KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Permainan Bolavoli
a. Pengertian Permainan bola voli
Bolavoli merupakan suatu olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu
yang dipisahkan dengan net. Masing-masing regu memiliki enam orang pemain dengan
menggunakan lapangan yang berbentuk segi empat panjang dan ditengah-tengah lapangan
dibentangkan pemisah yaitu bernama net. Permainan ini dapat dimainkan didalam ruangan
ataupun diluar ruangan yang terbuka. Dalam permainan bolavoli yaitu setiap regu mampu
mempertahankan bola untuk tetap tidak menyentuh tanah didalam lapangan area sendiri dan
melompatkan bola melewati atas net sampai bola jatuh menyentuh tanah didalam lapangan
area lawan melalui teknik-teknik dasar bermain bolavoli dengan tujuan untuk mendapatkan
skor.
2. Passing
a. Pengertian Passing Bolavoli
Passing adalah awal sentuhan bola atau usaha yang dilakukan seorang pemain untuk
memainkan bola yang datang didalam daerahnya sendiri dengan menggunakan cara tertentu
untuk dimainkan oleh teman seregunya yang biasanya di sebut dengan pengumpan (tosser)
untuk diumpankan ke smasher sebagai serangan ke regu lawan. Menurut Sunardi dan
Kardiyanto (2013:23) bahwa,”Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam
satu regu dengan tenik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada
regu lawan”.
Passing dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu passing atas dan passing bawah.
Passing dari bawah digunakan apabila bola yang datang dibawah ketinggian dada, sedangkan
passing atas digunakan apabila bola yang datang di atas ketinggian dada. Adapun cara
melakukan passing bawah dan atas sangat berbeda. Yang paling dominan membedakan
antara kedua teknik tersebut yaitu ,passing bawah tidak menggunakan jari-jari tangan, akan
tetapi passing atas menggunakan jari-jari tangan saat melakukannya.
Dari kedua passing diatas memiliki tujuan yang berbeda, passing bawah di lakukan
dengan tujuan sebagai persiapan untuk melakukan umpan kepada pengumpan, sedangkan
passing atas dilakukan dengan tujuan untuk persiapan melakukan serangan. Biasanya passing
atas digunakan pengumpan untuk memberikan bola kepada smasher.
Prinsip dasar bermain bolavoli yaitu seorang pemain bolavoli untuk memainkan
yang bertujuan untuk mengumpan kepada teman seregunya di mainkan dilapangan
permainan sendiri.
Hal senada pasing dalam permainan bolavoli menurut Sunardi dan Kardiyanto
(2013:24-38) dibagi menjadi 2 (dua) spesifikasi, yaitu :
a) Passing bawah
Berdasarkan batasan passing diatas dapat dirumuskan passing bawah
adalah teknik dasar permainan bolavoli dengan menggunakan kedua lengan
bawah yang untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk dimainkan
diarea lapangan sendiri dan bertujuan sebagai awal untuk melakukan serangan
awal pada regu lawan.
b) Passing atas
Passing merupakan operan bola yang dimainkannya kepada teman
seregunya sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu
lawan. Oleh karena itu, menguasai teknik dasar passing bolavoli diantaranya
pasing atas merupakan faktor yang penting dan harus dipahami serta dikuasai
dengan benar.
b. Servis (Serve)
Menurut Dieter Beutelstahl (2013:8), “Servis merupakan sentuhan pertama dengan
bolas”. Sedangkan menurut, Sunardi dan Kardiyanto (013:), “Suatu Upaya memasukkan bola
ke daerah lawan dengan cara memukul bola menggunakan satu tangan atau lengan oleh
pemain baris belakang yang dilakukan di daerah serve”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa servis merupakan tindakan memukul
bola yang dilakukan dibelakang garis lapangan permainan (daerah sevis) dengan syarat
melampaui rintangan atau jaring net ke daerah lapangan lawan. Ada 2 (dua) jenis servis dan
petunjuk mengenai cara melakukan yang di ungkapkan Sunardi dan Kardiyanto (2013:14)
yaitu :
a) Servis tangan bawah
(1) Pemain berdiri menghadap net, kaki kiri didepan kaki kanan, lengan kiri
dijulurkan ke depan memegang bola (untuk pemain dominan menggunakan
tangan kanan) bagi yang menggunakan dominan tangan kiri sebaliknya.
(2) Bola dilempar rendah ke atas, berat badan bertumpu pada kaki belakang, lengan
yang diatas digerakkan ke belakang dan diayunkan ke depan dan memukul bola.
(3) Sementara berat badan dipindah ke kaki sebelah depan.
(4) Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan kuat.
