Windayanti1
Muhammad Achail Darwis2
Abstrak
1
Windayanti, Dosen Pendidikan Sejarah, Universitas Tadulako, Indonesia, windayanti.sejarah@gmail.com
2
Muhammad Achail Darwis, Alumni Pendidikan Sejarah, Universitas Tadulako.
121
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
ABSTRACT
The museum has undergone several changes from time to time. This is because
the museum is constantly experiencing some changes in its duties and obligations.
Changes in the Museum follow the history of the development of society and
culture that use the museum as a social or cultural infrastructure. In Central
Sulawesi, the museum can be used as a science tour for the community. The
Central Sulawesi Museum has 7,472 collections categorized into 10 types of
collections, namely geology, biology, ethnography, archeology, history,
numismatics, philology, ceramics, fine arts, and technology. Of the various types
of collections above, there are only 5 collections that can be used as sources for
learning history, namely the collection of ethnography, archeology, history,
numismatics, and philology. In addition, the number of visitors from 2011 reached
90,042 people. This article includes among others; First. The attraction of the
Central Sulawesi Museum is the collection on display. Second, the existence of the
Central Sulawesi Museum is very useful for visitors as a source of learning
history.
122
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
123
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
124
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
Lokasi ini dipilih sesuai dengan masalah “Perspektif Pembagunan Museum Negeri
yang dikemukakan sebelumnya. Obyek Provinsi Sulawesi Tengah” yang
penelitian dalam tulisan ini disesuaikan dipresentasikan di depan peserta Penataran
dengan rumusan masalah dan kajian Ilmu Permuseuman Di Museum Nasional
penelitian yakni Museum Sulawesi Tengah Jakarta pada tahun 1975.
sebagai obyeknya dan subyeknya adalah Sejak saat itu, di tahun yang sama
pengunjung museum.Teknik pengumpulan dengan keinginan yang kuat untuk
data dilakukan dengan cara mencari sumber- menyelamatkan peninggalan budaya dan
sumber yang relevan dengan obyek sejarah Sulawesi Tengah, maka dilakukan
penelitian. Untuk mendapatkan data yang pengumpulan koleksi yang akan dijadikan
relevan dengan penulisan ini, penulis sebagai koleksi Museum Sulawesi Tengah
melakukan dua hal yakni: melalui kajian melalui bantuan Gubernur Kepala Daerah
kepustakaan (Library Reserch) dan Tingkat I Sulawesi Tengah. Bersamaan
penelitian Lapangan (Field Reserch). dengan proses pengumpulan koleksi benda
sejarah dan budaya Sulawesi Tengah,
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN kebijakan untuk mendirikan museum
berawal ketika budayawan Sulawesi Tengah pembagunan museum dimulai tahun 1977.
Masyudin Mashyuda melakukan Jadi, usia Museum hingga saat ini (secara
pengamatan, ketika itu beliau merupakan fisik) sudah mencapai 39 tahun. Usia yang
anggota Tim Pra Survey Kebudayaan relatif mudah jika dibanding dengan
Sulawesi Tengah dan menjabat sebagai museum lain yang ada di Indonesia seperti:
Asisten II Bidang Kebudayaan Kantor Museum Trowulan di Mojokerto (1926),
Perwakilan Departemen Pendidikan dan Museum Bali (1932), Museum Rumah Adat
Kebudayaan. Kemudian hasil survey itu Aceh (1915), Museum Simalungun di
dikemas dalam bentuk makalah berjudul Sumatra Utara (1938). Awal berdirinya
125
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
Museum Sulawesi Tengah di pimpin oleh museum dengan museum yang lain, seperti
Masyudin Masyuda, Pada awal pula Museum Sulawesi Tengah.
diresmikanya pada tahun 1978, Koleksi Museum Sulawesi Tengah
Kepemiminan Masyudin Mashyuda beragam bentuk dan jenisnya yakni
berakhir tahun 1987. Kemudian sejak tahun berjumlah 7.472 buah dari 10 jenis koleksi.
