Dalam kepercayaan yunani, dewi penguasa ilmu pengetahuan dan kesenian dikenal dengan
nama Dewi Muze. Dewi-dewi tersebut adalah keturunan dari Dewa Zeus dan Mnemosine.
Embrio keberadaan museum telah ada pada masa prasejarah. Hal ini karena adanya naluri
alamiah manusia sebagai makhluk pengumpul (collecting insting). Penyebutan museum
mengalami perubahan makna :
Masa Prasejarah curio cabinet
Masa Abad Pertengahan koleksi kaum bangsawan (bersifat pribadi), ajang pretice
Masa Renaisance koleksi barang milik pegumpul barang kuno dan antik (antikuarian),
termasuk kaum penjelajah dunia
Masa Ensiklopendi kumpulan pengetahuan dalam bentuk karya tulis
Masa Revolusi Perancis 1789 demokratisisi ilmu pengetahuan, tempat penyimpanan
barang koleksi mulai dibuka untuk umum. (selayang pandang perkembangan museum
hal 1)
Museum terus berkembang, maka tahun 1946 dibentuk ICOM (International Council of
Museums) yang bernaung dibawah UNESCO (United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization).
Museum menurut ICOM, adalah suatu lembaga yang permanen, yang melayani kepentingan
masyarakat dan kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak bertujuan mencari keuntungan, yang
mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan dan mengkomunikasikan benda-benda
pembuktian material manusia dan lingkungannya, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan
rekreasi.
Dalam hal ini museum bersifa nir laba yaitu tidak mencari keuntungan.
Dari definisi ICOM tersebut, dapat dikembangkan beberapa manfaat dari keberadaan museum,
yaitu:
Edukatifpendidikan (menambah pengetahuan)
Inovatfimemberikan gagasan untuk melahirkan karya baru
Imajinatif membantu daya khayal dalam nuansa perlawatan
Rekreatif memberikan hiburan (selayang pandang perkembangan museum hal 9-10)
Perkembangan museum di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari seorang tokoh anggota VOC
berkebangsaa Jerman yang bernama George Eberhard Rumpf (Rumphius). Dia tinggal di
Ambon dan banyak menulis tentang kepuluaan tersebut seperti Ambonsche Landbeschrijving
(gambaran tentang sejarah atau hikayat kesultanan di daerah Maluku). Karya-karya dia baru
terbit setelah dia meninggal. Beberapa terbitan karya Rumphius antara lain D’Ambonsche
Rariteitkamer (1705), dan dua jilid pertama dari Herbarium Amboinense atau Het
Amboinsche Kruidboek yang terdiri atas enam jilid (1741) (Sejarah perkembangan museum
di Indonesia hal 9)
Pada tanggal 24 April 1778 berdirilah suatu lembaga swasta yang disebut Bataviaasch
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang merupakan cikal bakal Museum
Nasional. Lembaga tersebut berdiri di Batavia / Jakarta.
Lembaga ini mempunyai semboyan ‘Ten Nutte van het Algemeen’ (Untuk Kepentingan
Masyarakat Umum).
Tahun 1816, Indonesia kembali ke tangan Belanda kembali. Tahun 1862 Pemerintah
Kolonial Belanda membangun gedung baru untuk menampung koleksi “Bataviaasche
Genootschap van Kunsten en Wetenschappen”, yang berlokasi di tempat Museum Nasional
sekarang. Tempat tersebut dikenal dengan sebutan Koningsplein West.
Tahun 1868 museum tersebut mulai dibuka untuk umum. Karena besar jasanya dalam bidang
ilmu pengetahuan maka Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen diberi
gelar Koninklijk / milik kerajaan pada tahun 1923
Setelah Indonesia merdeka, dalam rangka memajukan ilmu-ilmu kebudayaan yang
berfaedah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepulauan Indonesia dan negeri-negeri
sekitarnya, maka Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
diubah namanya menjadi Lembaga Kebudayaan Indonesia tahun 1950. Pimpinan LKI
yang pertama adalah Hoesein Djajadiningrat
Museum nasional sering disebut dengan museum gajah, museum arca, gedung gajah.
Gajah itu pemberian raja Kerajaan siam yang bernama Chulalongkorn (Rama V) dari
Thailand. Dia berkunjung ke museum tersebut 1871.
E. BARAHMUS
BARAHMUS merupakan organisasi profesional tempat bersinerginya museum-museum
yang ada di Yogyakarta, berdiri 7 Agustus 1971.
Pada masa awal berdirinya, kantor sekretariat berada di Museum Dewantara Kirti Griya
Tamansiswa (Jl. Tamansiswa 31 YK).
Barahmus DIY dilambangkan dalam bentuk visual pohon kehidupan, yang dikenal
dengan pohon kalpataru.
Barahmus merupakan singkatan dari Badan Musyawarah Musea.
Sejak bulan Mei 2007 kantor sekretariat dipindahkan Museum Benteng Vredeburg
Yogyakarta (Jl. Margomulyo 6 Yogyakarta)
Barahmus besar peranannya dalam pembentukan AMI. Sebelum disebut AMI (Asosiasi
Museum Indonesia), organisasi perkumpulan museum se Indonesia bernama BMMI
(Badan Musyawarah Museum Indonesia). BMMI terbentuk tahun1998 dalam deklarasi di
Yogyakarta.
BMMI mengadakan musyawarah pertama di Bali / Denpasar. Dalam musyawarah
nasional ke II di bogor, BMMI melebur menjadi AMI.
G. PP 66 tahun 2015
Cermati masalah ketentuan umum, terkait dengan devinisi-devinisi, apa itu museu
kepresidenan, apa itu registrasi, iventarisasi, dan seterusnya. juga cermat syarat pendirian
museum, masalah penggabungan museum, masalah penghapusan koleksi,
Cermati istilah-istilah permuseuman sperti kurator, edukator, konservator,