Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKHIR SOSIOLOGI

KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS

ZIARAH BANTEN

DISUSUN OLEH :

USWATUN HASANAH

KELAS : XII IIS 1

SMA NEGERI 1 BINUANG

Budaya Ziarah di Banten


Banten merupakan sebuah provinsi di Pulau Jawa, Indonesia yang berlokasi paling barat di Pulau Jawa.
Banten sendiri pernah menjadi bagian dari provinsi Jawa Barat, kemudian provinsi ini menjadi wilayah
pemekaran sejak tahun 2000 dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Luas Provinsi
Banten mencapai 9.663 km² dan beribukota di Serang, Populasi masyarakat Banten mencapai 13,16 juta
jiwa pada tahun 2020.

Banten terkenal dengan sejarah panjang kesultanannya yang pernah berjaya sekitar abad 17 Masehi.
Wilayah kekuasaan dari Kesultanan Banten meliputi bagian Barat Pulau Jawa, seluruh wilayah Lampung,
dan sebagian wilayah selatan Jawa Barat. Banten juga mempunyai sebutan sebagai daerah Jawara dan
Ulama. Sebab dalam kehidupan masyarakat Banten sangat kental dengan nilai-nilai adat istiadat, tradisi,
dan budaya dari peninggalan masa-masa Kesultanan dahulu yang hingga saat ini masih dipegang teguh
dan dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakatnya. Meskipun para sultan dan para ulama
penyebar agama Islam di Banten sudah wafat, akan tetapi masyarakat Banten sangat menghargai dan
menghormati jasa-jasa mereka, sehingga muncul budaya ziarah di kalangan masyarakat Banten.

Menurut para ahli, pengertian budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh
sekelompok orang kemudian diwariskan kepada generasi selanjutnya. Budaya itu terbentuk dari
beberapa unsur yang rumit diantaranya yaitu adat istiadat, bahasa, karya seni, sistem agama dan politik.
Bahasa sama halnya dengan budaya, yakni suatu bagian yang tak terpisahkan dari manusia.

Tradisi budaya di setiap daerah selalu memiliki daya tarik tersendiri. Begitu pula di Banten, seperti
debus, ngariung (tahlilan), ngeropok (pawai menggunakan atribut dibulan-bulan besar Islam), hingga
kegiatan ziarah ke makam sultan-sultan ataupun ulama-ulama penyebar ajaran Islam di wilayah ini.
Salah satu budaya yang muncul dan terus dipertahankan serta dilakukan sampai saat ini yaitu budaya
ziarah. Banten sendiri merupakan daerah yang terkenal dengan wisata religinya. Banyak peziarah yang
datang ke Banten dimulai dari peziarah yang berasal dari wilayah Banten itu sendiri maupun peziarah
dari berbagai wilayah di Indonesia. Kedatangan meraka pun tentu untuk berziarah ke makam para sultan
dan para ulama di Banten.

Wisata ziarah di Banten terdapat di beberapa tempat, diantaranya di Kawasan Banten Lama, tepatnya di
samping Masjid Agung Banten yang merupakan makam dari Sultan Maulana Hasanudin sebagai sultan
pertama Kesultanan Banten dan makam-makam keluarga Kesultanan. Tidak hanya di Kawasan Banten
Lama, wisata ziarah di Banten juga berada di Gunung Santri, Bojonegara yang merupakan makam dari
Syeikh Muhammad Sholeh, lalu di Desa Caringin yang terdapat makam Syeikh Muhammad Asnawi, dan
makam Syeikh Mansyur yang berlokasi di Cikadueun, Pandeglang. Serta masih banyak lagi wisata-wisata
ziarah yang ada di tanah Banten.

Dalam sudut pandang hukum Islam mengenai ziarah kubur terdapat beberapa hadits yang
membicarakan mengenai hal tersebut. Hadits-hadits ziarah kubur berkenaan dengan diperbolehkannya
ziarah kubur dengan tujuan dan hikmah tertentu.

