Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROFESI KEGURUAN
Tentang Kode Etik Keguruan

Di susun oleh:
l Intan putri syaharani
l Maryulia
l Muhamad syafriansyah

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU


PENDIDIKAN
STKIP DOMPU
TAHUN AKADEMIK 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya penulis
dapat menyelesaikan Makalah ini. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas kuliah.
Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbang saran dan keritik dari semua pihak yang
membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga
terwujudnya makalah ini.
DAFTAR ISI

DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………............
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………….............
DAFTARISI……………………………………………………………………………............
.
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………............
A. Latar
Belakang…………………………………………………………………............
B. Rumusan
masalah………………………………………………………………...........
C. Tujuan
penulis………………………………………………………………….............
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………….............
A. Kode etik keguruan …………………………………………………………...............
1. Pengertian Kode Etik Guru……………………………………………….............
2. Tujuan kode etik guru………………………………………………………..........
3. Tujuan kode etik guru………………………………………………………..........
4. Penerapan kode etik guru dalam kehidupan masyarakat………………............
5. Nilai–nilai dasar dan nilai operasional kode etik guru………………….............
6. Pelaksanaan, pelanggaran dan sanksi guru………………………………...........
7. Ikrar guru Indonesia dalam kode etik guru……………………………..............
BAB III
KESIMPULAN……………………………………………………………….............
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………..............
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini pendidikan menjadi masalah yang ramai dibicarakan. Berbicara mengenai
pendidikan berarti berbicara tentang profesi guru dan kode etik guru. Profesi guru merupakan
salah satu profesi yang banyak diminati oleh kebanyakan siswa dan siswi, hal tersebut karena
guru merupakan profesi yang dapat menentukan masa depan bangsa ini, guru yang baik dan
berkualitas tentu mempunyai etika yang baik, guru yang tidak berkualitas akan menjadikan
bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa menjadi bangsa yang terjajah lagi.
Oleh karena itu, orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang guru. Namun, menjadi
seorang guru bukanlah hal yang mudah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain
adalah syarat admistrasi, teknis, psikis, dan fisik, selain itu seorang guru juga harus memiliki
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, professional dan juga harus mempunyai kode etik
yang baik.
Namun,kebanyakan orang-orang yang telah menjadi seorang guru dalam menjalankan
profesinya tersebut tidak jarang melakukan penyimpangan atau pun pelanggaran terhadap
norma-norma menjadi seorang guru, sehingga pemerintah menetapkan suatu aturan atau
norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di Indonesia yang dikenal dengan “Kode
Etik Guru”.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Kode Etik Guru?
2. Apakah tujuan kode etik guru?
3. Apakah fungsi kode etik terhadap guru di Indonesia?
4. Bagaimana penerapan kode etik guru dalam kehidupan masyarakat?
5. Bagaimana nilai – nilai dasar dan nilai operasional kode etik guru ?
6. Bagaimana pelaksanaan, pelanggaran dan sanksi guru ?
7. Apa ikrar guru Indonesia dalam kode etik guru ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik Guru


Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara
(adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut
oleh suatu golongan atau masyarakat.
Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan tentang
moral manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara umum etika dapat diartikan
sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam
memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang sebaikbaiknya berdasarkan timbangan
moral-moral yang berlaku.
Kode etik guru indonesia adalah himpunan nilai nilai dan norma norma profesi guru yang
tersusun dengan baik dan sistematis dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Kode etik guru
indonesia berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga
PGRI dalam menunaikan tugas pengabdianya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar
sekolah serta dalam kehidupan sehari hari di masyarakat. Dengan demikian , kode etik guru
indonesia merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap profesional para
anggota profesi keguruan.1
Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi
undang-undang. Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma
moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya
dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi,
dan pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.

1 Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta : Balai Pustaka. hal. 112
Secara istilah “kode etik” terdiri dari dua kata, yakni “kode” dan “etik”. Kata “etik” berasal
dari bahasa Yunani, “ethos” yang berarti watak, adab atau cara hidup. Dapat diartikan bahwa
etik itu menunjukkan “cara berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan dari kelompok
manusia”. Atau secara harfiah kode etik berarti sumber etik. Jadi kode etik guru itu dapat
diartikan sebagai aturan tata susila keguruan2
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.
B. Tujuan Kode Etik Profesi Guru
Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan
kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah
sebagai berikut3
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau masyarakat,
agar mereka jangan sampai memendang rendah atau remeh terhadap suatu profesi. Oleh
karena itu setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai tindakan yang dapat
mencemarkan nama baik tprofesi terhadap masyarakat.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
Kesejahteraan dalam konteks ini meliputi kesejahteraan yang bersifat lahir (material) ataupun
kesejahteraan yang bersifat batin (spiritual atau mental).
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi,
sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung
jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan
ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi, kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar
para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap anggota untuk
secara aktif berpartisipasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang
dirancang organisasi

