sulawesi Tengah, Palu di Jalan Kemiri Palu.

124
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

Lokasi ini dipilih sesuai dengan masalah “Perspektif Pembagunan Museum Negeri
yang dikemukakan sebelumnya. Obyek Provinsi Sulawesi Tengah” yang
penelitian dalam tulisan ini disesuaikan dipresentasikan di depan peserta Penataran
dengan rumusan masalah dan kajian Ilmu Permuseuman Di Museum Nasional
penelitian yakni Museum Sulawesi Tengah Jakarta pada tahun 1975.
sebagai obyeknya dan subyeknya adalah Sejak saat itu, di tahun yang sama
pengunjung museum.Teknik pengumpulan dengan keinginan yang kuat untuk
data dilakukan dengan cara mencari sumber- menyelamatkan peninggalan budaya dan
sumber yang relevan dengan obyek sejarah Sulawesi Tengah, maka dilakukan
penelitian. Untuk mendapatkan data yang pengumpulan koleksi yang akan dijadikan
relevan dengan penulisan ini, penulis sebagai koleksi Museum Sulawesi Tengah
melakukan dua hal yakni: melalui kajian melalui bantuan Gubernur Kepala Daerah
kepustakaan (Library Reserch) dan Tingkat I Sulawesi Tengah. Bersamaan
penelitian Lapangan (Field Reserch). dengan proses pengumpulan koleksi benda
sejarah dan budaya Sulawesi Tengah,
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN kebijakan untuk mendirikan museum

Hasil Penelitian disetiap provinsi dikeluarkan oleh


Sejarah Terbentuknya Museum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sulawesi Tengah tidak lepas dari usaha yang melalui Direktorat Permuseuman (Katalog

dilakukan oleh Masyudin Masyuda seorang UPTD Museum Sulawesi Tengah).


budayawan Sulawesi Tengah. Seperti yang Pengumpulan koleksi mendahului
dikutip dalam Katalog UPTD Museum pembagunan museum. Karena

Sulawesi Tengah bahwa Keberadaan pengumpulan koleksi sudah mulai


Museum Sulawesi Tengah secara historis dilaksanakan sejak tahun 1975 sedangkan

berawal ketika budayawan Sulawesi Tengah pembagunan museum dimulai tahun 1977.
Masyudin Mashyuda melakukan Jadi, usia Museum hingga saat ini (secara
pengamatan, ketika itu beliau merupakan fisik) sudah mencapai 39 tahun. Usia yang

anggota Tim Pra Survey Kebudayaan relatif mudah jika dibanding dengan
Sulawesi Tengah dan menjabat sebagai museum lain yang ada di Indonesia seperti:
Asisten II Bidang Kebudayaan Kantor Museum Trowulan di Mojokerto (1926),

Perwakilan Departemen Pendidikan dan Museum Bali (1932), Museum Rumah Adat
Kebudayaan. Kemudian hasil survey itu Aceh (1915), Museum Simalungun di
dikemas dalam bentuk makalah berjudul Sumatra Utara (1938). Awal berdirinya

125
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

Museum Sulawesi Tengah di pimpin oleh museum dengan museum yang lain, seperti
Masyudin Masyuda, Pada awal pula Museum Sulawesi Tengah.
diresmikanya pada tahun 1978, Koleksi Museum Sulawesi Tengah
Kepemiminan Masyudin Mashyuda beragam bentuk dan jenisnya yakni
berakhir tahun 1987. Kemudian sejak tahun berjumlah 7.472 buah dari 10 jenis koleksi.
1987 digantikan Drs. Sofyan Ing Huong Koleksi Museum Sulawesi Tengah
hingga tahun 1997. Kemudian sejak tahun diklasifikasikan sebagai museum umum dan
1997 sampai 2008 oleh Drs. Zuhyar mengoleksi 10 jenis koleksi, sebagai
Mahmud, Dra. Hj. Zaitun Fadjar tahun berikut;
2008-2011, dan Dra. Hj, Muslima, M.Pd Koleksi Geologika/Geografika,
2011-2019. Koleksi Geologika atau Geografika di
Tahun 1987-2001 dibawah naungan Museum Sulawesi Tengah diantaranya,
Direktorat Permuseuman, karena Geologika yaitu ilmu yang mempelajari
dikeluarkanya otonomi daerah. Tahun tentang kerak bumi dan lapisan tanah,
2001-2012 Museum Sulawesi Tengah kandungan mineral dalam bumi serta jenis
dinaungi oleh Dinas Kebudayaan Dan batu-batuannya. Koleksi geografika yang
Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, dan dimiliki Museum Sulawesi Tengah terdiri
pada tahun 2013 sampai sekarang dinaungi dari fosil gajah purba, beberapa fosil
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tumbuhan, dan berbagai potensi batuan yang
Provinsi Sulawesi Tengah. Status Museum ada di Sulawesi Tengah yakni; batu marmer,
Sulawesi Tengah sebagai UPT tentu saja batu kapus, dan pasir besi.
lebih menguntungkan karena dengan status Koleksi Biologika, Koleksi ini
tersebut berarti Museum Sulawesi Tengah berkenaan dengan disiplin ilmu biologi,
secara mandiri memiliki kewenangan yang ialah ilmu yang mempelajari asal, bentuk
lebih luas dan juga sudah memiliki struktur dan tingkah laku flora dan fauna. Koleksi
tersendiri. biologika yang dimiliki Museum Sulawesi
Tengah terdiri dari beragam kupu-kupu
Pembahasan
Museum harus mempunyai daya tarik yang diawetkan, tanduk anoa, tanduk
kerbau, tanduk rusa kulit anoa dan foto-foto
masing-masing bagi pengunjung, sebab
potensi Taman Nasional Lore Lindu di
daya tarik merupakan suatu hal yang
Sulawesi Tengah. Koleksi ini terdapat
mendasar untuk menarik pengunjung. Daya
koleksi sumbangan H. Sudarto seperti yang
tarik tersebut juga yang membedakan suatu