Sebagaimana hadits Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallâhu ‘anhu dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa
âlihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka
(sekarang) ziarahilah kuburan.” (HR. Imam Muslim dan Abu Daud).
Penjelasan hadits di atas disampaikan bahwa ziarah kubur pada awalnya dilarang dan setelah itu
diperbolehkan oleh Rasulullah. Untuk itu, ziarah kubur menjadi suatu hal yang berhukum mubah, tidak
diwajibkan atau tidak juga menjadi suatu hal yang haram untuk dilakukan. Melakukannya bisa
mendapatkan hikmah dan bernilai. Namun, pelaksanaannya tentu diserahkan kepada masing-masing
orang yang akan melakukan.

Ziarah sendiri merupakan salah satu praktik sebagian besar umat beragama yang memiliki makna moral
yang penting. Ziarah dilakukan ke suatu tempat yang dianggap suci dan penting bagi keyakinan dan iman
yang bersangkutan. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali manusia akan kematian, meneguhkan
keimanan dan mensucikan diri. Di Banten, ziarah bukan hanya sekedar itu, akan tetapi menjadi suatu
rutinitas dan diyakini mempunyai nilai spiritual yang tinggi. Karena dalam pelaksanaan ziarah kubur
terkandung makna dan tujuan untuk mendo’akan almarhum/almarhumah, mendekatkan diri kepada
Sang Maha Pencipta dan meminta karomah serta keberkahan dari makam yang dikunjunginya, baik
makam para sultan, para ulama ataupun orangtua (nenek moyang) yang sudah mendahuluinya.

Ziarah di Banten sudah menjadi budaya dan rutinitas yang dilakukan oleh masyarakatnya. Hal itu
terbukti bahwa tempat-tempat penziarahan akan ramai dikunjungi oleh peziarah baik dari masyarakat
Banten itu sendiri maupun masyarakat luar Banten. Terutama pada momen-momen tertentu
diantaranya menjelang bulan Ramadhan atau yang sering disebut munggahan, pada hari Raya Idul Fitri,
hari Raya Idul Adha, Bulan Maulud, Bulan Rajab dan setiap hari Jum’at pada setiap bulan-bulan biasanya,
terutama Jum’at Kliwon yang dianggap mempunyai nilai spiritual yang berbeda dari Jum’at-Jum’at
lainnya.

Budaya ziarah sudah mendarah daging di masyarakat Banten sehingga menjadi ritual wajib yang harus
dilakukan pada momen-momen tertentu. dengan catatan bahwa budaya ziarah kubur jangan sampai
malah menjerumuskan masyarakat kepada praktik kemusyrikan dan praktik-praktik lainnya yang
dilarang oleh syariat agama Islam. Tetapi dengan melakukan ziarah kubur, semata-mata untuk tetap
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Tradisi nyekar ke makam Sultan Hasanudin, di hari besar Islam seperti peringatan Maulid Nabi ini, di
Masjid Banten Lama sudah turun temurun atau tradisi. Selain ziarah dan berdoa di makam Sultan
Maulana Hasanudin, Masjid Agung Banten menjadi tempat wisata bagi warga yang datang, karena
Masjid Agung Banten dinilai mempunyai arti dan sejarah dalam pendirian Banten. Masjid Agung Banten
dipadati warga karena berbarengan dengan libur panjang, seperti libur sekolah, Maulid Nabi, Natal dan
jelang tahun baru. Budaya ziarah di makam Sultan Maulana Hasanudin, menjadi adat warga Banten
sendiri. Namun, tidak sedikit penziarah yang datang dari luar Banten. Bahkan ratusan warga
memanjatkan do’a hingga keluar pelataran makam. Salah satu warga dari luar Banten, yakni Suryani, dia
datang dari Lampung untuk berziarah. Selain itu juga, untuk mengenal lebih dekat dengan sejarah
Banten. Sementara itu, warga Banten, biasanya mereka berziarah ke kawasan Masjid Banten Lama, dan
langsung berekreasi ke kawasan pantai yang ada di Banten.

