Daftar Isi v
BAB I
KEHIDUPAN ZAMAN
PRAAKSARA
DI INDONESIA
1
Homo Erectus
Sumber: www.sangiran.info
C oba kalian perhatikan fosil manusia purba di atas! Saat ini, fosil tersebut disimpan di
Museum Sangiran Surakarta. Usianya puluhan ribu tahun yang lalu. Manusia purba
hidupnya sangat bergantung dari alam. Mereka hanya mengambil apa yang tersedia dari
alam untuk memenuhi kebutuhannya. Awalnya, mereka tidak memiliki senjata, hanya
menggunakan tangan dan kakinya untuk mencari makan. Semakin lama, mereka semakin
mengenal alat untuk mempermudah dalam memenuhi kebutuhannya. Itulah teknologi awal
yang mereka gunakan. Fosil manusia purba dan alat yang ditinggalkan menggambarkan
kehidupan manusia zaman dahulu. Zaman kehidupan manusia purba disebut juga zaman
praaksara. Dari berbagai bukti, diketahui bahwa kehidupan manusia di Indonesia telah
berlangsung ratusan ribu tahun lalu. Tahukah kalian bagaimana perkembangan manusia
purba di Indonesia?
Kenali Tokoh
Professor Dr. Gustav Heinrich Ralph (G. H. R.) von Koenigswald (1902-1982) lahir di
Berlin pada 13 November 1902. Ia mulai mengoleksi fosil vertebrata ketika berumur
15 tahun. Koenigswald mempelajari geologi dan palaeontologi di Berlin, Tübingen,
Cologne and Munich. Ia dikenal sebagai seorang paleontologis dan geologis yang
melakukan penelitian terhadap homo, termasuk Homo erectus. Ralph von Koensinswald
telah memberikan banyak kontribusi dalam bidang palaeontologi selama kariernya.
Penemuan dan penelitiannya mengenai fosil-fosil di Jawa dan penelitian fosil lainnya
di Asia Tenggara menempatkannya sebagai salah satu pemimpin figur antropologi
manusia abad 20. Von Koenigswald meninggal di rumahnya di Bad Homburg dekat Frankfurt-am-Main Jerman
Barat pada 10 Juli 1982.
Sumber www.wikipedia.org
c. Homo
Ada dua jenis fosil homo yang ditemukan di Indonesia, yaitu Homo
Wajakensis dan Homo Soloensis. Homo Wajakensis berarti manusia
dari Wajak. Eugene Dubois menemukan fosil ini pada tahun 1889 di
dekat Wajak, Tulungagung Jawa Timur. Homo Wajakensis diperkirakan
menjadi nenek moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk
asli Australia. Homo Soloensis artinya manusia dari Solo ditemukan
di Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun 1931–1934.
Penemunya adalah Ter Haar dan Oppenorth. Kehidupan Homo
Soloensis sudah lebih maju dengan berbagai alat untuk memenuhi
kebutuhan dan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman.
Ciri-ciri homo, antara lain
1) muka lebar dengan hidung yang lebar;
2) mulutnya menonjol;
3) dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis
Pithecanthropus;
4) bentuk fisik ya sudah seperti manusia sekarang;
5) tingginya 130–210 cm;
6) berat badan 30–150 kg;
7) hidupnya sekitar 40.000–25.000 tahun yang lalu.
2) Hidup Berkelompok
Pada umumnya, manusia purba hidup secara berkelompok.
Mereka memilih tempat yang banyak bahan makanan dan air. Padang
rumput dan hutan yang berdekatan dengan sungai mereka pilih
sebagai tempat hidup berkelompok. Tempat tersebut dipilih karena Di Sekitar Kita
banyak terdapat bahan makanan dan dilewati binatang buruan.
Selain di Indonesia,
3) Bertempat Tinggal Sementara manusia purba banyak
Pada perkembangannya, sebagian manusia purba ada yang mulai pula ditemukan di luar
negeri.
bertempat tinggal sementara. Mereka biasanya tinggal di gua-gua,
• Cina: Sinanthropus
tepi danau, ataupun di ceruk-ceruk di tepi pantai. Tempat-tempat
Pekinensis
tersebut mereka gunakan untuk berteduh dan menimbun bahan
• Jerman: Homo
makanan.
Heidelbergensis
• Afrika: Homo
b. Masa Bermukim dan Bercocok Tanam Africanus
Melalui pengalaman hidupnya, manusia purba menemukan cara • Inggris: Pilthdown
baru untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka menemukan cara dan Sussex
bercocok tanam. Seiring dengan masa bercocok tanam, mereka • Eropa: Homo
mulai hidup menetap. Kebudayaan lainnya ikut berkembang dengan Neanderthalensis
pesat. Alat pertanian berkembang semakin maju. Begitu pula dengan
sistem sosial dan sistem kepercayaan mulai terbina secara teratur.
Masa bermukim dan bercocok tanam sering disebut masa revolusi
kebudayaan. Hal ini didasarkan pada terjadinya perubahan besar
pada berbagai corak kehidupan manusia purba.
1. Zaman Batu
Pada Zaman Batu, peralatan yang digunakan manusia purba terbuat
dari batu. Zaman Batu dibedakan menjadi empat zaman, yaitu Zaman
Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, dan Megalithikum.
a. Zaman Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)
Disebut Zaman Batu Tua karena hasil kebudayaan dibuat dari batu
dan pengerjaannya masih sederhana dan kasar. Hasil kebudayaan
Jendela Info
pada Zaman Palaeolithikum yang terkenal adalah kebudayaan Pacitan
Pada zaman batu, tidak dan kebudayaan Ngandong.
berar ti manusia purba 1) Kebudayaan Pacitan
hanya memakai alat dari Pacitan adalah nama salah satu kabupaten di Jawa Timur yang
batu. Mereka juga meng- berbatasan dengan Jawa Tengah. Pada zaman purba, diperkirakan
gunakan alat dari kayu. aliran Bengawan Solo mengalir ke selatan dan bermuara di pantai
Namun, bekasnya tidak Pacitan. Pada 1935, Von Koenigswald menemukan beberapa alat
bisa ditemukan lagi karena
dari batu di Pacitan. Alat-alat tersebut bentuknya menyerupai kapak,
sudah lapuk.
tetapi tidak bertangkai sehingga menggunakan kapak tersebut
1) Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken berarti
dapur dan modding berarti sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah
sampah-sampah dapur. Kjokkenmoddinger merupakan timbunan
kulit siput dan kerang yang menggunung. Di dalam Kjokkenmoddinger
ditemukan banyak kapak genggam. Kapak tersebut berbeda
dengan chopper (kapak genggam dari Zaman Palaeolithikum).
1) Kapak Persegi
Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak
persegi yang besar sering disebut beliung atau pacul (cangkul).
Sementara yang berukuran kecil disebut trah (tatah) yang digunakan
untuk mengerjakan kayu. Alat-alat itu, terutama beliung, sudah diberi
tangkai. Daerah persebaran kapak persegi adalah daerah Indonesia
bagian barat, misalnya di daerah Sumatra, Jawa, dan Bali.
2) Kapak Lonjong
Kapak lonjong dibuat dari batu berbentuk lonjong yang sudah
diasah halus dan diberi tangkai. Fungsi alat ini diperkirakan untuk
kegiatan menebang pohon. Daerah persebaran kapak lonjong
umumnya di daerah Indonesia Bagian Timur, misalnya di daerah
Irian, Seram, Tanimbar, dan Minahasa.
Pada Zaman Neolithikum, di samping ada berbagai kapak, juga Gambar 1.9 Kapak Lonjong
ditemukan berbagai alat perhiasan. Misalnya, di Jawa ditemukan Sumber: www.e-dukasi.net
gelang-gelang dari batu indah dan alat-alat tembikar atau gerabah.
Pada zaman itu sudah dikenal adanya pakaian. Hal ini terbukti dengan
ditemukannya alat pemukul kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan
pakaian.
1) Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang didirikan sebagai sarana
untuk memuja arwah nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di
Sumatra Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi Tengah.
2) Dolmen
Dolmen merupakan bangunan berbentuk seperti meja batu,
berkaki menhir (menhir yang agak pendek). Bangunan ini digunakan
sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadap nenek moyang. Ada
juga dolmen yang di bawahnya berfungsi sebagai kuburan. Bangunan
semacam ini dinamakan pandusha.
3) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung
dan mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali.
Bersama Sarkofagus juga ditemukan tulang-tulang manusia beserta
bekal kubur, seperti perhiasan, periuk, dan beliung.
5) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara
bertingkat. Fungsi bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden
berundak ditemukan di daerah Lebak Sibedug, Banten Selatan.
6) Arca
Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan
binatang. Binatang yang digambarkan, di antaranya gajah, kerbau,
kera, dan harimau. Arca ini banyak ditemukan, antara lain di Sumatra
Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
2. Zaman Logam
Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi
yang cukup tinggi. Mengapa dikatakan teknologi tinggi? Sebab batu
tinggal membentuk sesuai kehendak pemahat. Logam sementara itu
tidak dapat dipahat dengan mudah sebagaimana halnya batu.
Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu
dan besi. Mereka telah mengolah bahan tersebut menjadi beraneka
a. Gelombang Pertama
Gelombang pertama diperkirakan datang sekitar tahun 2000
SM–1500 SM. Dari Vietnam ini, rombongan orang-orang dari Yunnan
terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama meneruskan
perjalanan dan berlayar sampai ke Malaka, Sumatra, Jawa, Bali,
dan tempat-tempat lain, seperti di Kalimantan Barat. Kemudian,
kelompok yang lain (kelompok kedua) berlayar ke arah perairan
b. Gelombang Kedua
Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia gelombang kedua
diperkirakan terjadi sekitar tahun 500 SM. Pada waktu itu, orang-
orang Austronesia bergerak dari Tonkin, terus melewati Malaka
(Malaysia) Barat. Mereka menyebar ke Sumatra, Jawa, Madura,
Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan sekitarnya. Dengan
demikian, dapat ditegaskan bahwa kedatangan nenek moyang
bangsa Indonesia gelombang kedua ini hanya satu kelompok besar,
yaitu orang-orang Austronesia. Mereka menyebar ke Indonesia melalui
Indonesia bagian barat.
Orang-orang Yunnan ataupun Tonkin yang termasuk rumpun
bangsa Austronesia, baik itu Ras Mongoloid maupun Austro
Melanesoid, baik yang datang pada gelombang pertama maupun
yang datang pada gelombang kedua, menetap di Kepulauan
Indonesia. Mereka bercampur dan berpadu membentuk komunitas
di Kepulauan Indonesia. Merekalah yang menjadi nenek moyang
bangsa Indonesia. Dengan demikian, nenek moyang bangsa
Indonesia bukanlah mereka yang dikenal dengan Pithecantrhopus
atau Meganthropus, melainkan orang-orang dari Yunnan yang datang
secara bergelombang ke Indonesia.
Mengapa nenek moyang kita melakukan perjalanan sejauh itu?
Diperkirakan pada masa tersebut situasi di Asia Tengah (termasuk
daerah Yunnan) terjadi persaingan ketat antarsuku. Akibatnya, nenek
moyang kita menyingkir untuk mencari kehidupan yang lebih aman.
Selain itu, mereka juga ingin mendapatkan daerah baru yang lebih
makmur untuk memenuhi kehidupannya. Karena dorongan untuk
maju itulah, nenek moyang rela melakukan perjalanan jauh dengan
peralatan sederhana. Padahal, mereka menghadapi rintangan yang
ganas dan sulit.
19
Candi Borobudur
Sumber: yulian.firdaus.or.id
K alian pasti sudah tahu bangunan apakah itu. Bangunan tersebut merupakan salah
satu kebanggaan bangsa kita. Hingga saat ini, Borobudur masih berdiri megah dan
digunakan untuk pariwisata ataupun upacara umat Buddha. Wisatawan dalam dan luar
negeri mengunjungi Candi Borobudur. Kalian juga sudah mempelajari bahwa Candi Borobudur
merupakan salah satu peninggalan masyarakat Indonesia pada masa Kerajaan Hindu Buddha.
Selain Borobudur, kita juga menemukan candi-candi lain di Indonesia. Candi Prambanan
ditemukan di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah sebagai peninggalan
agama Hindu. Agama Hindu dan Buddha inilah yang berpengaruh besar di Indonesia setelah
Masa Praaksara. Pengaruh Hindu Buddha di Indonesia masih kita rasakan hingga saat ini.
Keduanya memengaruhi, baik kehidupan agama, sosial, ekonomi, politik, maupun ekonomi
masyarakat Indonesia.
1. Kerajaan Kutai
Coba kalian perhatikan gambar 10.5! Peninggalan ini memberikan
keterangan tentang keberadaan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia
yang bernama Kutai.
2. Kerajaan Tarumanegara
Sekitar abad ke-5 Masehi di Jawa Barat berdiri Kerajaan Taruma
negara. Tahukah kalian di mana tepatnya letak Kerajaan Taruma
negara? Coba kalian perhatikan peta di bawah ini.
1) Prasasti Ciaruteun
Di dekat muara tepi Sungai Ciaruteun ditemukan prasasti yang
dipahat pada batu. Pada prasasti tersebut terdapat gambar sepasang
Jendela Info
Selain prasasti, Kerajaan
Tarumanegara juga me
ninggalkan beberapa arca
peninggalan, yaitu
a. Arca Rajarsi
b. Arca Wisnu Cibuaya I
c. Arca Wisnu Cibuaya II Gambar 10.7 Prasasti Ciaruteun
Sumber: www.wikimedia.org
4) Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara.
Isinya, antara lain menerangkan tentang penggalian saluran Gomati
dan Sungai Candrabhaga. Panjang saluran adalah 12 km dan
dikerjakan dalam waktu 12 hari. Setelah pembuatan saluran selesai,
diadakan selamatan dengan menyerahkan 1.000 ekor sapi kepada
para brahmana.
Prasasti ini sangat penting artinya karena menunjukkan keseriusan
Kerajaan Tarumanegara dalam mengembangkan pertanian.
Penggalian Sungai Gomati menggambarkan bahwa teknologi Gambar 2.8 Prasasti Tugu di
pertanian dikembangkan sangat maju. Kerajaan Tarumanegara Monumen Nasional.
Sumber: www.wikipedia.org
telah mengenal sistem irigasi. Selain itu, juga menunjukkan bahwa
keberadaan sungai dapat digunakan untuk transportasi air dan
perikanan.
7) Prasasti Lebak
Prasasti Lebak ditemukan di tepi Sungai Cidanghiang, Kecamatan
Muncul, Banten Selatan. Isi Prasasti Lebak hampir sama dengan
Prasasti Tugu. Prasasti Lebak juga menerangkan keperwiraan,
1) Prasasti Canggal
Prasasti Canggal berangka tahun 732 M, ditulis dengan huruf
Palawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini berisi tentang asal
usul Dinasti Sanjaya dan pembangunan sebuah lingga di Bukit
Stirangga.
2) Prasasti Kalasan
Prasasti Kalasan berangka tahun 778 M, berhuruf Pranagari
dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini memberitakan terdesaknya
Dinasti Sanjaya ke utara karena kedatangan Dinasti Syailendra.
3) Prasasti Klurak
Prasasti Klurak berangka tahun 782 M dan ditemukan di daerah
Prambanan. Isinya tentang pembuatan Arca Manjusri yang
terletak di sebelah utara Prambanan.
4) Prasasti Kedu atau Prasasti Balitung
Prasasti Kedu berangka tahun 907 M. Isinya tentang silsilah
raja-raja keturunan Sanjaya.
c. Perjalanan Pemerintahan
Apakah kalian tahu siapa saja yang memerintah Kerajaan
Mataram Kuno? Bagaimana perkembangan kerajaan tersebut?
Berikut ini beberapa pemerintahan di Kerajaan Mataram Kuno.
1) Pemerintahan Sanjaya
Pada 717–780 M Raja Sanjaya mulai memerintah Kerajaan
Mataram. Bukti sejarah yang menunjukkan pemerintahan Raja
Sanjaya adalah Prasasti Canggal. Sanjaya disebutkan merupakan
keturunan Dinasti Syailendra.
Pada masa pemerintahannya, Raja Sanjaya berhasil menaklukkan
beberapa kerajaan kecil yang pada masa pemerintahan Sanna
melepaskan diri. Sanjaya juga seorang raja yang memerhatikan
perkembangan agama. Hal ini dibuktikan dengan pendirian bangunan
suci pada 732 M. Bangunan suci tersebut digunakan sebagai tempat
pemujaan, yaitu berupa lingga yang berada di atas Gunung Wukir
(Bukit Stirangga), Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Perhatian raja
yang besar terhadap keagamaan ini juga menunjukkan bahwa rakyat
Mataram merupakan rakyat yang taat beragama. Sebab, sikap baik
raja merupakan cermin sikap baik rakyatnya.
Sanjaya
Panangkaran Syailendra
Warak Samaratungga
Garung
Kayuwangi
Watuhumalang
Dyah Balitung
Daksa
Tulodong
Wawa
Keterangan:
×: menikah
d. Keruntuhan Mataram
Sepeninggal Balitung, Mataram berturut-turut diperintah oleh
Daksa, Tulodhong, Wawa, dan Mpu Sendok. Kala itu seiring
berkembangnya Kerajaan Sriwijaya, Mataram mengalami penurunan.
Keruntuhan Mataram juga dihubungkan dengan faktor alam. Pada
awal abad XI, Gunung Merapi meletus dengan dahsyat. Letusan
Gambar 2.14 Gunung
Merapi Gunung Merapi diperkirakan banyak mengubur berbagai bangunan
Sumber: www.telukbayurport. penting Kerajaan Mataram. Selain itu, berbagai penyakit dan
com.
kegagalan pertanian mendorong Mpu Sendok untuk memindahkan
pusat kerajaan ke Jawa Timur. Di Jawa Timur, keluarga ini membentuk
keluarga Isyana (Wangsa Isyana). Bagaimana perkembangan Wangsa
Isyana, akan kita pelajari pada bagian selanjutnya.
5. Kerajaan Sriwijaya
Coba kalian ingat kembali silsilah Kerajaan Mataram pada materi
sebelumnya. Perhatikan posisi Balaputradewa. Kala itu dalam suatu
pemberontakan, Balaputradewa kalah dalam konflik di Mataram.
Ia kemudian menyingkir ke Sumatra. Di Sumatra, Balaputradewa
menjadi salah satu tokoh penting dalam kerajaan besar, yaitu
Sriwijaya. Bagaimana perkembangan Kerajaan Sriwijaya? Bagai
mana pula peran Balaputradewa? Mari kita pelajari bersama!
e. Keruntuhan Sriwijaya
Sekitar abad ke-11 M, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami
kemunduran. Beberapa penyebab kemunduran Kerajaan Sriwijaya
adalah sebagai berikut.
1) Perubahan kondisi alam. Pusat Kerajaan Sriwijaya semakin jauh
dari pantai akibat pengendapan lumpur. Pendangkalan Sungai
Musi secara terus-menerus menyebabkan air laut semakin jauh
karena terbentuknya daratan-daratan baru.
2) Angkatan laut mengalami kemunduran sehingga banyak daerah
kekuasaan melepaskan diri.
3) Beberapa kali Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan
lain. Pada 1017 M, Sriwijaya mendapat serangan dari Raja
Rajendracola dari Colamandala. Tahun 1025 serangan itu diulangi
sehingga Raja Sriwijaya Sri Sanggramawijayattunggawarman
ditahan oleh pihak Kerajaan Colamandala. Pada 1275 M, Raja
Kertanegara dari Singasari melakukan ekspedisi Pamalayu. Hal
itu menyebabkan daerah Melayu lepas dari kekuasaan Sriwijaya.
Serangan armada angkatan laut Majapahit atas Sriwijaya pada
1377 M mengakhiri riwayat Kerajaan Sriwijaya.
Makutawangsawardana
b. Makutawangsawardana
Pengganti Mpu Sendok adalah anak perempuannya bernama
Sri Isyanatunggawijaya. Isyanatunggawijaya mempunyai putra
yang bernama Makutawangsawardana. Makutawangsawardana
menggantikan Isyanatunggawijaya sebagai raja.
Makutawangsawardana memiliki putri bernama Mahendradata
yang sering disebut dengan Gunapriyadarmapatni. Mahendradata
menikah dengan pangeran dari Bali bernama Udayana. Pasangan
inilah yang kemudian menurunkan Airlangga. Kelak Airlangga akan
menjadi salah satu tokoh raja yang sangat terkenal. Pengganti
Makutawangsawardana adalah Darmawangsa (anak laki-laki
Makutawangsawardana).
d. Airlangga
Tahukah kalian siapakah Airlangga sebenarnya? Ia adalah putra
Raja Udayana dari Bali. Selama kurang lebih dua tahun setelah
Pralaya, Airlangga hidup di tengah hutan. Pada tahun 1019 M,
Airlangga dinobatkan sebagai raja oleh para pendeta. Airlangga
membangun pusat pemerintahannya di Kahuripan. Narotama
diangkat sebagai patih kerajaan.
Dengan dukungan rakyat, Airlangga terus menghimpun kekuatan.
Daerah atau kerajaan-kerajaan yang dulu di bawah kekuasaan
Darmawangsa satu per satu dapat dikuasai kembali. Tahun 1033
Wura-Wari berhasil ditundukkan. Wilayah kekuasaan Airlangga
semakin luas meliputi Jawa Timur, sebagian Jawa Tengah, dan
sebagian Pulau Bali. Airlangga memerintah pada tahun 1019–1049
M. Kerajaannya kemudian disebut Kahuripan.
Airlangga berusaha untuk memajukan perekonomian rakyatnya.
Usaha-usaha pembangunan bagi kesejahteraan rakyatnya, antara
lain sebagai berikut:
1) Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, Airlangga berusaha untuk memajukan
pertanian dengan irigasi melalui pembangunan Bendungan Waringin
Sapta.
2) Seni Sastra
Kitab Arjunawiwaha ditulis oleh Mpu Kanwa pada tahun 1035
M. Isi kitab ini merupakan kiasan dari kehidupan Airlangga yang
digambarkan dengan cerita Arjuna yang mendapat senjata dari Dewa
Syiwa setelah bertapa.
3) Agama
Airlangga membangun asrama untuk para pendeta. Ia
juga membangun pertapaan di Pucangan, di lereng Gunung
Penanggungan. Airlangga memiliki seorang putri yang bernama
Sanggramawijaya. Putri dari permaisuri yang seharusnya memiliki
hak untuk memegang takhta sepeninggal Airlangga ternyata menolak
a. Raja-Raja Kediri
Raja terkenal Kediri adalah Raja Jayabaya yang memerintah
mulai 1135 M hingga 1157 M. Jayabaya terkenal dengan berbagai
ramalannya yang hingga kini masih dipercayai oleh sebagian
masyarakat. Selain ramalannya, kebesaran Jayabaya juga diwarnai
dengan terbitnya kitab gubahan. Kitab tersebut adalah Bharatayuda.
1) Kitab Baratayuda
Masih ingatkah kalian dengan Perang Panjalu dan Jenggala?
Perang tersebut adalah perang saudara karena kedua rajanya berasal
dari satu keturunan. Pada masa pemerintahan Jayabaya, lahirlah
sebuah kitab yang dikenal, yaitu Kitab Baratayuda yang digubah Mpu
Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini menggambarkan
Perang Pandawa dan Kurawa yang tercermin dalam Perang Panjalu
dan Jenggala.
2) Kitab Kresnayana
Kitab Kresnayana ditulis oleh Empu Triguna pada zaman Raja
Jayaswara. Isinya mengenai perkawinan antara Kresna dan Dewi
Jendela Info Rukmini.
Pada masa pemerintahan
Kameswara juga banyak 3) Kitab Smaradahana
dihasilkan karya sastra, di Kitab Smaradahana ditulis oleh Empu Darmaja. Isinya menceritakan
antaranya kitab Simarada sepasang suami istri, Smara dan Rati yang menggoda Dewa Syiwa
hana karya Mpu Darmaja, yang sedang bertapa. Smara dan Rati terkena kutuk dan mati terbakar
kitab Lubdaka dan Wer oleh api (dahana) karena kesaktian Dewa Syiwa. Akan tetapi, kedua
tasancaya karya Mpu Tan suami istri itu dihidupkan lagi dan menjelma sebagai Kameswara
Akung, kitab Kresnayana dan permaisurinya.
karya Mpu Triguna, dan
kitab Sumanasantaka ka
4) Kitab Lubdaka
rya Mpu Monaguna.
Kitab Lubdaka ditulis oleh Empu Tanakung. Isinya tentang seorang
Sumber: www.e-dukasi.net pemburu bernama Lubdaka. Ia sudah banyak membunuh. Pada
8. Kerajaan Singasari
Kalian sudah mengetahui bahwa Singasari adalah kerajaan yang
didirikan oleh Ken Arok setelah ia berhasil mengalahkan Tunggul
Ametung. Kerajaan Singasari diperkirakan terletak di Malang,
Jawa Timur. Berbagai bukti sejarah yang ditemukan menunjukkan
keberadaannya. Bagaimana perkembangan Kerajaan Singasari?
Kita akan mempelajarinya bersama.
4 Ranggawuni
Mahisa Cempaka Wisnuwardhana
(Ratu Angabaya) (1248 - 1268)
5 Kertanegara
Lembu Tal
(1268 - 1292)
b. Anusapati (1227–1248 M)
Anusapati menggantikan kedudukan Ken Arok sebagai raja. Ia
memerintah selama 21 tahun. Walaupun memerintah cukup lama,
Anusapati tidak banyak membuat perubahan dalam pemerintahannya.