C. Fungsi Kode Etik Guru


Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan

2 Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta. hal. 49
3 Soetjipto dan Raflis Kosasi. 1999. Profesi Keguruan, Jakarta : PT. Rineka Cipta. hal.31
peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan
pemerintah sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
Secara umum, kode etik ini diperlukan dengan beberapa alasan, antara lain:
- Untuk melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah ditetapkan
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
- Untuk mengontrol terjadinya ketidakpuasan dan persengketaan dari para pelaksana,
sehingga dapat menjaga dan meningkatkan stabilitas internal dan eksternal pekerjaan.
- Melindungi para praktisi di masyarakat, terutama dalam hal adanya kasus-kasus
penyimpangan tindakan.
- Melindungi anggota masyarakat dari praktek-praktek yang menyimpang dari ketentuan
yang berlaku.

D. Penerapan Kode Etik Guru Dalam Kehidupan Masyarakat


Kode etik guru sebagai pedoman guru dalam berperilaku sesungguhnya dapat diterapkan di
masyrakat. Guru ketika berinteraksi dengan masyarakat harus berpegang teguh pada kode
etiknya. Perilaku yang ditunjukkan harus mencermikan nilai-nilai luhur kode etik itu
sehingga kandungannya menjelma dalam perilakunya.
Berdasarkan isi dari kode etik diatas, berikut ini akan diuraikan penerapan kode etik guru
dalam masyarakat.4
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila.
Konsepsi tentang manusia seutuhnya dapat dianalisis dari beberapa dimensi. Pertama,
keutuhan dimensi rohani-jasmani, yaitu manusia seimbang antara perkembangan jasmani dan
rohaninya. Kedua, keutuhan antara dimensi sosial dan individual, yaitu masyarakat yang
selaras antara pemenuhan kebutuhan individual dan sosialnya. Ketiga, keutuhan
perkembangan potensi yang dimiliki serta optimalisasi perkembangannya, yaitu keselarasan
antara perkembangan psikomotorik, afektif, kognitif dan emosional. Berkembangnya warga
masyarakat seutuhnya dapat dilandasi oleh nilai-nilai luhur pancasila. Artinya, seorang guru
harus mengembangkan masyarakat seutuhnya dengan berpijak pada nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam pancasila itu.
b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
Guru dalam melaksanakan perannya sebagai pendidik dan pengajaran pada masyarakat harus
berpegang teguh pada kejujuran profesional, yaitu suatu pengakuan atas batas-batas
kemampuan profesionalnya. Ia tidak melakukan hal-hal yanh diluar batas kemampuannya
dan tidak pula melakukan pekerjaan yang ada dalam koridor kewenangan profesi lain.
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.