1987 digantikan Drs. Sofyan Ing Huong Koleksi Museum Sulawesi Tengah
hingga tahun 1997. Kemudian sejak tahun diklasifikasikan sebagai museum umum dan
1997 sampai 2008 oleh Drs. Zuhyar mengoleksi 10 jenis koleksi, sebagai
Mahmud, Dra. Hj. Zaitun Fadjar tahun berikut;
2008-2011, dan Dra. Hj, Muslima, M.Pd Koleksi Geologika/Geografika,
2011-2019. Koleksi Geologika atau Geografika di
Tahun 1987-2001 dibawah naungan Museum Sulawesi Tengah diantaranya,
Direktorat Permuseuman, karena Geologika yaitu ilmu yang mempelajari
dikeluarkanya otonomi daerah. Tahun tentang kerak bumi dan lapisan tanah,
2001-2012 Museum Sulawesi Tengah kandungan mineral dalam bumi serta jenis
dinaungi oleh Dinas Kebudayaan Dan batu-batuannya. Koleksi geografika yang
Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, dan dimiliki Museum Sulawesi Tengah terdiri
pada tahun 2013 sampai sekarang dinaungi dari fosil gajah purba, beberapa fosil
oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tumbuhan, dan berbagai potensi batuan yang
Provinsi Sulawesi Tengah. Status Museum ada di Sulawesi Tengah yakni; batu marmer,
Sulawesi Tengah sebagai UPT tentu saja batu kapus, dan pasir besi.
lebih menguntungkan karena dengan status Koleksi Biologika, Koleksi ini
tersebut berarti Museum Sulawesi Tengah berkenaan dengan disiplin ilmu biologi,
secara mandiri memiliki kewenangan yang ialah ilmu yang mempelajari asal, bentuk
lebih luas dan juga sudah memiliki struktur dan tingkah laku flora dan fauna. Koleksi
tersendiri. biologika yang dimiliki Museum Sulawesi
Tengah terdiri dari beragam kupu-kupu
Pembahasan
Museum harus mempunyai daya tarik yang diawetkan, tanduk anoa, tanduk
kerbau, tanduk rusa kulit anoa dan foto-foto
masing-masing bagi pengunjung, sebab
potensi Taman Nasional Lore Lindu di
daya tarik merupakan suatu hal yang
Sulawesi Tengah. Koleksi ini terdapat
mendasar untuk menarik pengunjung. Daya
koleksi sumbangan H. Sudarto seperti yang
tarik tersebut juga yang membedakan suatu
126
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
127
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
umumnya terdiri dari guci dan tempayan Sulawesi Tengah. Koleksi Masterpiece yang
berukuran kecil, terbuat dari tanah liat. dimaksud adalah; patung palindo, fosil
Sedangkan keramik asing berasal dari Cina, gajah, taiganjah, kain kulit kayu, kain tenun
keramik Jepang, Thailand, Kamboja, dan Donggala, dan gerabah kubur;(1) Patung
Eropa. Palindo, Patung setinggi empat meter itu
Koleksi Seni Rupa, Seni rupa yang berada di situs padang Sepe di Lembah
dihimpun museum ada dua jenis, yakni dua Bada, Kabupaten Poso. Patung Palindo
dimensi (seni lukis, seni grafis), dan tiga menggambarkan dan berceritera tentang
dimensi (seni patung). Khusus koleksi seni nenek moyang masyarakat Lembah Bada.
rupa di Museum Sulawesi Tengah hanya Patung Palindo adalah perwujudan
terdiri dari lukisan dan relief-relief. Lukisan pahlawan bernama Tosalogi yang
terdiri dari lukisan tarian dero (tarian merupakan pemimpin perang masyarakat
pergaulan suku Pamona), lukisan proses Bada melawan orang Masamba, Sulawesi
pembuatan kain kulit kayu, lukisan Selatan, ribuan tahun silam. Arca ini
permainan music tradisional lalove (suling), ditemukan dalam keadaan miring sekitar
lukisan pemandangan alam Sulawesi 300 dan berukuran tinggi 400cm.