126
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

disebutkan oleh Radar Sulteng, Selasa, 18 Numismatika/ Heraldika, Koleksi


November 2014. numismatika yang dimiliki Museum
Koleksi Etnografika, Koleksi Sulawesi Tengah berupa koleksi alat tukar
etnografika merupakan koleksi yang paling yang sah dan pada masa tertentu pernah
banyak jumlahnya dan beragam bentuk, digunakan di Indonesia diantaranya, mata
jenis dan fungsinya. Sulawesi Tengah uang kertas pada masa Belanda (gulden),
mempunyai 12 kelompok etnis, memiliki mata uang pada masa Jepang (yen). Juga
berbagai adat istiadat, agama dan terdapat jenis mata uang pada zaman orde
kepercayaan beragam, sistem mata lama yang bergambarkan Soekarno (uang
pencarian, peralatan sehari-hari, alat Rp. 100,-). Koleksi numastika ini bukan
trasportasi, dan tekstil. hanya uang kertas melainkan juga uang
Koleksi Arkeologika, Koleksi logam. Sedangkan koleksi heraldika berupa
Arkeologika terdiri dari: kapak genggam, lambang-lambang kabuaten dan cap
kapak lonjong, kapak persegi, beliung, kerajaan.
gelang batu, gelang karung, kapak Koleksi Filologika, Koleksi
perunggu, patung tembikar, taiganja, keris, filologika berhubungan dengan kitab atau
mata panah, gerabah kubur, pasatimpo, dan naskah kuno. Isinya mengenai ajaran agama,
arca batu. Koleksi ini merupakan hasil ajaran moral, didaktik, obat-obatan, sejarah,
peninggalan kebudayaan Sulawesi Tengah. legenda, adat-istiadat. Bahannya pun ada
Menurut Iksam bahwa “gerabah kubur dari kertas biasa, kertas dari kulit pohon,
ditemukan di Sulawesi Tengah yang ada di lontar, dan kulit hewan. Koleksi filologi
Museum Sulawesi Tengah merupakan yang yang dilmiliki Museum Sulawesi Tengah
terbesar di Indonesia”. terdiri dari naskah-naskah yang ditulis
Koleksi Historika, Koleksi historika dengan tangan, berupa naskah lontara yang
yang dimiliki oleh Museum Sulawesi beraksara Bugis, Makassar, naskah yang
Tengah terdiri dari seperangkat baju Raja beraksara Arab, dan kutika yaitu naskah
Kulawi Tomaitorengken, baju sira, meriam, yang ditulis di kulit kayu berbentuk
peluru meriam, pedang, dokumen tertulis gulungan memanjang untuk melihat hari-
(surat perjanjian dan SK pengangkatan raja). hari baik (membangun rumah, dan
Koleksi yang berkenaan dengan tinggalan pernikahan).
historika, harus didasarkan dengan Koleksi Keramologika, Koleksi
pengetahuan sejarah yang cukup. Keramologika terdiri atas koleksi lokal dan
kemarik asing. Kolekasi lokal pada

