Dedi Asmara
STKIP Yayasan Abdi Pendidikan Payakumbuh
dedi2019@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran museum dalam
pembelajaran sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian.
Hasil penelitian didapatkan bahwa dengan bergesernya paradigma museum dari
koleksi (collection oriented) ke pengunjung (visitor oriented), maka masyarakat luas
mempunyai akses lebih banyak terhadap koleksi museum. Museum harus
menyediakan berbagai akses bagi pengunjung agar mereka dapat memperoleh
kesempatan menggunakan fasilitas dan layanan, riset dan studi koleksi, sajian
display, termasuk konsultasi dangan staf museum. Simpulan dari penelitian ini adalah
Keberadaan musem dalam dunia pendidikan begitu dibutuhkan, termasuk dalam
pembelajaran sejarah. Baik dari level pendidikan yang peling rendah hingga tinggi.
Seorang siswa dari sekolah dasar akan senang bila belajar di museum, dibandingkan
di dalam kelas. Di museum mereka bisa mengamati benda peninggalan masa lampau
secara langsung. Proses pembelajaran juga bisa dilaksanakan oleh pengunjung yang
bukan berasal dari kalangan pendidikan. Seorang turis yang berkunjung ke museum,
baginya akan menambah khasanah kekayaan mental dan intelektual untuk
mengetahui masa lampau dari suatu etnis atau kelompok masyarakat. Di museum
juga bisa dilaksanakan penelitian koleksi, hal ini memberikan peluang untuk
menghasilkan temuan terbaru.Penelitian bagi mahasiswa, dosen, dan siapapun yang
tertarik dengan museum
ABSTRACT
This study aims to find out how the role of the museum in learning history. The
method used in this study is qualitative research to understand the phenomenon of
what is experienced by research subjects. The results showed that with the shift of the
museum paradigm from collection (collection oriented) to visitors (visitor oriented),
the wider community had more access to museum collections. The museum must
provide various access for visitors so that they can get the opportunity to use
facilities and services, research and study collections, display offerings, including
consultations with museum staff. The conclusions of this study are that the existence
of museums in the world of education is so needed, including in history learning.
Both from the low to high education level. A student from elementary school will be
happy when studying in a museum, compared to in the classroom. In the museum they
can observe ancient relics directly. The learning process can also be carried out by
10
2019. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 2 (1): 10-20
visitors who are not from the education community. A tourist visiting the museum, for
him will add to the repertoire of mental and intellectual wealth to know the past from
an ethnic or community group. In the museum, collection research can also be
carried out, this provides an opportunity to produce the latest findings. Research for
students, lecturers, and anyone interested in the museum
Keywords: Museums, Learning, Visitors.
11
2019. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 2 (1): 10-20
12
2019. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 2 (1): 10-20
13
2019. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 2 (1): 10-20
14
2019. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 2 (1): 10-20
15
2019. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 2 (1): 10-20
16
2019. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 2 (1): 10-20
17
2019. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 2 (1): 10-20
dan fungsi (tupoksi) museum, kepala koleksi sangat penting artinya. Mereka
museum harus mampu mengarahkan haris menguasai betul pendekatan
dan menjadi motivator bagi staf untuk disiplin ilmu yang khas dan berkenaan
melakukan penelitian, penelitian di dengan koleksi yang akan ditelitinya.
museum harus dilakukan atas nama tim Dalam melakukan penelitian
karena hasil penelitian akan dilaporkan terhadap koleksi museum perlu
atas nama museum. Tim peneliti diperhatikan sumber acuan agar hasil
dibentuk oleh Kepala Museum yang penelitian koleksi tersebut bersifat
minimal terdiri dari seorang sebagai valid. Dalam hal ini, koleksi menempati
peneliti dan dua orang sebagai asisten kedudukan utama dan menjadi tumpuan
peneliti, komposisi peneliti tersebut perhatian selama penelitian
dapat disesuaikan dengan bentuk dan berlangsung. Beberapa butir acuan yang
keluasan cakupan penelitian. Penelitian patut diperhatikan, diantaranya sebagai
dapat diajukan oleh setiap staf berikut: adanya permasalahan yang
fungsional museum dengan prosedur menjadikan koleksi sebagai data utama
sebagai berikut para staf fungsional penelitian, permasalahan penelitian
museum mengajukan proposal yang disusun harus berkenaan dengan
penelitian kepada kepala museum, koleksi.
kepala museum dan/atau tim penilai Koleksi merupakan hal yang
yang ditunjuk memberikan penilaian pertama harus menjadi fokus perhatian,
terhadap proposal, apabila diterima, tumpuan penelitian dan bahan kajian.
