KOTA BATU
Sekretariat : Kantor Bakesbangpol Balai Kota Among Tani B-Lt II
Jalan: Panglima Sudirman No.507. Kota Batu Telp. ( 0341 ) 590936, ( 0341 ) 594489
Alhamdulillah. Berkat kerja sama semua elemen masyarakat dan pemerintah, pada
kamis 6 Agustus 2020 desa mojorejo mendapatkan apresiasi dari Gubernur jawa timur dan
kepala kanwil kementerian agama berupa dana pembinaan desa sadar kerukunan sebesar
Rp.30.930.000. Apresiasi ini didapatkan setelah desa mojorejo ditetapkan sebagai desa sadar
kerukunan umat beragama oleh wali kota batu pada 28 November 2019. Dan telah diadakan
visitasi oleh Bagian Hukum dan KUB kanwil kemenag provinsi jawa timur pada tanggal 7 Juli
2020.
Pemilihan desa mojorejo sebagai desa sadar kerukunan umat beragama ini telah melalui
proses yang cukup Panjang, dimana dimulai dengan kunjungan FKUB KOTA BATU kota bat
uke desa laban, kabupaten gresik pada tanggal 2 november 2019. Desa laban sebelumnya telah
ditetapkan oleh kanwil kemenag provinsi jawa timur sebagai desa sadar kerukunan umat
beragama yang mana dari hasil kunjungan tersebut FKUB Kota Batu mendapatkan beberapa
poin; 1. Adanya rumah ibadah yang bersebelahan dan tidak pernah terjadi gesekan yang
mengganggu aktivitas ibadah satu-sama lain; 2. Adanya perbedaan agama pada satu keluarga
yang tidak menimbulkan renggangnya hubungan kekerabatan; dan 3. Kerukunan antar umat
beragama juga tercermin dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Pembahasan dalam rapat FKUB KOTA BATU kota batu setelah diadakannya
kunjungan tersebut adalah dibahasnya agenda “bagaimana terbentuknya di kota batu desa sadar
kerukunan umat beragama yang selanjutnya dapat dijadikan pola bagi desa yang lain dalam
menjaga kerukunan umat beragama”. Pembahasan pertama adalah disepakatinya kriteria yang
ditetapkan oleh kanwil kemenag yaitu; 1. Terdapat 3 atau lebih rumah ibadah dan umat yang
berlainan dalam satu wilayah di desa; 2. Tidak pernah terjadi konflik antar umat beragama.
Kondisi kota batu terdiri dari 3 kecamatan yang mempunyai 19 desa dan 5 kelurahan
ini memudahkan FKUB Kota Batu kota batu untuk mengadakan seleksi desa sadar kerukunan
berdasarkan kriteria-kriteria kemenag tersebut. Dari hasil seleksi awal didapatkan 2 desa dan 4
kelurahan yang memenuhi kriteria tersebut, yaitu Desa pesanggrahan, desa mojorejo,
kelurahan sisir, dan kelurahan ngaglik. Berikutnya seleksi difokuskan pada 2 desa yaitu desa
pesanggrahan dan desa mojorejo. Desa pesanggrahan selain tidak pernah ada konflik antar
umat beragama, memiliki masjid-mushola, Gereja-kapel Katolik dan Gereja protestan.
Sedangkan desa mojorejo selain tidak pernah ada konflik antar umat beragama, memiliki
masjid-mushola, Gereja-Rumah doa dan vihara yang didalamnya termasuk sekolah tinggi
agama buddha. Ada dan terpeliharanya tradisi anjangsana yang dilakukan oleh masyarakat
mojorejo pada tiap hari raya menjadi penentu FKUB KOTA BATU memilih desa mojorejo
sebagai desa sadar kerukunan umat beragama.
FKUB KOTA BATU melakukan langkah inisiasi dari bawah hingga ke atas setelah
ditentukan desa mojorejo sebagai desa sadar kerukunan berupa; 1. Silaturahmi ke kepala desa
dan perangkat desa mojorejo, 2. audiensi dengan wali kota batu, 3. Audiensi dengan wakil
walikota batu dan kepala kantor kemenang kota batu selaku dewan penasihat FKUB KOTA
BATU, 3. sosialisasi ke tokoh agama dan tokoh masyarakat dusun… serta ibu-ibu PKK.
Pada acara pengukuhan pengurus FKUB KOTA BATU periode 2019-2024 di Gedung
kertarejasa-sekolah tinggi agama buddha pada tanggal 28 november 2019 juga dilakukan
pengesahan desa mojorejo sebagai desa sadar kerukunan umat beragama oleh wali kota batu.
Langkah-langkah pembinaan desa tersebut dilakukan oleh FKUB KOTA BATU
dimana diawali dengan koordinasi yang melibatkan Kesbangpol, Kemenag, Dinas
perindustrian dan perdagangan, koperasi dan UMKM, serta dinas pariwisata. Hasil koordinasi
tersebut dilanjutkan dengan pertemuan dengan warga-tokoh masyarakat desa bersama FKUB
KOTA BATU dan dinas pada tanggal… dimana dalam pertemuan tersebut diharapkan
tergalinya potensi yang ada pada desa mojorejo untuk secara Bersama-sama dikembangkan
baik di bidang umkm maupun pariwisata. Pengelolaan dan peningkatan nilai potensi tersebut
diharapkan mampu menjadikan desa mojorejo sebagai desa yang lebih maju baik dibidang
kerukunan umat beragama maupun di bidang lainnya.
