Anda di halaman 1dari 9

“SEJARAH BATU QUR’AN WISATA RELIGI YANG UNIK DI

PANDEGLANG BANTEN “
TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Dosen pengampu : Usmedi M.P, d

Disusun Oleh: FITRI HARYANI


NIM (4322319060075)

PROGRAM STUDI SEKOLAH DASAR


SETIA BUDHI RANGKAS BITUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang telah memberikan rahmat
taufik, dan hidaahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
SEJARAH BATU QUR’AN WISATA RELIGI YZNG UNIK DI PANDEGLANG BANTEN
ini berisis perjalanan terbentuknya batu qur’an
Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan yang
menyebabkan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini harap menyusun
atas terbentuknya makalah ini sebuah makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan
bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan bagi kita semua

Rangkasbitung 14 november 21021

Fitri hayani
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Batu Quran merupakan salah satu destinasi wisata religius di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Situs berupa kolam tersebut terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya kurang lebih 300 meter
dari kawasan wisata pemandian alam Cikoromoy, Desa Kadu Bumbang, Kecamatan
Cimanuk. Batu Qur’an merupakkan tempat ziarah yang terletak di Kabupaten Pandeglang,
disebut Batu Qur’an karena di tempat tersebut terdapat batu besar yang bertuliskan Al-qur’an,
batu tersebut konon menghalangi atau menutupi sumber air yang terus keluar dari dalam tanah.

B. RUMUSAN MASLAH
1. apa yang di maksud dengan wisata religi
2. bagaimana sejarah mengenai tempat wisata religi batu qur’an
3. apa saja informasi mengenai tempat wisata religi batu qur’an

C. TUJUAN PENELITIAN
1. untuk mengetahui pengertian religi batu qur’an
2. untuk menelahah lebih dalam tentang wisata religi batu qur’an
3. untuk mengetahui sejarah bagai mana terbentuknya tempat wisata religi batu qur’an

D. METODE PENELITIAN
Metode yang di gunakan ini mengunakan metode kualitatif untuk mengetahui potensi wisata dan
pemhunjung wisatawan. Dengan penelitian ini yang di lakukan adalah mengumpulkan data data
dengan cara obserpasi,wawancara .
BAB II
PEMBAHASAN
a. pengertian wisata religi
Islam telah meninggalkan berbagai peninggalan sejarah paling baik berupa makam
masjid, bekas kerajaan, berhiasan perhiasan, adat-istiadat, dan sebagian yang dapat dijadikan
sebagai potensi wisata di salah satunya kegiatan wisata tersebut adalah dalam bentuk wisata
religi dalam sejarah umat Islam. Secara umum wisata religi adalah kegiatan melakukan
perjalanan dengan tujuan mendapatkan nikmat kenikmatan, kepuasan serta pengetahuan. Jadi
wisata religi adalah perjalanan dilakukan untuk meningkatkan amalan agama sehingga strategi
dakwah yang diinginkan aku kan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat titik wisata religi
sebagai sebagai bagian aktivitas dakwah harus mampu menawarkan wisata baik pada objek dan
daya tarik wisata bernuansa agama maupun umum maupun mengunggah kesadaran masyarakat
akan ke maha kuasa Allah SWT dan kesadaran agama
b. sejarah wisata batu qur’an di pandeglang