kepala museum membentuk tim Jadi koleksi bukan merupakan data
penelitian, Tim penelitian dapat sekunder, adanya penelitian secara fisik
melaksanakan penelitiannya dengan terhadap koleksi (terhadap pengukuran,
memperhatikan segara prosedur penggambaran, pemotretan, dan lain-
penelitian, apabila ditolak, kepala lain), paling tidak harus ada penelitian
museum memberikan arahan dan secara fisik terlebih dahulu terhadap
mengembalikan proposal kepada para koleksi, dan sudut bahan, ukuran, gaya
staf fungsional untuk diperbaiki dan dan lain-lain disertai dengan aktivitas
diusulkan kembali. Bagi museum yang pengukuran,pemotretan, penggambaran,
belum memiliki atau terbatasnya tenaga dan hal lainnya. Jadi, penelitian koleksi
yang cakap untuk melakukan penelitian lewat foto atau gambar merupakan hal
dapat bekerjasama dengan museum atau yang kurang baik, kecuali apabila
instansi penelitian lain yang relevan. sangat terpaksa (sebagai data
Penelitian koleksi museum sangat pendukung) atau koleksi dimaksud
penting dilakukan oleh para kurator sukar diperoleh karena misalnya koleksi
bidang koleksi. Bagi suatu museum disimpan di museum luar negeri,
upaya untuk menginformasikan Adanya pemecahan/ pembahasan
koleksinya kepada publik bukanlah masalah yang berkenaan dengan
persoalan yang mudah. Sejumlah penelitian koleksi, Pemecahan atau
informasi mengenai koleksi yang akan jawaban terhadap masalah penelitian
dikomunikasikan sedapat mungkin terlebih dahulu adalah pemecahan
tersedia secara maksimal. Dalam hal ini masalah-masalah yang berkaitan
peran penelitian koleksi museum yang langsung dengan koleksi, hasil
dilaksanakan para kurator bidang penelitian dapat memberikan penjelasan
18
2019. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 2 (1): 10-20
yang lebih luas pada koleksi yang koleksi sepenuhnya bertujuan untuk
diteliti secara mandiri, apabila terdapat memberikan penjelasan tentang riwayat
koleksi yang diteliti secara khusus koleksi itu sendiri. Kedua,Penelitian
(mandiri) yang berkaitan dengan tentang suatu koleksi dengan tujuan
koleksi-koleksi lainnya. untuk menguraikan peranan suatu
Hasil penelitian itu harus dan koleksi yang lebih luasnya dalam
mendalam tentang seluk-beluk koleksi kerangka sejarah (kesenian, politik,
tersebut.Tidak perlu dikaitkan dengan masyarakat, ekonomi, dan lain-lain).
uraian-uraian koleksi lainnya, hasil Ketiga, Penelitian terhadap koleksi
penelitian dapat memberikan penjelasan dengan tujuan hanya sebagai data
secara lebih luas dalam konteks ilmu pendukung dari suatu kajian peristiwa
pengetahuan, misalnya sejarah, yang pernah terjadi.
arkelologi, antropologi, sosiologi, dan Museum juga melakukan
politik. Hasil penelitian terhadap penelitian di luar koleksi. Penelitian
koleksi museum diharapkan juga dapat tersebut dilakukan oleh staf fungsional
memberikan masukan yang lebih luas bidang edukasi, konservasi, dan
pada wawasan ilmu pengetahuan. preparasi. Misalnya, penelitian
Artinya, walaupun hanya bersifat mengenai pengunjung museum,
penelitian terhadap koleksi suatu apresiasi masyarakat terhadap museum,
museum, namun hasilnya dapat konservasi, dan pengamanan
disumbangkan bagi penambahan museum.Penelitian-penelitian tersebut
wacana kognitif (data dan asumsi) pada pada umumnya merupakan penelitian
suatu bidang ilmu yang berkaitan dasar kebijakan yang berbasis pada
dengan koleksi yang bertemakan keinginan pengunjung. Hasil dari
multikulturalisme, atau lainnya, Hasil penelitian ini digunakan untuk dasar
penelitian terhadap koleksi juga dapat penyusunan kebijakan manajemen,
menghasilkan suatu dukungan terhadap ppetunjuk pelaksanaan tugas, serta
suatu teori yang sudah umum, misalnya petunjuk teknis. Berbeda dengan
tentang difusi, akulturasi, dan local penelitian koleksi yang hasilnya
genius, diharapkan adanya manfaat disajikan kepada masyarakat.
dalam konteks kemasakinian atau masa Dalam melaksanakan penelitian
yang akan datang bila dilakukan buka koleksi perlu diperhatikan
penelitian terhadap koleksi. Sejalan beberapa acuan agar penelitian itu
dengan pandangan bahwa museum shahih. Masyarakat, baik pengunjung
harus berperan dalam masyarakat masa museum maupun masyarakat di sekitar
kini dan mampu mengikuti museum menempati kedudukan utama
perkembangan zaman, maka hasil dan menjadi tumpuan perhatian selama
penelitiannya pun mengandung bagian- penelitian berlangsung. Beberapa butir
bagian yang dapat disumbangkan pada acuan yang patut diperhatikan,
zaman sekarang (McClean, 1996). diantaranya sebagai berikut: pertama,
Alur Penelitian di Museum ada permasalahan yang menjadikan
Penelitian terhadap koleksi kebijakan museum sebagai masalah
museum secara garis besar dapat dibagi utama penelitian. Masyarakat
menjadi tiga jenis penelitian, yaitu pengunjung museum, masyarakat
pertama, suatu penelitian terhadap disekitar museum, konservasi, dan
19
2019. Kaganga : Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora 2 (1): 10-20
20