127
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

umumnya terdiri dari guci dan tempayan Sulawesi Tengah. Koleksi Masterpiece yang
berukuran kecil, terbuat dari tanah liat. dimaksud adalah; patung palindo, fosil
Sedangkan keramik asing berasal dari Cina, gajah, taiganjah, kain kulit kayu, kain tenun
keramik Jepang, Thailand, Kamboja, dan Donggala, dan gerabah kubur;(1) Patung
Eropa. Palindo, Patung setinggi empat meter itu
Koleksi Seni Rupa, Seni rupa yang berada di situs padang Sepe di Lembah
dihimpun museum ada dua jenis, yakni dua Bada, Kabupaten Poso. Patung Palindo
dimensi (seni lukis, seni grafis), dan tiga menggambarkan dan berceritera tentang
dimensi (seni patung). Khusus koleksi seni nenek moyang masyarakat Lembah Bada.
rupa di Museum Sulawesi Tengah hanya Patung Palindo adalah perwujudan
terdiri dari lukisan dan relief-relief. Lukisan pahlawan bernama Tosalogi yang
terdiri dari lukisan tarian dero (tarian merupakan pemimpin perang masyarakat
pergaulan suku Pamona), lukisan proses Bada melawan orang Masamba, Sulawesi
pembuatan kain kulit kayu, lukisan Selatan, ribuan tahun silam. Arca ini
permainan music tradisional lalove (suling), ditemukan dalam keadaan miring sekitar
lukisan pemandangan alam Sulawesi 300 dan berukuran tinggi 400cm.
Tengah. Pada arca dipahat bentuk muka manusia
Koleksi Tehnologika, Zaman memakai ikat kepala (pekabalu), mata bulat
teknologi modern ini museum juga dituntut melotot, tangan mengarah pada alat kelamin
untuk memamerkan hasil teknologi dalam yang menonjol, serta tanpa kaki; (2) Fosil
berbagai bidang. Koleksi teknologika yang Gajah, Fosil rahang gajah ini merupakan
dimiliki Museum Sulawesi Tengah terdiri pembuktian keberadaan gajah purba yang
dari meriam berukuran kecil, kipas angin hidup kira-kira 1,9 juta tahun yang silam di
logam, strika, lampu minyak, vas bunga wilayah Napu, Kecamatan Lore, Kabupaten
logam, dan asbak. Poso. Fosil rahang gajah ini ditemukan oleh
K. Gerosi seorang petani dari Desa Betue,
Daya Tarik Museum Sulawesi Tengah
Kecamatan Lore Utara pada tahun 1991; (3)
Menarik pengunjung ke museum
haruslah mempunyai daya tarik tersendiri. Taiganja, Terbuat dari perunggu yang
ditempah menyerupai kepala kerbau yang
Daya tarik Museum Sulawesi Tengah
bagian tengahnya terdapat celah sempit
terdapat pada kesepuluh koleksi yang
yang menyerupai alat kelamin wanita,
dipamerkan. Kesepuluh koleksi tersebut
bagian sisi muka dan belakang terdapat
terdapat 6 (enam) koleksi agung
hiasan. Motif hiasan yang terdapat pada
(Masterpiece) yang dimiliki Museum

128
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

benda ini melambangkan kemakmuran, Pada Masa Megalitik digunakan sebagai


keteguhan memegang aturan adat istiadat. wadah penguburan.
Benda ini digunakan pada upacara kawinan Keenanm koleksi karya agung
sebagai mahar dan juga sebagai bekal kubur; (Masterpiece) di Museum Sulawesi Tengah
(4) Kain Kulit Kayu, Kain ini merupakan tersebut menurut penuturan Muslimah
kain yang terbuat dari kulit pohon Nunu “kelima dari enam koleksi itu dapat
(beringin), Malo dan kulit kayu Ivo yang disaksikan di Museum Sulawesi Tengah
diproses secara tradisional, sehingga yang berada di Jalan Kemiri Kota Palu.
menghasilkan pakaian sehari-hari, pakaiana Sementara patung Palindo hanya berupa
pesta dan juga digunakan pada upacara adat tiruan sesuai aslinya yang berada di halaman
denga teknik pembuatan dipukul dengan Museum Sulawesi Tengah. Keenam koleksi
batu Ike. Motif yang terdapat pada koleksi tersebut, menurut pihak museum merupakan
ini adalah tanduk, tumpal, bunga, dan belah daya tarik yang dimiliki oleh Museum
ketupat yang mengadung makna keberanian, Sulawesi Tengah. Sebab koleksi ini yang
kebangsawanan, keramatamahan dan membedakan antara Museum Sulawesi
persatuan yang kokoh; (5) Kain Tenun Tengah dengan museum lain yang ada di
Donggala, Kain tenun Donggala merupakan Indonesia. Namun, hal ini berbedah dengan
salah satu kain andalan Sulawesi Tengah. penuturan pengunjung museum tentang
Dalam penerapan pola hiasannya yang lebih koleksi yang menjadi daya tarik.
dulu dikenal pada zaman prasejarah. Motif
Pemanfaatan Museum Sulawesi Tengah
yang terdapat pada koleksi ini adalah motif Sebagai Sumber Belajar
kotak yang mengandung makna saling Museum merupakan tempat
memegang keutuhan dan kebersamaan. penyimpanan benda-benda bersejarah yang
Kain ini dugunakan pada upacara memiliki nilai-nilai luhur budaya. Benda-
perkawinan adat dan hari-hari besar benda yang dipamerkan di Museum berupa
keagamaan; (6) Gerabah Kubur; koleksi yang mengandung nilai-nilai
Tempayang kubur ini terbuat dari tanah liat kebudayaan. Tidak hanya itu, terdapat pula
yang dibakar (gerabah) dan ditemukan koleksi yang berguna bagi ilmu arkeologi,
dengan cara penggalian (eskavasi) arkeologi antropologi, sejarah dan filologi. Koleksi
pada tahun 1998 di Situs Vatunongko oleh tersebut menyimpan berbagai pengetahuan
Puslit Arkenas diklaim sebagai tempayan yang bermanfaat untuk merekontruksi masa
kubur terbesar yang ditemukan di Indonesia. lalu kehidupan sosial masyarakat.
Keberadaan koleksi dengan berbagai sub