Syekh Maulana mansyurudin dikenal dengan nama Sultan haji, beliau adalah putra Sultan
agung Abdul Fatah Tirtayasa dalam kurung raja Banten ke-6. Berhenti dari kesultanan Banten
dan pemerintahan diserahkan kepada putranya yaitu Sulthon Maulana mansyurudin dan beliau
diangkat menjadi Sultan ke-7 Banten kira-kira selama 2 tahun menjabat menjadi Sulthon Banten
kemudian berangkat ke Baghdad untuk mendirikan negara Banten di di tanah iraq, sehingga
kesultanan untuk sementara diserahkan kepada putranya pangeran Adipati Ishaq atau sulthon
Abdul Fadli.
Pada saat berangkat kebab Iraq,Sulthon Maulana mansyuruddin diberikan wasiat oleh
ayahnya dalam kurung apabila engkau mau berangkat mendirikan negara di janganlah
menggunakan/memakai seragam kerajaan nanti engkau akan dapat malu dan kalau mau
berangkat ke Baghdad untuk tidak mampir ke mana-mana harus langsung ke Baghdad, kecuali
engkau mampir ke Mekkah dan dan sesudah itu langsung kembali ke Banten
Setibanya di Baghdad, ternyata Sulthon Maulana mansyuruddin tidak sanggup untuk
mendirikan negara Banten di Baghdad sehingga beliau mendapatkan malu titik di dalam
perjalanan pulang kembali ke tanah Banten sulthon Maulana mansyuruddin lupa pada wasiat
ayahnya, sehingga beliau mampir di pulau jeli-jeli di kawasan wilayah Cina dan menetap kurang
lebih 2 tahun di sana lalu beliau menikah dengan ratu jin Cina, Sulthon Adipati Ishaq di Banten
dibujuk oleh Belanda sehingga diangkat menjadi Sulthon resmi Banten, tetapi Sulthon agung
Abdul Fatah tidak menyetujui dikarenakan Sulthon Maulana mansyuruddin masih hidup dan
harus menunggu kepulangan dari negeri karena adanya perbedaan pendapat tersebut sehingga
terjadi kekacauan di kesultanan Banten. Pada suatu ketika ada seseorang yang baru turun dari
kapal mengaku-ngaku sebagai Sulthon Maulana mansyurudin dengan membawa oleh-oleh dari
Mekah titik akhirnya seorang orang di kesultanan Banten pun percaya bahwa Sultan Maulana
mansyuruddin telah pulang termasuk Sultan Abdul Fatah Ishaq
Orang yang mengaku sebagai Sultan Maulana mansyuruddin ternyata adalah raja Raja pendeta
keturunan dari raja jin yang menguasai pulau majelis Cina selama menjabat sebagai Sultan palsu
dan membawa kekacauan di Banten, akhirnya rakyat Banten membenci Sultan dan keluarga
termasuk ayahanda Sultan yaitu Sultan Sultan agung Abdul Fatah titik untuk menghentikan
kekacauan di seluruh rakyat Banten Sultan agung Abdul Fatah dibantu oleh seorang tokoh atau
Aulia Allah yang bernama pangeran Tubagus buang beliau adalah keturunan dari Sultan
Maulana Yusuf Sultan Banten kedua dari Keraton Pekalongan gede Banten sehingga kekacauan
dapat diredakan dan rakyat pun membantu Sultan agung Abdul Fatah dan menggerakkan buang
sehingga menjadi pertempuran antara Sultan Maulana mansyurudin palsu dengan Sultan Abdul
Fatah dan pangeran buang yang dibantu oleh rakyat Banten tetapi dalam pertempuran itu Sultan
agung agung Abdul Fatah dan pangeran buang kalah sehingga dibuang ke daerah biasa dari
kejadian itu maka rakyat Banten n-men berikan gelar kepada Sultan agung Abdul Fatah dengan
sebuah Sultan agung Tirtayasa.
Peristiwa adanya pertempuran dan dibuangnya Sultan agung Abdul Fatah ke Tirtayasa
akhirnya sampai ke telinga Sultan Maulana mansyurudin di pulau majeli Cina, sehingga beliau
yang akan wasiat ayahnya lalu beliau pun memutuskan untuk pulang, sebelum pulang ke tanah
Banten beliau pergi ke Mekkah untuk memohon ampun kepada Allah subhanahu wa ta'ala di
baitullah karena telah melanggar wasiat ayahnya, setelah sekian lama memohon ampun, akhirnya
semua perasaan bersalah dan semua permohonannya dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala
sampai beliau mendapatkan gelar kewalian dan mempunyai gelar syekh di baitullah titik setelah
itu beliau berdoa meminta petunjuk kepada Allah untuk dapat pulang ke Banten akhirnya beliau
mendapatkan petunjuk dan dengan izin Allah SWT beliau kau menyelam di sumur zamzam
kemudian muncul suatu kata air yang terdapat 1 besar di tengah lalu oleh beliau batu tersebut
ditulis dengan menggunakan telunjuknya yang tepatnya di daerah cibulakan Cimanuk
Pandeglang Banten di sehingga oleh masyarakat sekitar dikeramatkan dan dikenal dengan nama
Kramat batu Quran. Sebagai setibanya kesultanan Banten dan memberikan semua kekacauan di
sana dan memohon ampun kepada ayahnya Sultan agung Abdul Fatah Tirtayasa. Sehingga
akhirnya sultan Maulana mansyuruddin kembali memimpin kesultanan Banten selain menjadi
seorang Sultan beliau pun mengisyaratkan Islam dan daerah Banten dan sekitarnya. Dalam
perjalanan menyiarkan Islam beliau sampai di daerah cikoromoy lalu menikah dengan nyai