(5) Gerakan akhir adalah memindahkan kaki yang dibelakang ke depan.
c. Spike (Smash)
Spike (smash) merupakan melompat dengan mengangkat satu tangan ke atas kepala,
kemudian memukul bola yang sedang melambung diudara melewati net ke arah area lawan
sehingga bola tersebut akan jatuh diarea lawan dengan keras dan cepat. Selain dibutuhkan
tenaga yang prima dan teknik yang baik, ketajaman kemampuan spiker dalam membaca
situasi dilapangan sangat di perlukan.
Gerak pelaksanaan smash dilakukan dengan memukul bola yang sedang melambung
tinggi melebihi tingginya net. Gerakan memukul dilakukan sambil meloncat. Smash
merupakan teknik menyerang utama dalam permainan bola voli.
Berdasarkan pelaksanaan gerakannya, teknik smash dibagi menjadi beberapa tahap.
Tahap-tahap tersebut merupakan rangkaian gerak yang berkesinambungan. Menurut
Soedarwo, Soeyati R., dan Sunardi (1996: 8) berdasarkan identifikasi gerakannya, dasar
pokok teknik smash yang harus di pelajari meliputi :
a) Perubahan sikap dan posisi sikap dan posisi penerimaan ke sikap dan posisi
untuk melakukan awalan.
b) Melakukan awalan.
c) Take-off dan meloncat.
d) Ayunan lengan ke atas dan memukul.
b) Landing dan bergerak ke sikap dan posisi permainan lebih lanjut.
d. Block (Bendungan)
Menurut M. Yunus (1992:119), “Block (Bendungan) merupakan benteng pertahanan
yang utama untuk menangkis serangan lawan”. Menurut Muhajir (2004:24-38)
mengemukakan bahwa:
Block (Bendungan) sangat erat sekali dengan teknik bertahan yang di
lakukan diatas net, keberhasilan Block dapat ditentukan loncatan yang tinggi dan
kemampuan menjangkau lengan pada bola yang sedang dipukul lawan. Block
dapat dilakukan oleh satu, dua, atau tiga pemain tergantung kualitas pemain
lawan, dan Block dapat dilakukan secara aktif dan pasif
Gambar 10. Passing Bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke
samping.
Gambar 11. Passing bawah dengan satu tangan sambil menjatuhkan diri ke depan
4. Passing Atas
a. Pengertian Passing Atas Bolavoli
Pasing atas merupakan salah satu teknik yang sering digunakan sebagai umpan (set-
up) untuk menyajikan bola dalam melakukan smash. Agar teman seregu dapat memainkan
atau melakukan serangan dengan baik terhadap lawannya, maka teknik pasing atas tersebut
harus dilakukan dengan baik dan tepat. Passing atas yang baik dan tepat akan memberikan
kemudahan bagi temannya dalam memainkan bola atau melakukan serangan sehingga
hasilnya lebih sempurna. Untuk dapat melakukan pasing atas dengan baik dan benar, pemain
harus menguasai teknik gerakan dengan benar.
Passing atas merupakan satu pola gerakan yang dirangkaikan secara baik dan
harmonis agar pasing atas yang dilakukan menjadi lebih baik dan sempurna. Untuk mencapai
hal tersebut seorang siswa harus menguasai teknik pasing atas. Cara melakukannya adalah
jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling
berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada dimuka
setinggi hidung. Sudut antara siku dan badan kurang lebih 45 derajat. Bola disentuhkan
dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan.
Dalam melakukan passing atas perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
5. Hakekat Belajar
a. Pengertian Belajar
Pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimiliki siswa dapat diukur dan
performnya. Performa ini dapat berupa kemampuan menyebutkan beberapa jenis pukulan
dalam permainan bola voli atau bisa juga kemampuan melakukan teknik passing dalam bola
voli, dan sebagainya. Jadi, guru dapat mengidentifikasi hasil belajar melalui peforma siswa.
Namun demikian, tidak semua perubahan tingkah laku tersebut sebagai hasil belajar. Ada
juga perubahan itu yang disebabkan bukan hasil belajar melainkan faktor kematangan. Kedua
faktor ini satu sama lain saling mengisi guna meraih hasil belajar yang jauh lebih baik. Jadi,
perubahan tingkah laku dalam proses belajar merupakan akibat dari interaksi siswa dengan
lingkungannya. Interaksi ini berlangsung secara disengaja. Hal ini terbukti dari adanya tujuan
yang ingin dicapai, motivasi untuk belajar dan kesiapan siswa untuk belajar bak secara fisik
maupun psikis.
Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber atau literatur.
Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedaan didalam rumusan pengertian belajar tersebut
dari masing-masing ahli, namun secara prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya.
Burtoh, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivities” merumuskan pengertian
belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
indovidu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
Menurut pendapat Skinner yang dikutip Dimyati dan Mujiono (2009: 9) bahwa,
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.
Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
Guru sebagai salah satu unsur pendidik harus memiliki kemampuan memahami
bagaimana peserta didik belajar dan kemampuan mengorganisasikan proses pembelajaran
yang mampu mengembangkan kemampuan dan bentuk watak peserta didik, karena fungsi
utama pembelajaran adalah memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri
peserta didik. Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar dan
pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungan atau pendidik
secara terprogram dan terencana dengan penyediaan sumber belajar yang mengakibatkan
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik kemudian didukung dengan adanya latihan
dan pengalaman berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh guru agar terjadi
proses belajar bagi siswa, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil
yang diharapkan. Prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya
dilakukan guru agar para siswa dapat berperan aktif didalam proses pembelajaran. Untuk itu
seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai dan mendapatkan perubahan yang positif.
Perubahan dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa sehingga perlu di pelajari
tentang karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.
C. Komponen Pembelajaran.
1) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah hal yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran
2) Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah pengetahuan yang harus diselesaikan siswa guna
mencapai suatu tingkatan. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan ,mempunyai
kedudukan yang sngat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.
3) Guru
Peranan guru tidak hanya sebatas sebagai pengajar tetapi juga pembimbing,
pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan
belajar siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
4) Siswa
Siswa atau peserta didik adalah seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan
di sekolah dibawah bimbingan seorang guru. Siswa adalah subjek dalam pendidikan.
5) Metode
Metode pembelajaran adalah suatu model atau cara yang digunakan untuk
melaksanakan suatu aktivitas pembelajaran.
6) Materi pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran itu sendiri. Materi
pembelajaran yang menarik memungkinkan partisipasi siswa menjadi tinggi dan
sebaliknya.
7) Alat pembelajaran(media)
Media adalah salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting karena
pembelajaran akan berjalan lebih efeektif jika didukung dengan media, alat
pembelajaran atau fasilitas yang sesuai dengan materi yang diajarkan
8) Evaluasi
Evaluasi dalam pembelajaran adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya
yang bersangkutan dengan kapasitas siswa guna mengetahui hasil belajar siswa.
Bentuk evaluasi di sekolah adalah tes tertulis, tes lisan dan tes praktik.
6. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Menurut pendapat Gagne & Briggs yang dikutip Jamil Suprihatiningrum (2012:37),
“hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan
belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa”. Menurut pendapat Reigeluth yang
dikutip Jamil Suprihatiningrum (2012:37), “hasil belajar atau pembelajaran dapat juga
dipakai sebagai pengaruh yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi)
alternatif dalam kondisi yang berbeda”. Menurut pendapat Agus Suprijono (2009:5), “hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi
dan keterampilan”. Sedangkan menurut Blom yang di kutip Agus Suprijono (2009:6), “hasil
belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor”.
Berdasarkan pendapat para ahli bahwa pengertian hasil belajar adalah suatu ukuran
nilai dari kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan
dapat diamati melalui kemampuan yang mencangkup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Perlu diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah
satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Tujuan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru baik dirumah, sekolah atau
belajar dimana pun adalah agar dapat memperoleh hasil belajar yang telah ditetapkan atau
bahkan melebihinya sehingga dapat digolongkan menjadi hasil belajar yang baik. Dalam
proses memperoleh hasil belajar yang baik, diperlukan metode pembelajaran yang tepat yang
sesuai dengan kondisi dan keadaan kehidupan sehari – hari yang akrab dengan peserta didik (
kontekstual ).
Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevaluasi taraf keberhasilan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Untuk dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan guru dan
belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya maka di perlukan informasi yang didukung
oleh data yang obyektif dan mewadahi tentang indicator perubahan perilaku dan pribadi
siswa. Hasil belajar digunakan untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu
tujuan pendidikan.
7. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin,yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium, yang berarti sesuatu yang terletak ditengah (antara dua pihak). Dalam Webster
Dictonary(1960), media adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk
jenjang atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau
dua hal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga
dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. AECT(Assosiation of Education and
Communication Technology,1997), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran
yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Gerlach&Ely (1980)
menjelaskan pula bahwa media adalah grafik, fotografi, elektronik atau alat-alat mekanik
untuk menyajikan, memproses dan menjelaskan informasi lisan atau visual.
Sedangkan menurut Smaldini, dkk (2008) mengatakan bahwa media adalah suatu
alat komunikasi dan sumber informasi.
Bertolak dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulakan bahwa media adalah setiap
orang,bahan,atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar
untuk menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Dari berbagai batasan diatas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat
membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah suatu cara, alat atau proses yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam
proses pendidikan. Penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran
bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
peran serta isi pelajaran.
Proses pemilihan media pembelajaran tidak sama dengan pemilihan buku pegangan
dalam pembelajaran. Pemilihan buku pegangan perlu memperhatikan kebutuhan dan
kemampuan siswa yang akan diajar. Sedangkan menurut Wilkinson, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni:
1. Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang di
rumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kritera yang paling pokok,
sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari krteria
utama ini .