129
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

pengetahuan dapat memberikan sumbangsi sebab, 1) Koleksi etnografika adalah koleksi


bagi ilmu pengetahuan. Sehingga, museum yang menyimpan koleksi kebudayaan masa
dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar lampau 2) koleksi Arkeologika mempunyai
oleh pengunjung. beberapa koleksi yang bisa menggambarkan
Seperti yang dikatakan oleh Iie kehidupan pada zaman batu di Sulawesi
Sucriah bahwa Museum sebagai pusat Tengah contohnya: kapak lonjong, kapak
kegiatan belajar sehingga museum dapat persegi, kapak genggam, kapak perunggu,
disebut sekolah non formal. Setiap museum dan arca batu. 3) Koleksi Historika, koleksi
memiliki fungsi tersebut tanpa terkecuali. ini merupakan koleksi yang didasarkan oleh
Begitu pula museum yang ada di Sulawesi pengetahuan sejarah. 4) Koleksi
Tengah. Pemanfaatannya sebagai sumber Numismatika berisi mata uang yang
belajar dapat kita lihat melalui koleksinya dijadikan alat tukar dalam perdangangan.
yang mengandung nilai sejarah dan Mata uang yang ada di dalam koleksi
kebudayaan. Koleksi yang dimaksud dibagi Humanistika ini yakni mata uang logam dan
menjadi sepuluh (10) kategori yakni koleksi kertas zaman Jepang dan Belanda, mata
teknologika, filologika, etnografika, uang Rp.1 yang bergambarkan Soeharto dan
geologi, biologika, arkeologika, historika, 5) koleksi Filologi, koleksi ini dapat pula
numismatika, kramikologi, dan koleksi seni dijadikan sebagai sumber belajar sejarah
rupa. karena di dalamnya berhubungan dengan
Koleksi museum mengadung niliai- kitab atau naska kuno yang isinya mengenai
nilai kesejarahan yang dapat dimanfaatkan ajaran agama, moral, didaktik, obat-obatan,
sebagai sumber belajar sejarah oleh sejarah, legenda dan, adat-istiadat.
pengunjung baik kalangan pelajar (TK, SD, Pemanfaatan museum dalam hal ini
SMP, SMU dan Mahasiswa), masyarakat Museum Sulawesi Tengah oleh pengunjung
umum, dan turis dari berbagai negara. sebagai sumber belajar sejarah, bukan hanya
Namun, tidak semua dari kesepuluh koleksi pengunjung yang datang dari dalam Kota
tersebut dapat dijadikan sebagai sumber Palu saja tetapi dari luar Kota Palu pun
belajar sejarah. Koleksi yang bisa digunakan datang untuk mencari informasi, ada pula
sebagai sumber belajar sejarah adalah dari provinsi lain, dan bahkan dari negara
koleksi Etnografika, Arkeologika, lain. Pemanfaatan museum sebagai sumber
Historika, numismatika, dan Filologika. belajar sejarah oleh pengunjung berbeda-
Kelima kategori koleksi tersebut bisa beda tujuan, ada yang menjadikan museum
dijadikan sebagai sumber belajar sejarah sebagai tempat proses berlangsungnya