4 Djam’an Satori, dkk. 2010. Profesi Keguruan. Jakarta. Universitas Terbuka.hal. 5


Banyak informasi yang berhubungan dengan peserta didik datang dari masyarakat dan guru
dipandang perlu menggalinya demi kepentingan peserta didik. Hal ini dapat dilakukan
termasuk pada saat guru berada di masyarakat.
d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar.
Untuk menciptakansuasana sekolah sebaik-baiknya, guru sebaiknya bekerja sama dengan
masyarakat. Kerja sama tersebut dapat berupa kerja sama dalam keamanan, kenyamanan,
kebersihan, serta kasrian dan kesehatan lingkungannya. Hal tersebut dilakukan dengan
strategi dan pendekatan yang tepat sehingga masyarakat dapat mendukung untuk
menciptakan suasana sekolah dengan sebaik-baiknya sehingga menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar.
e. Guru memlihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
Keberhasilan suatu pendidikan bukan hanya tanggung jawab dari sekolah/madrasah karena
pada hakikatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah/madrasah
(lembaga pendidikan), masyarakat, dan keluarga. Oleh karena itu, guru harus memelihara
hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat untuk memikul tanggung jawab
bersama-sama terhadap pendidikan.
f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
Dalam menjalankan peran dan fungsinya di masyarakat, guru diharapkan senantiasa
mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya, baik secara pribadi
maupun bersama-sama. Pengembangan dan peningkatan mutu mengacu pada peningkatan
kualitas profesional, yaitu peningkatan keterampilan-keterampilan profesional dalam bidang
kependidikan. Sedangkan peningkatan dan pengembangan martabat profesi menunjukkan
pada upaya untuk menempatkan profesi keguruan yang ada di hati masyarakat.
g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
Didalam masyarakat guru memelihara hubungan seprofesi. Artinya, ia mengadakan dan
memelihara hubungan dengan guru lainnya baik dengan guru yang berlatar keahlian sama
maupun berbeda. Dengan pemeliharaan hubungan tersebut diharapkan antara sesama guru
dimasyarakat terjadi persatuan dan kesatuan yang kokoh dan berakar serta muncul rasa
senasib sepenanggungan.
h. Guru bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdiannya.
Dalam memelihara dan meningkatkan mutu kinerja organisasi masyarakat paling tidak guru
harus berupaya untuk menerapkan misi dari PGRI, yaitu : misi profesi, misi kemasyarakatan,
dan misi kesejahteraan. Dalam menerapkan misi profesi dimasyarakat guru berupaya
merealisasikan layanannya kepada masyarakat. Yakni layanan yang bersifat sosial-
profesional yang mana dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai layanan sosial dan tanpa
pamrih. Penanaman misi kemasyarakatan PGRI terhadap masyarakat mencakup penanaman
semangat persatuan dan kesatuan. Penanaman misi kesejahteraan bertujuan untuk
menciptakan masyarakat adil, sejahtera lahir batin.
i. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Sebagai warga Negara yang baik, guru senantiasa melaksanakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan dimasyarakat, sepanjang itu berhubungan dengan kemaslahatan
masyarakat, misalnya kebijakan pemerintah tentang guru dan berupaya membantu
pemerintah dalam merealisasikan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Berbicara mengenai kode etik guru indonesia berarti kita membicarakan guru di Negara kita.
Berikut akan dikemukakan kode etik guru, Indonesia sebagai hasil rumusan kongres PGRI
XIII pada tanggal 21-25 november 1973 di Jakarta, terdiri dari sembilan item,yaitu :
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangunan yang ber-Pancasila
2. Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak
didik masing-masing.
3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentaang anak didik,
tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua
anak didik sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6. Guru sendiri atau sama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu
profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara hukum bersama-sama memelihara,membina dan meningkatkan mutu
organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
Kode etik guru merupakan suatu yang harus dilaksanakan sebagai barometer dari semua
sikap dan perbuatan guru dalam berbagai segi kehidupan, baik dalam keluarga , sekolah
maupun masyarakat.
Upaya meningkatkan pelaksanaan kode etik pendidik tersebut,dalam garis besarnya dapat
dilakukan sebagai berikut :
1. Para pendidik diberi kesempatan seluas-luasnya,selama mereka mampu, untuk studi lebih
lanjut. Dengan menimba ilmu lebih banyak serta meningkatkan sikap dan pribadinya sebagai
pendidik, diharapkan kode etik pendidik itu lebih disadari keharusannya untuk ditaati dan
dilaksanakan.
2. Membangun pustakawan pendidik di lembaga-lembaga pendidikan yang belum memiliki
perpustakaan seperti itu.
3. Meningkatkan kesejahteraan para pendidik.
4. Kerja sama lembaga pendidikan dengan orang tua dan dengan tokoh-tokoh masyarakat
perlu ditingkatkan.
5. Fungsi DP3 perlu di benahi dan ditingkatkan.
6. Pelaksanaan etika pendidik dapat juga ditingkatkan dengan mengintensifkan pengawasan.
7. Kalau pendidik melanggar kode etik pendidik tidak mempan dinasehati atau dihimbau oleh
pemimpin lembaga, maka para pemimpin itu dapat mengenakan sanksi kepada mereka sesuai
dengan aturan yang berlaku atau sesuai dengan peraturan lembaga bersangkutan yang sudah
disepakati bersama.
E. Nilai – nilai Dasar dan Nilai Operasional
Pasal 5
Kode Etik Guru Indonesia bersumber dari :
1). Nilai-nilai agama dan Pancasila
2). Nilai-nilai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
3). Nilai-nilai jati diri, harkat dan martabat manusia yang meliputi perkembangan kesehatan
jasmaniah, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual,
Pasal 6
Hubungan Guru dengan Peserta Didik:
- Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tuga didik, mengajar,
membimbing, mengarahkan,melatih,menilai, dan mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran.
- Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-hak
dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
- Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan
masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
Hubungan Guru dengan Orangtua/wali Siswa:
- Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan
Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan.
- Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan objektif mengenai
perkembangan peserta didik.
- Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan
orangtua/walinya.
Hubungan Guru dengan Masyarakat:
- Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien dengan
masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
- Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan dan meningkatkan
kualitas pendidikan dan pembelajaran.
- Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat
Hubungan Guru dengan Sekolah:
- Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
- Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan
proses pendidikan.
Hubungan Guru dengan Profesi:
- Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi
- Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan bidang studi
yang diajarkan
- Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya
F. Pelaksanaan, Pelanggaran dan Sanksi Guru
Pasal 7
- Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan Kode Etik Guru
Indonesia.
- Guru dan organisasi berkewajiban mensosialisasikn Kode Etik Guru Indonesia kepada
rekan sejawa.
Pasal 8