Ia sangat gemar menyabung ayam dan kurang memerhatikan
kerajaannya. Pada suatu hari saat sedang menyabung ayam, Tohjaya
berhasil membunuh Anusapati. Tohjaya adalah anak Ken Arok dari
Ken Umang. Ia tidak terima ayahnya dibunuh oleh Anusapati.
c. Tohjaya (1248 M)
Tohjaya yang menjadi Raja Singasari ketiga hanya memerintah
selama beberapa bulan. Ranggawuni, anak Anusapati meminta
haknya. Pasukan Tohjaya di bawah pimpinan Lembu Ampal gagal
menghancurkan perlawanan Ranggawuni. Pasukan Tohjaya kalah,
bahkan ia terbunuh dalam suatu pertempuran.
d. Ranggawuni (1248–1268 M)
Ranggawuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardana, memerintah
Singasari didampingi oleh Mahisa Cempaka. Pemerintahan
e. Kertanegara (1268–1292 M)
Pada 1268 M Kertanegara naik takhta dan bergelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara merupakan raja
terbesar sekaligus terakhir di Singasari. Ia bercita-cita agar Singasari
menjadi kerajaan besar dengan wilayah kekuasaan yang luas,
yaitu meliputi seluruh nusantara. Pada 1275 M, Raja Kertanegara
mengirim Ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan Mahesa Anabrang Di Sekitar Kita
(Kebo Anabrang). Sasaran dari ekspedisi ini adalah menguasai
Sriwijaya. Beberapa daerah akhirnya berhasil ditaklukkan, misalnya Candi Singasari terletak
Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda, dan Pahang. di Kecamatan Singosari
Utusan Raja Kubilai Khan berkali-kali datang dan memaksa lebih kurang 11 km se
Kertanegara agar mau mengakui kekuasaan Kerajaan Mongol, tetapi belah utara dari pusat
ditolak Kertanegara karena memandang Cina sebagai saingan. Kota Malang. Candi ini
Terakhir pada 1289 M, datang utusan Cina yang dipimpin oleh Meng- merupakan makam Raja
Kertanegara (1268–1292)
ki. Kertanegara marah, Meng-ki disakiti dan disuruh kembali ke Cina.
sebagai Bhirawa atau
Hal inilah yang membuat Kubilai Khan marah besar. Ia merencanakan
Dewa Syiwa dalam bentuk
untuk membalas tindakan Kertanegara. ganas.
Sumber: www.malangkab.
f. Akhir Kerajaan Singasari go.id
Singasari runtuh akibat pemberontakan yang dilakukan oleh
Jayakatwang, Raja Kediri. Saat Kertanegara sedang berpesta pora,
secara tiba-tiba Jayakatwang menyerbu istana Kerajaan Singasari.
Kertanegara menugaskan pasukan di bawah pimpinan R. Wijaya dan
Pangeran Ardaraja. Ardaraja adalah anak Jayakatwang dan menantu
Kartanegara. Pasukan Kediri dari arah utara dapat dikalahkan oleh
pasukan R. Wijaya. Akan tetapi, pasukan inti dari Kediri dengan
leluasa akhirnya masuk dan menyerang istana sehingga berhasil
menewaskan Kertanegara. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1292 M.
Raden Wijaya dan pengikutnya kemudian meloloskan diri setelah
mengetahui istana kerajaan dihancurkan oleh pasukan Kediri.
Sementara Ardaraja membalik bergabung dengan pasukan Kediri.
Dengan terbunuhnya Kertanegara maka berakhirlah Kerajaan
Singasari.
9. Kerajaan Majapahit
Berkembangnya Kerajaan Majapahit erat kaitannya dengan runtuh
nya Kerajaan Singasari. Orang yang mempunyai peran besar ada
lah Raden Wijaya. Bagaimana proses lahir dan berkembangnya
Majapahit hingga menjadi kerajaan besar di Indonesia? Mari kita
pelajari bersama.
2) Jayanegara (1309–1328 M)
Setelah Raden Wijaya wafat, Jayanegara menggantikan
Jendela Info kedudukannya sebagai Raja Majapahit. Masa pemerintahan
Raden Wijaya mempunyai Jayanegara juga diwarnai oleh berbagai pemberontakan.
tiga anak . Dari Tribu Pemberontakan tersebut merupakan kelanjutan dari pemberontakan
waneswari mempunyai pu yang pernah terjadi pada masa pemerintahan ayahnya.
tra Kalagemet (Jayanegara)
dan dari Gayatri rnempunyai Beberapa pemberontakan yang terjadi, antara lain sebagai
dua putri Sri Gitarja atau berikut.
Tribuwana dan Dyah Wiyat.
(a) Pemberontakan Ranggalawe (1309 M)
Sri Gitarja sebagai Bhre
Kahuripan (penguasa di Ranggalawe merasa tidak puas karena ia menginginkan
Kahuripan) dan Dyah Wiyat kedudukan Patih Majapahit, tetapi yang diangkat justru Nambi
sebagai Bhre Daha. (anak Arya Wiraraja). Pemberontakan ini dapat dipadamkan dan
Ranggalawe terbunuh.
(b) Pemberontakan Lembu Sora (1311 M)
Ia masih memiliki hubungan keluarga dengan Ranggalawe. Karena
difitnah maka ia memberontak. Pemberontakan ini juga berhasil
dipadamkan.
(c) Pemberontakan Nambi (1316 M)
Nambi yang sudah menjadi patih ternyata juga kecewa. Hal
ini disebabkan oleh tindakan Mahapatih yang ingin menjadi Patih
Majapahit. Nambi melancarkan pemberontakan, namun akhirnya
dapat dipadamkan.
(d) Pemberontakan Kuti (1319 M)
Ini merupakan pemberontakan yang paling berbahaya. Kuti
berhasil menduduki ibu kota Majapahit. Raja Jayanegara terpaksa
melarikan diri ke daerah Badander. Ia dikawal oleh sejumlah pasukan
Bayangkari yang dipimpin oleh Gajah Mada. Berkat kecerdikan Gajah
Mada, akhirnya pemberontakan Kuti dapat dipadamkan. Jayanegara
dapat kembali ke istana dengan selamat dan kembali berkuasa.
Karena jasanya, Gajah Mada diangkat sebagai Patih Kahuripan.
Setelah pemberontakan dapat dipadamkan, kerajaan berangsur-
angsur menjadi tenang. Pada tahun 1328 M Jayanegara wafat karena
dibunuh oleh tabib istana yang bernama Tanca. Akhirnya, Tanca
dibunuh oleh Gajah Mada.
Kenali Tokoh
Gajah Mada
Tidak diketahui secara pasti kapan dan di mana Gajah Mada lahir. Ia memulai kariernya
di Majapahit sebagai bekel. Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara dan
mengatasi Pemberontakan Kuti, ia diangkat sebagai Patih Kahuripan pada 1319. Dua
tahun kemudian, ia diangkat sebagai Patih Kediri. Pada 1329, Patih Majapahit, yaitu Aryo
Tadah (Mpu Krewes) ingin mengundurkan diri dari jabatannya. Ia menunjuk Patih Gajah
Mada dari Kediri sebagai penggantinya. Patih Gajah Mada tak langsung setuju. Ia ingin
membuat jasa dahulu pada Majapahit dengan menaklukkan Kuti dan Sadeng yang saat itu
sedang melakukan pemberotakan terhadap Majapahit. Kuti dan Sadeng pun akhirnya takluk. Patih Gajah Mada
kemudian diangkat secara resmi oleh Ratu Tribuwanatunggadewi sebagai patih di Majapahit (1334). Gajah Mada
wafat pada 1286 Saka atau 1364 Masehi.
Sumber: www.wikipedia.org
d. Kehidupan Keagamaan
Kehidupan keagamaan di Majapahit sangat teratur dan penuh
toleransi. Di Majapahit berkembang dua agama, yaitu agama Hindu
dan agama Buddha. Mereka dapat hidup berdampingan secara
damai. Untuk mengatur kehidupan beragama, dibentuk badan atau
pejabat yang disebut Dharmadyaksa.
1. Candi
Dasar bangunan candi sebenarnya adalah punden berundak.
Bangunan ini pernah berkembang pada Zaman Megalithikum.
Candi-candi yang berhasil ditemukan di Indonesia, di antaranya
sebagai berikut.
2) Candi Prambanan
Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Asia
Tenggara. Candi ini merupakan karya monumental dari Dinasti Jendela Info
Sanjaya setelah kembali berkuasa di Mataram. Candi Prambanan
bahkan merupakan tandingan Candi Borobudur. Kelebihan Candi Sejak tahun 1991, Candi
Prambanan adalah gayanya yang lebih demokratis, jumlah candi Prambanan merupakan
situs yang dilindungi oleh
lebih banyak, terlebih lagi candi perwaranya. Candi utamanya Candi
UNESCO, termasuk saat
Syiwa terkenal dengan nama sebutan Candi Roro Jonggrang (artinya
terjadi peperangan.
gadis yang langsing).
b. Candi Buddha
Candi-candi Buddha lebih banyak dibangun sejak zaman Dinasti
Syailendra. Candi-candi itu adalah sebagai berikut.
1) Candi Kalasan (778 M)
Sumbernya berasal dari Prasasti Kalasan yang menyebutkan
bahwa para guru sang raja mestika keluarga. Syailendra telah berhasil
membujuk Maharaja Tejapurnapana Pangangkaran untuk mendirikan
bangunan suci Dewa Tara dan sebuah biara untuk para pendeta
dalam kerajaan keluarga Syailendra.
2) Candi Mendut
Candi Mendut merupakan candi Buddha yang didirikan oleh Raja
Gambar 2.30 Candi
Indra (824 M). Di dalam candi terdapat tiga patung, yaitu Buddha
Kalasan Cahyamuni yang duduk bersila, Avalokiteswara, dan Maitrya. Antara
Sumber: Mengenal Candi Candi Mendut, Borobudur, dan Pawon terdapat hubungan khas, yaitu
ketiganya terletak pada satu garis lurus.
5) Candi Sewu
Candi Sewu merupakan candi Buddha, tetapi menggunakan
susunan candi Hindu Prambanan sehingga merupakan semacam
akulturasi. Candi Sewu terdiri dari satu candi induk dan dikelilingi oleh
550 candi perwara (kecil-kecil), yang tersusun dalam empat baris.
Semuanya dikelilingi oleh tembok benteng yang berbentuk persegi
empat. Disebut Candi Sewu karena jumlahnya sangat banyak. Candi
Sewu dibangun pada akhir abad ke-9 M, pada masa pemerintahan
Pramodhawardani.
2. Seni Ukir
Seni ukir yang paling berkembang pada masa Hindu Buddha adalah
relief yang dipahatkan pada dinding-dinding candi. Hiasan yang dipahat
kan umumnya adalah sulur-sulur tanaman, sejarah kehidupan atau
cerita. Relief pada Candi Borobudur menceritakan sejarah Buddha,
sedangkan pada Candi Prambanan adalah cerita Ramayana.
Gambar 2.33 Relief Prambanan Gambar 2.34 Relief pada dinding Candi Borobudur.
Sumber: Mengenal Candi Sumber: Mengenal Candi
3. Arca
Arca merupakan hasil pahatan pada kayu, batu, atau bahan lain
yang membentuk tiruan manusia, hewan ataupun bentuk lainnya.
Pada para penganut Hindu, raja yang sudah meninggal kemudian
dibuatkan arca. Di samping untuk menghormati raja, arca juga sering
digunakan untuk menggambarkan para dewa dalam agama Hindu.
Sementara dalam penganut Buddha, arca sering digunakan untuk
menggambarkan sang Buddha Gautama.
5. Karya Sastra
Pada zaman Hindu Buddha, karya sastra mengalami perkembangan.
Karya sastra tersebut sangat berguna untuk memberikan gambaran
tentang kehidupan pada zaman Hindu dan Buddha. Karya sastra
yang terkenal, antara lain sebagai berikut.
Gambar 10.35 Arca Dewa
Hindu bertangan empat.
a. Kitab Negarakertagama
Sumber: Mengenal Candi Negarakertagama merupakan karya sastra paling terkenal pada
zaman Majapahit. Kitab ini ditulis oleh Empu Prapanca pada tahun
1365 M. Di samping menunjukkan kemajuan Majapahit di bidang
sastra, Negarakertagama juga menjadi sumber sejarah Majapahit.
b. Kitab Sutasoma
Sutasoma juga merupakan karya sastra yang terkenal dari
Kerajaan Majapahit. Kitab ini disusun oleh Empu Tantular. Kitab
Sutasoma memuat kata-kata yang sekarang menjadi semboyan
negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
c. Kitab Baratayuda
Kitab Baratayuda digubah Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada
zaman Jayabaya untuk memberikan gambaran terjadinya perang
saudara antara Panjalu melawan Jenggala. Perang saudara itu
digambarkan sebagai perang antara Kurawa dengan Pandawa yang
Gambar 10.36 Arca Sidharta
masing-masing merupakan keturunan Barata.
Gautama.
Sumber: Mengenal Candi d. Kitab Kresnayana
Kitab Kresnayana ditulis oleh Empu Triguna pada zaman Raja
Jayaswara. Isinya mengenai perkawinan antara Kresna dengan Dewi
Rukmini.
f. Kitab Lubdaka
Kitab Lubdaka ditulis oleh Empu Tanakung. Isinya tentang seorang
pemburu bernama Lubdaka. Ia sudah banyak membunuh. Pada suatu
ketika, ia mengadakan pemujaan istimewa terhadap Syiwa sehingga
roh yang semestinya masuk neraka akhirnya masuk surga.
PERKEMBANGAN ISLAM
DI INDONESIA
63
Perayaan Sekaten
Sumber: http://mycityblogging.com
D i Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta, masyarakat tidak asing lagi dengan
acara Sekaten. Acara yang berlangsung setiap tahun ini diselenggarakan oleh Keraton
Yogyakarta ataupun Surakarta. Sekaten berlangsung sejak ratusan tahun silam, yaitu saat
di Indonesia berkembang kerajaan-kerajaan Islam. Apabila ada kesempatan, coba kalian
kunjungi perayaan Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta. Perayaan Sekaten diisi dengan
tabuhan gamelan. Para tokoh penyebar Islam di Indonesia seperti para wali memanfaatkan
kesenian sebagai sarana penyebaran agama Islam. Pada masa Kerajaan Islam, setiap
tahun dilakukan tradisi upacara pesta rakyat. Berbagai kesenian dan pasar malam dibuka
di alun-alun keraton. Rakyat berduyun-duyun dari berbagai pelosok kerajaan. Kesempatan
ini digunakan para wali untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Kalijaga memperkenalkan
gamelan Sekaten. Ketika masyarakat berkumpul untuk mendengarkan gamelan, di situlah
dilakukan upacara masuk agama Islam. Mereka melafalkan dua kalimat syahadat sebagai
tanda telah masuk Islam. Sekaten memang berasal dari bahasa Arab Syahadata’in.
Acara Sekaten dilaksanakan setiap bulan Maulud (tahun Hijriah) setiap tahunnya. Itulah
salah satu metode dakwah atau penyiaran agama Islam di Indonesia. Bagaimana proses
penyebaran agama Islam di daerah lain? Apa saja pengaruh perkembangan agama Islam
di Indonesia?
Coba kalian cari letak Kota Mekkah pada peta di atas. Nah, di
situlah pertama kali agama Islam lahir di dunia. Nabi Muhammad
adalah pembawa agama Islam.
2) Hadis
Hadis adalah setiap pemberitaan yang berkaitan dengan ucapan,
sikap, tindakan, dan keteladanan dalam kehidupan Nabi Muhammad
saw.
Setelah Nabi Muhammad wafat, agama Islam semakin berkem
bang pesat. Dalam ajaran Islam, menyebarkan agama adalah
kewajiban kaum Muslim laki-laki dan perempuan. Sejak masa
khalifah Arrasyidin, Islam berkembang ke berbagai penjuru dunia.
Islam bahkan sampai di Eropa dan Asia. Akhirnya, agama Islam
menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke Indonesia.
Kapan agama Islam pertama kali sampai di Indonesia? Berikut ini
uraiannya.
a. Dari Gujarat
Pendapat ini didasarkan pada adanya kesamaan nisan-nisan
yang ditemukan di beberapa wilayah Nusantara berlanggam Gujarat.
Pendapat ini diperkuat oleh berita dari Marco Polo (1292 M) yang
b. Persia
Pendapat ini didasarkan pada adanya pengaruh kebudayaan
Persia di Indonesia. Pengaruh itu, misalnya dalam hal ejaan.
Dikenalkannya ejaan-ejaan khas Parsi, seperti Jabar, Jeer, dan Pees.
Sementara dalam bahasa Arab, ejaan tersebut adalah Fatah, Kasroh,
dan Dhomah. Ditambahkan juga adanya huruf sin yang tidak bergigi,
sedangkan huruf sin Arab bergigi.
c. Cina
Sebelum lahirnya agama Islam, jalur perdagangan Asia Barat
dan Cina sudah ramai. Pada masa perkembangan Islam, pelayaran
Asia Barat ke Asia Timur melalui Asia Tenggara juga telah ramai.
Disimpulkan bahwa banyak musafir Cina yang menyebarkan agama
Islam ke Indonesia. Laksamana Cheng Ho adalah salah satu
bahariwan Cina yang pernah melakukan pelayaran ke Indonesia saat
Kerajaan Majapahit masih berdiri.
c. Jalur Politik
Penyebaran Islam dengan jalan politik dilakukan oleh para
penguasa. Cara ini cukup berhasil karena mereka mempunyai
pengaruh dan wibawa sehingga ketika para penguasa masuk Islam,
rakyatnya segera mengikuti. Akibatnya, seiring semakin luasnya
daerah kekuasaan penguasa, penyebaran pengaruh Islam semakin
luas.
d. Jalur Dakwah
Penyebaran Islam lewat jalur dakwah dilakukan oleh para
wali, ulama, dan tokoh agama yang menyebarkan agama Islam di
lingkungannya masing-masing. Dengan demikian, agama Islam
menyebar di seluruh kalangan masyarakat. Para ulama melakukan
pengembangan atau penyebaran agama Islam dengan terjun Jendela Info
langsung ke masyarakat, pasar, dan tempat umum di mana banyak
rakyat yang beraktivitas. Penyebaran Islam melalui
pondok pesantren dipelo
e. Jalur Pendidikan pori oleh Sunan Ampel
yang mendirikan Pondok
Penyebaran Islam melalui jalur pendidikan dilakukan melalui
Pesantren Ampel Denta di
pondok pesantren. Para ulama mendirikan pesantren-pesantren yang
Surabaya Jawa Timur.
mendidik murid-murid mereka tentang ilmu-ilmu agama. Para ulama
mendirikan lembaga pendidikan pesantren karena pola ini dianggap
sama dengan model padepokan yang berdiri pada masa Hindu.
Setelah para santri keluar dari pesantren, mereka aktif menyebarkan
agama Islam sehingga penganut Islam semakin banyak.
f. Jalur Kesenian
Penyebaran Islam yang dilakukan melalui jalur kesenian, antara
lain melalui wayang, syair, kaligrafi, dan lain-lain. Untuk mendekatkan
diri dengan penganut Hindu Buddha, mereka menggunakan bentuk
akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri
dengan ajaran Islam di dalamnya, misalnya upacara Sekaten
menggunakan seni musik gamelan yang gendingnya berisi ajaran
Islam. Demikian pula dengan kesenian wayang yang berasal dari
agama Hindu di India, kemudian pada masa Islam tetap dilestarikan,
namun ceritanya dialiri napas Islam. Seni hias dan ukir pun turut
digunakan dalam penyebaran agama Islam. Misalnya, hiasan ukir Gambar 3.6 Wayang
yang mirip dengan ukir-ukiran kebudayaan Hindu. Seni suara, merupakan salah satu jalur
misalnya lagu “Ilir-Ilir” dan “Jamuran” ciptaan Sunan Giri. Lagu itu penyebaran agama Islam.
Sumber: www.jawatengah.
mengandung ajaran Islam. Dalam seni bangunan, bentuk bangunan go.id
Islam mirip dengan bentuk bangunan Hindu.
1. Kerajaan Perlak
Hasil Seminar Sejarah Islam di Medan tahun 1963 telah menyim
pulkan bahwa Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan
Perlak. Kesimpulan seminar tersebut kemudian dikukuhkan dalam
Seminar Sejarah Islam di Banda Aceh tahun 1978. Kesimpulan
ini kemudian dikukuhkan lagi dalam Seminar Sejarah Masuk dan
Berkembangnya Islam di Aceh dan Nusantara tahun 1980 di Banda
Aceh. Dengan demikian, semakin kuatlah kesimpulan bahwa
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak. Pen
dapat ini semakin dapat diterima karena keberadaan Kerajaan
Perlak didukung oleh adanya sumber-sumber dan bukti-bukti
sejarah.
2) Stempel Kerajaan
Stempel kerajaan ini bertuliskan huruf Arab dengan model tulisan
Gambar 3.8 Mata uang
tenggelam. emas peninggalan
Kerajaan bercorak Islam
Sumber: Dokumen penulis
3) Makam Raja Benoa
Benoa merupakan negara bagian dari Kerajaan Perlak. Batu nisan
makam ini bertuliskan huruf Arab.
3. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka sangat penting artinya bagi perkembangan agama
Islam di Indonesia. Coba kalian perhatikan peta di bawah ini. Kalian
dapat melihat kalau posisi Malaka sangat strategis, bukan?
Kerajaan
Malaka
Raden Patah
(1500—1518)
1. Sunan Prawoto
Kenali Tokoh
Pangeran Sabrang Lor
Tahukah kalian mengapa Pati Unus mendapat sebutan Pangeran Sabrang Lor? Coba kalian perhatikan peta
Indonesia dan Malaysia. Di manakah arah kedudukan Malaka? Dari Kerajaan Demak, untuk mencapai Malaka
harus menyeberangi Laut Jawa di utara Kerajaan Demak. Pati Unus merupakan putra mahkota yang memimpin
penyerangan ke Malaka tahun 1513. Oleh karena itu, ia mendapat sebutan Pangeran Sabrang Lor. Artinya, Pangeran
(putra raja) yang menyeberangi lautan ke utara.
6. Kerajaan Pajang
Arya Penangsang terbunuh pada tahun 1568. Selanjutnya, Hadi
wijaya memindahkan pusat pemerintahan Demak ke Pajang.
Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Kerajaan Islam di Demak
dan muncullah Kerajaan Pajang. Kerajaan Pajang terletak di Jawa
Tengah pedalaman.
Raja pertama Kerajaan Pajang adalah Hadiwijaya (1568–1582).
Daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Pajang, antara
lain Pati, Pemalang, Selarong (Banyumas), Krapyak (Kedu Selatan),
Mataram (Yogyakarta), dan beberapa daerah di Jawa Timur, seperti
Tuban, Surabaya, Madiun, Blitar, dan Kediri.
Tahun 1582, Sultan Hadiwijaya wafat. Dengan wafatnya Hadiwijaya,
Arya Panggiri yang menjadi adipati di Demak, berusaha untuk merebut
Kasunanan Surakarta
Kasunanan Yogyakarta
Mangkunegaran
Pakualaman
Hindia Belanda
8. Kerajaan Cirebon
Cirebon adalah salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa
Barat. Sunan yang terkenal di tempat ini adalah Sunan Gunung
Jati. Ia merupakan salah satu pendiri Kerajaan Cirebon. Bagaimana
sejarah perkembangan Kerajaan Cirebon?
9. Kerajaan Banten
Pada awalnya, Banten merupakan salah satu pelabuhan
Kerajaan Sunda. Pelabuhan ini kemudian direbut oleh pasukan
gabungan Demak dan Cirebon pada 1525. Setelah ditaklukkan,
daerah ini kemudian diislamkan oleh Sunan Gunung Jati. Pada
perkembangannya, Banten berusaha untuk melepaskan diri
dari Kerajaan Demak dan berdiri sendiri sebagai kerajaan baru.
Perkembangan Banten menjadi kerajaan berdaulat tidak lepas dari
peran raja-raja yang memerintah berikut ini.
Raja pertama Kerajaan Islam Banten adalah Hasanuddin.
Ia merupakan putra Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Ia
memerintah sekitar tahun 1527–1570. Di bawah kepemimpinan
Hasanuddin, Banten mampu memperluas wilayah hingga ke luar
Jawa. Lampung, Indrapura, Selebar, dan Bengkulu dapat dikuasai.
Raja-raja Kerajaan Banten, di antaranya Pangeran Yusuf
(1570–1580), Maulana Muhammad (1580–1596), Abdulmufakir,
Silsilah Raja Banten
Abumaali Achmad, Sultan Abdulfattah atau Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Hasannuddin (1651–1682), dan Sultan Abdulnasar Abdulkahar. Di antara raja-raja
(1552 – 1570) tersebut, Sultan Ageng Tirtayasa paling terkenal karena kebesarannya.
Pada masa pemerintahannya, kekuasaan Banten bertambah luas.
Maulana Yusuf
Ia juga dikenal dengan kegigihannya dalam mengusir Belanda dari
(1570–1580)
Jakarta. Sayangnya, usaha Sultan Ageng belum membuahkan hasil.
Maulana Muhammad Kegagalan penyerangan Sultan Ageng mendorong Belanda (VOC)
(1580–1593) melakukan adu domba. VOC turut campur dalam urusan Kerajaan
Banten. Waktu itu antara Sultan Ageng dan Sultan Haji terjadi
Sultan Abul Mufaki perselisihan pendapat. VOC memihak Sultan Haji. Perselisihan
(1598– 1640) mengakibatkan pertentangan yang berakhir dengan jatuhnya
kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Berakhirnya kekuasaan Sultan
Sultan Ageng Tirtayasa
(1651–1672) Ageng Tirtayasa membuat semakin kuatnya kekuasaan VOC di
Banten. Raja-raja yang berkuasa berikutnya bukanlah raja-raja yang
Sumber: www.wikipedia.org kuat. Hal ini membawa kemunduran pada Kerajaan Banten.
Jendela Info
Kerajaan Makassar mempu
nyai buku Undang-Undang
Hukum Perdagangan yang
bernama Ade Allopiloping
Bacanna Pabalue. Undang-
undang ini mengatur perda
gangan dan pelayaran di
wilayah Kerajaan Makas
sar.
Di Sekitar Kita
b. Makam
Pernahkah kalian berziarah atau berkunjung ke salah satu
makam Wali Songo? Makam-makam di Jawa Tengah dan Jawa Timur
memiliki keunikan tersendiri dibandingkan makam di daerah lain.
Apa keunikan bangunan makam tersebut? Makam-makam tokoh
Islam di Jawa dibangun di tempat yang lebih tinggi. Misalnya, makam
Sunan Muria dan makam Sunan Gunung Jati. Pada makam-makam
tersebut biasanya dibangun berbagai ornamen indah dan unik.