130
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

pembelajaran, sebagai obyek penelitian, dan ditemukan. Seperti koleksi heraldika yang
ada pula yang memanfaatkannya mencari tidak dipamerkan oleh pihak Museum
informasi untuk tugas kuliah. Sulawesi Tengah, namun bisa dilihat
Museum Sulawesi Tengah dapat diruangan tertentu yang disediakan oleh
digunakan sebagai sarana menambah pihak museum. Koleksi ini merupakan
wawasan kesejarahan sebab tinggalan- lambang dari suatu kerajaan, atau keluarga
tinggalan sejarah yang ada di dalamnya bangsawan. Alasan kedua, sesuai dengan
mempunyai nilai-nilai luhur. Nilai-nilai fungsinya bahwa museum berfungsi sebagai
luhur tersebut tersimpan disetiap pusat kegiatan pendidikan dan rekreasi.
koleksinya. Seperti, siswa bisa menanbah Pengamatan peneliti selama dilapangan,
pengetahuannya tentang sejarah alam yang bahwa setiap pengunjung yang selesai
ada di Sulawesi Tengah dengan mengamati mengamati atau belajar di museum, mereka
atau memperhatikan mengenai koleksi pasti melakukan kegiatan rekreasi. Sehingga
historika. Koleksi historika merupakan fungsi pendidikan, dan rekreasi tidak bisa
koleksi yang berkenaan dengan perjuangan dipisahkan.
melawan kolonial sampai perjuangan Museum Sulawesi Tengah telah
mempertahankan kemerdekaan contohnya: banyak dimanfaatkan oleh pengunjung
Baju Raja Kulawi Tomai Torengke, baju sesuai dengan fungsinya. Pemanfaatan
sira, meriam dan pelurunya, pedang dan tersebut dapat kita lihat dari jumlah
keris. Adanya koleksi ini siswa dapat pengunjung yang datang ke museum.
mengamati, membuktikan dan Jumlah pengunjung yang dikemukakan
menyimpulkan bahwa 1) zaman dahulu Raja sebelumnya menunjukkan bahwa
Kulawi Tomai Torengke mempertahankan pemanfaatan museum sebagai sumber
kerajaannya dari serbuan tentara Kolonial belajar mendapat antusias dari pengunjung.
Belanda, 2) pedang, keris, dan merian Antusias ini datang dari kalangan pelajar
merupakan senjata yang digunakan rakyat terutama pelajar Usia Dini dan Sekolah
Sulawesi Tengah. Dasar, karena disetiap tahun yang
Pengunjung yang datang ke museum mendominasi kunjungan ke museum adalah
untuk menambah wawasan. Pertama, anak Usia Dini dan Sekolah Dasar. Ini
karena, di dalam museum menyimpan hal- menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur sudah
hal yang belum diketahui oleh pengunjung. ditamankan kepada siswa dengan
Terlebih lagi peninggalan yang dipamerkan berkunjung ke museum guna mempelajari
merupakan koleksi yang sudah mulai jarang sejarah dan kebudayaan.