dalam kurung nimas ratu dalam pernikahannya tersebut beliau mempunyai putra yang bernama
Muhammad Ali yang memiliki julukan kyai Abdul Salim. Setelah sekian lama tinggal di daerah
cikoromoy terjadi suatu peristiwa di mananya mas 100 meninggal terbentuk batu kali pada saat
mandi beliau terpeleset meninjak rambut sendiri, konon nyimas ratu sarinten mempunyai rambut
yang panjang melebihi tinggi tubuhnya akibat peristiwa tersebut maka syekh Maulana
mansyuruddin melarang semua keturunannya yaitu para wanita untuk mempunyai rambut yang
panjang seperti nyimas ratu Sari intan. 500 m kemudian dimakamkan di pasarean sekarayu
Cimanuk. sepeninggalnya nyi mas ratu sarintan lalu syekh Maulana Mansyur pindah ke daerah
cikaduen Pandeglang dengan membawa khodam Ki h a lalu beliau menikah kembali dengan mas
ratu Jamilah yang berasal dari Caringin labuan
Bentuk pada suatu hari syekh Maulana mansyurudin menyebarkan syariat agama Islam di
daerah selatan ke pesisir laut, di dalam perjalanan di tengah hutan Pakuwon Sultan Maulana
mansyuruddin beristirahat di bawah pohon warung sambil bersandar bersama jamaah tiba-tiba
pohon tersebut menjongkok seperti orang manusia yang menghormati, maka sampai saat ini
pohon waru itu tidak ada yang lurus setidaknya seh sedang beristirahat di bawah pohon waru
beliau mendengar suara harimau yang berada di pinggir laut. Ketika saya menghampiri ternyata
kaki harimau tersebut jepit setelah itu harimau pun melihat syekh Maulana Mansyur Mansyur
yang berada di depan melihat ada manusia di depannya harimau tersebut masyarakat bahwa
ajalnya telah dekat dalam perasaan putus asa harimau itu menggaung kepada syekh Maulana
Mansyur maka atas izin Allah SWT tiba-tiba syekh Maulana Mansyur dapat mengerti bahasa
binatang, karena beliau adalah seorang manusia pilihan Allah dan seorang Aulia dan maka atas
izin Allah pula dan melalui karomahnya beliau yang menjepit kaki harimau dapat dilepaskan
setelah itu harimau tersebut di buat oleh beliau lalu beliau pun berbicara saya sudah menolong
kamu saya minta kamu dan anak buah kamu berjanji untuk tidak mengganggu anak cucu dan
semua keturunan saya
BAB 3
PEMBAHASAN
a. hasil penelitian
Batu Quran merupakan salah satu destinasi wisata religius di Kabupaten
Pandeglang, Banten. Situs berupa kolam tersebut terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya
kurang lebih 300 meter dari kawasan wisata pemandian alam Cikoromoy, Desa Kadu Bumbang,
Kecamatan Cimanuk. Batu Qur’an merupakkan tempat ziarah yang terletak di Kabupaten
Pandeglang, disebut Batu Qur’an karena di tempat tersebut terdapat batu besar yang bertuliskan
Al-qur’an, batu tersebut konon menghalangi atau menutupi sumber air yang terus keluar dari
dalam tanah.
Konon lokasi di mana Batu Quran ini dahulu diyakini adalah pijakan kaki Syekh Maulana
Mansyur ketika hendak pergi berhaji ke tanah suci, Mekkah. Dengan membaca basmalah
sampailah beliau ke tanah suci, Mekkah. Ketika Syekh Maulana Mansyur pulang dari Mekkah,
dia muncul di suatu mata air yang terdapat di daerah Cibulakan Banten, mata air tersebut
memancur sangat deras. lalu Syekh Mansyurudin mengambil Al-qu’ran untuk menghentikan laju
mata air yang memancur deras tersebut, hingga akhirnya pancuran air tersebut dapat dihentikan 
dan Al-qu’ran tersebut berubah menjadi sebuah batu. Peninggalan batu yang bertulis Al’Quran
tersebut di jadikan media penyebaran Islam pada masa itu agar penduduk disekitar gunung
Pulosari mau memeluk agama Islam.
Disamping bernilai wisata sejarah Batu Quran juga banyak di kunjungi orang untuk
menikmati kejernihan mata air yang keluar dari kolam yang di dasarnya terdapat batu bertuliskan
Al’Quran tersebut. Para wisatawan lokal sangat menikmati kejernihan air kolam Batu
Quran untuk mandi dan berendam di kolam yang dingin dan penuh dengan suasana tenang. Jika
Anda mencari bahwa ada tulisan al-Quran di atas batu, Anda tidak akan menemukannya. Batu
Quran hanya berupa kolam pemandian. Batu Quran yang dimaksud yaitu sebuah batu berukuran
besar yang berada di dasar kolam. Saing jernihnya air, batu tersebut dapat dilihat dari pinggiran
kolam.
Di dekat kolam terdapat banyak pohon sehingga kolam dengan luas kurang lebih 15x15 meter
dan kedalaman 1 meter itu sangat teduh. Pengelola juga menyediakan wadah bagi pengunjung
yang ingin membawa air dari sana sebagai oleh-oleh. Selain menjadi tempat mandi para
pengunjung, kolam tersebut merupakan tempat berwudu karena di samping kolam terdapat
sebuah masjid. Jika Ada ingin berwisata di Pandeglang, wisata alam sekaligus wisata wisata
religius ini layak untuk menambah pengalaman berwisata Anda.Batu Quran terletak di Kampung
Cibulakan, Desa Kadu Bumbang.