Coba perhatikan makam Sunan Kalijaga di Demak Jawa Tengah
ini. Makam digunakan untuk mengubur jenazah. Masyarakat Hindu
sebagian besar tidak menguburkan jenazah. Orang yang telah mati
pada masyarakat Hindu jenazahnya dibakar. Upacara pembakaran
jenazah ini disebut Ngaben. Upacara Ngaben pada saat ini dapat
kalian lihat, terutama di Pulau Bali.
Apa makna makam para tokoh muslim bagi kehidupan sekarang?
Makam tokoh muslim dapat menunjukkan kepada kita kapan
tokoh tersebut hidup. Sebab biasanya, pada batu nisan ditulis
tahun meninggalnya seorang tokoh. Dengan demikian, kita dapat
Gambar 3.30 Suasana
mengetahui waktu-waktu penting perjalanan sejarah bangsa kita.
ziarah di Makam Sunan
Makam juga dapat menunjukkan kehidupan masyarakat waktu itu. Kudus.
Misalnya, makam Islam di Troloyo Mojokerto, Jawa Timur. Makam ini Sumber: Dokumen Pribadi
Jendela Info
Arti Wali Songo
Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali yang sembilan, menandakan jumlah wali
yang ada sembilan (sanga dalam bahasa Jawa). Pendapat kedua menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal
dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya menyebut kata sana berasal dari bahasa
Jawa, yang berarti tempat. Ada juga yang mengatakan bahwa Walisongo ini adalah sebuah dewan yang didirikan
oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) pada 1474. Saat itu, dewan Walisongo beranggotakan Raden Hasan (Pangeran
Bintara); (Sunan Bonang, Sunan Drajad, Usman Haji (Pangeran Ngudung, ayah dari Sunan Kudus); Sunan Giri;
Syekh Suta Maharaja; Raden Hamzah (Pangeran Tumapel); Raden Mahmud.
Sumber: www.wikipedia.org
2. Seni Ukir
Pada masa Hindu Buddha, bangunan candi dan berbagai bentuk
relief banyak berkembang. Berbagai patung dapat kita temukan
di berbagai bekas Kerajaan Hindu Buddha. Pada masa Kerajaan
Islam, kita tidak lagi dapat menemukan berbagai bentuk patung
sebab agama Islam melarang pembuatan patung. Tetapi, seni pahat
tersebut tidak hilang. Justru seni pahat terus berkembang. Salah
satunya adalah seni ukir. Untuk menghindari menggambar makhluk
hidup, para seniman Islam mengembangkan seni hias dan seni ukir
dengan motif daun-daunan dan bunga-bungaan.
3. Seni Pertunjukan
Coba kalian perhatikan berbagai bentuk kesenian pertunjukan
yang bercorak Islam di berbagai wilayah Indonesia. Kalian tentu
tidak asing dengan istilah debus, wayang kulit, dan seudati. Ketiga
seni tersebut merupakan contoh peninggalan kebudayaan Islam di
Indonesia. Apa yang dimaksud dengan debus, wayang, dan seudati?
Di mana kita dapat menemukan ketiga bentuk kesenian tersebut?
a. Permainan debus, yaitu tarian yang pada puncak acara para
penari menusukkan benda tajam ke tubuhnya tanpa mening
galkan luka dan mengeluarkan darah. Tarian ini dapat kalian
temui di Banten dan Minangkabau.
b. Seudati, sebuah bentuk tarian dari Aceh. Seudati berasal dari
kata syaidati yang artinya permainan orang-orang besar. Seudati
sering disebut saman yang artinya delapan. Para pemain
menyanyikan lagu yang isinya, antara lain salawat nabi.
b. Babad
Babad berisi cerita sejarah, tetapi isinya tidak selalu berdasarkan
fakta. Tulisan babad biasanya berisi campuran antara fakta sejarah,
mitos, dan kepercayaan. Di tanah Melayu tulisan yang mirip dengan
babad dikenal dengan sebutan tambo atau silsilah. Contoh babad
adalah Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Pajajaran, Babad
Mataram, dan Babad Surakarta.
c. Suluk
Suluk adalah karya sastra berupa kitab-kitab dan isinya
menjelaskan soal-soal tasawuf. Contoh suluk, antara lain sebagai
berikut.
1) Suluk Sukarsa, isinya mengisahkan perjalanan hidup Ki Sukarsa
dalam mencari ilmu untuk mendapatkan kesempurnaan hidup.
2) Suluk Wujil, berisi wejangan atau ajaran Sunan Bonang kepada
Wujil, yaitu seorang kerdil yang pernah menjadi abdi di Kerajaan
Majapahit.
3) Suluk Malang Sumirang, berisi penghormatan dan pujian
terhadap seseorang yang telah mencapai kesempurnaan,
mendekatkan diri, dan menyatu dengan Tuhan.
PERKEMBANGAN
IMPERIALISME
DAN KOLONIALISME
BARAT DI INDONESIA
1. Portugis
2. Spanyol Terhadap Portugis Terhadap Belanda
3. Inggris
4. Belanda
1. Ternate 1. Maluku
2. Demak 2. Makassar
3. Aceh 3. Mataram
4. Banten
93
C oba kalian perhatikan gambar di atas! Kapal-kapal besar tersebut adalah kapal pedagang
Belanda yang berlabuh di Banten. Sementara perahu-perahu kecil di sampingnya
adalah para pedagang bangsa Indonesia. Mereka akan melakukan transaksi perdagangan.
Bangsa Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat dibutuhkan di negeri Belanda
dan Eropa secara umum, yaitu rempah-rempah. Belanda dapat membeli rempah-rempah di
Indonesia dengan harga murah, kemudian mereka jual di Eropa dengan harga tinggi. Belanda
mendapatkan keuntungan luar biasa dari perdagangan ini sehingga berduyun-duyunlah
bangsa Belanda yang lain, juga bangsa-bangsa Eropa mencari rempah-rempah di Indonesia.
Keinginan bangsa Belanda untuk terus memperoleh keuntungan tinggi dari perdagangan
menyebabkan mereka berusaha untuk memonopoli perdagangan di Indonesia. Hal inilah yang
mendorong terjadinya perselisihan antara Belanda dengan rakyat Indonesia. Dalam perjalanan
sejarah, Belanda tidak hanya berhasil melakukan monopoli perdagangan di Indonesia, tetapi
juga menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia. Belanda kemudian melakukan imperialisme
dan kolonialisme di Indonesia. Tidak hanya Belanda yang pernah menjajah Indonesia.
Portugis dan Inggris adalah bangsa Barat yang pernah menjajah Indonesia. Bagaimana
proses penjajahan bangsa-bangsa Barat di Indonesia? Bagaimana kondisi bangsa Indonesia
pada masa penjajahan?
a. Terbentuknya VOC
Persaingan tidak hanya terjadi antara pedagang Belanda, tetapi
juga dengan para pedagang Eropa dan Asia lainnya. Saingan utama
Belanda adalah Portugis yang lebih dahulu menanamkan pengaruh
perdagangan di Nusantara. Masalah ini dianggap merugikan
kepentingan Belanda. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
dengan dukungan pemerintah Belanda, pada 20 Maret 1602
Gambar 4.10 Salah satu
dibentuklah Veredigde Oost-Indische Compagnie atau disingkat VOC
kapal VOC. (Persekutuan Perusahaan Dagang Hindia Timur). Ide pembentukan
Sumber: www.carillon.org VOC berasal dari seorang anggota Parlemen Belanda bernama
Johan van Oldebarnevelt. VOC merupakan penggabungan beberapa
perusahaan dagang Belanda.
Apa keistimewaan VOC? Selain dipimpin oleh seorang gubernur
jenderal, VOC mempunyai hak monopoli dan kedaulatan. Hak-hak
istimewa yang tercantum dalam Oktroi (Piagam/Charta) pada 20
Maret 1602 meliputi berikut ini.
1) Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah
Gambar 4.11 Lambang VOC timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens
Sumber: www.wikipedia.org serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri.
2) Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layak
nya suatu negara untuk
a) memelihara angkatan perang;
b) memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian;
c) merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Belanda;
d) memerintah daerah-daerah tersebut;
e) menetapkan/mengeluarkan mata uang sendiri;
f) memungut pajak.
b. Perlawanan Demak
Dominasi Portugis di Malaka telah mendesak dan merugikan
kegiatan perdagangan orang-orang Islam. Kedudukan kerajaan-
kerajaan Islam yang mempunyai kepentingan perdagangan di sana
ikut dirugikan, termasuk Demak. Oleh karena itu, Raden Patah
mengirim pasukannya di bawah Pati Unus untuk menyerang Portugis
di Malaka. Pati Unus melancarkan serangannya pada 1512 dan
1513. Ia memimpin pasukan yang terdiri dari 100 kapal laut dan
lebih dari 10.000 pasukan. Serangan ini belum berhasil.
Pada tahun 1527, tentara Demak kembali melancarkan
serangan terhadap Portugis di Sunda Kelapa. Kala itu Portugis
mulai menanamkan pengaruhnya di Sunda Kelapa. Di bawah
pimpinan Fatahillah, tentara Demak berhasil mengusir Portugis
dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa kemudian diubah menjadi
Jayakarta.
c. Perlawanan Aceh
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607–1639),
armada kekuatan Aceh telah disiapkan untuk menyerang kedudukan
Portugis di Malaka. Saat itu, Kerajaan Aceh telah memiliki armada
laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Wilayahnya telah sampai
di Sumatra Timur dan Sumatra Barat.
Pada tahun 1629 Aceh mencoba untuk menaklukkan Portugis.
Penyerangan yang dilakukan Aceh ini belum berhasil. Meskipun
demikian, Aceh masih tetap berdiri sebagai kerajaan yang merdeka.
b. Makassar
Setelah Maluku jatuh, ancaman VOC di Indonesia Timur tinggal
Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan. Gowa adalah kerajaan yang
kuat dan mempunyai armada sangat besar. Kala itu sedang terjadi
perselisihan antara Arung Palaka dari Kerajaan Bone dengan raja
Gowa. VOC memanfaatkan perselisihan tersebut dengan memberikan
Gambar 4.15 Sultan dukungan kepada Arung Palaka.
Hasanuddin Belanda berhasil memanfaatkan Arung Palaka untuk menyerang
Sumber: www.foto-foto.com
Gowa tahun 1666. Pihak Belanda dengan bantuan Arung Palaka
memenangkan pertempuran dan Sultan Hasanuddin dari Kerajaan
Gowa dipaksa untuk menandatangani perjanjian Bongaya pada 18
November 1667.
Perjanjian Bongaya baru terlaksana tahun 1669 karena Sultan
Hasanuddin masih melakukan perlawanan kembali. Akhirnya,
Makassar harus merelakan benteng di Ujungpandang kepada VOC.
Sejak masa itu, tidak ada lagi kekuatan besar yang mengancam
kekuasaan VOC di Indonesia timur. Gorontalo, Limboto, dan negara-
negara kecil Minahasa lainnya telah takluk pada VOC.
Perjanjian Bongaya adalah perjanjian antara Sultan Hasanuddin
dengan VOC, yang isinya sebagai berikut.
1) VOC mendapatkan wilayah yang direbut selama perang.
2) Bima diserahkan kepada VOC.
3) Kegiatan pelayaran para pedagang Makassar dibatasi di bawah
pengawasan VOC.
4) Penutupan Makassar sebagai bandar perdagangan dengan
bangsa Eropa, selain VOC, dan monopoli oleh VOC.
5) Alat tukar/mata uang yang digunakan di Makassar adalah mata
uang Belanda.
6) Pembebasan cukai dan penyerahan 1.500 budak kepada VOC.
Perjanjian Bongaya telah memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa
sebagai kerajaan terkuat di Sulawesi. Tinggal kerajaan-kerajaan kecil
yang sulit melakukan perlawanan terhadap VOC.
Kenali Tokoh
Sultan Hasanuddin merupakan Raja Gowa ke-16. Ia lahir pada 11 Januari 1631 dengan nama I Mallombasi
Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat
c. Mataram
Kalian tentu masih ingat dengan keberadaan Kerajaan Mataram
Jendela Info
Islam, bukan? Mataram merupakan salah satu kerajaan Islam
terbesar di Pulau Jawa. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Serangan pertama yang
Belanda telah mendirikan kantor dagang di Batavia. Keberadaan dilakukan Mataram terha
VOC di Batavia sangat membahayakan Mataram. d a p VO C p a d a t a h u n
Selanjutnya, terjadi perselisihan antara Mataram dengan Belanda 1628 gagal karena hal-hal
karena nafsu monopoli Belanda. Pada 8 November 1618, Gubernur berikut.
Jenderal VOC Jan Pieterzoon Coen memerintahkan Van der Marct a. M a t a r a m k u r a n g
teliti dalam memper
untuk menyerang Jepara. Kerugian Mataram sangat besar. Peristiwa
hitungkan medan per
tersebut memperuncing perselisihan antara Mataram dengan
tempuran.
Belanda. b. Mereka kekurangan per
Sultan Agung segera menyiapkan penyerangan terhadap bekalan.
kedudukan VOC di Batavia. Serangan pertama dilakukan pada tahun c. Mereka kalah dalam
1628. Pasukan Mataram dipimpin oleh Tumenggung Baurekso tiba persenjataan.
di Batavia pada 22 Agustus 1628. Kemudian, disusul oleh pasukan
Tumenggung Sura Agul-Agul dan kedua bersaudara, yaitu Kiai Dipati
Mandurejo dan Upa Santa.
Serangan pertama gagal, pasukan ditarik ke Mataram pada 3
Desember 1628. Tidak kurang dari seribu prajurit Mataram gugur
dalam perlawanan tersebut. Mataram segera mempersiapkan
serangan kedua, dengan pimpinan Kiai Adipati Juminah, K.A. Puger,
dan K.A. Purbaya. Persiapan dilakukan dengan lebih matang. Gudang-
gudang dan lumbung persediaan makanan didirikan di berbagai
tempat. Persiapan pengepungan secara total terhadap Batavia
dilakukan. Serangan dimulai pada 1 Agustus dan berakhir 1 Oktober
1629. Sayangnya, serangan kedua ini pun gagal. Selain karena
faktor kelemahan pada serangan pertama, lumbung padi persediaan
makanan banyak dihancurkan Belanda.
Jendela Info
d. Banten
Banten mencapai zaman keemasan pada masa Sultan Ageng Perlawanan rakyat Banten
Tirtayasa. Ia sangat bersimpati dengan perjuangan mengusir tidak berhenti begitu saja.
Belanda. Salah satu kepeduliannya ditunjukkan dengan memberi Perjuangan melawan VOC
bantuan amunisi senjata kepada Trunojoyo yang melawan Belanda dilanjutkan oleh Kiai Tapa,
di Mataram. Ratu Bagus dengan dibantu
oleh Ibnu Iskandar dan
Perlawanan Banten terhadap Belanda terjadi sejak awal Belanda
Syekh Yusuf.
menginjakkan kaki di Banten. Perlawanan terbesar dilakukan oleh
Sumber: www.wikipedia.org
Di Sekitar Kita
KONDISI BANGSA
INDONESIA PADA MASA
PEMERINTAHAN HINDIA
BELANDA
111
Lambang VOC
Sumber: www.bataviawerf.nl
T ahukah kalian logo apakah itu? Logo tersebut adalah logo yang digunakan oleh kongsi
dagang Belanda VOC. Kalian sudah mempelajari pada materi sebelumnya bahwa VOC
sebagai imperium kolonialisme Belanda pertama di Indonesia bubar pada 1799. Penyebab
utama kehancuran VOC adalah korupsi. Setelah VOC bubar, pemerintah Hindia Belanda
mengambil alih kekuasaan VOC di Indonesia mulai 1 Januari 1800. Dengan demikian,
secara langsung pemerintah Hindia Belanda melakukan pemerintahan terhadap bangsa
Indonesia. Bagaimana kondisi bangsa Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda?
Apa saja pengaruh perluasan kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan pemerintah
Hindia Belanda?
Gambar 5.4 Van den Bosch Beberapa ketentuan tanam paksa adalah sebagai berikut.
Sumber: www.wikipedia.org a. Penduduk wajib menyerahkan seperlima tanahnya untuk
ditanami tanaman wajib.
b. Tanah yang ditanami tanaman wajib bebas dari pajak.
c. Waktu yang digunakan untuk pengerjaan tanaman wajib tidak
melebihi waktu untuk menanam padi.
d. Apabila harga tanaman wajib setelah dijual melebihi besarnya
pajak tanah, kelebihannya dikembalikan kepada penduduk.
e. Kegagalan panen tanaman wajib bukan karena kesalahan
penduduk menjadi tanggung jawab Pemerintah Belanda.
Jendela Info f. Penduduk dalam pekerjaannya dipimpin penguasa pribumi,
sedangkan pegawai Eropa sebagai pengawas, pemungut, dan
Tanaman wajib t anam pengangkut.
paksa antara lain kopi,
g. Penduduk yang tidak memiliki tanah harus melakukan kerja wajib
gula, dan kina.
selama seperlima tahun (66 hari) dan mendapatkan upah.
Kenali Tokoh
Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura lahir di Desa Haria, Pulau Saparua pada 8 Juni
1783. Thomas Matulessy adalah seorang kesatria keturunan dari keluarga besar Matulessia
(Matulessy) yang tidak lain masih bersaudara dengan raja Maluku. Pattimura beserta
pasukannya sempat berhasil menguasai benteng Duurstede, namun akhirnya tertangkap oleh
Belanda. Perlawanan sejati ia tunjukkan dengan keteguhannya yang tidak mau berkompromi
dengan Belanda. Beberapa kali Belanda berusaha membujuk Pattimura untuk mau bekerja
sama, tetapi selalu ditolaknya. Ia lebih memilih gugur di tiang gantungan sebagai pahlawan
daripada hidup sebagai pengkhianat.
Sumber www.tokohindonesia.com
Di Sekitar Kita
Museum Diponegoro
Museum Diponegoro terletak di sayap kiri Pendopo Karesidenan Kedu. Saat ini, di museum tersimpan
benda-benda bernilai sejarah, antara lain jubah berukuran tinggi 1.57 m, lebar 1.35 m terbuat dari
kain santung, kitab tahrib, balai-balai tempat sembahyang, 7 cangkir tempat 7 macam minuman
kegemaran beliau, dan lain-lain. Satu hal yang menarik, di museum tersebut, terdapat pula meja
kursi bekas kemarahan beliau berupa guratan kuku. Pangeran Diponegoro memang ditangkap
secara licik dalam suatu perundingan dengan Belanda di karesidenan Kedu Magelang.
Sumber: www.students.ukdw.ac.id
Gambar 5.17 Kapal Belanda yang Gambar 5.18 Korban Perang Puputan. Gambar 5.19 Raja gugur
berlabuh di Bali. Sumber: www.balivision.com dalam Perang Puputan
Sumber: www.ukdw.ac.id Sumber: www.ukdw.ac.id
KESADARAN NASIONAL
DAN PERKEMBANGAN
PERGERAKAN
KEBANGSAAN
INDONESIA
Kegagalan Perjuangan
Kedaerahan
Organisasi Modern
Pendidikan Modern
131
Sumber: www.joker.si
P ertempuran bersenjata merupakan salah satu upaya bangsa Indonesia untuk melakukan
perlawanan terhadap Belanda. Menurut kalian, efektifkah perjuangan lewat pertempuran
bersenjata? Sejak awal perjuangan, bangsa Indonesia sudah mengerahkan kekuatan untuk
melawan Belanda lewat pertempuran. Kekuatan bangsa Indonesia yang belum dilakukan, yaitu
melakukan perlawanan secara nasional dengan sistem modern. Upaya ini akhirnya tercapai
pada awal abad XX. Perjuangan yang bersifat kedaerahan bergeser menjadi perjuangan
nasional dengan tujuan Indonesia merdeka. Bagaimana proses perkembangan nasionalisme
bangsa Indonesia pada abad XX? Perjuangan apa saja yang dilakukan bangsa Indonesia?
c. Sosial
Perubahan yang terjadi di bidang sosial, antara lain sebagai
berikut.
1) Penyakit-penyakit sosial, seperti gelandangan, pengemis, dan
pencurian terjadi karena terimpitnya rakyat oleh kesulitan
ekonomi.
2) Menurunnya pertumbuhan penduduk karena tingginya angka
kematian.
c) Pendidikan Islam
Sebelum masa penjajahan, agama Islam telah banyak melakukan
jenis pendidikan, antara lain berikut ini.
(1) Pendidikan Masjid/Langgar
Di dalam setiap komunitas Islam, pasti berdiri masjid/surau.
Selain sebagai tempat ibadah, masjid/surau merupakan tempat
pendidikan, baik agama maupun kemasyarakatan. Sistem pendidikan
masjid/surau masih berlanjut hingga sekarang. Akan tetapi, sistem
pendidikan masjid biasanya tidak mempunyai kurikulum yang
formal.
(2) Pondok Pesantren
Pendidikan pondok pesantren sudah menggunakan sistem yang
lebih terorganisasi. Pimpinannya adalah kiai. Selain mengajarkan
ilmu agama, juga mengajarkan ilmu kemasyarakatan. Zaman dahulu,
b. Golongan Profesional
Tidak hanya para cendekiawan yang mengobarkan semangat
nasionalisme. Beberapa golongan profesional merupakan bara
bangkitnya nasionalisme.
1) Guru
Guru merupakan ujung tombak penyebar semangat nasionalisme.
Sebagian masyarakat yang berhasil mengenyam pendidikan
kemudian memilih menjadi guru. Dalam mengajar siswanya, para
guru banyak menanamkan semangat kebangsaan. Hampir setiap
tokoh perjuangan nasional pernah menjadi guru.
Pada 1920, Ki Hajar Dewantoro mendirikan Perguruan Taman
Siswa di Yogyakarta. Tujuannya untuk memberikan beasiswa bagi
masyarakat Indonesia yang tidak mampu, tetapi pandai untuk
belajar di Taman Siswa. Sekolah ini banyak mengajarkan kesadaran
nasionalisme dan patriotisme.
Mohammad Syafei mendirikan sekolah Indonesische Neder-
landsche School (INS) di Kayu Tanam. Sekolah ini banyak menanam-
kan perasaan antipenjajahan dan semangat persatuan untuk
mengusir penjajah.
2) Pedagang
Banyak pedagang yang merasa sangat dirugikan oleh penjajah.
Tokoh pedagang yang terkenal menumbuhkan kesadaran nasional
adalah H. Samanhudi, seorang pedagang batik di Solo. Pada 1909, ia
mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI). Tujuan utamanya melindungi
kesejahteraan para pedagang kecil.
2. Organisasi Kedaerahan
a. Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia)
Pendiri Tri Koro Dharmo adalah R. Satiman Wiryosanjoyo,
Kadarman, dan Sunardi di Gedung Stovia Jakarta pada 7 Maret
1915. Tri Koro Dharmo merupakan organisasi pemuda pertama di
Indonesia. Semboyan Tri Koro Dharmo adalah budi, bakti, dan sakti.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan persaudaraan antara pelajar
Jawa dan Madura, guna meningkatkan kesejahteraan daerahnya.
Dalam kongres pertama di Solo, Tri Koro Dharmo berubah menjadi
Jong Java. Walaupun sebagai organisasi kedaerahan, para anggotanya
kemudian aktif dalam upaya pembentukan kesadaran nasional.
b. Jong Java
Setelah Tri Koro Dharmo dibubarkan, namanya diganti menjadi
Jong Java pada 12 Juni 1918. Jong Java mempunyai tujuan
membangun persatuan Jawa Raya. Kegiatan utamanya adalah dalam
bidang sosial, budaya, dan pengembangan pendidikan Suku Jawa.
Jong Jawa pada kongres bulan Mei 1922 memutuskan untuk tidak
berurusan dengan kegiatan politik. Pada perkembangannya, Jong Java
terpengaruh oleh perkembangan Serikat Islam sebagai organisasi yang
bergerak dalam bidang politik. Sebagian anggota Jong Java yang ingin
melakukan kegiatan politik, seperti H. Agus Salim, kemudian mendirikan
Jong Islamiten Bond, dengan Islam sebagai dasar perjuangan.
Kenali Tokoh
H. Agus Salim
Masyhudul Haq atau Agus Salim lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada 9 Oktober
1884. Pendidikan di bangku sekolah hanya ditempuh hingga menamatkan HBS pada
tahun 1903. Sesudah itu, ia belajar sendiri. Tidak kurang dari sembilan bahasa asing
dikuasai, antara lain bahasa Belanda, Inggris, Jepang, Prancis, Arab, Turki, dan Jepang.
Ketika muda, ia merantau hingga Arab Saudi untuk memperkaya pemikiran dan
ilmunya. Ia juga pernah menjadi penerjemah di Konsulat Belanda di Jeddah Arab Saudi.
Agus Salim pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada periode 3 Juli 1947-
20 Desember 1949. Ia merupakan salah satu diplomat ulung Indonesia yang dikenal
sering mewakili Indonesia di berbagai konferensi dan pertemuan internasional.
c. Muhammadiyah
Pendiri Muhammadiyah adalah K.H. Ahmad Dahlan. Muham-
madiyah didirikan pada 18 November 1912 di Kauman Yogyakarta.
Tujuan Muhammadiyah, antara lain
1) mengembangkan dakwah Islam;
2) mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan
Sunah (Hadis);
3) membersihkan praktik keagamaan dari syirik dan bid’ah;
Gambar 6.7 K.H. Ahmad 4) mengembangkan pendidikan agama dan umum secara modern.
Dahlan Muhammadiyah bukan organisasi politik sehingga Pemerintah
Sumber: www.swara muslim.
Belanda memberikan pengakuan Badan Hukum. K.H. Ahmad Dahlan
com
mengembangkan dakwah dan pendidikan meniru beberapa sistem
Barat. Misalnya, biasanya untuk belajar mengaji sistem pondok
f. Al-Jamiatul Washiyah
Al-Jamiatul Washiyah didirikan di Medan, Sumatra Utara pada
1930.