Alamat tempat ziarah di banten

1. Lokasi pertama yang banyak di datangi para peziarah adalah Makam Syech Tubagus Zakaria atau
disebut dengan nama lain Tumenggung Raden Arya Santika, ulama asal Arab yang Hijrah ke Indonesia
guna menyiarkan syariah Islam. Makam yang terletak di Jalan Simpati RT 04/02 Batuceper Selatan, Kota
Tangerang.

2. Daftar makam wali di banten berikut nya yang menjadi wisata religi adalah Makam Syekh Maulana
Magribi. Situs keramat ziarah yang merupakan salah satu bukti sejarah adanya penyebaran islam di
kabupaten Pandeglang yang berlokasi di kampung Kumalirang kelurahan Kabayan kecamatan
pandeglang.

Syeh Maulana Magribi adalah seorang penyebar agama islam yang berasal dari orang Magrib di Timur
Tengah dan masa hidup beliau setelah zaman Syech Maulana Hasanudin Banten & ada Pula sebagian
ulama beranggapan Masa hidup beliau Sebelum lahirnya kerajaan Padjadjaran ditanah Pasundan.
Banyak sekali para penziarah yang berdatangan dari luar Pandeglang Bermaksud ‘ngalap berkah’ di
makam Syeh Maulana Maghribi Kumalirang Banten

3. Tempat ziarah di pandeglang banten berikut nya yaitu Makam Syekh Abdul Jabbar. Semasa hidup nya
beliau merupakan salah satu sahabat sultan hasanudin. Selain lingkungan pemakaman nya yang bersih,
terdapat area untuk wudhu dengan air yang mengalir seperti sungai. Pemakaman ini memiliki 2 ruangan
yang hanya bisa menampung kurang lebih sekitar 20 orang per kunjungan. Lokasi: Kampung Pasir
Kecapi, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang

4. Selanjut nya tempat ziarah di serang, banten adalah akam Syekh Muhammad Sholeh bin
abdurrahman semasa hidup beliau adalah ulama yang menyebarkan Islam di Pantai Utara Banten. lokasi
Makamnya berada di puncak Gunung Santri yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 500 meter
Lokasi: Gunung Santri, Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang.

5. Lokasi berikut nya tempat ziarah di Banten Lama yaitu kompleks Pemakaman Kesultanan Banten.
Lokasi nya tepat berada di sisi utara Masjid Agung Banten, terdapat makam tokoh-tokoh besar yang
dimakamkan di kompleks ini . Diantaranya adalah Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng
Tirtayasa, Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar, hingga Sultan Zainul Abidin.

6. Batu Qur’an Salah tempat ziarah di banten yang tidak boleh anda lewatkan. Alamat berada di kaki
Gunung Karang. Sejarah Penamaan Batu Qur’an berasal dari batu dengan ukuran besar yang bertuliskan
Alquran. masyrakat sekitar percaya hanya orang-orang pilihan yang memiliki ilmu tinggi yang bisa
melihat tulisan Alquran di batu besar ini. Lokasi di Jalan Cikoromoy, Gunungsari, Kecamatan Cimanuk,
Kabupaten Pandeglang

7. Makam Buya Histomi atau Ahmad Histomi semasa hidup nya terkenal sebagai sosok yang
mengabdikan hidupnya untuk agama Islam. Beliau adalah tokoh yang mempunyai peran mendirikan
pesantren Al-Hidayah dan memiliki banyak santri yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap tahun nya
banyak warga yang terlibat dalam acara mengenang kematiannya. dan sering dihadiri sejumlah tokoh
penting. Lokasi: Kampung Cisantri, Desa Curug Barang, Cipeucang, Kabupaten Pandeglang.