131
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

Menjadikan museum sebagai sumber Germana, di Museum Sulteng). Contohnya


belajar seperti yang dilakukan oleh guru, saja Mahasiswa Universitas Tadulako yang
sangat berguna untuk menunjang proses mengambil konsentrasi pendidikan di
belajar dalam membangun pengetahuan jurusan Antropologi, beliau berkunjung ke
yang bermula dari melakukan observasi, museum untuk mencari informasi mengenai
bertanya, investigasi, analisis, kemudian kebudayaan Sulawesi Tengah yang
menyimpulkan. Kunjungan ke museum diberikan oleh dosennya. Kegiatan tersebut
memberikan ruang yang luas pada siswa bukan hanya dilakukan oleh Aksan, tetapi
untuk “menemukan sendiri” berbagai mahasiswa-mahasiswa lainnya juga
pengetahuan. Karena para siswa melakukan pelakukan hal yang sama baik untuk
observasi sendiri, menginvestigasi, penyelesaian studi maupun tugas kuliah
menganalisis dan menyimpulkan sendiri apa seperti Muhammad Rifai, Nikita, Felisiana,
yang dilaluinya. Hamza, Herman, Sukrian, Ahmad, Ahmad
Sebagai daerah yang penduduknya Alwi, Febriayanti Wahyuni Laheping, Dewi
majemuk, suatu kewajaran bagi penduduk Canda, Samuel, Aris, Abd. Haris, Vivi
yang berdomisili di Kota Palu terpacu untuk Fadhilah, Nurfadillah, Ririn, dan Tiur L.H.
mengetahui sejarah dan kebudayaan Kegiatan penelitian yang dilakukan di
Sulawesi Tengah. Sejarah dan Kebudayaan Museum Sulawesi Tengah bukan hanya
tersebut sebagian besar dapat kita pelajari datang dari luar Kota Palu saja, bahkan ada
dan saksikan langsung di Museum Sulawesi pula yang datang dari luar negeri seperti
Tengah. Rasa keingintahuan tersebut, yang telah terbitkan oleh harian Mercusuar
sehingga banyak orang yang melakukan yang menulis bahwa Turis dari Eropa
penelitian untuk mendapatkan informasi. menjadikan museum Sulawesi Tengah
Baik informasi untuk penyelesaian studi sebagai obyek penelitian sejarah alam dan
maupun tugas sekolah atau tugas kuliah. budaya. Tujuan penelitian ke Sulawesi
Untuk kepentingan tugas kampus Tengah umumnya membawa dua isu utama
(makalah), Museum Sulawesi Tengah telah penelitian yakni mengkaji sejarah alam dan
dijadikan sebagai sumber belajar. Menurut sejarah budaya yang saling berkaitan satu
penuturan Germana seorang pemandu di sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa
museum mengatakan bahwa “hampir semua Museum Sulawesi Tengah tidak hanya
mahasiswa yang datang kesini untuk diketahui di Indonesia dalam hal penelitian
kepentingan kuliah, baik itu skripsi maupun sejarah alam dan sejarah budaya.
tugas kuliah” (hasil wawancara dengan

132
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

Pengunjung Museum Sulawesi Tengah Tourist dari beberapa negara di Eropa.


Komposisi pengunjung tahun 2011 Wisatawan ini datang mengunakan kapal
dari tingkat TK, SD, SMP, SMU, Pesiar MV Catedonean Stay, kedatangan
Mahasiswa, Umum, Tourist, dan wisatawan ini dipandu oleh 7 tim investigasi
Pengunjung Khusus. Khusus untuk data museum Indonesia dengan tujuan melihat
bulan September, pengunjung ditambah Kain Kulit Kayu. Pengunjung tahun 2014
dengan pengunjung pameran Bersama Pengunjung ini didominasi TK, SD, SMP,
Aneka Ragam Kain Nusantara 2011 dalam SMU, Mahasiswa, Umum, Tourist, dan
iven Pekan Nasional Cinta Sejarah yang Pengunjung Khusus. Khusus jumlah
berlangsung tanggal 13-18 September. pengunjung bulan Juni. Jumlah pengunjung
Jumlah pengunjung tahun 2012 tidak jauh ditambah dengan jumlah pengunjung
beda dengan tahun sebelumnya yang jumlah Pameran “Pesona Kain Kulit Kayu
pengunjungnya mengalami fluktuasi tiap Nusantara” tanggal 19-24 Juni 2014 dengan
bulan. Pengunjung tahun ini masih Tema Menelusuri Jejak Peradaban Masa
didominasi oleh TK, SD, SMP, SMU, Lalu Sebagai Media Penguatan Jati diri dan
Mahasiswa, Umum, Tourist, dan Karakter Bangsa. Peserta yakni Museum
Pengunjung Khusus. Pengunjung yang Nasional, Museum Tekstil Jakarta, Museum
datang di bulan Mei mencapai 19.506 Bengkulu, Museum Sumatera Selatan,
pengunjung, dengan jumlah pengunjung Museum Kalimantan Barat, Museum
pameran khusus yang bertema “Profil Kalimantan Timur, dan Museum Sulawesi
Sejarah Daerah Sulawesi Tengah” yang Tengah. Pengunjung tahun 2015
dilaksanakan tanggal 24 sampai 29 Mei Pengunjung tahun ini masih didominasi TK,
2012. SD, SMP, SMU, Mahasiswa, Umum,
Pengunjung tahun 2013 didominasi Tourist, dan Pengunjung Khusus. Khusus
oleh siswa TK, SD, SMP, SMU, Mahasiswa, jumlah pengunjung bulan Agustus, Jumlah
Umum, Tourist, dan Pengunjung Khusus. pengunjung ditambah jumlah pengunjung
Khusus data bulan Juni jumlah pengunjung pameran khusus yang diadakan oleh
ditambah dengan jumlah pameran tekstil Museum Sulawesi Tengah kerja sama
dengan 1647 pengunjung. Dan diadakan dengan Museum Kebangkitan Nasional
perlombaan untuk menyambut hari sejak Hari Rabu, 12 Agustus sampai hari
pendidikan,3 Bulan Agustus Museum Sabtu, 15 Agustus 2015. Khusus data
Sulawesi Tengah mendapat kunjungan 120 pengunjung tahun 2016 dibedakan empat