• Belum terorganisasi secara nasional dan • Telah terorganisasi secara nasional dan
modern modern
Di Sekitar Kita
Museum Sumpah Pemuda
2. Masa Radikal
Pada masa ini, perjuangan kebangsaan telah mencapai titik jelas,
yaitu mencapai Indonesia merdeka. Berdirinya parta-partai politik
bertujuan untuk mencapai kemerdekaan. Mereka menyadari bahwa
perjuangan kemerdekaan hanya dapat dicapai dengan perjuangan
sendiri. Mereka cenderung bersifat nonkooperatif (tidak mau bekerja
sama) dengan Belanda.
Beberapa organisasi yang radikal, misalnya Serikat Islam,
Perhimpunan Indonesia, Partai Nasional Indonesia, dan Partai
Komunis Indonesia. Proses radikalisasi semakin menggelora setelah
Perang Dunia I. Perjuangan nasionalisme di Asia dan Afrika telah
memberikan inspirasi para tokoh perjuangan Indonesia.
Karena sifatnya yang radikal, Belanda menjadi khawatir. Belanda
akhirnya melakukan tindak kekerasan dengan membubarkan
organisasi-organisasi radikal dan memenjarakan tokoh-tokohnya
pada tahun 1930-an.
3. Masa Moderat
Setelah para pemimpin ditangkap dan sebagian organisasi
dibubarkan, para tokoh perjuangan berganti taktik. Perjuangan
dilakukan secara moderat (kooperatif). Mereka memanfaatkan
Volksraad (Dewan Rakyat) untuk memperjuangkan aspirasi. Pada
masa moderat ini, organisasi yang masih ada dan berdiri adalah
Parindra, Gerindo, dan GAPI. Para tokoh pergerakan menyampaikan
tuntutan-tuntutan dalam Volksraad, baik menyangkut masalah politik,
ekonomi, sosial, maupun pendidikan.
MASA PENDUDUKAN
JEPANG DAN PERSIAPAN
KEMERDEKAAN
INDONESIA
Perang Dunia II
kronologi
menyebabkan Penderitaan
Jepang Menguasai Indonesia Rakyat Indonesia
kronologi
menyebabkan
Jepang Terdesak Perlawanan
oleh Sekutu Rakyat Indonesia
menyebabkan menyebabkan
menyebabkan menyebabkan
Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945
157
Penyerangan atas Pearl Harbour
Sumber: www.wikipedia.org
K alian sudah tahu bukan bahwa salah satu penyebab Perang Dunia II adalah penyerangan
Jepang atas Pearl Harbour. Jepang adalah salah satu negara yang terlibat dalam perang
tersebut. Jepang ingin menguasai seluruh daerah Asia Tenggara dan Asia Timur. Indonesia
termasuk wilayah yang diincar untuk memperluas kekuasaan Jepang. Pada tahun 1942,
Jepang berhasil mengalahkan Belanda yang berkuasa di Indonesia. Akibatnya, bangsa
Indonesia beralih menjadi jajahan Jepang. Masa penjajahan Jepang hanyalah sebentar,
namun luka akibat penjajahan Jepang masih terasa hingga sekarang. Di sisi lain, pada masa
pendudukan Jepang di Indonesia, usaha pergerakan kebangsaan Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan semakin jelas. Mengapa negara kecil seperti Jepang dapat menjajah Indonesia?
Bagaimana Jepang masuk dan menguasai Indonesia? Bagaimana usaha bangsa Indonesia
untuk mempersiapkan kemerdekaan pada masa pendudukan Jepang? Mari kita telusuri
melalui pembahasan berikut ini!
b. Pendudukan Sumatra
Di Sumatra, Jepang telah berhasil mendaratkan pasukan pada
14 Februari. Palembang berhasil diduduki pada 16 Februari 1942.
Selanjutnya, Jepang mengarahkan penyerangan ke Pulau Jawa yang
merupakan pusat pemerintahan Belanda.
c. Jawa Hokokai
Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa) dibentuk pada 1944.
Kegiatan ini langsung di bawah pengawasan para pejabat Jepang.
Tujuan pokoknya adalah menggalang dukungan untuk rela berkorban
demi pemerintah Jepang. Jawa Hokokai juga mempunyai tugas untuk
mengerahkan rakyat mengumpulkan padi, besi tua, dan barang-
barang berharga lainnya. Selain itu, rakyat juga ditugaskan untuk
Jendela Info menanam jarak.
Kenali Tokoh
Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara merupakan seorang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi
Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Ia lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889
dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Salah satu peranannya dalam
pendidikan adalah mendirikan perguruan Taman Siswa. Tulisan Ki Hajar Dewantara yang
terkenal adalah “Seandainya Aku Seorang Belanda” (judul asli: Als ik eens Nederlander
was ), dimuat dalam surat kabar de Expres milik Dr. Douwes Dekker, tahun 1913. Artikel
tersebut merupakan protes terhadap rencana Belanda mengumpulkan sumbangan dari
Hindia Belanda untuk merayakan kemerdekaan Belanda dari Prancis. Ia wafat pada
26 April 1959 dan dimakamkan di Wijayabrata, Yogyakarta. Tanggal lahirnya, 2 Mei,
kemudian dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional di Indonesia. Ki Hajar Dewantara
dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.
b. Pembentukan BPUPKI
Janji pemerintah Jepang baru tampak serius setelah kedudukannya
kritis. Angkatan perang Sekutu telah berhasil menguasai Papua Nugini
dan sekitarnya. Kedudukan Jepang di Indonesia juga telah diserang
oleh Sekutu. Situasi Jepang benar-benar kritis.
Akhirnya pada 1 Maret 1945, panglima pemerintahan di Jawa,
yaitu Jenderal Kumakici Harada mengumumkan dibentuknya Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
PROKLAMASI
KEMERDEKAAN
DAN PROSES
TERBENTUKNYA
NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
Kekalahan Jepang
oleh Sekutu
menyebabkan
menyebabkan
Peristiwa Rengasdengklok
menyebabkan
173
Bom di Nagasaki
Sumber: www.wikipedia.org
K alian tentu sudah mengetahui dari buku-buku yang sudah kalian baca bahwa pemboman
atas Hiroshima dan Nagasaki berakibat sangat fatal. Akibat ledakan tersebut, banyak
nyawa melayang dan seluruh kota rata dengan tanah. Pemboman Amerika Serikat atas
Hiroshima dan Nagasaki menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Jepang harus meninggalkan Indonesia. Bangsa Indonesia menggunakan saat tersebut
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Setelah melalui perjuangan berat, akhirnya
pada 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Proklamasi
kemerdekaan bukan merupakan peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Perjuangan untuk
memproklamasikan kemerdekaan memerlukan perjuangan keras. Perjuangan bangsa
Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan juga tidak ringan. Bagaimana proses proklamasi
kemerdekaan Indonesia? Bagaimana perjuangan para tokoh bangsa Indonesia dalam
mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia?
Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 175
e. Pada 12 Agustus 1945, Jenderal Besar Terauci menyampaikan
kepada tokoh pergerakan yang diundang, yaitu Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat bahwa pemerintah
kemaharajaan telah memutuskan untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia pada 24 Agustus 1945.
Pelaksanaannya akan dilakukan oleh PPKI.
f. Pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu akibat dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Jendela Info Penyerahan Jepang kepada Sekutu menyebabkan reaksi yang
Rengasdengklok adalah berbeda di antara para tokoh pergerakan kemerdekaan bangsa
salah satu kota kecamatan Indonesia. Para anggota PPKI, seperti Soekarno dan Hatta tetap
di Kabupaten Karawang menginginkan proklamasi dilakukan sesuai mekanisme PPKI.
Jawa Barat. Ke kota inilah Alasannya kekuasaan Jepang di Indonesia belum diambil alih. Tetapi,
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. golongan muda, seperti Tan Malaka dan Sukarni menginginkan
Hatta pernah dibawa se- proklamasi kemerdekaan dilaksanakan sesegera mungkin. Para
cara paksa oleh kelompok pemuda mendesak agar Soekarno dan Hatta memproklamasikan
pemuda revolusioner yang kemerdekaan secepatnya. Alasan mereka adalah Indonesia dalam
menghendaki kemerdekaan keadaan vakum atau kekosongan kekuasaan. Pertentangan
Indonesia untuk segera pendapat antara golongan tua dan golongan muda inilah yang
dikumandangkan secepat- melatarbelakangi terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Bagaimana
nya. Peristiwa heroik ini dip- jalannya peristiwa Rengasdengklok? Di mana lokasi peristiwa
icu oleh adanya perbedaan Rengasdengklok? Mari kita simak uraian di bawah ini!
paham antara golongan
tua yang moderat, dengan a. Golongan Tua
golongan pemuda yang Mereka yang dicap sebagai golongan tua adalah para anggota
revolusioner dalam pelak- PPKI yang diwakili oleh Soekarno dan Hatta. Mereka adalah
sanaan proklamasi. kelompok konservatif yang menghendaki pelaksanaan proklamasi
harus melalui PPKI sesuai dengan prosedur maklumat Jepang pada
24 Agustus 1945. Alasan mereka adalah meskipun Jepang telah
kalah, kekuatan militernya di Indonesia harus diperhitungkan demi
menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Kembalinya Tentara Belanda
ke Indonesia dianggap lebih berbahaya daripada sekadar masalah
waktu pelaksanaan proklamasi itu sendiri.
b. Golongan Muda
Menanggapi sikap konservatif golongan tua, golongan muda yang
diwakili oleh para anggota PETA dan mahasiswa merasa kecewa.
Mereka tidak setuju terhadap sikap golongan tua dan menganggap
bahwa PPKI adalah bentukan Jepang. Oleh karena itu, mereka
menolak jika proklamasi dilaksanakan melalui PPKI. Sebaliknya,
mereka menghendaki terlaksananya proklamasi kemerdekaan
dengan kekuatan sendiri, terbebas dari pengaruh Jepang. Sutan
Syahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak Soekarno dan Hatta
untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 177
Di Jakarta, dialog antara golongan muda yang diwakili oleh Wikana
dan golongan tua Ahmad Subardjo mencapai kata sepakat. Proklamasi
Kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta dan diumumkan pada
17 Agustus 1945. Golongan pemuda kemudian mengutus Yusuf
Kunto untuk mengantar Ahmad Subardjo ke Rengasdengklok dalam
rangka menjemput Soekarno dan Hatta. Ahmad Subardjo memberi
jaminan pada golongan pemuda bahwa Proklamasi Kemerdekaan
akan diumumkan pada 17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul
12.00. Dengan jaminan itu, Cudanco Subeno (Komandan Kompi PETA
Gambar 8.2 Soekarno dan
Hatta di Rengasdengklok. Rengasdengklok) bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta untuk
Sumber: www.swaramuslim. kembali ke Jakarta dalam rangka mempersiapkan kelengkapan untuk
com melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan.
Proklamasi
Djakarta, 17-8-‘05
Wakil-wakil bangsa Indonesia
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan
Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diseleng-
garakan dengan tjara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.
Djakarta, hari 17 boelan 8 Tahoen ‘05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno–Hatta
Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 179
Jendela Info
Betapa besar jiwa nasional-
isme bangsa Indonesia yang
ditunjukkan pada masa
revolusi fisik kemerdekaan,
sebagaimana yang ditun-
jukkan oleh golongan muda
dan para foundhing father
untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi kemerdekaan
Indonesia yang bebas dari
segala ikatan belenggu
tangan asing yang jahil.
Masihkah ada sikap-si-
kap nasionalisme dan ke- Gambar 8.4 Teks Proklamasi setelah disahkan.
satria semacam itu pada Sumber: www.wikipedia.org
anak bangsa sekarang ini?
Bukankah bangsa yang
heterogen ini akan han- B. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
cur tanpa adanya ikatan Tujuan dari perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan
nasionalisme yang telah adalah tercapainya Indonesia Merdeka. Proklamasi adalah simbol
dengan letih mengukuh- yang sangat penting artinya bagi bangsa Indonesia. Karena dari
kan bangunan bangsa ini. situlah bangsa Indonesia baru dapat diakui keberadaannya oleh
Marilah kita renungkan dunia internasional. Semangat para pemuda dan seluruh rakyat
sejenak, kemudian berpikir-
Indonesia bergelora dalam mewujudkan Indonesia merdeka.
lah apakah nasionalisme
masih ada di dada kalian,
atau sudah lumpuh sama 1. Persiapan Pembacaan Teks Proklamasi
sekali? Karena masa depan Setelah selesai merumuskan dan mengesahkan teks proklamasi,
bangsa benar-benar berada pagi harinya pada 17 Agustus 1945 para pemimpin nasional dan para
di pundak kalian. pemuda kembali ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan
penyelenggaraan pembacaan teks proklamasi. Rakyat dan tentara
Jepang menyangka pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di
Lapangan Ikada sehingga tentara Jepang memblokade Lapangan
Ikada. Bahkan Barisan Pemuda telah berdatangan ke Lapangan
Ikada dalam rangka menyaksikan pembacaan teks proklamasi.
Pemimpin Barisan Pelopor Sudiro juga datang ke Lapangan Ikada
dan melihat pasukan Jepang dengan senjata lengkap menjaga
ketat lapangan itu. Sudiro kemudian melaporkan keadaan itu
kepada Muwardi, Kepala Keamanan Soekarno. Oleh karena itu,
disepakati bahwa proklamasi akan diikrarkan di rumah Soekarno
Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Halaman rumah Soekarno sudah dipadati oleh massa menjelang
pembacaan teks proklamasi. Dr. Muwardi memerintahkan kepada
Latief Hendraningrat untuk menjaga keamanan pelaksanaan
upacara. Latif dibantu oleh Arifin Abdurrahman berusaha untuk
mengantisipasi gangguan tentara Jepang. Terlihat suasana sangat
Kenali Tokoh
Ir. Soekarno merupakan Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945
-1966. Soekarno lahir pada 6 Juni 1901. Ia memainkan peran penting dalam masa
pergerakan nasional. Salah satunya dengan menjadi Ketua Partai Nasional Indonesia.
Sikapnya yang terang-terangan menentang Belanda membuat Soekarno beberapa kali
ditahan oleh Belanda. Soekarno juga memainkan peran sebagai penggali Pancasila.
Pada saat proklamasi, Bung Karno berperan dalam menyusun sekaligus membaca teks
proklamasi. Bersama dengan Muhammad Hatta, ia dijuluki sang proklamator.
Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 181
2. Pelaksanaan Upacara Proklamasi Kemerdekaan
Upacara dipimpin oleh Latief Hendraningrat dan tanpa protokol.
Latief segera memimpin barisan dan menyiapkan untuk berdiri
dengan sikap sempurna. Soekarno kemudian mempersiapkan diri
dan mendekati mikrofon. Sebelum membacakan teks proklamasi,
Soekarno membacakan pidato singkat yang isinya adalah sebagai
berikut.
a. Perjuangan melawan kolonial telah cukup panjang dan
memerlukan keteguhan hati.
b. Cita-cita perjuangan itu adalah kemerdekaan Indonesia.
c. Indonesia yang berdaulat harus mampu menentukan arah dan
kebijakannya sendiri, menjadi negara yang diakui oleh bangsa-
bangsa lain di dunia.
Gambar 8.6 Rumah Bung Setelah itu, Soekarno membacakan teks proklamasi yang diketik
Karno di Jalan Pegangsaan oleh Sayuti Melik. Pidato ditutup dengan kalimat: “demikianlah
Timur saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu
Sumber: ww.swaramuslim.net
ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat
ini, kita menyusun negara kita 1 negara merdeka, negara Republik
Indonesia Merdeka, kekal dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati
kemerdekaan Indonesia”.
Acara berikutnya setelah pembacaan selesai adalah pengibaran
bendera merah putih yang dilakukan oleh Latief dan Suhud secara
perlahan-lahan. Bendera merah putih dinaikkan dengan diiringi lagu
“Indonesia Raya” yang secara spontan dinyanyikan oleh para hadirin.
Selesai pengibaran bendera, upacara ditutup dengan sambutan
Gambar 8.7 Pengibaran Wakil Walikota Suwiryo dan Muwardi. Dengan demikian, selesailah
bendera dengan menyanyikan
lagu “Indonesia Raya”.
upacara proklamasi kemerdekaan yang menjadi tonggak berdirinya
Sumber: www.swaramuslim. negara Republik Indonesia yang berdaulat.
com
Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 183
1. Pengesahan UUD 1945
Rapat pertama PPKI untuk mengesahkan UUD 1945 tanggal 18
Agustus 1945 dilaksanakan di Pejambon Jakarta. Sebelumnya,
Soekarno dan Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H.Wachid
Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr.Teuku Mohammad Hassan
untuk mengkaji rancangan pembukaan UUD. Hal ini sebagaimana
tercantum dalam Piagam Jakarta yang dianut oleh BPUPKI pada
22 Juni 1945, khususnya berkaitan dengan kalimat “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-
pemeluknya”. Hal ini perlu dikaji karena pemeluk agama lain
merasa keberatan jika kalimat itu dimasukkan dalam UUD. Akhirnya,
setelah dilakukan pembicaraan yang dipimpin oleh Hatta, dicapai
kata sepakat bahwa kalimat tersebut dihilangkan untuk menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa.
Rapat pleno dimulai pada pukul 11.30 di bawah pimpinan Soekarno
dan Hatta. Dalam membicarakan UUD ini, rapat berlangsung lancar.
Rapat berhasil menyepakati bersama rancangan Pembukaan dan
UUD Negara Republik Indonesia. Rancangan yang dimaksud adalah
Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPKI dengan sedikit perubahan
disahkan menjadi UUD. Isi dari UUD meliputi Pembukaan, Batang
Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Ayat
Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian,
Indonesia memiliki landasan hukum yang kuat dalam hidup bernegara
dengan menentukan arahnya sendiri.
4. Pembentukan Kementerian
Setelah rapat menetapkan wilayah, Panitia Kecil yang dipimpin
oleh Mr. Ahmad Soebardjo menyampaikan laporannya. Panitia Kecil
mengajukan tiga belas kementerian. Sidang kemudian membahas
usulan tersebut dan menetapkan perihal kementerian. Selanjutnya,
rapat memutuskan adanya dua belas departemen dan satu
kementerian negara.
Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 185
6. Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
Tahukah kalian bahwa pada 23 Agustus Presiden Soekarno menge-
sahkan secara resmi berdirinya BKR sebagai badan kepolisian yang
bertugas menjaga keamanan? Mayoritas angota BKR terdiri dari
mantan anggota PETA, KNIL, dan Heiho. Terpilih sebagai pimpinan
BKR pusat adalah Kaprawi.
Dalam perkembangannya, kebutuhan untuk membentuk tentara
Gambar 8.9 Rapat Kerja tidak dapat diabaikan lagi. Apalagi setelah Sekutu membebaskan para
BPKNIP di Jakarta Dipimpin
oleh Sutan Sjahrir. serdadu Belanda bekas tawanan Jepang dan melakukan tindakan-
Sumber: 30 Tahun Indonesia tindakan yang mengancam pertahanan dan keamanan. Soekarno
Merdeka kemudian memanggil mantan Mayor KNIL Oerip Soemohardjo
dari Yogyakarta ke Jakarta. Oerip Soemohardjo diberi tugas untuk
membentuk tentara nasional.
Berdasarkan maklumat Presiden RI, pada 5 Oktober berdirilah
Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Soepriyadi (tokoh perlawanan
tentara PETA terhadap Jepang di Blitar) terpilih sebagai pimpinan
TKR. Atas dasar maklumat itu, Oerip Soemohardjo segera membentuk
Markas Besar TKR yang dipusatkan di Yogyakarta.
Pada perkembangannya, Tentara Keamanan Rakyat berubah
menjadi Tentara Keselamatan Rakyat pada 7 Januari 1946. Nama itu
berubah kembali menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada 24
Januari 1946. TRI berubah nama menjadi Tentara Nasional
Indonesia (TNI) pada 3 Juni 1947. Dengan demikian, hingga
pertengahan 1947 pemerintah telah berhasil menyusun,
mengonsolidasi, sekaligus menyatukan alat pertahanan dan
keamanan.
Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 187
Rapat raksasa di Lapangan Ikada merupakan manifestasi
pertama dari kewibawaan pemerintah Republik Indonesia kepada
rakyatnya. Sekalipun rapat ini berlangsung singkat, tetapi telah
berhasil mempertemukan rakyat dengan para pemimpinnya sekaligus
memberikan kepercayaan rakyat kepada para pemimpinnya.
b. Peristiwa di Bandung
Di Bandung, para pemuda berhasil mengambil alih gedung-gedung
pemerintahan pada bulan September. Tokoh pemuda Sutoko segera
melakukan perundingan dengan Jenderal Mabuchi, panglima tentara
Jepang di Jawa Barat berkaitan dengan masalah senjata. Pada 14
Oktober 1945 tercapai suatu kesepakatan antara Mabuchi dengan
Puradireja (Residen Priaangan). Isi pokok perjanjiannya adalah
sebagai berikut.
c. Peristiwa di Semarang
Para pemuda Semarang juga berhasil merebut kekuasaan.
Dalam aksi perebutan kekuasaan, sempat terjadi bentrokan yang
dahsyat antara para pemuda melawan Jepang. Pihak Jepang merasa
terancam karena para pemuda berusaha merebut senjata mereka.
Pemimpin pemuda Semarang yang terkenal adalah S. Karno dan
Ibnu Parna. Peristiwa ini dipengaruhi oleh aksi Mabuchi di Bandung.
Pada peristiwa ini pembunuhan terhadap serdadu Jepang kerap kali
dilakukan oleh para pemuda.
Pada 14 Oktober 1945, para pemuda mengangkut empat ratus
orang tawanan Jepang dari Pabrik Gula Cepiring ke Penjara Bulu
Semarang. Sebelum sampai di Penjara Bulu, banyak tawanan yang
melarikan diri dan meminta perlindungan kepada Batalion Kido.
Para pemuda menjadi marah sehingga berusaha menguasai kantor
pemerintah. Orang-orang Jepang banyak yang dipenjarakan. Pagi
harinya pasukan Jepang menyerang kota Semarang yang kesatuannya
di Jatingaleh. Inilah pemicu terjadinya Pertempuran Lima Hari di
Semarang yang menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak
hampir seribu orang.
Dampak dari Pertempuran Lima Hari adalah para pemuda terpaksa
harus mundur dari Semarang. Kota ini kemudian sepenuhnya berada
di bawah kekuasaan Jepang. Ketika pasukan Sekutu di bawah
pimpinan Jenderal Bethel tiba di Semarang, mereka mendapatkan
kota Semarang dalam keadaan tenang.
d. Peristiwa di Yogyakarta
Pengambilalihan secara serentak oleh para pemuda dimulai
pada 26 September hingga 7 Oktober 1945. Para pegawai, baik
Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 189
instansi pemerintah maupun perusahaan milik Jepang melakukan
aksi mogok. Mereka memaksa Jepang untuk menyerahkan semua
kantor dan perusahaan kepada pihak Indonesia. KNI Daerah
Yogyakarta mengumumkan bahwa kekuasaan daerah telah dikuasai
oleh pemerintah RI.
Upaya merebut senjata Jepang juga dilakukan oleh para
pemuda yang tergabung dalam BKR. Hal ini dilakukan karena upaya
perundingan untuk pelucutan senjata mengalami jalan buntu. Pada 7
Oktober malam, pemuda BKR dan Pemuda Polisi Istimewa bergerak
menuju Kota Baru dan menyerbu markas Otsuka Butai. Korban
mencapai delapan belas orang dari pemuda polisi, namun kemudian
Otsuka Butai menyerah. Peristiwa spontan tidak mengesampingkan
peran Sultan Yogyakarta. Bahkan pada 26 Oktober 1945, Sultan dan
Paku Alam membentuk badan perjuangan yang diberi nama Laskar
Rakyat Indonesia.
e. Peristiwa di Surakarta
Para pemuda yang tergabung dalam Barisan Pelopor dan Angkatan
Muda memelopori upaya pengambilalihan kekuasaan di Surakarta.
Di kota ini, pengambilalihan kekuasaan tidak hanya dilakukan atas
bangunan pemerintah, tetapi juga pabrik-pabrik gula seperti di
daerah Klaten dan Sragen. Pada 1 Oktober 1945, para pemuda
yang tergabung dalam badan-badan perjuangan mengadakan pawai
kemerdekaan. Pada waktu berikutnya, para pemuda berusaha
merebut bangunan dan pangkalan militer. Mereka berhasil memaksa
Jepang untuk menyerahkan senjata pada 6 Oktober 1945.
f. Peristiwa di Kalimantan
Aksi spontan mendukung kemerdekaan tidak hanya terjadi
di Jawa, tetapi juga di luar Jawa seperti halnya di Kalimantan. Di
Balikpapan misalnya, pada 14 November 1945 sekitar delapan
ratus orang berkumpul di depan kompleks NICA sambil membawa
bendera merah putih. Namun, tentara Sekutu yang sudah mendarat
mengeluarkan ultimatum melarang semua kegiatan politik seperti
demonstrasi dan mengibarkan bendera merah putih. Tetapi, kaum
nasionalis dengan gigih tetap melaksanakannya.
j. Peristiwa di Palembang
Pengalihan kekuasaan di Palembang berjalan tanpa insiden sebab
orang-orang Jepang telah menghindar ketika terjadi demonstrasi.
