Anda di halaman 1dari 5

Syaikh Abdus Shamad al-

Palimbani
Ia merupakan salah seorang ulama terkenal
yang berasal dari Sumatra Selatan. Ayahnya
adalah seorang Sayid dari San’a, Yaman. Ia
dikirim ayahnya ke Timur Tengah untuk belajar.
Di antara ulama sezaman yang sempat bertemu
dengan beliau adalah:

Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari, Abdul


Wahab Bugis, Abdurrahman Bugis alBatawi dan
Daud al-Tatani.

Syekh Abdus Somad al-Palimbani merupakan dai


yang menaruh kepedulian tinggi pada
perkembangan sosio-religius umat Islam,
khususnya kaum Muslimin Nusantara. Saat itu,
masyarakat umumnya merasakan pahitnya masa
penjajahan. Untuk itu, sang syekh sering kali
mengobarkan semangat mereka untuk tidak takut
dalam memberikan perlawanan.
Selain masalah keagamaan di Tanah Air,
perhatiannya juga tertuju pada masalah
kolonialisme Barat di negeri-negeri Islam. Perhatian
dan keprihatinannya ini ia tuangkan dalam kitab
berjudul Nasihah al-Muslimin wa Tazkirah al-
Mu'minin fi Fada'il al-Jihad fi Sabil Allah wa
Karamah al-Mujahidin. Karya itu berarti, `Nasihat
bagi Muslimin dan Peringatan bagi Mukminin
mengenai Keutamaan Jihad di Jalan Allah.' Kitab itu
ditulisnya dalam bahasa Arab pada tahun 1772 M.
Syekh al-Palimbani menghabiskan sebagian besar
hidupnya di Haramain. Di dua tanah suci itu, dirinya
menuntut ilmu dan mengajar.Namanya tidak hanya
masyhur di tengah komunitas Jawi, yakni para
pelajar setempat yang berasal dari Nusantara.
Muslimin lokal pun menghormatinya lantaran
kedalaman ilmu sang syekh.
Peran pentingnya bukan hanya karena
keterlibatannya dalam jaringan ulama. Dalam
konteks persebaran tasawuf, dirinya juga turut
berperan. Ia termasuk ulama-sufi yang
menyebarkan kesadaran jihad umat dalam
melawan penjajahan. Bagi para pelajar Jawi,
perhatian sang ulama asal Palembang itu pada
keadaan Nu santara tak perlu diragukan lagi. Di
Haramain, orang-orang mengenalnya sebagai tokoh
yang kuat memelihara ikatan dan komitmen batin
dengan negeri asal.
Selama menuntut ilmu di Haramain, ia menjadi
kawan seperguruan Muhammad Arsyad al-Banjari,
Abdul Wahhab Bugis, dan Abdurrahman al-Batawi.
Seperti al-Palimbani, ketiga kawannya ini juga
merupakan ulama yang berasal dari Nusantara.
Semuanya berperan penting dalam penyebaran
Islam di wilayah Indonesia dalam kurun pascaabad
ke-17.
Al-Palimbani bersama ketiganya kerap kali disebut
sebagai Empat Serangkai dari Indonesia.Dalam
buku Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari
Tuan Haji Besar, Abu Daudi menggambarkan
mereka semua sebagai tokoh-tokoh yang selalu
seiring sejalan. Para masyayikh itu mendapatkan
pendidikan dari guru yang sama.Ilmu dan amal
yang difokuskannya pun sama.Pengaruhnya pun
sama besarnya bagi perkembangan dakwah Islam
di Tanah Air.
Empat Serangkai diyakini pernah berguru ilmu
tasawuf pada Syekh Muhammad bin Abdul Karim
Samman al-Madani. Sang guru merupakan seorang
ulama besar sekaligus wali quthub di Madinah.
Mereka berempat berhak atas gelar dan ijazah
khalifah dalam Tarekat Sammaniyah Khalwatiyah.
Keempatnya juga berguru kepada Abdul al- Mun'im
al-Damanhuri; Ibrahim bin Muhammad al-Ra'is al-
Zamzami al-Makki (1698-1780 M)yang terkenal
sebagai ahli Ilmu Falak (Astronomi); Muhammad
Khalil bin Ali bin Muhammad bin Murad al-Husaini
(1759-1791 M)yang terkenal sebagai ahli sejarah
dan penulis kamus biografi Silk al-Durar;
Muhammad bin Ahmad al-Jauhari al-Mishri (1720-
1772 M)yang terkenal sebagai seorang ahli hadis;
dan Athaillah bin Ahmad al-Azhari al-Mashri al-
Makki, yang juga terkenal sebagai seorang ahli
hadis ternama serta dianggap sebagai isnad unggul
dalam telaah hadis.

Semasa hidup, Syekh Abdus Shomad tidak


hanya aktif dalam berdakwah ke berbagai daerah
di Timur Tengah, tetapi juga menjadi seorang
penulis yang produktif. Kitabnya sampai
sekarang masih dibaca dan dipelajari di
Palembang, terutama Hidayatus
Salikin dan Sairus Salikin. Adapun beberapa
karangannya adalah:

 Zuhratul Murid (Mantiq, 1764)


 Tuhfat alRaghibin (1774)
 Urwat alWusqa (Tarekat Sammaniyah)
 Ratib Abdus Somad
 Zad alMuttaqin (Tauhid)
 Siwatha alAnwar
 Fadhail alIhya li alGhazali (Tasawuf)
 Risalah Aurad wa Zikir
 Irsyadan afdhal alJihad
 Nasihat al-Muslimin  wa  Tazkirat   al-
Mukminin  fi  Fadhail  al-Jihad  fi Sabilillah
(Perang Sabil)
 Hidayat alSalikin (Tasawuf, 1778)
 Sair asSalikin (Tasawuf, 17791788)

Anda mungkin juga menyukai