3
Dokumen Museum Sulawesi Tengah (Tahun 2012)

133
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

kategori yakni 1) tourist, 2) pengunjung hari Ketiga, Pengunjung rombongan.


libur, 3) pengunjung rombongan, dan 4) Jumlah pengunjung dari bulan Januari-
pengunjung umum. Empat kategori tersebut Maret mencapai 1.983 orang. Bulan Januari
dijabarkan di bawah ini. 173 orang pengunjung, bulan Februari 935
Pertama, Pengunjung Tourist. Jumlah orang pengunjung, dan Maret 875 orang
tourist bulan Maret meningkat dibanding pengunjung. Pengunjung rombongan ini ada
jumlah tourist sebelumnya. Hal ini berbagai kalangan yakni rombongan Paud,
dikarenakan bulan Maret akan terjadi SD, SMP, SMU, Guru, Satpol PP, dan
Gerhana Matahari Total di Kota Palu KPKNL. Pengunjung tersebut ada yang
sehingga banyak tourist datang di kota ini. berasal dari luar daerah seperti rombongan
Tourist yang datang ke museum berasal dari SMA dari Pasangkayu dan, MAN Tomini
berbagai negara diantaranya: Australia, dari Kec. Mepangan Kab. Parigi Moutong,
Nedherland, Polandia, Russia, Amerika Tolitoli, dan Satpol PP dari Depok. Kesan
Serikat, Itali, German, New Zealand, dari pengunjung ini berdeda-beda, ada yang
Spanyol, Demnark, Hungaria, Jepang, Hong mengatakan baik, sangat baik, memuaskan,
Kong, dan Swedia. Khusus untuk menambah wawasan anak didik tentang
rombongan FMIPA-IU hanya dihitung satu sejarah, menyenangkan bisa mengetahui
orang karena jumlah rombongan tersebut budaya dan kekayaan Sulawesi Tengah,
tidak dicantumkan di buku pengunjung. memberikan wawasan yang luas kepada
Kedua, Pengunjung hari libur. anak-anak dan guru.
Pengunjung hari libur ini bukan hanya Keempat, Pengunjung Umum.
berasal dari Kota Palu saja, tetapi ada juga Pengkategorian jumlah pengunjung ini dari
yang berasal dari luar kota seperti 1) Kab. berbagai kalangan, ada dari kalangan
Manuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat Mahasiswa, Swasta, Nelayan, TNI, PNS,
yakni: SMA Negeri 1 Pasangkayu, dan URT, Siswa SMP, Polri, Pensiun, Satpol PP,
SMA Negeri 1 Bambalamotu, 2) Kab. Sigi Desain Grafis, Mahasiswa S2, Konsultan,
yakni MA Alkhairaat Palolo Makmur, dan Pemborong, Guru dan PSG. Sekian banyak
SMA Negeri 1 Sigi, dan 3) dari Depok. pengunjung Museum Sulawesi Tengah ada
Pengunjung hari libur ini merupakan yang berasal dari luar kota seperti PNS dari
kunjungan di luar hari kerja Museum Kab. Mamunu Utara, BKN Makassar,
Sulawesi Tengah seperti hari sabtu dan Mahasiswa dari Bandung, PSG dari Kec.
minggu. Kasimbar Kab. Parigi Moutong, Satpol PP
dari Kalimantan Barat, Desainer Gravis dari

134
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

Jakarta, Mahasiswa S2 UNDIP Semarang, juga menarik, yakni: 1) macan tutul, 2)


