Anda di halaman 1dari 4

BAHAN PENYAMPAIAN KISI-KISI

LCC KEBUDAYAAN KABUPATEN GUNUNG KIDUL


TANGGAL 1 APRIL 2021

A. Pengertian Sejarah Museum


Museum berasal dari bahasa Yunani, untuk menyebut tempat pemujaan dewi-dewi penguasa
ilmu pengetauan dan kesenian. Tempat pemujaan tersebut dikenal dengan nama Mouseion.

Dalam kepercayaan yunani, dewi penguasa ilmu pengetahuan dan kesenian dikenal dengan
nama Dewi Muze. Dewi-dewi tersebut adalah keturunan dari Dewa Zeus dan Mnemosine.

Embrio keberadaan museum telah ada pada masa prasejarah. Hal ini karena adanya naluri
alamiah manusia sebagai makhluk pengumpul (collecting insting). Penyebutan museum
mengalami perubahan makna :
 Masa Prasejarah curio cabinet
 Masa Abad Pertengahan koleksi kaum bangsawan (bersifat pribadi), ajang pretice
 Masa Renaisance  koleksi barang milik pegumpul barang kuno dan antik (antikuarian),
termasuk kaum penjelajah dunia
 Masa Ensiklopendi kumpulan pengetahuan dalam bentuk karya tulis
 Masa Revolusi Perancis  1789 demokratisisi ilmu pengetahuan, tempat penyimpanan
barang koleksi mulai dibuka untuk umum. (selayang pandang perkembangan museum
hal 1)

Museum terus berkembang, maka tahun 1946 dibentuk ICOM (International Council of
Museums) yang bernaung dibawah UNESCO (United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization).

Museum menurut ICOM, adalah suatu lembaga yang permanen, yang melayani kepentingan
masyarakat dan kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak bertujuan mencari keuntungan, yang
mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan dan mengkomunikasikan benda-benda
pembuktian material manusia dan lingkungannya, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan
rekreasi.

Dalam hal ini museum bersifa nir laba yaitu tidak mencari keuntungan.

Dari definisi ICOM tersebut, dapat dikembangkan beberapa manfaat dari keberadaan museum,
yaitu:
Edukatifpendidikan (menambah pengetahuan)
Inovatfimemberikan gagasan untuk melahirkan karya baru
Imajinatif  membantu daya khayal dalam nuansa perlawatan
Rekreatif  memberikan hiburan (selayang pandang perkembangan museum hal 9-10)

Perkembangan museum di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari seorang tokoh anggota VOC
berkebangsaa Jerman yang bernama George Eberhard Rumpf (Rumphius). Dia tinggal di
Ambon dan banyak menulis tentang kepuluaan tersebut seperti Ambonsche Landbeschrijving
(gambaran tentang sejarah atau hikayat kesultanan di daerah Maluku). Karya-karya dia baru
terbit setelah dia meninggal. Beberapa terbitan karya Rumphius antara lain D’Ambonsche
Rariteitkamer (1705), dan dua jilid pertama dari Herbarium Amboinense atau Het
Amboinsche Kruidboek yang terdiri atas enam jilid (1741) (Sejarah perkembangan museum
di Indonesia hal 9)

B. Sejarah Museum Nasional


Abad ke-18 di Eropa berkembang kegiatan intelektual yang menghasilkan kemajuan ilmu
pengetahuan. Pada waktu itu banyak didirikan perkumpulan ilmiah, satu di antaranya adalah
De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda) yang
didirikan di Haarlem tahun 1952.

Pada tanggal 24 April 1778 berdirilah suatu lembaga swasta yang disebut Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang merupakan cikal bakal Museum
Nasional. Lembaga tersebut berdiri di Batavia / Jakarta.

Lembaga ini mempunyai semboyan ‘Ten Nutte van het Algemeen’ (Untuk Kepentingan
Masyarakat Umum).

Tokoh-tokoh yang terkiat dengan keberadaan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en


Wetenschappen antara lain :
 JCM Radermacher  kolektor numismatik yang menyumbang-kan sebuah rumah
miliknya di Jalan Kalibesar untuk museum.
 Egbert Willem van Orsoy de Flines  Seorang kolektor keramik banyak
menyumbangkan koleksinya pada masa awal berdirinya perkumpulan.
 Raden Saleh Syarif Bustaman  Seorang seniman pribumi legendaris yang juga
pecinta benda-benda purbakala banyak menyumbang karya dan koleksi pribadinya
terhadap perkumpulan

Masa penjajah Inggris 1811-1816, “Bataviaasche Genootschap van Kunsten en


Wetenschappen”, diambil alih oleh pemerintah Inggris dan lokasinya dipindahkan ke gedung
baru yang bernama : Societeit de Harmonie

Nama lembaga “Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen”, diganti dengan


nama baru Literary Society

Tahun 1816, Indonesia kembali ke tangan Belanda kembali. Tahun 1862 Pemerintah
Kolonial Belanda membangun gedung baru untuk menampung koleksi “Bataviaasche
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen”, yang berlokasi di tempat Museum Nasional
sekarang. Tempat tersebut dikenal dengan sebutan Koningsplein West.