G. Ikrar Guru Indonesia


- Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik bangsa yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
- Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita - cita Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, pembela dan pengamal pancasila yang setia pada Undang
– Undang Dasar 1945.
- Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan Nasional dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
- Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah organisasi perjuangan Persatuan Guru Republik
Indonesia, membina persatuan dan kesatuan bangsa yang berwatak kekeluargaan.
- Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman
tingkah laku profesi dalam pengabdiannya terhadap bangsa, Negara, dan kemanusiaan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Tujuan
merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan
kepentingan organisasi profesi itu sendiri.
Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan
peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, kode etik guru sebagai
pedoman guru dalam berperilaku sesungguhnya dapat diterapkan di masyrakat. Guru ketika
berinteraksi dengan masyarakat harus berpegang teguh pada kode etiknya. Perilaku yang
ditunjukkan harus mencermikan nilai-nilai luhur kode etik itu sehingga kandungannya
menjelma dalam perilakunya.
B. SARAN
Adapun saran dari kami sebagai golongan pelajar jangan menjadikan buku atau kitab-kitab
sebagai buku hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai,
dan di tafsiri dengan baik dan selanjutnya diamalakan dengann segenap kemampuan. Dan
kiranya makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, Kritik dan Saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA

Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta : Balai
Pustaka.
Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Soetjipto dan Raflis Kosasi. 1999. Profesi Keguruan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Djam’an Satori, dkk. 2010. Profesi Keguruan. Jakarta.
Syaiful bahri djamarah , Op Cit, hlm.49-50
Made Pidarta , Landasan Kependidikan , Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Rekrutmen
    Makalah Rekrutmen
    Dokumen25 halaman
    Makalah Rekrutmen
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Perkembangan Pendidikan
    Makalah Perkembangan Pendidikan
    Dokumen13 halaman
    Makalah Perkembangan Pendidikan
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    100% (2)
  • Emodul Kelas X KD 3.3-1
    Emodul Kelas X KD 3.3-1
    Dokumen59 halaman
    Emodul Kelas X KD 3.3-1
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Model Simulasi
    Makalah Model Simulasi
    Dokumen10 halaman
    Makalah Model Simulasi
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    100% (1)
  • Miskan Pro
    Miskan Pro
    Dokumen43 halaman
    Miskan Pro
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Muhammad Yusuf
    Muhammad Yusuf
    Dokumen6 halaman
    Muhammad Yusuf
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Wati
    Makalah Wati
    Dokumen13 halaman
    Makalah Wati
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Laporan PKL Tiara
    Laporan PKL Tiara
    Dokumen16 halaman
    Laporan PKL Tiara
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Murni
    Makalah Murni
    Dokumen15 halaman
    Makalah Murni
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PKL Pipit Wahyuningsi
    LAPORAN PKL Pipit Wahyuningsi
    Dokumen12 halaman
    LAPORAN PKL Pipit Wahyuningsi
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Laporan PKL Gita
    Laporan PKL Gita
    Dokumen16 halaman
    Laporan PKL Gita
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Sistem Moneter
    Makalah Sistem Moneter
    Dokumen14 halaman
    Makalah Sistem Moneter
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kelompok 1
    Makalah Kelompok 1
    Dokumen14 halaman
    Makalah Kelompok 1
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ardian PKLH
    Makalah Ardian PKLH
    Dokumen8 halaman
    Makalah Ardian PKLH
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ria
    Makalah Ria
    Dokumen16 halaman
    Makalah Ria
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Nufus
    Makalah Nufus
    Dokumen22 halaman
    Makalah Nufus
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pengaplikasian Komputer
    Makalah Pengaplikasian Komputer
    Dokumen22 halaman
    Makalah Pengaplikasian Komputer
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • Bola Volii
    Bola Volii
    Dokumen32 halaman
    Bola Volii
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat
  • RPP Xii
    RPP Xii
    Dokumen9 halaman
    RPP Xii
    Shinta meilanasari Shinta meilanasari
    Belum ada peringkat