Pengalihan kekuasaan ini terjadi pada 8 Oktober 1945, di mana
A.K. Gani, Residen Sumatra Selatan bersama pegawai Gunseibu
menaikkan bendera merah putih dalam suatu upacara. Pada saat
itulah, keluar maklumat bahwa seluruh Karesidenan Palembang
berada di bawah pemerintahan Republik Indonesia.
k. Peristiwa di Makassar
Para pemuda di Makassar juga berusaha untuk menyegel gedung-
gedung pemerintah. Mereka membentuk badan perjuangan dengan
nama Barisan Berani Mati. Namun pada 28 Oktober 1945, pasukan
Australia melucuti para pemuda yang akan berusaha menduduki
gedung-gedung pemerintah. Sejak itu, gerakan pemuda yang
tergabung dalam Barisan Berani Mati dipindahkan dari Ujungpandang
ke Plombobangkeng. Itulah beberapa peristiwa spontan dalam rangka
mendukung kemerdekaan. Sebenarnya, masih banyak lagi peristiwa
lain di berbagai daerah di Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 191
192 IPS SMP/MTs Kelas VIII
Bab
IX
Perjuangan
Mempertahankan
Kemerdekaan
Pendahuluan
Setelah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17
Agustus 1945, bangsa Indonesia masih harus menghadapi
pihak Belanda yang ingin mengembalikan kekuasaannya
atas Indonesia. Dengan melakukan cara perjuangan
bersenjata dan diplomasi, bangsa Indonesia berusaha
berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan
menegakkan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan RepubIik
Indonesia. Pada bab ini, akan diuraikan tentang usaha
bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
193
Sebelum kamu mempelajari materi tentang perjuangan
mempertahankan kemerdekaan lebih dalam, terlebih
dahulu perhatikan peta konsep berikut. Hal ini akan
mempermudah kamu dalam dan memahami usaha
perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Konflik Indonesia
dengan Belanda
194
A. Faktor Penyebab Konflik
Antara Indonesia dan Belanda
1. Keinginan Belanda untuk Menduduki Kembali Indonesia
195
Sebagai tindakan awal, pada 14 September 1945, Mayor
Greenhalgh bersama pasukannya mempersiapkan markas
besar Sekutu di Jakarta. Disusul dengan berlabuhnya
kapal penjelajah Cumberland yang membawa pasukan
di Tanjung Priok pada 29 September 1945. Pasukan ini
dipimpin oleh Panglima Skuadron Penjelajah V Inggris,
Laksamana Muda W.R. Patterson.
Pasukan ini merupakan komando bawahan dengan
tiga divisi dari SEAC yang diberi nama Allied Forces
Netherlands East Indies (AFNEI) yang dipimpin oleh
Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Tugas utama
AFNEI, yaitu sebagai berikut.
a. Menerima penyerahan tentara Jepang tanpa syarat,
melucuti, dan mengembalikan mereka ke tanah
airnya.
b. Membebaskan tawanan perang dan interniran Sekutu
atau Allied Prisoners and War Internees (APWI).
c. Menjaga keamanan dan ketertiban sehingga memung-
kinkan pemerintahan sipil berfungsi kembali.
d. Mencari keterangan tentang penjahat perang dan
mengadilinya di depan pengadilan Sekutu.
Awalnya, kedatangan pasukan Sekutu disambut
dengan sikap yang netral oleh pihak Indonesia. Sikap
Indonesia mulai berubah sejak mengetahui kedatangan
pasukan Inggris ini membawa pejabat-pejabat NICA
yang dikirim secara diam-diam.
Letnan Jenderal Sir Philip Christison melakukan
upaya politik dengan melakukan perundingan dengan
pihak Indonesia. Perundingan ini terjadi pada 25
Oktober 1945. Hasilnya adalah pengakuan secara de facto
atas Republik Indonesia oleh AFNEI sebagai pimpinan
militer sementara di Indonesia. Christison menyatakan
tidak akan mencampuri persoalan yang menyangkut
status ketatanegaraan Indonesia. Pada kenyataannya,
kedatangan pasukan Sekutu di kota-kota yang ditujunya
selalu diikuti oleh insiden-insiden bahkan pertempuran
dengan bangsa Indonesia. Penyebabnya adalah Sekutu
seringkali tidak menghormati kedaulatan republik
Indonesia dan tidak menghargai pemimpin-pemimpin
Indonesia, baik di tingkat pusat maupun di daerah.
196
B. Proses Terjadinya Konflik
antara Indonesia dan Belanda
1. Perjuangan Bersenjata
a. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Peristiwa ini berawal ketika para tawanan veteran
angkatan laut Jepang akan dipindahkan dari penjara
Cipinang Jakarta ke Semarang. Mereka ditugaskan untuk
mengubah pabrik gula di Cepiring, Kendal menjadi pabrik
senjata. Pemindahan ini dikawal oleh polisi Indonesia.
Di tengah perjalanan, mereka memberontak dan
melarikan diri. Mereka selanjutnya bergabung dengan
batalyon Jepang yang berada di bawah pimpinan Mayor
Kido yang masih bersenjata di Jatingaleh, Semarang.
Sementara itu, tersiar isu bahwa cadangan air minum
di daerah Candi, Semarang telah diracun. Polisi Indonesia
yang menjaga cadangan air minum tersebut dilucuti oleh
Jepang. Untuk mengecek kebenaran tersebut, Kepala
Laboratorium Rumah Sakit Rakyat, dr. Karyadi, datang
ke Candi. Namun, ia kemudian ditemukan telah tewas.
Orang menduga pelakunya orang Jepang. Akibatnya,
terjadi ketegangan di Semarang. Pertempuran akhirnya
tidak bisa dihindarkan lagi.
Pada 15 sampai dengan 20 Oktober 1945, terjadi
pertempuran antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
yang dibantu oleh barisan pemuda dan tentara Jepang
yang persenjataannya lebih lengkap.
Pertempuran baru berakhir ketika pemerintah
pusat mengirim utusan perdamaian, yaitu Kasman
Singodimedjo dan Mr. Sartono. Mereka kemudian
mengadakan perundingan dengan pihak Jepang
yang diwakili oleh Letnan Kolonel Nomura. Dalam
pertempuran tersebut, diperkirakan 2.000 orang rakyat
Indonesia dan 100 orang Jepang tewas.
197
b. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran Surabaya merupakan satu rangkaian
peristiwa yang dimulai sejak Brigade 49/Divisi India
ke-23 tentara Sekutu di bawah komando Brigadir
Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat untuk pertama kali
di Surabaya pada 25 Oktober 1945. Tugasnya adalah
melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan para
interniran Sekutu di Indonesia.
Pada 27 Oktober 1945, tentara Sekutu dengan kekuatan
1 peleton menyerbu penjara Kalisosok untuk membebaskan
seorang kolonel Angkatan Laut Belanda yang bernama
Kolonel Huiyer dan para pegawai Relief of Allied Prisoners
of War and Internees (RAPWI) yang ditawan pemerintah RI.
Selain itu, tentara Sekutu juga menduduki tempat-tempat
strategis di Surabaya, antara lain Pelabuhan Tanjung Perak,
Gedung Bank Internatio, dan Kantor Pos Besar. Tindakan-
tindakan Sekutu itu menyulut pertempuran.
Pada 27 Oktober 1945 pukul 14.00, terjadi kontak
senjata yang pertama antara pemuda Surabaya dengan
pihak Sekutu. Keesokan harinya, 28 Oktober 1945,
rakyat Surabaya menyerang hampir seluruh pos Sekutu
yang berada di Surabaya. Pada 29 Oktober 1945, para
pemuda dapat merebut objek-objek penting di Surabaya.
Tentara Sekutu menjadi kewalahan, kemudian meminta
bantuan para pemimpin Indonesia di Jakarta untuk
menghentikan pertempuran di Surabaya.
Pada 31 Oktober 1945, Presiden Soekarno didampingi
Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta dan Menteri
Penerangan Amir Syarifuddin datang ke Surabaya. Mereka
kemudian berunding dengan Mallaby. Perundingan
itu menghasilkan keputusan untuk menghentikan
pertempuran. Pada perundingan itu juga dipilih anggota-
anggota Panitia Penghubung (Contact Committee) dari
kedua pihak. Setelah perundingan selesai, Presiden
Soekarno dan rombongan meninggalkan Surabaya.
Ternyata, meskipun telah disepakati gencatan senjata,
di beberapa tempat masih terjadi kontak senjata. Panitia
Penghubung segera mendatangi objek-objek yang masih
terjadi pertempuran guna menghentikannya. Namun,
ketika mereka mengunjungi Gedung Bank Internatio
198
di Jembatan Merah, terjadi insiden. Gedung ini masih
diduduki oleh tentara Sekutu. Para pemuda yang TKR
dan laskar menuntut agar pasukan Mallaby menyerah.
Namun, Mallaby menolak tuntutan tersebut. Kejadian
itu segera diikuti dengan kontak senjata yang lebih besar
dan berakhir dengan terbunuhnya Mallaby.
Insiden terbunuhnya Mallaby telah mendorong
tentara Sekutu mengirimkan pasukan dalam jumlah besar
ke Surabaya. Pasukan baru tersebut berada di bawah
pimpinan Mayor Jenderal R.C. Mansergh. Selanjutnya,
pada 9 November 1945, pimpinan Sekutu mengeluarkan
ultimatum kepada rakyat Surabaya agar semua pimpinan
dan orang-orang Indonesia yang bersenjata harus melapor
dan meletakkan senjatanya di tempat-tempat yang
telah ditentukan, selanjutnya menyerahkan diri dengan
mengangkat tangan di atas. Batas waktu ultimatum tersebut
adalah pukul 06.00 tanggal 10 November 1945. Namun,
ultimatum tersebut tidak dihiraukan sehingga pertempuran
baru yang lebih besar meletus pada 10 November 1945.
Dalam pertempuran tersebut, tentara Sekutu
mengerahkan lebih dari satu divisi infantri, yaitu Divisi
India ke-5 beserta sisa Brigade Mallaby dengan jumlah
keseluruhan kurang lebih 15.000 orang. Mereka dibantu
oleh meriam-meriam kapal penjelajah Sussex dan
beberapa kapal perusak serta pesawat-pesawat Mosquito
dan Thunderbolt. Sebaliknya, rakyat Surabaya hanya
menggunakan persenjataan yang sederhana, seperti golok,
bambu runcing, panah, serta persenjataan hasil rampasan
dari tentara Jepang.
Pertempuran tidak seimbang yang berlangsung
sampai awal Desember 1945 tersebut telah menelan
korban ribuan pejuang Surabaya. Untuk menghormati
kepahlawanan rakyat Surabaya, Pemerintah menetapkan
tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
199
Pematang Siantar dan Brastagi. Oleh karena seringnya
terjadi berbagai insiden, pada 18 Oktober 1945, Sekutu
mengeluarkan ultimatum yang melarang rakyat membawa
senjata dan semua senjata yang ada harus diserahkan
kepada Sekutu.
Pada 1 Desember 1945, tentara Sekutu memasang
papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan
Areas di pinggiran Kota Medan dengan tujuan untuk
menunjukkan daerah kekuasaan mereka. Dengan
penentuan batas wilayah tersebut, Sekutu memiliki
kewenangan untuk melakukan aksi “pembersihan”
terhadap unsur-unsur RI yang berada di Kota Medan.
Pada 10 Desember 1945, tentara Sekutu melancarkan
aksi pembersihan secara besar-besaran terhadap para
pengikut republik dengan mengikutsertakan pesawat-
pesawat tempurnya. Para pejuang Indonesia membalas aksi-
aksi tersebut sehingga menimbulkan berbagai bentrokan di
seluruh kota yang menelan korban dari kedua pihak.
d. Pertempuran Ambarawa
Pada 20 Oktober 1945, tentara Sekutu mendarat di
Semarang di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel. Pada
awalnya, pendaratan Sekutu di Semarang bertujuan untuk
melucuti senjata tentara Jepang dan mengurus tawanan
perang tentara Jepang yang ada di Jawa Tengah.
Tanpa sepengetahuan pihak Indonesia, tentara Sekutu
telah mengikutkan tentara NICA. Selain itu, mereka
membebaskan tawanan perang Belanda di Magelang dan
Ambarawa. Tindakan ini akhirnya dapat diketahui oleh
pihak Indonesia dan menimbulkan insiden yang kemudian
meluas menjadi sebuah pertempuran terbuka. Setelah
diadakan perundingan antara Presiden Soekarno dan
Brigadir Jenderal Bethel, tentara Sekutu secara diam-diam
mulai meninggalkan Magelang dan mundur ke Ambarawa
pada 21 November 1945.
Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol
M. Sarbini melakukan pengejaran terhadap tentara
Sekutu. Gerak mundur tentara Sekutu ini tertahan
karena dihadang pasukan Angkatan Muda pimpinan
Sastrodihardjo yang diperkuat gabungan pasukan dari
Ambarawa, Suruh, dan Solo. Di Desa Ngipik, tentara
Sekutu kembali dihadang Batalyon Suryosumpeno.
Pada saat pengunduran diri itu, tentara Sekutu
mencoba menduduki dua desa di sekitar Ambarawa.
200
Dalam usaha merebut kedua desa itu, gugurlah Komandan
Resimen Banyumas Letkol Isdiman. Dengan gugurnya
Letkol Isdiman, Panglima Divisi Banyumas Kolonel
Sudirman terjun langsung memimpin pertempuran.
Pada 12 Desember 1945, TKR dan laskar-laskar
perjuangan secara serentak menyerang Ambarawa dari
berbagai arah. Akhirnya, pada 15 Desember 1945, tentara
Sekutu mengundurkan diri menuju Semarang.
201
Penangkapan tersebut mengundang reaksi dari
para pendukung RI, terutama para pemuda dan para
mantan anggota KNIL yang berasal dari Indonesia
(Tangsi Hitam). Mereka membentuk Pasukan Pemuda
Indonesia (PPI) untuk menampung perjuangannya
melawan NICA.
PPI mengadakan pertemuan rahasia sejak per-
tengahan Januari 1946. Namun, suatu saat kegiatan ini
dapat diketahui NICA. Akibatnya, beberapa pemimpin
PPI ditangkap dan anggota KNIL dari Tangsi Hitam
dilucuti senjatanya.
Pada 14 Februari 1946, 8 orang anggota PPI menyerbu
kedudukan NICA di Tangsi Putih Teling. Meskipun
Sumber: Album Perjuangan Kemerdekaan senjata mereka tanpa dilengkapi peluru, mereka mampu
1975 membebaskan para tokoh pejuang RI yang ditawan dan
menawan komandan NICA beserta pasukannya di tempat
Gambar 9.1
itu. Beberapa anggota PPI kemudian mengambil bendera
Ch. Taulu, pemimpin perlawanan Belanda yang disimpan di pos penjagaan, merobek warna
terhadap Belanda di Manado pada
1946. birunya, dan mengibarkannya sebagai bendera Merah
Putih. Selanjutnya, PPI mampu menguasai markas NICA
di Tomohon dan Tondano.
Setelah Sulawesi Utara dapat direbut dari NICA,
para pendukung RI membentuk pemerintah sipil pada
16 Februari 1946. B.W. Lapian diangkat sebagai residen.
Selain itu, PPI membentuk TRI yang dipimpin oleh
Ch. Taulu, Wuisan, dan J. Kaseger. Berita mengenai
penegakan kedaulatan Indonesia di Manado tersebut
segera dikirimkan ke pemerintah pusat di Yogyakarta.
202
Situasi yang tidak aman tersebut mendorong tentara
Sekutu mengeluarkan ultimatum kedua pada 23 Maret 1946
agar para pejuang Bandung mundur sejauh 11 km dari batas
rel kereta api. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan agar
para pejuang di Bandung mematuhi ultimatum tersebut dan
harus segera mengosongkan Kota Bandung.
Akhirnya, para pejuang Bandung mematuhi perintah
dari Jakarta walaupun dengan berat hati. Sambil mening-
galkan Bandung, para pejuang melancarkan serangan
umum ke arah kedudukan-kedudukan Sekutu dan
membumi hangus Kota Bandung.
g. Puputan Margarana
Pada 2 dan 3 Maret 1946, Belanda mendaratkan sekitar
2000-an tentara disertai tokoh-tokoh yang bersedia bekerja
sama dengan Belanda di Bali. Saat itu, Belanda sedang giat-
giatnya mengusahakan berdirinya sebuah negara boneka
yang diberi nama Negara Indonesia Timur. Belanda
kemudian membujuk Letkol I Gusti Ngurah Rai untuk
bergabung. Namun, bujukan tersebut ditolak.
Pada 18 November 1946, I Gusti Ngurah Rai menye- Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka,
rang kedudukan Belanda di daerah Tabanan. Satu 1977
detasemen polisi lengkap dengan senjatanya berhasil
Gambar 9.2
dilumpuhkan.
Untuk menghadapi pasukan Ngurah Rai, Belanda I Gusti Ngurah Rai, pemimpin
Puputan Margarana.
mengerahkan seluruh pasukan yang berada di Bali dan
Lombok. Ngurah Rai dapat dikalahkan dalam pertempuran
puputan di Margarana, sebelah utara Tabanan. I Gusti
Ngurah Rai beserta seluruh pasukannya gugur.
203
perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan
rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan
tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu perjuangan
bersenjata dan perjuangan diplomasi. Perjuangan bersenjata
dilakukan melalui berbagai pertempuran yang mengandal-
kan kekuatan senjata di setiap wilayah Indonesia agar tidak
diduduki secara militer oleh Belanda.
Adapun perjuangan diplomasi adalah perjuangan
dengan cara melakukan berbagai perundingan agar
kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia diakui oleh Belanda
dan dunia internasional. Cara perjuangan bersenjata
maupun diplomasi merupakan bentuk perjuangan yang
sama pentingnya dan saling mengisi satu sama lain.
Berikut proses terjadinya konflik antara Indonesia
dan Belanda di tingkat pusat, berbagai daerah, maupun
di dunia internasional.
Akibat adanya perlawanan dari rakyat dan pemerintah
RI, pasukan Inggris menyadari bahwa Sekutu tidak akan
berhasil menjalankan tugasnya dengan baik tanpa adanya
bantuan dari pemerintah RI. Oleh karena itu, terjadi
perundingan-perundingan antara Indonesia dan Belanda
yang diprakarsai Sekutu (Inggris).
a. Pertemuan Jakarta
Pada 10 Februari 1946, diselenggarakan perundingan
pertama antara Indonesia dan Belanda di Jakarta yang
diprakarsai Inggris. Delegasi Indonesia dipimpin Perdana
Menteri Sutan Syahrir, sedangkan delegasi Belanda
dipimpin oleh Dr. H.J. Van Mook yang merupakan wakil
Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Adapun delegasi
Inggris diwakili oleh Sir Archibald Clark Kerr.
Wakil Belanda, Van Mook, dalam perundingan itu
mengajukan usulan yang isinya sama dengan pidato
Ratu Belanda pada 7 Desember 1942. Usulan tersebut,
yaitu sebagai berikut.
1) Indonesia akan dijadikan negara persemakmuran
berbentuk federasi yang memiliki pemerintahan
sendiri di dalam lingkungan Kerajaan Belanda.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 2) Masalah dalam negeri diurus oleh Indonesia sendiri,
sedang kan urusan luar negeri oleh pemerintah
Gambar 9.4 Belanda.
Dr. H.J. Van Mook, Wakil Gubernur 3) Sebelum dibentuk persemakmuran, akan dibentuk
Jenderal Hindia Belanda di Indonesia. pemerintahan peralihan selama 10 tahun.
4) Indonesia akan dimasukkan sebagai anggota PBB.
204
Atas usulan wakil Belanda itu, pada 12 Maret 1946,
pemerintah Indonesia secara resmi menyusun usulan
balasan yang berisi sebagai berikut.
1) Republik Indonesia harus diakui sebagi negara yang
berdaulat penuh atas wilayah bekas Hindia Belanda.
2) Pinjaman-pinjaman pemerintah Belanda sebelum
8 Maret 1942 menjadi tanggungan pemerintah RI.
3) Federasi Indonesia-Belanda akan dilaksanakan pada
masa tertentu, dan mengenai urusan luar negeri dan
pertahanan diserahkan kepada suatu badan federasi
yang terdiri atas orang-orang Indonesia dan Belanda.
4) Tentara Belanda segera ditarik dari Indonesia dan jika
perlu diganti dengan Tentara Republik Indonesia.
5) Pemerintah Belanda harus membantu pemerintah
Indonesia untuk dapat diterima sebagai anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
6) Selama perundingan berlangsung, semua aksi militer
harus dihentikan dan pihak republik akan melakukan
pengawasan terhadap pengungsian tawanan Belanda
dan interniran lainnya.
Usulan Indonesia tersebut ditolak pemerintah
Belanda. Setelah usulan Indonesia ditolak, Van Mook
secara pribadi mengajukan usul untuk mengadakan
kerja sama dalam rangka pembentukan negara federasi
yang bebas dalam lingkungan Kerajaan Belanda.
Usulan tersebut dijawab oleh Sutan Syahrir pada 27
Maret 1946. Isi usulan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Supaya pemerintah Belanda mengakui kedaulatan
RI secara de facto atas Jawa dan Sumatra.
2) Supaya RI dan Belanda bekerja sama dalam mem-
bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
3) Republik Indonesia Serikat bersama-sama dengan
Belanda, Suriname, dan Curocao menjadi peserta
dalam suatu ikatan kenegaraan Belanda.
205
oleh daerah-daerah yang diduduki oleh pasukan Belanda
di Indonesia. Dengan ditolaknya semua usulan Indonesia,
hubungan Indonesia-Belanda menjadi terputus.
Pada 2 Mei 1946, Van Mook atas nama pemerintah
Belanda kembali mengajukan usulan yang isinya sama
dengan usulan pemerintah Belanda sebelumnya. Namun,
pemerintah Indonesia menolak usulan tersebut.
b. Perundingan Jakarta
Atas usulan diplomat Inggris, Lord Killearn, delegasi
Indonesia dan Belanda mengadakan perundingan di
Jakarta pada 7 Oktober 1946, tepatnya di rumah kediaman
Konsul Jenderal Inggris. Delegasi Indonesia dipimpin
oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, sedangkan delegasi
Belanda dipimpin oleh Prof. Schermerhorn. Perundingan
tersebut mencapai tiga kesepakatan sebagai berikut.
1) Gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda.
2) Dibentuk Komisi Bersama Gencatan Senjata untuk
menangani masalah gencatan senjata dan teknis
pelaksanaannya.
3) Disepakati bahwa Indonesia dan Belanda harus segera
melaksanakan perundingan secepat mungkin.
d. Perundingan Linggajati
dilanjutkan. Indonesia membentuk delegasi khusus yang
dipimpin Perdana Menteri Sutan Syahrir dengan anggota
Mr. Moh. Roem, Mr. Susanto Tirtoprodjo, dan dr. A.K.
Gani, disertai anggota cadangan di antaranya Mr. Amir
Syarifuddin, dr. Sudarsono, dan dr. J. Leimena. Pihak
pemerintah Belanda diwakili suatu Komisi Jenderal yang
dipimpin oleh Prof. Schermerhorn dengan anggotanya Max
Van Poll, F. de Boer, dan H.J. van Mook. Adapun diplomat
Inggris Lord Killearn bertindak sebagai pengawas.
Perundingan yang dilangsungkan di Linggajati, pada
10 sampai 15 November 1946, menghasilkan keputusan
sebagai berikut.
1) Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia
dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra,
Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus meninggalkan
daerah de facto paling lambat 1 Januari 1949.
2) Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama
dalam membentuk Republik Indonesia Serikat (RIS),
salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia.
206
3) RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-
Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda.
Perundingan Linggajati menimbulkan pro dan
kontra di kalangan RI. Hasil perundingan ini terutama
berpengaruh terhadap keutuhan wilayah Negara Kesatuan
RI yang telah dicanangkan sejak Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945. Golongan yang pro menilai hasil
perundingan tersebut sebagai langkah bertahap sebelum
diakuinya kedaulatan seluruh wilayah Negara Kesatuan
RI oleh Belanda. Sebaliknya, golongan yang kontra menilai
hasil perundingan tersebut sebagai suatu kekalahan
diplomasi RI karena wilayahnya menjadi semakin sempit
dikurung oleh wilayah Belanda. Sementara itu, dalam
waktu yang sama, pihak Belanda telah mensponsori
pembentukan negara-negara boneka di wilayah-wilayah
RI, seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur,
Negara Sumatra Timur, dan Negara Jawa Timur.
SAMUDRA PASIFIK
LAUT CINA SELATAN
MEDAN TARAKAN
P. HALMAHERA
SINGAPURA
PONTIANAK
SAMARINDA
SE
LA
MERAUKE
T
K
PEKANBARU
A
P. SERAM
R
IM
A
TA
MAKASSAR
LAUT BANDA
CIREBON
BANTEN
SAMUDRA HINDIA MADURA
BANDUNG SEMARANG
SURABAYA SUMBAWA P. FLORES
YOGYAKARTA
P. TIMOR
BALI
P. TIMUR
LOMBOK
207
Belanda tetap kukuh terhadap penafsiran tersebut.
Kekukuhan Belanda ini diperlihatkan dengan melakukan
penyerangan secara tiba-tiba terhadap daerah-daerah yang
menjadi wilayah RI sesuai hasil Perjanjian Linggajati, yaitu
Jawa, Sumatra, dan Madura pada 21 Juli 1947. Peristiwa
ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I.
Agresi Militer Belanda I ini mendapat reaksi
keras dari dunia internasional dan mendesak Dewan
Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk
mengambil tindakan pada setiap usaha yang mengancam
keamanan dan ketertiban internasional. Hasilnya. Pada
31 Juli 1947, nasib Indonesia akhirnya dibicarakan dalam
sidang Dewan Keamanan PBB.
Hasil sidang Dewan Keamanan PBB dibacakan
pada 1 Agustus 1947. PBB menyerukan agar Indonesia-
Belanda menghentikan kegiatan tembak-menembak.
Seruan Dewan Keamanan PBB di atas ditindaklanjuti
dengan seruan berikutnya, yaitu:
1) agar para konsul asing di Jakarta melaporkan tentang
keadaan sesungguhnya yang terjadi di Indonesia;
2) agar dibentuk sebuah komisi yang terdiri atas tiga negara
yang bertugas memberikan perantaraan jasa-jasa baik
dalam penyelesaian pertikaian Indonesia-Belanda.
Dewan Keamanan PBB akhirnya pada 14 Agustus 1947
mengadakan sidang yang membahas masalah-masalah
Indonesia-Belanda. Para diplomat Indonesia seperti Sutan
Syahrir, H. Agus Salim, Dr. Sumitro Djojohadikusumo,
Sudjatmoko, dan Charles Tumbun menyampaikan
laporan mengenai situasi di Indonesia akibat agresi militer
Belanda.
208
5. Perundingan Renville
Setelah resmi dibentuk, tugas pertama KTN di
Indonesia adalah berusaha mendekati pihak-pihak
yang bertikai. Belanda meng inginkan perundingan
berlangsung di Jakarta. Usulan Belanda kemudian ditolak
Indonesia karena Indonesia menginginkan perundingan
dilaksanakan di tempat yang netral. KTN kemudian
mengusulkan perundingan diselenggarakan di atas
kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang bernama
USS Renville. Indonesia dan Belanda menyetujuinya.