2. Ketepatgunaan
Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda,
maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajari
adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak,maka media film atau video akan
lebih tepat.
3. Ketersediaan
Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapat tujuan pembelajaran,
media tersebut tidak digunakan jika tidak tersedia. Media merupakan alat
mengajar dan belajar peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk
memenuhi keperluan siswa dan guru.
8. Media Audio
a. Karakteristik Media Audio
Media audio merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan dari pengirim ke
penerima melalui indra pendengaran. Agar media tersebut benar-benar dapat membawakan
pesan yang mudah diterima oleh pendengar, harus di gunakan bahasa audio. Secara
sederhana bahasa audio adalah bahasa yang memadukan elemen-elemen suara, bunyi dan
musik yang mengandung nilai abstrak.
Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna
dan siswa harus berinteraksi dengan visual ( image ) itu untuk meyakinkan terjadinya proses
informasi. Dengan demikian media visual dapat di artikan sebagai alat pembelajaran yang
hanya bisa dilihat untuk memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan akan isi materi
pelajaran.
Media Visual yang bergerak ialah media yang dapat menampilkan atau membiaskan
gambar atau bayangan yang dapat bergerak dilayar bias, seperti: bias gambar-gambar yang
di tampilkan oleh motion picture film dan loopfilm.
Masing-masing media baik yang bergerak maupun yang tak bergerak di lihat
penggunaannya tak lepas dari kelebihan dan keterbatasan yang ada, tergantung pada situasi
dan kondisi pengoperasiannya.
1. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio
pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
2. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik
dengan suara.
3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
4. Media visual gerak contoh, film bisu
5. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan,
dan sebagainya
6. Media seni gerak
7. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
8. Media cetak contoh, televisi (Soedjarwono, 1997: 175).
Sumber: http://agung030492.blogspot.co.id/2011/06/media-audio_14.html
3. Akhir.
Menyusun naskah video atau alur cerita, dan editing.
Melakukan gerakan dari persiapan sampai gerakan lanjutan passing bolavoli
.adapun susunan percakapan seperti berikut:
- Sikap Permulaan passing bawah :
Badan dalam sikap setimbang labil, lengan diulurkan ke depan bawah, siku
tidak ditekuk(sudut antara lengan badan kira-kira 45 derajat).
- Sikap perkenaan
Perkenaan bola dengan bagian sebelah atas pergelangan tangan kearah ibu jari
(bagian proksimal pergelangan tangan)
- Sikap akhir
Setelah perkenaan bola, gerakan diLanjutkan dengan melangkah kaki ke
depan, selanjutnya ambil sikap permulaan
Berdasarkan pemahaman diatas, maka sebagai guru harus mampu menciptakan suatu
metode baru,sehingga siswa tidak merasa bosan dan dapat mengikuti pembelajaran dengan
baik. Begitu juga dalam pembelajaran passing bolavoli seorang guru harus bisa menciptakan
media pembelajaran yang baru yang membuat siswa tertarik untuk mengikutinya. Salah
satunya adalah dengan Media Audio-Visual. Dengan Media Audio-Visual tersebut
diharapkan siswa akan senang mengikuti pembelajaran yang juga pada akhirnya akan
meningkatkan hasil belajar passing bolavoli.
Dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dimana dalam siklus I terdiri dari 3
pertemuan dan siklus II terdiri dari 2 pertemuan, siswa diberikan materi pembelajaran
menggunakan media audio visual. Pada setiap akhir siklus guru mengambil nilai
keterampilan passing bawah bolavoli dan passing atas menggunakan tes passing bawah
selama 60 detik dan tes passing atas 60 detik. Siswa melakukan test passing bawah dan
passing selama 60 detik yang bertujuan untuk mengetahui berapa kali bola dapat dipassing
dalam waktu 60 detik dan pada saat yang bersamaan juga dinilai teknik passing bawah dan
passing atas mulai dari sikap permulaan, pelaksanaan gerak, dan gerak lanjutan. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan tersebut maka akan dapat diketahui apakah ada peningkatan hasil
belajar passing bolavoli melalui media audio visual pada siswa kelas X TKB 1 SMK N 2
Sragen tahun pelajaran 2015/2016. Bentuk alur kerangka berpikir dalam melaksanakan
kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :
Siklus I
Guru dan Peneliti menyusun pembelajaran bolavoli menggunakan media audio visual dengan tujuan meningkatk
Siklus II
Melalui penerapan media audiovisual dapat meningkatkan
Upaya perbaikan tindakan dari
hasilbelajar
Kondisi siklus melaluiI sehingga
media audio
visual dapat berhasil meningkatkan hasil belajar passing bolavoli