Dosen FMIPA-UI Depok, Karyawan swasta macan kumbang, 3) kepala rusa, 4) meriam,
dari Jakarta Selatan, dan Guru dari Kec. 5) gentong-gentong, 6) lukisan-lukisan tiga
Sojol Kab. Donggala. Kesan yang dimensi, 7) keris, 8) guci-guci kuno, 9)
ditinggalkan oleh pengunjung juga berbeda- perlengkapan perang Raja Kulawi Tomai
beda ada yang mengatakan baik dan menarik Torengke. Ini membuktikan bahwa koleksi
untuk pengetahuan, terdapat koleksi yang yang merupakan ciri khas suatu museum
bernilai sejarah, terkesan dengan budaya tidak bisa menjadi patokan untuk
Sulawesi Tengah, membantu untuk menjadikannya sebagai koleksi unggulan.
menyalurkan budaya dan pengetahuan, dan Tetapi harus ditanamkan bahwa semua
penataan koleksi yang menarik. koleksi yang ada di museum merupakan
Berdasarkan hasil olah data diatas, diketahui koleksi unggulan. Kedua, tidak semua
bahwa pengunjung Museum Sulawesi koleksi Museum Sulawesi Tengah bisa
Tengah didominasi oleh siswa Sekolah dijadikan sumber belajar sejarah hanya
Dasar. Hal Ini menandakan bahwa koleksi Etnografika, Arkeologika,
penanaman wawasan tentang kesejarahan Historika, Numismatika, dan Filologika
kepada anak sudah dilakukan sejak dini yang bisa dijadikan sumber belajar sejarah.
khususnya tentang budaya dan sejarah Kelima koleksi inilah yang membuat
daerah Sulawesi Tengah. eksistensi Museum Sulawesi Tengah
banyak dipemanfaatkan oleh guru, siswa,
KESIMPULAN
mahasiswa, masyarakat umum, maupun
Eksistensi Museum Sulawesi Tengah tourist. Sebab melalui koleksi tersebut
sebagai sumber belajar sejarah: Pertama, keberadaan Museum Sulawesi Tengah
kesepuluh kategori koleksi yang dijadikan tempat proses belajar mengajar,
dipamerkan oleh Museum Sulawesi Tengah obyek penelitian, dan pencarian informasi
merupakan daya tarik bagi pengunjung. mengenai sejarah dan kebudayaan Sulawesi
Diantara kesepuluh pembagian koleksi Tengah.
tersebut, ada enam (6) koleksi yang menjadi
karya agung (Masterpies). Koleksi yang
tersebut yakni: Patung Palindo, Fosil Gajah,
Taiganja, Kain Kulit Kayu, Kain Tenun
Donggala, dan Gerabah Kubur. Namun, ada
sembilan koleksi yang menurut pengunjung

135
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Ahmad Rohani. (1997). Media Instruksional Kebudayaan.

Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Dokumen Museum Sulawesi Tengah Tahun


2012
Aswil Roni. (1998). Museum Sebagai Pusat
Informasi Budaya. Padang: Buletin Dokumen Museum Sulawesi Tengah Tahun
Pusako. 2016

Dessy Anwar. (2005). Kamus Lengkap Gunawan Haji. (2000) Museum dan
Bahasa Indonesia. Surabaya. Amelia. Pengunjung. Yogyakarta: Bulatin
Museum Benteng Vredenburg.
Direktorat Permuseuman. (1993).
Museografia: Majalah Ilmu Juraid Abdul Latif. (2015). Peranan
Permuseuman Jilid XXII Nomor 1 Museum Dalam Pengembangan
Tahun 1992/1993. Jakarta: Departemen Kebudayaan Di Daerah: Museum
Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai Agen Perubahan. Makalah

Direktorat Permuseuman. (1997). pada Seminar Kebudayaan di Museum


Sulawesi Tengah. Palu.
Museografia: Majalah Ilmu
Permuseuman Jilid XXV Nomor 2 Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran.
Tahun 1996/1997. Jakarta: Departemen Jakarta: Rineka Cipta. Mengenal
Pendidikan dan Kebudayaan. Koleksi Museum Sulawesi Tengah.

Direktorat Permuseuman. (2000). Katalog UPTD Museum Sulawesi


Tengah. 2015.
Museografia: Majalah Ilmu
Permuseuman Jilid XXVIII Nomor 1 Media Cetak, Mercusuar, (11 Januari 2014).
Tahun 1999/2000. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Media Cetak, Palu Ekspres, (31 Agustus
2013).
Direktorat Permuseuman. (2009).
Museografia: Majalah Ilmu Moeljono M Anton. (1990). Kamus Besar

Permuseuman Vol. III. No. 2 Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

September. Jakarta: Departemen Pustaka.

Pendidikan dan Kebudayaan. Nunung Suryani dan Leo Agung. (2012).

Direktorat Permuseuman. (2011). Strategi Belajar Mengajar.

Museografia: Majalah Ilmu Yogyakarta: Ombak.

Permuseuman Vol. V. No. 7 Juli.

136
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554

Pedoman Berkunjung Museum Negeri


Sulawesi Tengah. (2013). Katalog UPT
Museum Sulawesi Tengah.

Pesona Kain Kulit Kayu Nusantara. (2014).


Katalog UPT Museum Sulawesi
Tengah.

Roestiyah. (2012). Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Risa Agustin. (2005). Kamus Ilmiah


Populer Lengkap. Surabaya: Serba
Jaya.

Supeti. (2014). Pengembangan Sumber


Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung: Alfabet.

137

Anda mungkin juga menyukai