Selanjutnya, dilangsungkan Perundingan pada
8 Desember 1947. Delegasi Indonesia dipimpin
Mr. Amir Syarifuddin, sedangkan delegasi Belanda
dipimpin Abdul Kadir Widjojoatmodjo, seorang Indonesia Jendela Info
yang memihak kepada Belanda.
Perundingan di atas kapal tersebut berakhir pada
17 Januari 1948. Persetujuan Renville, antara lain berisi Berdasarkan Persetujuan
hal-hal berikut. Renville, wilayah RI semakin
dipersempit dengan adanya
a. Persetujuan gencatan senjata antara Indonesia dan garis Demarkasi Van Mook,
Belanda. yang dikenal dengan istilah
b. Enam pokok prinsip tambahan untuk perundingan Kantong. Kesatuan TNI yang
guna mencapai penyelesaian politik yang meliputi: berada di dalam wilayah
1) Belanda tetap memegang kedaulatan atas Belanda harus meninggalkan
daerah tersebut. Di Jawa Barat,
seluruh wilayah Indonesia sampai dibentuknya semua pasukan Siliwangi
Republik Indonesia Serikat (RIS); sebanyak 35.000 orang,
2) sebelum RIS dibentuk, Belanda dapat menyerahkan pada 26 Februari 1948 telah
sebagian kekuasaannya pada pemerintah federal meninggalkan daerah-daerah
gerilyanya menuju ke daerah
sementara; RI di Jawa Tengah. Adapun
3) RIS sederajat dengan Belanda dan menjadi pasukan TNI di Jawa Timur
bagian dari Uni-Indonesia Belanda dengan Ratu yang harus hijrah ke daerah
Belanda sebagai ketua uni tersebut; RI di Jawa Tengah sebanyak
6.000 pasukan. Peristiwa ini
4) Republik Indonesia merupakan bagian dari RIS; dikenal dengan nama Hijrah.
5) Akan diadakan penentuan pendapat rakyat
(plebisit) di Jawa, Madura, dan Sumatra untuk
menentukan apakah rakyat akan bergabung
dengan RI atau RIS.
6) Dalam waktu 6 bulan sampai satu tahun akan
diadakan pemilu untuk membentuk Dewan
Konstitusi RIS.
Perundingan Renville semakin menyulitkan posisi
Indonesia. Wilayah Indonesia kembali menjadi semakin
sempit. Sementara, Belanda melakukan blokade ekonomi
terhadap Indonesia. Tidak heran jika Perundingan
209
Renville mendapat reaksi keras dari berbagai golongan
masyarakat di Indonesia. Akibatnya, Kabinet Amir
Syarifuddin jatuh dan bermunculan kelompok anti
pemerintah. Kabinet baru, yaitu Kabinet Hatta terpaksa
harus melaksanakan hasil kesepakatan Perundingan
Renville meskipun sangat merugikan RI.
Salah satu hasil keputusan Perundingan Renville adalah
ketentuan tentang wilayah yang telah dikuasai oleh Belanda
harus dikosongkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sekitar 35.000-an pasukan Divisi Siliwangi dari Jawa Barat
yang sudah dikuasai Belanda harus dipindahkan ke daerah
Jawa Tengah dan Yogyakarta yang masih dikuasai RI. Hal
yang sama juga dilakukan oleh pasukan RI di Jawa Timur.
Peristiwa ini dikenal sebagai hijrah.
210
ketentuan Dewan Keamanan (DK). Dewan Keamanan
kemudian bersidang pada 22 Desember 1948, dan
menghasilkan resolusi yang mendesak supaya permusuhan
segera dihentikan dan pemimpin Indonesia yang ditawan
segera dibebaskan. KTN ditugaskan untuk menjadi
pengawas pelaksanaan resolusi itu.
Gambar 9.7
7. Konferensi Asia
Perjuangan bangsa Indonesia menghadapi agresi
Belanda mendapat simpati internasional terutama dari
negara-negara Asia dan Afrika yang pernah menjadi korban
dari imperialisme. Perdana Menteri India, Jawaharlal
Nehru, pada 23 Januari 1949 atas nama Konferensi Asia
di New Delhi yang diprakarsai oleh India dan Birma,
Konfrensi Asia menuntut dipulihkannya Republik Jendela Info
Indonesia kepada keadaan semula, tentara Belanda
ditarik mundur, diserahkannya kedaulatan kepada rakyat
Indonesia, dan diperluasnya wewenang KTN. Simpati yang mengalir dari
Konferensi New Delhi dihadiri oleh wakil-wakil dari dunia internasional terhadap
negara Afghanistan, Australia, Burma, Sri Lanka, Mesir, nasib bangsa Indonesia, bagi
Ethiopia, India, Iran, Irak, Lebanon, Pakistan, Filipina, Saudi Belanda dirasakan sebagai
Arabia, Suriah, dan Yaman sebagai peserta dan wakil dari tekanan. Belanda tidak bisa
negara Cina, Nepal, Selandia Baru, dan Muangthai sebagai membohongi dunia lagi. Oleh
karena itu, Belanda tidak
peninjau. Delegasi Indonesia dalam konferensi itu terdiri dapat menolak ketika PBB
atas Mr. A.A. Maramis (Menteri Luar Negeri PDRI), Mr. membentuk United Nation
Utoyo (Wakil Indonesia di Singapura), Dr. Sudarsono (Wakil Comission for Indonesia
Indonesia di India), dan Dr. Sumitro Djojohadikusumo (UNCI). UNCI merupakan
(Wakil Dagang Indonesia di Amerika Serikat). komisi pengganti KTN yang
Atas desakan para peserta Konferensi New Delhi, mendesak Indonesia dan
Belanda agar kembali ke meja
Dewan Keamanan PBB pada 28 Januari 1949 bersidang perundingan.
dengan menghasilkan keputusan sebagai berikut.
211
a. Segera melakukan gencatan senjata.
b. Pemimpin-pemimpin Republik Indonesia segera
dibebaskan dan dikembalikan ke Yogyakarta.
c. Pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta.
d. KTN diganti menjadi United Nations Commission for
Indonesia (UNCI).
212
Konferensi Inter-Indonesia melahirkan keputusan
sebagai berikut.
a. Negara Indonesia Serikat dinamakan Republik
Indonesia Serikat (RIS).
b. RIS akan dikepalai seorang presiden dibantu menteri
yang bertanggung jawab kepada presiden. Soekarno-
Hatta akan menjadi presiden dan wakil presiden.
c. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari
RI maupun dari kerajaan Belanda.
d. Angkatan Perang RIS adalah Angkatan Perang
Nasional. Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi
Angkatan Perang RIS.
Hasil keputusan dalam konferensi Inter-Indonesia
tersebut menjadi bahan pembicaraan dalam Konferensi
Meja Bundar.
213
f. Tentara Belanda akan ditarik dari Indonesia dan
untuk KNIL akan digabungkan ke dalam Angkatan
Perang RIS.
Keputusan KMB kemudian ditandatangani pada 27
Desember 1949 oleh Ratu Juliana dan Drs. Moh Hatta
di Amsterdam, Belanda. Dalam waktu yang bersamaan,
di Istana Merdeka, Jakarta dilakukan penandatanganan
keputusan KMB oleh wakil pemerintah Belanda A.J.H.
Lovink dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil
pemerintah Indonesia. Peristiwa tersebut dilanjutkan
dengan penaikan bendera Indonesia dan penurunan
bendera Belanda. Penandatanganan keputusan KMB ini
mengakhiri masa penjajahan Belanda di Indonesia secara
formal.
214
3. Gigihnya Perjuangan Bangsa
Indonesia di Bidang Diplomasi
Selain melalui perjuangan bersenjata, perjuangan
bangsa Indonesia dilakukan juga melalui saluran-saluran
diplomasi, baik di dalam negeri maupun di dunia
internasional. Berbagai perundingan dengan pihak Belanda
dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan dan
mewujudkan pengakuan kedaulatan Belanda atas wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun cara
diplomasi tersebut tidak secara langsung menghasilkan
tujuan yang diharapkan, namun lambat laun pengakuan
secara de facto maupun de jure dapat diperoleh.
215
216
Bab
X
Perkembangan Politik
dan Ekonomi Pasca
Pengakuan Kedaulatan
Pendahuluan
Setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada
27 Desember 1949, terjadi berbagai peristiwa di bidang politik
dan ekonomi Indonesia, antara lain kembalinya Republik
Indonesia sebagai negara kesatuan, berbagai peristiwa yang
berhubungan dengan Pemilihan Umum 1955 di tingkat pusat
dan daerah, Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan pengaruh yang
ditimbulkannya, serta kehidupan sosial politik nasional dan
daerah sampai awal tahun 1960-an.
217
Sebelum kamu mempelajari materi tentang per-
kembangan politik dan ekonomi Indonesia pasca
pengakuan kedaulatan lebih dalam, terlebih dahulu
perhatikan peta konsep berikut. Hal ini akan mempermudah
kamu dalam mendeskripsikan peristiwa-peristiwa politik
dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan.
Indonesia menjadi
NKRI
1. APRA (23 Januari 1950)
2. Pemberontakan Andi Azis
(5 April 1950)
Gerakan 3. RMS (25 April 1950)
Pemberontakan 4. PRRI/Permesta
meliputi (15 Februari 1958)
Politik
a. Ketidakstabilan politik
Pemilu
dan pengantian kabinet
1955
b. Pelaksanaan Pemilu
1955
Perke angan dibagi
atas Dekrit Presiden
P itik an k n i
5 Juli 1959 dan
Pas a Pengakuan
Pengaruh yang
Ke au atan
Ditimbulkan
a. Nasionalisasi De
Javasche Bank
b. Gunting Syafruddin
c. Sistem Ekonomi
meliputi Gerakan Benteng
ekonomi
d. Rencana Soemitro
e. Sistem Ali-Baba
f. Devaluasi uang rupiah
g. Pembentukan Depernas
h. Deklarasi Ekonomi dan
Peraturan 26 Mei 1963
218
A. Indonesia Kembali Menjadi
Negara Kesatuan
Sejak 27 Desember 1949, bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) berubah menjadi Republik a
Indonesia Serikat (RIS). Bentuk RIS adalah bentuk negara
hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag,
Belanda pada 23 Agustus-2 November 1949. Wilayah
RIS meliputi:
1. negara bagian yang meliputi Negara Indonesia Timur,
Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura,
Negara Sumatra, Negara Sumatra Timur, dan Republik
Indonesia;
2. satuan-satuan kenegaraan, yang meliputi Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tenggara,
Banjar, Dayak Besar, Bangka, Belitung, Riau, dan
Jawa Tengah;
3. daerah Swapraja yang meliputi Kota Waringin, b
Sabang, dan Padang.
Kepala negara RIS yang pertama adalah Ir. Soekarno
dengan Perdana Menteri Drs. Mohammad. Hatta. Ketua
DPR RIS adalah Mr. Sartono. Pembentukan DPR dan Senat
yang anggotanya diambil dari tiap negara bagian sebanyak
dua orang wakil. Dengan demikian, jumlah anggota senat
adalah 32 orang yang berasal dari 16 negara bagian.
Pelantikan Presiden Soekarno sebagai Presiden RIS
dilaksanakan pada 17 Desember 1949 di Yogyakarta,
sekaligus dilakukan serah terima jabatan Presiden RI
kepada Mr. Asaat.
Tokoh-tokoh yang duduk dalam kabinet RIS, antara Sumber : Album Perjuangan
Kemerdekaan, 1975
lain Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Ir. Djuanda, Mr.
Wilopo, Prof. Dr. Supomo, dr. J. Leimena, Ir. Herling
Laoh, Sultan Hamid II, Arnold Monomutu, dan Ida Anak Gambar 10.1
Agung Gde Agung. Kabinet RIS pertama ini disebut Zaken a) Sultan Hamid II
Kabinet, artinya kabinet yang mengutamakan keahlian b) Ida Anak Agung Gde Agung
219
Jendela Info Untuk menampung aspirasi masyarakat di negara-
negara bagian, Pemerintah RIS, dengan persetujuan DPR
dan Senat RIS, akhirnya mengeluarkan Undang-Undang
Berikut 6 negara bagian dan Darurat No. 11 tahun 1950 pada 8 Maret 1950, yang
9 satuan kenegaraan serta berisi tentang tata cara perubahan susunan kenegaraan
tanggal pembentukannya. RIS. Dengan adanya dasar hukum Undang-Undang
1. Negara Bagian: Darurat, banyak negara bagian RIS yang kemudian
a. Negara Indonesia Timur
(24 Desember 1946); menggabungkan diri dengan negara RI.
b. Negara Sumatra Timur Di antaranya, tuntutan rakyat Jawa Barat pada 8
(24 Maret 1948); Maret 1950, yang melakukan demonstrasi di Bandung
c. Negara Sumatra Selatan agar Negara Pasundan dibubarkan dan dimasukkan
(30 Agustus 1948);
d. Negara Jawa Timur seluruhnya ke dalam NKRI. Demikian pula yang
(26 November 1948); dilakukan pemerintah Negara Indonesia Timur dan
e. Negara Madura Negara Sumatra Timur yang menyatakan keinginannya
(20 Februari 1948); untuk bergabung kembali ke dalam wilayah NKRI.
f. Negara Pasundan
(5 Maret 1948).
Kedua negara bagian tersebut kemudian memberikan
mandatnya kepada pemerintah RIS guna mengadakan
2. Satuan kenegaraan
Kalimantan Barat (Oktober pembicaraan mengenai pembentukan Negara Kesatuan
1946), Kalimantan Timur dengan pemerintah RI pada 12 Mei 1950.
(Februari 1948), Kalimantan Tindak lanjut dari persetujuan tersebut, dibentuk
Tengah (Desember 1946), Panitia Gabungan RIS–RI yang dipimpin oleh Prof. Dr.
Banjar (Januari 1948),
Kalimantan Tenggara (Maret
Mr. Soepomo. Tugas panitia ini merancang UUD negara
1947), Bangka, Belitung, dan kesatuan. Dua bulan kemudian, terbentuk rancangan UUD
Riau (Januari 1947), serta negara kesatuan pada 20 Juli 1950. Setelah disetujui dan
Jawa Tengah (Maret 1949). diterima baik oleh DPR, pada 15 Agustus 1950, Presiden
RIS Soekarno menandatangani rancangan UUD tersebut
yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950).
Akhirnya, pada 19 Mei 1950, ditandatangani
sebuah piagam persetujuan antara Pemerintah RIS dan
Pemerintah RI. Piagam itu menyatakan kedua pihak
dalam waktu singkat akan bersama-sama melaksanakan
pembentukan negara kesatuan. RIS pun bubar dan
berganti menjadi Republik Indonesia pada 17 Agustus
1950. Bersamaan dengan itu, kabinet RIS yang dipimpin
Hatta mengakhiri masa tugasnya.
Gambar 10.2
220
B. Gerakan Pemberontakan Pasca
Pengakuan Kedaulatan Indonesia
221
Pemerintah RI memerintahkan Andi Azis untuk
menghentikan pergerakannya dan mengultimatum
agar datang ke Jakarta dalam waktu 4 × 24 jam untuk
mempertanggungjawabkan tindakan Andi Azis. Namun,
ultimatum tersebut tidak dilaksanakan oleh Andi Azis.
Oleh karena itu, pemerintah RI melaksanakan operasi
militer untuk menumpas pemberontakan Andi Azis.
Pasukan penumpas pemberontakan Andi Azis,
dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang dengan
kekuatan 2 Brigade dan 1 batalyon. Batalyon Worang
mendarat di Makassar pada 21 April 1950 dan disusul
oleh pasukan pimpinan Kawilarang pada 26 April 1950.
Pasukan tersebut masuk ke Makassar dan mempersempit
pergerakan pemberontak. Akhirnya, pasukan Andi Azis
menyerah dan ditangkap oleh pasukan militer RI.
222
hebat dengan korban yang cukup banyak. Setelah Kota
Ambon dapat dikuasai pasukan pemerintah Indonesia,
sisa pasukan RMS melarikan diri ke dalam hutan.
223
Untuk menumpas pemberontakan PRRI/Permesta,
pemerintah melancarkan operasi militer gabungan unsur
darat, laut, dan udara. Operasi militer tersebut, antara
lain sebagai berikut.
1. Operasi Tegas, dipimpin Letkol Kaharudin Nasution
di Riau.
2. Operasi 17 Agustus, dipimpin Kolonel Ahmad Yani
di Sumatra Barat.
3. Operasi Sapta Marga, dipimpin Brigjen Djatikoesoemo
di Sumatra Utara.
4. Operasi Sadar, dipimpin Letkol Ibnu Sutowo di
Sumatra Selatan.
5. Operasi Merdeka, dipimpin Letkol Rukminto
Hendraningrat
223 di Sulawesi dan Indonesia Timur.
Gerakan penumpasan PRRI ditujukan ke daerah-
daerah minyak yang memiliki modal asing. Pada 14
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 Maret 1958, Pekanbaru dapat dikuasai APRI. Kemudian
tanggal 4 Mei 1958, Bukittinggi dapat direbut kembali.
Gambar 10.5 Pada 29 Mei 1961, Ahmad Husein dan tokoh-tokoh sipil
yang menyokong PRRI akhirnya menyerah.
Operasi penumpasan PRRI/Permesta.
224
e. Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955–Maret
1956).
f. Kabinet Ali Sastroamidjojo II (Maret 1956–Maret 1957).
g. Kabinet Djuanda (Maret 1957–Juli 1959).
Kabinet yang berkuasa tidak dapat menjalankan
program-programnya karena parlemen terlalu sering
menjatuhkan kabinet yang berkuasa jika ada kelompok
oposisi yang kuat. Akibatnya, program yang telah
direncanakan akhirnya tidak tercapai.
Partai-partai yang ada saat itu, terus-menerus
mengadakan perebutan kekuasaan dalam lapangan
pemerintahan. Akibatnya, cara yang ditempuh oleh
partai sering dilakukan dengan jalan mengadakan oposisi
terhadap pemerintah yang berkuasa dan dilakukan
dengan cara yang tidak sehat.
225
Pada 15 Desember 1955, dilangsungkan pemilihan
umum untuk konstituante. Hasil pemilu untuk
konstituante tidak jauh berbeda dengan hasil pemilu
untuk DPR. Anggota DPR hasil Pemilu 1955 dilantik
pada 20 Maret 1956, sedangkan pelantikan anggota
Konstituante dilaksanakan pada 10 November 1956.
Gambar 10.6
226
semakin tidak menentu mendorong Presiden Soekarno
untuk mengumumkan konsepsinya agar kembali ke UUD
1945, yang dikenal dengan nama Konsepsi Presiden pada
21 Februari 1957 di Istana Merdeka. Konsepsi tersebut
berisi tiga hal penting sebagai berikut.
a. Sistem Demokrasi Parlementer secara Barat tidak sesuai
dengan kepribadian Indonesia. Oleh karena itu, harus
diganti dengan Sistem Demokrasi Terpimpin.
b. Untuk melaksanakan Demokrasi Terpimpin perlu
dibentuk suatu Kabinet Gotong Royong yang anggota-
nya terdiri atas partai dan organisasi berdasarkan per-
imbangan kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
c. Pembentukan Dewan Nasional yang terdiri atas
golongan fungsional dalam masyarakat yang
bertugas memberi nasihat kepada kabinet, baik
diminta maupun tidak.
Konsepsi Presiden ditolak Masyumi, NU, PSII,
Partai Katolik, dan Partai Rakyat Indonesia. Mereka
berpendapat bahwa perubahan sistem pemerintahan
dan susunan ketatanegaraan secara radikal adalah
wewenang Konstituante. Secara prinsip, partai-partai
tersebut menolak keterlibatan PKI sebagai salah satu
partai terbesar hasil Pemilu 1955 dalam pemerintahan.
Dalam keadaan masyarakat yang pro dan kontra
akibat adanya konsepsi presiden tersebut, pada 25 April
1959 Presiden Soekarno menyampaikan amanat di depan
para anggota Konstituante yang berisi anjuran untuk
kembali ke UUD 1945. Amanat Presiden ini kemudian
menjadi bahan perdebatan di Konstituante sehingga
diputuskan untuk mengadakan pemungutan suara.
Setelah dilakukan pemungutan suara sebanyak tiga
kali, masing-masing pada 30 Mei, 1 Juni, dan 2 Juni 1959,
didapat hasil yang menunjukkan bahwa mayoritas para
anggota Konstituante menghendaki untuk kembali ke
UUD 1945. Namun, jumlah suaranya tidak mencapai 2/3
dari jumlah suara yang masuk sebagaimana disyaratkan
dalam pasal 137 UUDS 1950. Pada 3 Juni 1959, Konstituante
mengadakan reses yang ternyata untuk selamanya.
Kegagalan konstituante menyebabkan situasi politik
Indonesia semakin gawat. Kondisi ini mendorong Presiden
Soekarno mengambil langkah yang bertentangan dengan
undang-undang (inkonstitusional).
227
2. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Pada 5 Juli 1959, dalam suatu upacara resmi di Istana
Merdeka, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah dekrit
yang dikenal sebagai Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi dari
dekrit tersebut, yaitu:
a. pembubaran Konstituante;
b. berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
UUDS 1950;
c. pembentukan MPRS dan DPAS.
Gambar 10.7 Dengan diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959,
Pemungutan suara di Konstituante berarti Kabinet Parlementer Perdana Menteri Djuanda
mengenai anjuran Presiden Soekarno dinyatakan demisioner dan diganti oleh Kabinet Presidensial
untuk kembali ke UUD 1945.
yang langsung dipimpin oleh Presiden Soekarno.
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mendapat dukungan dari
rakyat dan lembaga-lembaga negara. Kepala Staf Angkatan
Darat mengeluarkan perintah harian kepada seluruh anggota
TNI untuk melaksanakan dan mengamankan dekrit tersebut.
Demikian pula MA yang membenarkan dekrit tersebut.
Adapun DPR hasil pemilu 1955 dalam sidangnya pada 22
Juli 1959 bersedia bekerja terus berdasarkan UUD 1945
E. Kehidupan Ekonomi
Masyarakat Indonesia Pasca-
Pengakuan Kedaulatan
Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada
masa awal kemerdekaan (1945-1949) sangat sulit. Setelah
pengakuan kedaulatan oleh Belanda pada 27 Desember
1949, pemerintah Indonesia mulai menitikberatkan
pada pembangunan masalah ekonomi. Berikut beberapa
Pojok Istilah kebijakan yang bertujuan untuk mengubah ekonomi
kolonial menjadi ekonomi nasional.
• Zaken Kabinet
• Federal 1. Pendirian Bank Negara Indonesia
• Undang-Undang Darurat
• APRIS Pada Agustus 1946, Pemerintah RI secara resmi
• KNIL mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank
• NKRI pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan
• RIS Indonesia. Pendirian bank ini diresmikan dengan
• KNIP keluarnya Peraturan Pengganti Undang-Undang
(Perpu) No. 2 tahun 1946 pada 5 Juli 1946.
228
BNI merupakan bank umum pertama milik pemerintah
sebagai wadah atau gabungan dari bank-bank yang dikuasai
pemerintah. Adapun tokoh yang diangkat sebagai gubernur
BNI adalah Margono Djojohadikusumo.
2. Gunting Syafruddin
Kebijakan Gunting Syafruddin dikeluarkan oleh
menteri keuangan pada Kabinet Natsir, Syafruddin
Prawiranegara pada 20 Maret 1950. Kebijakan ini mengatur
tentang keharusan memotong semua uang kertas yang
bernilai Rp 2,50 ke atas menjadi dua sehingga nilainya
tinggal setengah.
Melalui kebijakan Gunting Syafruddin, pemerintah
berhasil mengumpulkan pinjaman wajib dari rakyat
sebesar Rp 1,6 milyar. Di samping itu, dengan kebijakan
ini pemerintah berhasil mengurangi jumlah uang yang
beredar di masyarakat.
229
Sasaran kebijakan Rencana Soemitro lebih ditekankan
pada pembangunan industri dasar, antara lain pendirian
pabrik semen, pabrik pemintalan, pabrik karung,
peningkatan produksi pangan, perbaikan sarana dan
prasarana pertanian, dan masalah penanaman modal
asing.
230
6. Sistem Ali Baba
Pada pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo I
(Agustus 1954-Agustus 1955), Menteri Perekonomian
Mr. Iskaq Tjokroadisurjo memprakarsai sistem ekonomi
yang dikenal dengan nama Sistem Ali-Baba. Sistem ini
merupakan bentuk kerja sama ekonomi antara pengusaha
pribumi yang diidentikkan dengan Ali dan pengusaha
Cina yang diidentikkan dengan Baba. Sistem ekonomi
ini bertujuan mendorong tumbuh dan berkembangnya
pengusaha-pengusaha swasta nasional pribumi.
Dalam pelaksanaannya, sistem ekonomi Ali-
Baba tidak berjalan sebagaimana diharapkan. Hal ini
disebabkan para pengusaha nonpribumi (Cina) lebih
berpengalaman daripada pengusaha pribumi. Selain itu,
para pengusaha pribumi akhirnya hanya dijadikan sebagai
alat bagi para pengusaha Cina untuk mendapatkan kredit
dari pemerintah.
231
Rancangan Undang-Undang tersebut disetujui oleh MPRS
dan ditetapkan dalam Tap MPRS No. 2 Tahun 1960.
Pada 1963, Depernas diganti namanya menjadi Badan
Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas). Ketuanya
dijabat secara langsung oleh Presiden Soekarno. Tugas
badan ini menyusun rencana pembangunan jangka panjang
dan jangka pendek secara nasional dan daerah, mengawasi
dan menilai pelaksanaan pembangunan, dan menyiapkan
serta menilai hasil kerja mandataris untuk MPRS.
232
Bab
XI
Pembebasan Irian Barat
Pendahuluan
Upaya Indonesia membebaskan Irian Barat melalui A. Perjuangan
proses yang panjang dan tidak mudah. Berbagai
upaya dilakukan untuk menyelesaikan masalah Irian
Mengembalikan
Barat. Diawali perjuangan diplomasi dan konfrontasi Irian Barat
ekonomi. Semua usaha tersebut agar Irian Barat B. Penentuan Pendapat
kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pada bab ini, akan dibahas mengenai usaha
Rakyat (Pepera)
pemerintahan Indonesia dalam upaya membebaskan
Irian Barat. Mengapa kedaulatan bangsa Indonesia
harus dipertahankan? Pertanyaan tersebut dapat kamu
jawab setelah mempelajari materi pada bab ini.