Tahun 1868 museum tersebut mulai dibuka untuk umum. Karena besar jasanya dalam bidang
ilmu pengetahuan maka Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen diberi
gelar Koninklijk / milik kerajaan pada tahun 1923
Setelah Indonesia merdeka, dalam rangka memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang
berfaedah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri
sekitarnya, maka Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
diubah namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia tahun 1950. Pimpinan LKI
yang pertama adalah Hoesein Djajadiningrat

Dengan pertimbangan koleksi-koleksi yang ada didalamnya, maka berdasarkan Keputusan


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, museum peninggalan Koninklijk Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, yang tadinya sebagai Museum Pusat
ditetapkan sebagai Museum Nasional pada tanggal 28 Mei 1979.

Museum nasional sering disebut dengan museum gajah, museum arca, gedung gajah.

Gajah itu pemberian raja Kerajaan siam yang bernama Chulalongkorn (Rama V) dari
Thailand. Dia berkunjung ke museum tersebut 1871.

C. Museum Tua (Sejarah perkembangan musuem Indonesia hal : 10-19)


 Radya pustaka  didirikan 1890 di Surakarta banyak menyimpan benda-benda dan
naskah- naskah kuno dari daerah Kasunanan Surakarta. Berdiri atas inisiatif seorang
tokoh yang menjabat patih dari kerajaan Surakarta yaitu KPA. Sosrodiningrat IV.
 Museum Zoologicum Bogoriensis (MZB)  berdiri bulan Agustus 1894, di Bogor.
Didirikan oleh Dr. J.C. Koningberger.
 Museum Mojokerto  didirikan pada tahun 1912 atas usul seorang bupati Mojokerto,
bernama RAA. Kromojoyo Adinegoro.
 Museum Mangkunegaran  didirikan oleh Mangkunegoro VII / BRM Soerjo Soeparto
tahun 1918 di Surakarta.
 Museum Gedong Kirtya  berdiri atas jasa Yayasan Kitya Lefrink-Van der Tuuk di
Singaraja Bali
 Museum Geologi  diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929 di Bandung. bangunan,
museum dirancang dengan gaya Art Deco oleh seorang arsitek bernama Menalda van
Schouwenburg
 Museum Bali  didirikan tahun 1932, oleh Mr. W.F.J Kroon
 Museum Rumah Adat Baanjuang  didirikan pada tanggal 1 Juli 1935 oleh Mondelar di
dalam komplek Benteng Belanda di Pasar Atas Bukit Tinggi.
 Museum Sonobudoyo  diresmikan pada tanggal 6 November 1935.

D. Koleksi museum nasional (museum nasional dan koleksi hal : 66 dst)

E. BARAHMUS
 BARAHMUS merupakan organisasi profesional tempat bersinerginya museum-museum
yang ada di Yogyakarta, berdiri 7 Agustus 1971.
 Pada masa awal berdirinya, kantor sekretariat berada di Museum Dewantara Kirti Griya
Tamansiswa (Jl. Tamansiswa 31 YK).
 Barahmus DIY dilambangkan dalam bentuk visual pohon kehidupan, yang dikenal
dengan pohon kalpataru.
 Barahmus merupakan singkatan dari Badan Musyawarah Musea.
 Sejak bulan Mei 2007 kantor sekretariat dipindahkan Museum Benteng Vredeburg
Yogyakarta (Jl. Margomulyo 6 Yogyakarta)
 Barahmus besar peranannya dalam pembentukan AMI. Sebelum disebut AMI (Asosiasi
Museum Indonesia), organisasi perkumpulan museum se Indonesia bernama BMMI
(Badan Musyawarah Museum Indonesia). BMMI terbentuk tahun1998 dalam deklarasi di
Yogyakarta.
 BMMI mengadakan musyawarah pertama di Bali / Denpasar. Dalam musyawarah
nasional ke II di bogor, BMMI melebur menjadi AMI.

F. Museum Provinsi (sejarah perkembangan museum Indonesia hal 23)

G. PP 66 tahun 2015
 Cermati masalah ketentuan umum, terkait dengan devinisi-devinisi, apa itu museu
kepresidenan, apa itu registrasi, iventarisasi, dan seterusnya. juga cermat syarat pendirian
museum, masalah penggabungan museum, masalah penghapusan koleksi,
 Cermati istilah-istilah permuseuman sperti kurator, edukator, konservator,

H. UU nomor 5 tahun 2017


 Carmati di ketentuan umum terkait istilah pemajuan kebudayaan, pelindungan,
pengembangan, pemanfaatan, pembinaan, juga pokok pikiran kebudayaan daerah,
stragegi kebudayaan, rencana induk pemajuan kebudayaan,dsb.
 Cermati juga asas-asas pemajuan kebudayaan.
 Lihat juga di bagian penjelasan.

Anda mungkin juga menyukai