Tengah. Pada arca dipahat bentuk muka manusia
Koleksi Tehnologika, Zaman memakai ikat kepala (pekabalu), mata bulat
teknologi modern ini museum juga dituntut melotot, tangan mengarah pada alat kelamin
untuk memamerkan hasil teknologi dalam yang menonjol, serta tanpa kaki; (2) Fosil
berbagai bidang. Koleksi teknologika yang Gajah, Fosil rahang gajah ini merupakan
dimiliki Museum Sulawesi Tengah terdiri pembuktian keberadaan gajah purba yang
dari meriam berukuran kecil, kipas angin hidup kira-kira 1,9 juta tahun yang silam di
logam, strika, lampu minyak, vas bunga wilayah Napu, Kecamatan Lore, Kabupaten
logam, dan asbak. Poso. Fosil rahang gajah ini ditemukan oleh
K. Gerosi seorang petani dari Desa Betue,
Daya Tarik Museum Sulawesi Tengah
Kecamatan Lore Utara pada tahun 1991; (3)
Menarik pengunjung ke museum
haruslah mempunyai daya tarik tersendiri. Taiganja, Terbuat dari perunggu yang
ditempah menyerupai kepala kerbau yang
Daya tarik Museum Sulawesi Tengah
bagian tengahnya terdapat celah sempit
terdapat pada kesepuluh koleksi yang
yang menyerupai alat kelamin wanita,
dipamerkan. Kesepuluh koleksi tersebut
bagian sisi muka dan belakang terdapat
terdapat 6 (enam) koleksi agung
hiasan. Motif hiasan yang terdapat pada
(Masterpiece) yang dimiliki Museum
128
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
129
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
130
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
pembelajaran, sebagai obyek penelitian, dan ditemukan. Seperti koleksi heraldika yang
ada pula yang memanfaatkannya mencari tidak dipamerkan oleh pihak Museum
informasi untuk tugas kuliah. Sulawesi Tengah, namun bisa dilihat
Museum Sulawesi Tengah dapat diruangan tertentu yang disediakan oleh
digunakan sebagai sarana menambah pihak museum. Koleksi ini merupakan
wawasan kesejarahan sebab tinggalan- lambang dari suatu kerajaan, atau keluarga
tinggalan sejarah yang ada di dalamnya bangsawan. Alasan kedua, sesuai dengan
mempunyai nilai-nilai luhur. Nilai-nilai fungsinya bahwa museum berfungsi sebagai
luhur tersebut tersimpan disetiap pusat kegiatan pendidikan dan rekreasi.
koleksinya. Seperti, siswa bisa menanbah Pengamatan peneliti selama dilapangan,
pengetahuannya tentang sejarah alam yang bahwa setiap pengunjung yang selesai
ada di Sulawesi Tengah dengan mengamati mengamati atau belajar di museum, mereka
atau memperhatikan mengenai koleksi pasti melakukan kegiatan rekreasi. Sehingga
historika. Koleksi historika merupakan fungsi pendidikan, dan rekreasi tidak bisa
koleksi yang berkenaan dengan perjuangan dipisahkan.
melawan kolonial sampai perjuangan Museum Sulawesi Tengah telah
mempertahankan kemerdekaan contohnya: banyak dimanfaatkan oleh pengunjung
Baju Raja Kulawi Tomai Torengke, baju sesuai dengan fungsinya. Pemanfaatan
sira, meriam dan pelurunya, pedang dan tersebut dapat kita lihat dari jumlah
keris. Adanya koleksi ini siswa dapat pengunjung yang datang ke museum.
mengamati, membuktikan dan Jumlah pengunjung yang dikemukakan
menyimpulkan bahwa 1) zaman dahulu Raja sebelumnya menunjukkan bahwa
Kulawi Tomai Torengke mempertahankan pemanfaatan museum sebagai sumber
kerajaannya dari serbuan tentara Kolonial belajar mendapat antusias dari pengunjung.
Belanda, 2) pedang, keris, dan merian Antusias ini datang dari kalangan pelajar
merupakan senjata yang digunakan rakyat terutama pelajar Usia Dini dan Sekolah
Sulawesi Tengah. Dasar, karena disetiap tahun yang
Pengunjung yang datang ke museum mendominasi kunjungan ke museum adalah
untuk menambah wawasan. Pertama, anak Usia Dini dan Sekolah Dasar. Ini
karena, di dalam museum menyimpan hal- menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur sudah
hal yang belum diketahui oleh pengunjung. ditamankan kepada siswa dengan
Terlebih lagi peninggalan yang dipamerkan berkunjung ke museum guna mempelajari
merupakan koleksi yang sudah mulai jarang sejarah dan kebudayaan.
131
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
132
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
3
Dokumen Museum Sulawesi Tengah (Tahun 2012)
133
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
134
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
135
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
Dessy Anwar. (2005). Kamus Lengkap Gunawan Haji. (2000) Museum dan
Bahasa Indonesia. Surabaya. Amelia. Pengunjung. Yogyakarta: Bulatin
Museum Benteng Vredenburg.
Direktorat Permuseuman. (1993).
Museografia: Majalah Ilmu Juraid Abdul Latif. (2015). Peranan
Permuseuman Jilid XXII Nomor 1 Museum Dalam Pengembangan
Tahun 1992/1993. Jakarta: Departemen Kebudayaan Di Daerah: Museum
Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai Agen Perubahan. Makalah
136
NOSARARA: JURNAL PENDID IKAN DAN ILMU SOSIAL P-ISSN: 2460-2590
Volume 9 No. 2 Nopember 2021 E-ISSN: 2614-2554
137