233
Sebelum kamu mempelajari materi tentang pem-
bebasan Irian Barat lebih dalam, terlebih dahulu perhatikan
peta konsep berikut. Hal ini akan mempermudah kamu
dalam mendeskripsikan perjuangan bangsa Indonesia
merebut Irian Barat.
meliputi
Pe e asan
Irian Barat
234
A. Perjuangan Mengembalikan
Irian Barat
Setelah satu tahun peristiwa KMB, masalah Irian
Pojok Istilah
Barat belum terselesaikan. Oleh karena itu, pemerintah
RI melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan
Irian Barat. Upaya yang ditempuh antara lain dengan • KMB
perjuangan diplomasi, konfrontasi politik dan ekonomi, • Trikora
Trikora, dan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
• Pepera
1. Perjuangan Diplomasi
Upaya diplomasi ini merupakan langkah agar Irian
Barat dapat berintegrasi dengan NKRI. Adapun upaya
diplomasi tersebut, di antaranya sebagai berikut.
a. Pemerintah RI melakukan pendekatan bilateral
terhadap Belanda dengan membentuk komite
bersama untuk Irian Barat pada Maret 1950.
b. Pemerintah RI memasukkan masalah Irian Barat
dalam agenda Konferensi Asia-Afrika 1955.
c. Pemerintah RI memasukkan masalah Irian Barat
dalam agenda sidang Dewan Keamanan dan Sidang
Umum PBB.
d. Pada 30 September 1960, Presiden Soekarno
menyampaikan masalah Irian Barat dalam pidatonya
yang berjudul To build the world a new (Membangun
Dunia Baru) di depan Sidang Majelis Umum PBB.
e. Pada Sidang Umum PBB tahun 1961, utusan Indonesia
kem bali memperdebatkan masalah Irian Barat.
Akhirnya, Sekretaris Jendral PBB U Thant menganjurkan
kepada diplomat Amerika Serikat Ellsworth Bunker
untuk membantu menyelesaikan masalah Irian.
235
meliputi wilayah Irian yang masih diduduki Belanda
dan Tidore, Oba, Weda, Patani, serta Wasile di
Maluku Utara. Sebagai gubernur pertama Irian Barat
yang pertama diangkat Sultan Tidore, Zainal Abidin
Syah pada September 1956.
d. Pada 18 November 1957, diadakan rapat umum
pembebasan Irian Barat di Jakarta.
e. Diadakan aksi pemogokan total buruh-buruh yang
bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda pada 2
Desember 1957.
f. Pada 2 Desember 1957, pemerintah melarang
peredaran semua terbitan dan Àlm yang menggunakan
bahasa Belanda.
Sumber: 30 Tahun Indonesia g. Melarang maskapai penerbangan Belanda (KLM)
Merdeka, 1977 mendarat dan terbang di atas wilayah Indonesia.
h. Pada 5 Desember 1957, pemerintah meminta semua
Gambar 11.2
kegiatan perwakilan konsuler Belanda di Indonesia
Pengambilalihan Bank Escompto milik dihentikan.
Belanda oleh rakyat pada 9 Desember i. Membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat
1957. pada 10 Februari 1958.
j. Memulangkan warga negara Belanda yang masih
berada di Indonesia pada 1959 secara besar-besaran.
k. Para buruh melakukan aksi-aksi pengambilalihan
perusahaan-perusahan milik Belanda tempat mereka
bekerja, seperti Nederlandsche Handel Maatschappij
N.V., Bank Escompto, Percetakan De Unie, Philips,
dan KLM. Aksi-aksi pengambilalihan ini kemudian
ditampung dan diatur oleh peme rintah lewat
Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958.
l. Pemerintah RI memutuskan hubungan diplomatik
dengan Belanda yang diumumkan melalui pidato
Jendela Info Presiden Soekarno yang berjudul “Jalannya Revolusi
Kita Bagaikan Malaikat Turun dari Langit” (Jarek)
di halaman Istana Negara pada perayaan hari ulang
Tempat dan tanggal tahun kemerdekaan RI, 17 Agustus 1960.
pelaksanaan Trikora dipilih
dengan maksud, agar peristiwa 3. Tri Komando Rakyat
tersebut mengingatkan Agresi
Militer Belanda II pada 19
Upaya diplomasi dan konfrontasi politik serta
Desember 1948. Berdasarkan ekonomi pemerintah RI ternyata gagal. Oleh karena itu,
hal tersebut, diharapkan pemerintah RI mengambil keputusan untuk merebut
adanya Trikora dapat Irian Barat dari Belanda dengan kekuatan militer.
menggugah semangat juang
Persiapan awal merebut Irian adalah meminta
rakyat Indonesia, mengusir
Belanda dari tanah Irian Barat. bantuan senjata ke luar negeri. Pada Desember 1960,
Menteri Keamanan Nasional Jenderal A.H. Nasution
236
berangkat ke Moskow. akhirnya, Uni Sovyet memberikan
bantuan dan A.H. Nasution menandatangani perjanjian
pembelian senjata pada 4 Maret 1961 atas dasar kredit
jangka panjang.
Persiapan selanjutnya adalah meminta pendapat be-
berapa negara jika Indonesia melakukan tindakan militer
untuk merebut Irian Barat. Negara yang dikunjungi, antara
lain India, Pakistan, Thailand, Filipina, Australia, Selandia Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
Baru, Jerman, Prancis, dan Inggris.
Gambar 11.3
Rencana perebutan Irian Barat dengan kekuatan
militer diketahui oleh Belanda. Pemerintah Belanda Penandatanganan pembelian
senjata dari Uni Soviet pada 4 Maret
mengajukan protes kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa 1961 yang dilakukan oleh Menteri
bahwa Indonesia melakukan agresi. Lalu pemerintah Keamanan Nasional Jenderal
Belanda memperkuat kedudukannya di Irian Barat A.H. Nasution.
dengan cara mendatangkan bantuan militer dan
mengirimkan Kapal Induk Karel Doorman ke perairan iran
Irian pada Agustus 1961.
Peristiwa tersebut mendorong Presiden Soekarno arnono
mengeluarkan tiga komando dalam sebuah rapat raksasa saasaa
di Yogyakarta pada 19 Desember 1961. Tiga komando ndo o
tersebut dikenal sebagai Tri Komando Rakyat (Trikora), oraa),
isinya gagalkan pembentukan negara boneka Papua pua
buatan Kolonial Belanda, kibarkanlah Sang Merah Putih utihh
di Irian Barat Tanah Air Indonesia, bersiap melakukan uka
kan
mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdeka kaan n
an
dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Pada 2 Januari 1962, Presiden Soekarno mengeluarkan rkan
Surat Keputusan Nomor 1 Tahun 1962 tentang ang
pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian
Barat dan menunjuk Mayjen Soeharto sebagai panglima-
nya. Adapun tugas Komando Mandala Pem bebasan
Irian Barat adalah sebagai berikut.
a. Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggara-
kan operasi-operasi militer dengan tujuan pengem-
balian wilayah Provinsi Irian Barat ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Mengembangkan situasi militer di wilayah Provinsi
Irian Barat sesuai dengan taraf perjuangan diplomasi,
dan dalam waktu singkat di wilayah Irian Barat dapat
secara “de facto” diciptakan daerah-daerah bebas atau
diduduki unsur kekuasaan pemerintah daerah RI.
Komando Mandala menyusun sebuah strategi dengan
tahapan sebagai berikut.
237
a. Tahap Infiltrasi (sampai akhir tahun 1962)
Memasukkan 10 kompi di sasaran tertentu untuk
menciptakan daerah de facto. Kesatuan-kesatuan ini harus
dapat mengembangkan penguasaan wilayah dengan
membawa serta rakyat Irian Barat dalam perjuangan
fisik untuk membebaskan wilayah tersebut.
b. Tahap Eksploitasi (dimulai awal tahun 1963)
Meng adakan serangan terbuka terhadap induk
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977 militer lawan dan menduduki semua pos pertahanan
musuh yang penting.
Gambar 11.4
c. Tahap Konsolidasi (awal tahun 1964)
Lima orang putra Irian Barat, antara
lain A.B. Kurubuy, J. Dimara, Lucas Menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh
Roemkorem, A. Mallo, dan Herman
Irian Barat.
Wajoi sebagai wakil dari para
pemimpin dan tokoh masyarakat Sementara itu, diplomat Amerika Serikat, Ellsworth
Irian Barat menyatakan kesetiaannya
kepada negara Republik Indonesia.
Bunker mengajukan usul yang dikenal sebagai Rencana
Bunker. Isi Rencana Bunker adalah pemerintah Irian Barat
harus diserahkan kepada RI, sesudah sekian tahun, rakyat
Irian Barat harus diberi kesempatan untuk menentukan
pendapat, apakah tetap dalam RI atau memisahkan diri,
pelaksanaan penyelesaian Irian Barat akan diselesaikan
dalam jangka waktu 2 tahun, untuk menghindari bentrokan
fisik antara pihak yang bersengketa, diadakan masa
peralihan di bawah pengawasan PBB selama 1 tahun.
Rencana Bunker diterima secara baik oleh Indonesia.
Sebaliknya, rencana tersebut ditolak Belanda. Hal ini
mendorong Indonesia untuk melaksanakan operasi-
operasi pendaratan melalui laut dan penerjunan di daerah
Irian Barat pada Maret 1961. Operasi-operasi tersebut telah
berhasil mendaratkan pasukan TNI dan para sukarelawan
di berbagai tempat di Irian Barat, di antaranya Operasi
Banteng di Fakfak dan Kaimana, Operasi Srigala di
Sorong dan Teminabuan, Operasi Naga di Merauke, dan
Operasi Jatayu di Sorong, Kaimana, serta Merauke. Upaya
Pojok Istilah selanjutnya, Indonesia mempersiapkan rencana serangan
terbuka terhadap kedudukan-kedudukan Belanda di Irian
Barat melalui Operasi Jayawijaya.
• Tri Komando Rakyat Strategi yang disusun itu menunjukkan hasil ketika
• Komando Mandala Taminabuan jatuh ke tangan pasukan Indonesia. selain
• Kapal Induk Karel Doorman itu, Belanda mendapat tekanan dari Amerika Serikat
• Rencana Bunker untuk berunding dengan Indonesia guna men cegah
• Operasi Jayawijaya terseretnya Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam
masalah Irian.
238
Akhirnya pada 15 Agustus 1962, di markas besar
PBB di New York, persetujuan antara Pemerintah RI
dan Belanda mengenai Irian Barat tercapai. Operasi
Jayawijaya pun batal dilaksanakan.
Persetujuan yang dikenal sebagai Persetujuan New
York tersebut berisi beberapa hal berikut.
a. Setelah pengesahan persetujuan antara Indonesia
dan Belanda, selambat-lambatnya pada 1 Oktober
1962 Pemerintah Sementara PBB atau United Nations
Temporary Executive Authority (UNTEA) akan
tiba di Irian Barat untuk melakukan serah terima
pemerintahan dari tangan Belanda.
b. UNTEA akan memakai tenaga-tenaga Indonesia,
Pojok Istilah
baik sipil maupun alat-alat keamanan, bersama-sama
dengan alat-alat keamanan putra-putra Irian Barat
sendiri dan pegawai-pegawai Belanda yang masih
• UNTEA
diperlukan.
• UNSF
c. Pasukan-pasukan Indonesia yang sudah ada di Irian
Barat tetap tinggal di Irian Barat di bawah UNTEA.
d. Angkatan perang Belanda secara berangsur-angsur
dikembalikan.
e. Antara Irian Barat dan Indonesia lainnya berlaku lalu
lintas bebas.
f. Pada 31 Desember 1962, bendera Indonesia mulai
berkibar di samping bendera PBB.
g. Pemulangan anggota-anggota sipil dan militer
Belanda sudah selesai pada 1 Mei 1963 dan selambat-
lambatnya pada 1 Mei 1963 Pemerintah RI menerima
Irian Barat dari UNTEA.
Selanjutnya untuk menjamin keamanan di wilayah
Irian Barat, dibentuk suatu pasukan keamanan PBB yang
dinamakan United Nations Security Forces (UNSF) di bawah
pimpinan Brigjen Said Uddin Khan dari Pakistan.
239
B. Penentuan Pendapat Rakyat
(Pepera)
240
Bab
XII
Gerakan Pemberontakan
Pendahuluan
Perkembangan kehidupan bangsa pada periode
akhit tahun 50-an hingga masa Orde Baru diwarnai oleh
berbagai peristiwa penting. Peristiwa-peristiwa penting
tersebut, antara lain pelaksanaan kebijakan tentang
perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional,
pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Selain itu, terjadi juga peristiwa pasca–kemerdekaan
dan pengakuan kedaulatan Indonesia, seperti peristiwa
PKI Madiun 1948 dan G 30 S/PKI 1965. Bagaimanakah
peristiwa-peristiwa tersebut terjadi? Pelajarilah uraian
materi pada bab ini untuk menemukan jawabannya.
241
Sebelum kamu mempelajari materi tentang gerakan
pemberontakan lebih dalam, terlebih dahulu perhatikan
peta konsep berikut. Hal ini akan mempermudah kamu
dalam mendeskripsikan peristiwa pemberontakan yang
terjadi, seperti DI/TII, PKI Madiun 1948, dan G 30 S/
PKI. Selain itu, kamu juga dapat meneladani sikap
patriotik rakyat Indonesia dalam menghadapi gerakan
pemberontakan tersebut.
Pemberontakan PKI
Madiun 1948
erakan meliputi
Pe er ntakan
242
A. Pemberontakan DI/TII
dan PKI Madiun 1948
1. Pemberontakan DI/TII
a. DI/TII di Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh
Sekarmadji Maridjan Kartosuwirdjo (S. M. Kartosuwirdjo).
Kartosuwirdjo merupakan tokoh pergerakan Islam Indonesia.
Saat pendudukan Jepang, Kartosuwirdjo menjadi anggota
Masyumi. Kartosuwirdjo memiliki cita-cita untuk mendirikan
Negara Islam Indonesia. Untuk mewujudkan cita-citanya,
Kartosuwirdjo mendirikan Pesantren Sufah di Malangbong,
Garut. Selain menjadi tempat menimba ilmu keagamaan,
Pesantren Sufah juga dijadikan sebagai tempat latihan
kemiliteran Hizbullah dan Sabilillah. Kartosuwirdjo berhasil
mengumpulkan massa yang dijadikan bagian dari pasukan
Tentara Islam Indonesia (TII).
Pada 1948, pemerintah RI menandatangani Perjanjian
Renville yang mengharuskan kelompok pro-RI mengosongkan
wilayah Jawa Barat dan pindah ke Jawa Tengah. Hal ini
dianggap Kartosuwirdjo sebagai bentuk pengkhianatan
Pemerintah RI terhadap perjuangan rakyat Jawa Barat.
Bersama 2000 pengikutnya yang terdiri atas laskar Hizbullah
dan Sabilillah, Kartosuwirdjo menolak hijrah dan mulai
merintis usaha mendirikan Negara Islam Indonesia (NII).
Akhirnya, Proklamasi NII dilaksanakan pada 7 Agustus
1949.
Gambar 12.1
TNI Divisi Siliwangi dan masyarakat
Jawa Barat hijrah ke Yogyakarta.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
243
Pemerintah RI berusaha menyelesaikan persoalan
ini dengan cara damai. Pemerintah membentuk sebuah
komite yang dipimpin oleh Natsir (Ketua Masyumi), tetapi
usaha ini gagal. Oleh karena itu, pada 27 Agustus 1949
pemerintah melakukan operasi penumpasan gerombolan
DI/TII yang disebut dengan Operasi Baratayudha.
b. DI/TII di Jawa Tengah
Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah, dipimpin Amir
Fatah dan Mahfu’dz Abdurachman (Kyai Somalangu).
Amir Fatah ialah seorang komandan laskar Hizbullah di
Tulangan, Sidoarjo, dan Mojokerto. Setelah mendapatkan
pengikut, Amir Fatah kemudian memproklamasikan diri
untuk bergabung dengan DI/TII pada 23 Agustus 1949
di Desa Pangarasan, Tegal. Amir Fatah diangkat sebagai
Komandan Pertempuran Jawa Tengah dengan pangkat
Mayor Jenderal Tentara Islam Indonesia.
Pemberontakan DI/TII terjadi juga di Kebumen yang
dilakukan Angkatan Umat Islam (AUI) pimpinan Kyai
Somalangu. Kedua gerakan ini bergabung dengan DI/TII
Jawa Barat, pimpinan Kartosuwirdjo. Pemberontakan di
Jawa Tengah ini menjadi semakin kuat setelah Batalyon
624 pada Desember 1951 membelot dan menggabungkan
diri dengan DI/TII di daerah Kudus dan Magelang.
Gambar 12.2
244
pimpinan Letnan Kolonel Sarbini, kemudian diganti oleh
Letnan Kolonel M. Bachrun, dan selanjutnya dipegang
oleh Letnan Kolonel A. Yani. Pada 1954, pemberontakan
DI/TII di Jawa Tengah dapat ditumpas. Adapun untuk
menyelesaikan pembelotan Batalyon 624, pemerintah
melancarkan Operasi Merdeka Timur yang dipimpin
Letnan Kolonel Soeharto.
c. DI/TII di Aceh
Pemberontakan DI/TII di Aceh, dipimpin Daud
Beureuh. Daud Beureuh menjabat sebagai Gubernur
Militer Aceh, Langkat, dan Tanah Karo, serta mantan
gubernur Aceh pertama.
Pemberontakan DI/TII di Aceh muncul karena
ketidakpuasan rakyat Aceh terhadap kebijakan pemerintah
karena Daerah Istimewa Aceh diubah menjadi karesidenan
di bawah Sumatra Utara. Faktor penyebab lainnya, yaitu
menyangkut masalah otonomi daerah, pertentangan
antargolongan, serta ketidaklancaran rehabilitasi dan
modernisasi di Aceh. Pada 20 September 1953, Daud
Beureuh memproklamasikan Aceh sebagai bagian dari
wilayah NII Kartosuwirdjo.
Gambar 12.3
245
diwakili oleh A. Gani Usman. Musyawarah tersebut
memutuskan memberikan kembali status daerah istimewa
bagi Aceh dengan hak-hak otonomi yang luas dalam bidang
agama, pendidikan, dan peradatan. Hasil keputusan ini
dituangkan dalam Keputusan Perdana Menteri RI No.
I/Misi/1959 tertanggal 26 Mei 1959, dilanjutkan dengan
keputusan penguasa perang 7 April 1962, No. KPTS/
PEPERDA-061/3/1962 tentang pelaksanaan ajaran Islam
bagi pemeluknya di Daerah Istimewa Aceh.
Untuk menyelesaikan konflik dengan Daud Beureuh,
pada 17–21 Desember 1962, pemerintah RI mengadakan
Musyawarah Kerukunan rakyat Aceh. Musyawarah ini
digagas oleh Pangdam I/Iskandar Muda Kolonel M. Jasin.
Keputusan dari musyawarah tersebut, yaitu Daud Beureuh
akan diberikan amnesti jika ia bersedia menyerahkan diri
dan kembali ke masyarakat Aceh.
d. DI/TII di Sulawesi Selatan
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin
Kahar Mudzakar. Setelah perang kemerdekaan selesai,
Kahar Mudzakar kembali ke Sulawesi Selatan dan
memimpin laskar-laskar perjuangan Sulawesi Selatan
yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan
(KGSS). Kahar Mudzakar melakukan pemberontakan
karena ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah
tentang rasionalisasi. Kebijakan pemerintah mengharuskan
adanya seleksi terhadap anggota laskar KGSS untuk
menjadi anggota Angkatan Perang Republik Indonesia
Serikat (APRIS). Kahar Mudzakar dalam suratnya pada
30 April 1950 menuntut agar semua anggota KGSS
dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade
Hasanuddin.
Pemerintah tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut
dan mengambil kebijakan untuk menyalurkan anggota
gerilyawan ke dalam Korps Cadangan Nasional dan Kahar
Mudzakar diberi pangkat Letnan Kolonel. Namun, ketika
Sumber: 30 Tahun pelantikan pada 17 Agustus 1951, Kahar Mudzakar dan
Indonesia Merdeka, 1977
pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa
perlengkapan senjata. Pada Januari 1952, Kahar Mudzakar
Gambar 12.4 menyatakan daerah Sulawesi Selatan sebagai bagian dari
Kahar Mudzakar NII di bawah Kartosuwirdjo.
Untuk mengatasi pemberontakan Kahar Mudzakar,
pemerintah RI mengadakan operasi militer yang berintikan
pasukan dari Divisi Siliwangi. Penumpasan pemberontakan
Kahar Mudzakar memerlukan waktu yang cukup lama
246
karena gerombolan sudah mengenal baik keadaan medan
pertempuran dan telah mengenal karakter rakyat Sulawesi
Selatan yang mempunyai kesukuan yang kuat.
Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan berakhir
dengan tewasnya Kahar Mudzakar pada Februari 1965
dalam penyergapan militer. Kondisi Sulawesi Selatan
dapat pulih kembali setelah Gerungan (orang kedua
setelah Kahar Mudzakar) ditangkap pada Juli 1965.
d. DI/TII di Kalimantan Selatan
Pemberontakan DI/TII di Kalimatan Selatan dipimpin
Ibnu Hajar atau Haderi bin Umar alias Angli. Ibnu Hajar
ialah mantan Letnan Dua TNI yang membelot dengan
membentuk gerakan Kesatuan Rakyat Yang Tertindas
(KRYT) dan menyatakan gerakannya sebagai bagian
dari gerakan DI/TII Kartosuwirdjo. Pada Oktober 1950,
pasukan Ibnu Hajar melakukan penyerangan terhadap
pos-pos APRIS di Kalimantan Selatan. Untuk menghadapi Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka,
1977
pemberontakan Ibnu Hajar, pemerintah melaksanakan
operasi militer. Akhir 1959, pasukan Ibnu Hajar dapat Gambar 12.5
ditumpas. Ibnu Hajar ditangkap dan dihukum mati pada Ibnu Hajar
Juli 1963.
247
Pemberontakan PKI di Madiun dapat ditumpas
pemerintah RI dengan Gerakan Operasi Militer (GOM)
hanya dalam dua minggu. Pada 30 September 1948,
Madiun berhasil direbut kembali oleh pemerintah RI.
Gambar 12.6
Presiden Soekarno dan Wakil
Presiden Moch. Hatta sedang
mengheningkan cipta untuk para
korban pemberontakan PKI di Madiun.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
248
Menurut PKI, Dewan Jenderal TNI Angkatan Darat yang
dituduh sebagai our local army friends akan mengadakan
kudeta dengan bantuan agen Nekolim (Neo Kolonialisme)
Amerika Serikat dan Inggris pada ulang tahun ABRI,
5 Oktober 1965. Tuduhan ini dijawab secara resmi oleh
Menpangad Letjen. Ahmad Yani dengan menyebutkan
bahwa di TNI AD tidak ada Dewan Jenderal, tetapi hanya
ada Wanjakti (Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi)
yang bertugas memberikan saran-saran kepada Menpangad
tentang jabatan dan kepangkatan para perwira tinggi di
lingkungan TNI AD.
Di tengah ketegangan dan persaingan politik tersebut,
pada Juli 1965 muncul berita tentang memburuknya
kesehatan Presiden Soekarno. Ketegangan dan persaingan
politik antara Angkatan Darat dan PKI semakin memuncak
ketika pada 27 September 1965, TNI AD secara resmi
mengumumkan penolakan terhadap penerapan prinsip
Nasionalisme, Agama, dan Komunis (Nasakom) ke dalam
jajaran TNI dan pembentukan “angkatan kelima” yang
digagas D.N. Aidit pada 14 Januari 1965.
249
a b c
Gambar 12.8
250
yang sebenarnya kepada rakyat. Pada 2 Oktober 1965,
RPKAD pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo berhasil
sepenuhnya menguasai keadaan di Jakarta.
Atas bantuan Brigadir Polisi Sukitman, satuan-satuan
TNI pada 3 Oktober 1965 berhasil menemukan lokasi sumur
tua di daerah Lubang Buaya yang digunakan oleh G 30 S/
PKI untuk mengubur jenazah para perwira TNI AD.
Pada 4 Oktober 1965, dengan dipimpin Mayor Jenderal
Soeharto, anggota-anggota Kesatuan Intai Para Amphibi
(Kipam) dari Korps Komando (KKO) Angkatan Laut
menggali dan mengangkat jenazah para perwira TNI
AD. Pukul 15.00 WIB, semua jenazah berhasil diangkat
dan diangkut ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat
(RSPAD).
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ABRI pada 5
Oktober 1965, dilakukan upacara pemakaman jenazah
para perwira tinggi AD korban Gerakan 30 September
di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Dengan
Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965 tanggal 5
Oktober 1965, keenam perwira tinggi Angkatan Darat
tersebut diangkat sebagai Pahlawan Revolusi serta
diberi kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi.
Tokoh-tokoh yang dianggap terlibat G 30 S/
PKI yang berhasil ditangkap, kemudian diajukan ke
Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub), di antaranya
Nyono, Letkol. Untung, Kolonel Latief, Dr. Subandrio,
Omar Dhani, Sjam Kamaruzaman, Sudisman, Oetomo
Ramelan, Kolonel Sakirman, Mayor Mulyono, dan Brigjen
Soeparjo.
Kolonel Latief, mantan Komandan Brigade Infantri
I/Kodam V Jaya berhasil ditangkap di Jakarta pada 9 Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
Oktober 1965. Pada 11 Oktober 1965, Letkol Untung
tertangkap di daerah Tegal oleh anggota Pertahanan Sipil
Gambar 12.10
dan rakyat. Ketua PKI D.N. Aidit diberitakan kematiannya
Suasana sidang Mahmilub yang
pada 24 November 1966.
mengadili Letkol Untung.