8. Makam Syekh Maulana Mansyuruddin/mansur . Dari beberapa informasi yang berkembang di


masyarakat beliau ini merupakan nama lain dari Sultan Haji, putra dari Sultan Banten ke-6, yaitu Sultan
Agung Abdul Fatah Tirtayasa. makam nya terletak di Desa Cikadeun, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten
Pandeglang

9. Lokasi tempat ziarah berikut nya adalah Masjid Agung Tanara, dalam catatan sejarah nya Masjid ini
merupakan peninggalan Sultan Maulana Hasanuddin yang menjadi Raja Banten pertama. Jejak dakwah
agamai Islam Banten juga berawal di masjid yang unik dan klasik ini. Selain bernilai sejarah mesjid ini
menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun luar kota terletak di Kampung Tanara, Serang

10. Berikut nya tempat ziarah di banten ujung kulon, terdapat sebuah tempat bernama Sanghyang Sirah
yang terletak di ujung paling barat pulau Jawa. Salah satu tempat wisata religi paling banyak di kunjungi
para peziarah dari berbagai daerah karena di anggar keramat. Untuk akses menuju lokasi Shangyang
Sirah terbilang tidak mudah. Pilihan pertama bisa berjalan kaki selama dua hari dari Desa Taman Jaya,
atau pilihan kedua menggunakan perahu dengan waktu tempuh berjam-jam.

11. Makam KH Asnawi atau Mama Asnawi. Ulama pemberani ini lahir di Kampung Caringin sekitar tahun
1850 Masehi, ayah kandung nya bernama Abdurrahman dan ibunya bernama Ratu Sabi’ah dan
merupakan keturunan ke 17 dari Sultan Ageng Mataram atau Raden Fattah.

Selain dikenal sebagai ulama, beliau adalah pejuang yang pantang menyerah, keberanian dan kegigihan
nya membuat segan penjajah belanda pada saat itu. KH Asnawi meninggal pada tahun tahun 1937 dan
sampai dengan saat ini makam nya tidak pernah sepi dari para peziarah

Hikmah Ziarah Kubur

Mengingat kematian. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian). Selalu ingin
berbuat baik sebagai bekal kelak di alam kubur dan hari akhir. Mendoakan si mayat yang muslim agar
diampuni dosanya dan diberi kesejahteraan di akhirat.

Dengan ziarah kubur, umat Islam akan mengingat bahwa kematian itu nyata adanya,” terang Arofah
selanjutnya. Pada prinsipnya tujuan utama dari ziarah kubur ialah mengingatkan peziarah yang masih
hidup di dunia akan kematian dan bahwa ada kehidupan setelah alam dunia yang pasti dihadapi, yaitu
akhirat.
Adab ziarah kubur antara lain adalah:

Ketika masuk area kuburan, disunnahkan mengucapkan salam kepada ahli kubur, sebagaimana yang
diajarkan oleh Rasulullah Saw. mengajarkan kepada para sahabat agar ketika masuk kuburan
mengucapkan yang Artinya: “Semoga keselamatan dicurahkan atasmu wahai para kubur dari orang-
orang yang beriman dan orang-orang Islam. Dan kami, jika Allah menghendaki, akan menyusulmu. Aku
memohon kepada Allah agar memberikan keselamatan kepada kami dan kamu sekalian (dari siksa).” (HR
Muslim).

Tidak duduk di atas kuburan, serta tidak menginjaknya berdasarkan sabda Nabi Saw. yang artinya
“Janganlah kalian shalat (memohon) kepada kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya.” (HR.
Muslim).

Tidak melakukan thawaf sekeliling kuburan atau kegiatan lainnya dengan niat untuk bertaqarrub
(mendekatkan diri kepada Allah Swt.) karena hal itu tidak pernah diajarkan oleh Nabi Saw.

Tidak boleh memohon pertolongan dan bantuan kepada mayit, meskipun dia seorang Nabi atau wali
sebab hal itu termasuk perbuatan syirik.

Disunnahkan untuk ziarah kubur dengan tujuan mengambil pelajaran dan mengingat kematian.

Anda mungkin juga menyukai