Nama "cibulakan" yaitu bahasa Sunda dari kata "ci" berarti "air" dan "bulak" berarti
"pancar/memancar". Jadi cibulakan berarti air yang memancar. Cibulakan berjarak kurang lebih
14 kilometer dari Pandeglang kota. Dapat ditempuh dari Alun-alun Pandeglang menuju arah
Labuan hingga pertigaan Cimanuk atau Pasar Batubatar. Dari pertigaan Cimanuk, lalu
mengambil arah ke Kadu Bumbang sekira 7 kilometer. Banyak angkutan umum ke arah Labuah.
Sedangkan menuju lokasi bisa menggunakan jasa ojek.
b. kesimpulan
Batu Quran merupakan salah satu destinasi wisata religius di Kabupaten Pandeglang, .
BantenSitus berupa kolam tersebut terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya kurang lebih 300
meter dari kawasan wisata pemandian alam Cikoromoy, Desa Kadu Bumbang, Kecamatan
Cimanuk. Batu Qur’an merupakkan tempat ziarah yang terletak di Kabupaten Pandeglang,
disebut Batu Qur’an karena di tempat tersebut terdapat batu besar yang bertuliskan Al-qur’an,
batu tersebut konon menghalangi atau menutupi sumber air yang terus keluar dari dalam tanah.
Konon lokasi di mana Batu Quran ini dahulu diyakini adalah pijakan kaki Syekh
Maulana Mansyur ketika hendak pergi berhaji ke tanah suci, Mekkah. Dengan membaca
basmalah sampailah beliau ke tanah suci, Mekkah. Ketika Syekh Maulana Mansyur pulang dari
Mekkah, dia muncul di suatu mata air yang terdapat di daerah Cibulakan Banten, mata air
tersebut memancur sangat deras. 
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : dari warga setempat


Sumber: mendatangi makam batu qur’an kita telaha sesuai teori
Sumber : https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/banten/batu-quran-wisata-religi-yang-
unik-pandeglang-banten.html

Anda mungkin juga menyukai