251
Bab
XIII
Masa Orde Baru dan
Lahirnya Reformasi
Pendahuluan
Keberhasilan Orde Baru membangun Indonesia
A. Lahirnya
selama 30 tahun lebih harus berakhir pada 1998.
Gelombang reformasi yang menginginkan perubahan Pemerintahan
mendorong Soeharto untuk menanggalkan tugasnya Orde Baru
sebagai presiden.
Indonesia mengalami transisi di bidang politik,
B. Jatuhnya
ketatanegaraan, ekonomi, dan bidang sosial. Transisi Pemerintahan
tersebut menimbulkan pengaruh terhadap bangsa Orde Baru
Indonesia, seperti munculnya tuntutan reformasi dan
kebebasan, terutama dalam bidang politik.
C. Lahirnya Reformasi
253
Sebelum kamu mempelajari materi Orde Baru dan
Lahirnya Reformasi lebih dalam, terlebih dahulu perhatikan
peta konsep berikut. Hal ini akan mempermudah kamu
dalam memahami berbagai peristiwa pada masa Orde
Baru dan lahirnya reformasi.
a. Kelahiran Orba
r e Baru Lahirnya Orde Baru b. Supersemar
c. Kebijakan Politik dan
Ekonomi Orba
254
A. Lahirnya Pemerintahan Orde Baru
Gambar 13.1
Rapat akbar Front Pancasila diadakan
pada 26 Oktober 1965 di Lapangan
Banteng, Jakarta.
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
255
Kabinet Dwikora disempurnakan yang terdiri atas 100 orang
menteri. Pada 24 Februari 1966, Kabinet Dwikora dilantik
di Istana Merdeka Jakarta. Pada saat pelantikan Kabinet
Dwikora inilah salah seorang mahasiswa UI yang sedang
berdemonstrasi bernama Arief Rahman Hakim terkena
tembakan akibat bentrokan dengan pasukan pengawal
presiden. Dua hari setelah peristiwa tersebut (26 Februari
1965), Presiden Soekarno membubarkan KAMI dan menutup
kampus Universitas Indonesia pada 3 Maret 1966. Tindakan
Presiden Soekarno itu semakin memperuncing keadaan.
Pada 11 Maret 1966, di Istana Negara dilangsungkan
sidang Kabinet Dwikora yang disempurnakan. Namun,
sebelum sidang berakhir, terdengar berita dari Komandan
Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa, Brigjen
Sabur, bahwa di luar Istana Bogor banyak pasukan yang
Sumber : 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
tidak dikenal identitasnya. Mendengar laporan itu,
Presiden Soekarno gusar dan menyerahkan pimpinan
Gambar 13.2
sidang kepada Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena.
Demo mahasiswa di Gedung Selanjutnya, beliau bersama Wakil Perdana Menteri I Dr.
Sekretariat Negara dengan membawa
jaket Arif Rahman Hakim yang
Subandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh
berlumuran darah. meninggalkan sidang menuju Istana Bogor.
a b c
Gambar 13.3
256
menyampaikan pesan, bahwa Letnan Jenderal Soeharto
sanggup menyelesaikan kemelut politik dan memulihkan
keamanan dan ketertiban di ibu kota.
Presiden Soekarno memberikan perintah kepada
Letnan Jenderal Soeharto sebagai Panglima Angkatan
Darat dan Pangkopkamtib untuk memulihkan keadaan
dan wibawa pemerintah pada 11 Maret 1966 yang dikenal
sebagai Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Gambar 13.4
257
Pada 20 Juni sampai dengan 5 Juli 1966, MPRS
mengadakan Sidang Umum di Jakarta. Dalam sidang
tersebut, dihasilkan 24 Ketetapan MPRS tentang penataan
kembali kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebelumnya, Presiden Soekarno pada 22 Juni
1966 telah menyampaikan amanat berjudul Nawaksara
(Sembilan Pasal). Namun, amanat tersebut dipandang
MPRS tidak memuat secara jelas tentang kebijakan
Presiden sebagai Mandataris MPRS mengenai peristiwa
Gerakan 30 September beserta epilognya.
Sebagai hasil Sidang Umum MPRS, pada 25 Juli 1966
Presiden Soekarno membentuk Kabinet Amanat Penderitaan
Rakyat (Ampera) yang terdiri atas tiga unsur, yaitu:
a. pimpinan kabinet dipegang Presiden Soekarno;
b. pembantu pimpinan yang terdiri atas lima orang
menteri utama yang merupakan suatu Presidium;
c. anggota kabinet terdiri atas 24 menteri.
Tugas pokok Kabinet Ampera disebut Dwi Darma,
yaitu mewujudkan stabilitas politik dan menciptakan
stabilitas ekonomi. Adapun program kerjanya disebut
Catur Karya, yaitu sebagai berikut.
a. Memperbaiki kehidupan rakyat, terutama di bidang
sandang dan pangan.
b. Melaksanakan pemilu dalam batas waktu sebagaimana
disebutkan di dalam Tap MPRS No. XI/MPRS/l966,
yaitu 5 Juli 1968.
c. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan
aktif untuk kepentingan nasional sesuai Tap MPRS
No. XI/MPRS/1966.
d. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonial-
isme dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Pada 22 Februari 1967, berdasarkan Tap MPRS No.
XV/MPRS/1966 tentang Pemilihan/Penunjukan wakil
presiden dan tata cara pengangkatan Pejabat Presiden
berlangsung penyerahan kekuasaan pemerintahan dari
Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto. Dengan
terjadinya penyerahan kekuasaan tersebut, pada 4 Maret
1967 Jenderal Soeharto memberikan keterangan resmi
mengenai pemerintahan di hadapan sidang DPRGR,
setelah sebelumnya pada 24 Februari 1967 Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mengeluarkan
kebulatan tekad untuk meng aman kan penyerahan
kekuasaan tersebut.
258
Sebagai tindak lanjut dari penyerahan kekuasaan
tersebut, MPRS mengadakan Sidang Istimewa pada 7–12
Maret 1967. Dalam Sidang Istimewa tersebut, MPRS
berhasil merumuskan Tap MPRS No.XXXIII/MPRS/1967
tentang pencabutan kekuasaan pemerintah negara dari
Presiden Soekarno dan pengangkatan Jenderal Soeharto
sebagai Pejabat Presiden hingga dipilihnya presiden Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1977
menurut hasil pemilu.
Pada 21–30 Maret 1968, berlangsung Sidang Umum
MPRS yang mengukuhkan Pejabat Presiden Jenderal Gambar 13.5
TNI Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia Pengambilan sumpah Soeharto
sampai dengan terpilihnya Presiden RI hasil Pemilu. sebagai Presiden RI.
Pengambilan sumpahnya dilakukan pada 27 Maret 1968.
Sejak saat itu, Soeharto secara resmi menjabat sebagai
Presiden RI yang kedua.
259
1) Kepada rakyat Sabah dan Serawak akan diberi
kesempatan menegaskan lagi keputusan yang telah
mereka ambil mengenai kedudukan mereka dalam
Malaysia.
2) Kedua pemerintah menyetujui memulihkan hubungan
diplomatik.
3) Menghentikan tindakan-tindakan permusuhan.
Sebagai tindak lanjut dari Persetujuan Bangkok,
Indonesia dan Malaysia pada 11 Agustus 1966 menan-
datangani naskah persetujuan normalisasi hubungan
Malaysia-Indonesia di Jakarta. Malaysia diwakili oleh
Menteri Luar Negeri Tun Abdul Razak dan Indonesia
diwakili oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik.
Selanjutnya, pada 31 Agustus 1967, kedua pemerintahan
telah membuka kembali hubungan diplomatik pada
tingkat kedutaan besar.
Gambar 13.6
260
Pelita merupakan dasar bagi lajunya pembangunan
Jendela Info
Indonesia. Berikut waktu program Pelita yang telah
dilaksanakan oleh pemerintahan Orde Baru.
1) Pelita I (1 April 1969–31 Maret 1974).
Pancakrida Kabinet
2) Pelita II (1 April 1974–31 Maret 1979).
Pembangunan, yaitu sebagai
3) Pelita III (1 April 1979–31 Maret 1984). berikut.
4) Pelita IV (1 April 1984–31 Maret 1989). 1. Menciptakan stabilitas
5) Pelita V (1 April 1989–31 Maret 1994). politik dan ekonomi.
6) Pelita VI (1 April 1994–31 Maret 1999). 2. Menyusun dan
merencanakan Rencana
Pembangunan Lembar
d. Pemilihan Umum
Kegiatan Siswa Lima Tahun.
Sesuai ketetapan Sidang Umum MPRS 1966, 3. Melaksanakan pemilihan
penyelenggaraan pemilu paling lambat pada 5 Juli 1968. umum.
Namun, hal tersebut tidak bisa dilaksanakan karena 4. Mengembalikan ketertiban
dan keamanan masyarakat.
DPRGR dan pemerintah belum bisa menyelesaikan UU
5. Melanjutkan
tentang Pemilu. DPRGR menyetujui tentang Pemilihan penyempurnaan dan
Umum Anggota-Anggota Badan Permusyawaratan/ pembersihan secara
Perwakilan Daerah dan tentang Susunan dan Kedudukan menyeluruh aparatur
MPR, DPR, dan DPRD pada 10 November 1969. Kedua negara, baik di tigkat pusat
maupun di tingkat daerah.
rancangan undang-undang tersebut, kemudian disahkan
sebagai undang-undang oleh pemerintah pada 17
Desember 1969. Berdasarkan kedua undang-undang
tersebut, pemerintah Orde Baru menyeleng garakan
pemilu yang pertama pada 3 Juli 1971. Lebih dari 58 juta
rakyat Indonesia yang berhak memilih melaksanakan
hak konstitusionalnya untuk memilih wakil-wakilnya
di DPR, DPRD Tingkat I, dan DPRD Tingkat II.
Pemilu 1971 diikuti oleh 10 kontestan, yaitu Partai
Sarikat Islam Indonesia (PSII), Nahdlatul Ulama
(NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai
Katholik (Parkindo), Golongan Karya (Golkar), Partai
Kristen Indonesia, Murba, Partai Nasional Indonesia
(PNI), Partai Tarbiyah Islamiyah (PERTI), dan Ikatan
Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).
Berdasarkan undang-undang yang berlaku pada
saat itu, anggota DPR berjumlah 460, dengan perincian
360 dipilih melalui pemilu dan 100 orang diangkat, di
antaranya 75 orang mewakili golongan karya ABRI yang
pada pemilu kali ini tidak menggunakan hak pilihnya.
Pemilu pada masa pemerintahan Orde Baru
selanjutnya diselenggarakan setiap lima tahun sekali,
yaitu pada 2 Mei 1977, 4 Mei 1982, 23 April 1987, 9 Juli
1992, dan 29 Mei 1997. Pada pemilihan umum tersebut,
jumlah kontestan hanya 3, yaitu Partai Persatuan
261
Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar), dan
Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Hal ini berkaitan
dengan adanya penyederhanaan sistem kepartaian
sesuai ketetapan MPR.
Pojok Istilah
• KOTA
• UDT
• PSST
• Apodeti
• Trabalhista
• Fretelin
• PBB
262
UDT, Apodeti, KOTA, dan Trabalhista menyampai-
kan proklamasi tandingan di Balibo pada 30 November
1975 yang berisi keinginan Timor Timur untuk
berintegrasi dengan Republik Indonesia. Pada 7
Desember 1975, Kota Dili berhasil diduduki kelompok
pendukung integrasi yang mendapat bantuan militer
dari Indonesia melalui Operasi Seroja.
Kelompok pendukung integrasi yang terdiri atas
Arnaldo dos Reis Araujo yang mewakili Apodeti, Sumber: Forum Keadilan, 5 September 1999
Fransisco Xavier Lopez da Cruz yang mewakili UDT,
Thomas Diaz Xemenes yang mewakili KOTA, dan Gambar 13.7
Domingus C. Pareira yang mewakili Trabalhista sepakat
Pendaratan pasukan Indonesia di
membentuk Pemerintahan Sementara Timor Timur Timor Timur tahun 1975.
(PSTT) pada 17 Desember 1975. Adapun pemerintahan
Sementara Timor Timur (PSTT) dipimpin oleh Arnaldo
dos Reis Araujo. Setelah itu, pada Mei 1976, DPRD Timor
Timur secara resmi menerima Petisi Integrasi Timor
Timur dengan Republik Indonesia dari masyarakat
Timor Timur pro-integrasi.
Timor Timur akhirnya secara resmi menjadi sebuah
provinsi dari Republik Indonesia setelah UU No. 7 tahun
1976 disahkan oleh DPR pada 17 Juli 1976. Ketentuan
ini, kemudian diperkuat oleh Ketetapan MPR No.VI/
MPR/1978 pada 22 Maret 1978.
Pada 27 Januari 1999, Presiden B.J. Habibie menawar-
kan pilihan, antara pemberian otonomi khusus kepada
Timor Timur di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia atau memisahkan diri dari Indonesia. Melalui
perundingan yang disponsori oleh PBB, akhirnya pada
5 Mei 1999 di New York ditandatangani kesepakatan
tripartit antara Indonesia, Portugal, dan PBB untuk
melakukan jajak pendapat mengenai status masa depan
Timor Timur. Pihak Indonesia diwakili oleh Menteri
Luar Negeri Ali Alatas, pihak Portugal diwakili oleh
Menteri Luar Negeri Jaime Gama, dan pihak PBB
diwakili oleh Sekjen PBB Kofi Annan.
Pada 11 Juni 1999, Dewan Keamanan PBB membentuk
sebuah misi perdamaian untuk Timor Timur atau United
Nation Mission for East Timor (UNAMET). Misi PBB ini
bertugas melaksanakan jajak pendapat bagi warga Timor
Timur, baik yang berada di Timor Timur maupun di
negara-negara lain. Jajak pendapat diseleng garakan
pada 30 Agustus 1999. Hasilnya diumumkan oleh
263
Sekjen PBB Kofi Annan pada 4 September 1999. Kubu
Pro–Kemerdekaan memperoleh 78,5% suara, sedangkan
dari Kubu Pro–Integrasi mem peroleh 21,5% suara.
Meskipun hasil ini diprotes oleh Kubu Prointegrasi, PBB
tetap mengesahkan.
Kemerdekaan bagi rakyat Timor Timur akhirnya
secara resmi disahkan pada 19 Oktober 1999 dalam rapat
paripurna ke-12 Sidang Umum MPR. Pengesahan ini
berdasarkan pada Ketetapan MPR No. V/MPR/1999
tentang Penentuan Jajak Pendapat di Timor Timur.
Pada sidang ke-54 tanggal 17 Desember 1999, Majelis
Umum PBB di New York secara bulat memutuskan
menerima resolusi yang diajukan Indonesia dan
Portugal untuk menghapus masalah Timor Timur dari
agenda PBB.
Gambar 13.8
264
macet pada dana perbankan, banyaknya bank bermasalah
yang mengharuskan dilikuidasi pemerintah, pertumbuhan
ekonomi menjadi minus sekitar 20%–30%, dan terkuaknya
praktik korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) di kalangan para
pejabat pemerintah.
Kondisi krisis ekonomi yang demikian buruk telah
memaksa pemerintah Soeharto meminta bantuan dana
dari International Monetary Fund (IMF). IMF mengucurkan
bantuan sebesar US$ 40 miliar lebih kepada Indonesia
dengan disertai syarat-syarat tertentu. Kondisi krisis
ekonomi dan krisis kepercayaan rakyat terhadap
pemerintah ini pula yang telah mendorong ribuan
mahasiswa turun ke jalan untuk berdemonstrasi.
Pada 12 Mei 1998, terjadi Peristiwa Semanggi (Tragedi
Trisakti), yaitu ketika empat mahasiswa Universitas Trisakti
tewas tertembak aparat keamanan saat berdemonstrasi.
Keempat orang mahasiswa tersebut ialah sebagai berikut.
1. Elang Mulya Lesmana, mahasiswa Arsitektur
angkatan 1996.
2. Herry Hartanto, mahasiswa Teknik Industri Jurusan
Mesin angkatan 1995.
3. Hendriawan Lesmana, mahasiswa Fakultas Ekonomi
angkatan 1996.
4. HaÀdhin Royan, mahasiswa Teknik Sipil angkatan
1995.
Gambar 13.9
265
Keempat mahasiswa tersebut dikenal sebagai Pahlawan
Reformasi. Peristiwa tersebut menyulut kerusuhan besar di
Jakarta pada 14 Mei 1998 yang merembet ke kota-kota yang
lain, seperti Solo, Surabaya, Medan, dan Padang. Ratusan
bangunan dan kendaraan dihancurkan dan dibakar massa.
Mahasiswa bersama-sama rakyat yang berdemonstrasi di
jalan-jalan semakin gencar menuntut Presiden Soeharto
untuk mundur dari jabatannya. Bahkan, gedung DPR/
MPR pun diduduki oleh ribuan mahasiswa.
Sumber: Detik-detik Pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto akhirnya
yang Menentukan, 2006 mengundurkan diri dan segera digantikan oleh B.J. Habibie
yang sebelumnya menjabat wakil presiden. Naiknya B.J.
Gambar 13.10 Habibie ke kursi presiden ke-3 RI itu tidak diterima secara
Mahasiswa menduduki Gedung MPR bulat oleh semua kelompok masyarakat, namun memberikan
RI ketika menuntut reformasi harapan baru menuju Indonesia yang lebih baik.
di Indonesia.
Gambar 13.11
Pelantikan B.J Habibie sebagai
Presiden RI pada 21 Mei 1998. Apa
yang kamu ketahui mengenai sosok
B.J Habibie?
266
C. Lahirnya Reformasi
267
dan Yusril Ihza Mahendra. Namun, Yusril menyatakan
mundur dari pencalonan sebelum pemungutan suara
dilakukan. Hasilnya, Gus Dur dinyatakan sebagai
pemenang dengan meraih 373 suara dan Megawati meraih
313 suara dan 5 suara lainnya abstain. Dengan demikian,
Presiden ke-4 RI untuk masa bakti 1999-2004 ialah K.H.
Abdurrahman Wahid. Adapun Megawati Soekarnoputri
terpilih sebagai Wakil Presiden RI setelah meraih 396 suara
dalam pemungutan suara mengalahkan Hamzah Haz yang
hanya meraih 284 suara. Dua calon wakil presiden lainnya,
yaitu Jenderal Wiranto dan Akbar Tanjung mengundurkan
diri. Pelantikan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden
Republik Indonesia dilaksanakan pada 20 Oktober 1999.
Adapun pelantikan Wakil Presiden Republik Indonesia
dilaksanakan pada 21 Oktober 1999.
Selain telah berhasil mengangkat presiden dan wakil
presiden yang baru, SU MPR yang berlangsung dari
1–21 Oktober 1999, juga telah berhasil menetapkan 9
ketetapan MPR dan mengamandemen UUD 1945 untuk
pertama kalinya.
268
Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid dan
Megawati Soekarnoputri terdapat berbagai persoalan
bangsa akibat krisis yang diwariskan, baik oleh
pemerintahan Soeharto maupun Habibie. Oleh karena
itu, segera setelah pelantikannya, Presiden Abdurrahman
Wahid membentuk kabinet yang kemudian diberi nama
Kabinet Persatuan Nasional. Komposisi kabinet ini
Sumber: Detik-Detik yang
merupakan gabungan dari para tokoh profesional dan Menentukan, 2006
para tokoh partai pendukung pemerintahan koalisi.
Pembentukan kabinet baru tersebut disambut positif
Gambar 13.13
oleh masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari menguatnya
Mantan Presiden Habibie menyalami
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika hingga Abdurrahman Wahid setelah terpilih
mencapai Rp7.000 setelah diumumkannya komposisi menjadi Presiden Indonesia yang ke-4.
kabinet tersebut. Pada masa pemerintahannya, Presiden
Abdurrahman Wahid berjasa dalam menumbuhkan
kebebasan berpendapat di kalangan masyarakat dan
kalangan pers. Namun, pemerintahannya secara umum
belum bisa membawa bangsa Indonesia keluar dari
krisis ekonomi. Hal ini terlihat dari masih terpuruknya
nilai tukar rupiah terhadap dollar, meningkatnya angka
pengangguran, membengkaknya jumlah utang luar negeri,
dan bertambahnya jumlah penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan. Demikian pula dengan masalah
ancaman disintegrasi bangsa di Aceh, Maluku, dan Papua,
serta masalah pemberantasan KKN belum terselesaikan.
269
Jendela Info oleh pimpinan partai politik besar lainnya, seperti PDI
Perjuangan, Golkar, PPP, PAN, dan PBB.
Pada saat yang genting tersebut, Presiden
Abdurrahman Wahid mengangkat Komisaris Jenderal
Otonomi daerah adalah hak,
(Pol) Chaerudin Ismail sebagai Pemangku Sementara
wewenang, dan kewajiban
daerah untuk mengatur dan Jabatan Kepala Kepolisian RI menggantikan Jenderal
mengurus rumah tangganya Bimantoro yang sebelumnya telah dinonaktifkan (20 Juli
sendiri sesuai dengan 2001 pukul 17.45). Selanjutnya, Presiden mengadakan
peraturan perundang-undangan konferensi pers pada pukul 18.00. Ia menyatakan bahwa
yang berlaku.
Otonomi daerah adalah hak,
apabila sampai 31 Juli 2001 tidak ada penyelesaian
wewenang, dan kewajiban masalah melalui kompromi politik, ia akan menetapkan
daerah untuk mengatur dan negara dalam keadaan darurat konstitusi. Kompromi
mengurus rumah tangganya politik yang dimaksud adalah MPR sepakat tidak akan
sendiri sesuai dengan
mengeluarkan Rancangan Ketetapan (Rantap) MPR
peraturan perundang-undangan
yang berlaku. tentang pertanggungjawaban Presiden dalam SI MPR.
Sumber: Sejarah Indonesia Malam itu juga, pukul 21.10, MPR mengadakan
Modern 1200-2005, 2005 rapat pimpinan. Rapat tersebut memutuskan untuk
mempercepat SI MPR menjadi 21 Juli 2001 pukul
10.00 dan mengundang Presiden untuk memberikan
pertanggungjawabannya pada 23 Juli 2001.
Menanggapi tindakan tersebut, Presiden Abdurrahman
Wahid menjawab dengan menegaskan bahwa ia tidak
akan datang dalam SI MPR karena sidang itu melanggar
tata tertib MPR sehingga tidak sah dan ilegal. Presiden
juga menegaskan dirinya tidak akan mengundurkan diri
dari jabatannya karena ia harus mempertahankan UUD
1945. Meskipun demikian, Presiden tetap mengharapkan
terjadinya kompromi politik secara damai.
Sementara itu, sejumlah pimpinan partai politik terbesar
datang ke kediaman Megawati Soekarnoputri pada 22 Juli
2001. Pertemuan tersebut merupakan upaya memberikan
dorongan moril kepada Megawati Soekarnoputri untuk
maju sebagai presiden selanjutnya, melihat situasi dan
stabilitas politik yang kurang menentu.
Perkembangan tersebut mendorong Presiden
Abdurrahman Wahid mengeluarkan dekrit pada 23 Juli
2001 pukul 1.10 dini hari. Pada 23 Juli 2001, pukul 8.00
WIB, SI MPR memutuskan bahwa dekrit yang dikeluarkan
Presiden telah melanggar haluan negara. Hal ini diperkuat
oleh Mahkamah Agung (MA) yang dibacakan langsung
pada sidang tersebut.
270
Maklumat Presiden Republik Indonesia
Setelah melihat dan memerhatikan dengan saksama perkembangan politik yang menuju pada kebun-
tuan politik akibat krisis konstitusional yang berlarut-larut yang telah memperparah krisis ekonomi dan
menghalangi usaha penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang tidak mengindahkan lagi
kaidah-kaidah perundang-undangan.
Apabila tidak dicegah, akan segera menghancurkan berdirinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia, maka dengan keyakinan dan tanggung jawab untuk menyelamatkan negara dan bangsa serta
berdasarkan kehendak sebagian terbesar masyarakat Indonesia, kami selaku Kepala Negara Republik
Indonesia, terpaksa mengambil langkah-langkah luar biasa dengan memaklumkan:
1. Membekukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
2. Mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dan mengambil tindakan serta menyusun badan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan pemilihan umum dalam waktu satu tahun.
3. Menyelamatkan gerakan reformasi total dari hambatan unsur-unsur Orde Baru, dengan membekukan
Partai Golkar sambil menunggu keputusan Mahkamah Agung.
Untuk itu, kami memerintahkan seluruh jajaran TNI dan Polri untuk mengamankan langkah-langkah
penyelamatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia
untuk tetap tenang serta menjalankan kehidupan sosial ekonomi seperti biasa.
Semoga Tuhan yang Maha Kuasa meridhai negara dan bangsa Indonesia.
271
Pojok Istilah Pada 9 Agustus 2001, Presiden Megawati Soekarnoputri
mengumumkan komposisi kabinetnya yang diberi nama
Kabinet Gotong Royong. Seperti kabinet sebelumnya,
• Reformasi komposisi kabinet ini merupakan gabungan dari para
• Dekrit tokoh profesional dan para tokoh partai pendukung
• Kabinet pemerintahan koalisi. Tugas pemerintahan Presiden
Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden Hamzah Haz
sangat berat karena harus menghadapi berbagai persoalan
bangsa yang semakin bertambah kompleks.
5. Pemilu 2004
Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri
berakhir tahun 2004. Mulai 2004, pemilihan eksekutif
dan legislatif dipilih langsung oleh rakyat. Pemilu 2004,
diikuti oleh 24 partai. Pemilu presiden diikuti oleh
lima pasang calon, yaitu Wiranto-Solahudin Wahid,
Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Amien Rais-
Siswono Yudohusodo, Soesilo Bambang Yudhoyono
(SBY)-Jusuf Kalla, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar.
Setelah dua putaran pemilihan, SBY terpilih menjadi
Presiden ke-6 RI, dilantik pada 20 Oktober 2004, dan
membentuk Kabinet Indonesia Bersatu yang terdiri atas
36 menteri.
Gambar 13.14
Abdurrachman Megawati Susilo Bambang
Presiden RI pertama sampai dengan
sekarang.
Wahid Soekarnoputri Yudhoyono
272