Selanjutnya dengan dana pembinaan FKUB KOTA BATU akan melaksanakan
pembinaan desa sadar kerukunan umat beragama berupa pelaksanaan pojok literasi, pojok
budaya dan keterampilan, pendampingan UMKM, dan pembuatan basis data umat beragama.
Pembinaan desa sadar kerukunan tersebut akan dilaksanakan dalam waktu dekat, menunggu
status zona merah desa mojorejo dicabut.
PROFIL DESA
Pada tempat yang berbeda, antara Beji dan Mojorejo terdapat sejenis lumpang
batu. Warga setempat menamainya dengan Lumpang Kentheng. Menurut para ahli
sejarah, pada zaman dahulu lumpang ini digunakan sebagai alat untuk menubuk biji-
bijian. Selain itu juga digunakan untuk perlengkapan upacara kesuburan tanah dan
tanaman. Pada zaman Hindu Budha upacara ini sering disebut sebagai Upacara Dewi
Sri. Lumpang batu juga digunakan untuk perlengkapan upacara penetapan daerah
perdikan (Sima). Biasanya pada acara seperti ini selalu dilakukan dengan pemotongan
leher ayam (menetek guluning ayam) dengan lumpang batu sebagai landasannya.
Pada masa ini Desa Mojorejo merupakan wilayah yang diperhitungkan. Sumber
sejarah yang membuktikan hal ini adalah ditemukannya artefak patung peninggalan di
zaman Singhashari, serta berserakannya batu-bata merah bekas reruntuhan candi di
Dusun Kajang. Beberapa artefak yang ditemukan ini sekarang tinggal patung berupa
pipi dan batu –batu candi yang berukuran besar yang ada, demikianjuga stupa lingga
dan yoni yang lainnya raib dibawa orang yang tidak bertanggung jawab.
Menurut legenda dari Punden Mojo bahwa yang mbedah krawang Desa Mojorejo
adalah Mbok Mas Kapuk (putri Tunjung Biru) istri dari bangsawan yang hidup di masa
akhir pemerintahan Singasari (zaman Kertanegara) dan salah seorang senopati di masa
awal Majapahit yaitu Banak Kapuk. Dalam pandangan Hindu, lingga dan yoni
merupakan perwujudan dari Dewa Shiwa.
Berdasarkan temuan yang ada di daerah ini, maka bisa dikatakan bahwa pada
zaman Hindu Budha Mojorejo sudah berpenghuni. Daerah ini merupakan pusat
peribadatan agama Hindu yang dianut oleh mayoritas masyarakat.
Islam masuk ke Desa Mojorejo diperkirakan pada abad ke 15. Pertama kali Islam
masuk dibawa oleh tokoh agama yang bernama Kyai Buyut Bekel. Salah seorang
bangsawan Kerajaan Mataram.
Perjuangan Kyai Buyut Bekel dalam memperjuangkan dan menyebarkan Islam
pada saat itu sangat berat. Karena pada saat itu mayoritas agama yang dianut oleh
masyarakat adalah Hindu. Masyarakat memiliki fanatik yang luar biasa dalam memeluk
agama Hindu. Walaupun beliau sangat lama dalam bergaul dengan masyarakat, namun
belum membawa hasil yang maksimal dalam mengembangkan Islam. Namun cara
beliau yang santun dan pandai dalam berdakwah lewat seni dan budaya sehingga islam
bisa diterima di desa Mojorejo lewat proses akulturasi yang perlahan-lahan tanpa
merubah secara radikal akar budaya yang telah ada di masyarakat.
Dusun Kajang
Mbah Hasbi adalah orang yang pertama kali membuka dusun ini (mbedah
kerawang). Beliau adalah parjurit Pangeran Diponegoro yang membuka pondok
pesantren/ padepokan dan dianggap sebagai orang pertama yang membuka dusun ini.
Setelah meninggal beliau dimakamkan di gunung Bathok. Daerah ini sampai sekarang
masih dikeramatkan oleh penduduk sebagai tempat upacara adat, bersih desa ataupun
selamatan desa.
Nama Kajang diambil dari nama seekor ular besar (jenis phython) yang terdapat
di pesawahan pada saat membuka areal persawahan dari jenis puspo kajang yang dahulu
sangat banyak ditemui di daerah ini. Jenis ular ini pada masa lalu telah berhasil
dijinakkan dan pada hari-hari tertentu muncul di pesawahan. Inilah kemudian
masyarakat menyebutnya sebagai Dusun Kajang.
Dusun Ngandat
Asal-usul nama Ngandat diambil dari sebuah pohon yang dahulu banyak tumbuh
di daerah ini dan disekitarnya banyak muncul sumber air yang dijadikan sendang.
Sekarang ini pohon tutup sendiri sudah hampir punah. Mungkin hanya tinggal satu dua
saja yang tersisa.
Adalah Mbok Tarni, seorang buyut yang menghuni sendang yang dianggap
sebagai orang pertama yang membuka dusun ini.
Menurut legenda yang memberi nama Desa Mojorejo adalah Mbok Mas Kapuk
atau yang lebih dikenal dengan sebutan Eyang Mojo. Beliau disemayamkan didekat
pohon Mojo raksasa oleh karenanya versi dari nama Mojorejo diambil. Mojorejo di
ambil dari nama Mojo = pohon Mojo yang berbuah lebat dan Rejo = artinya ramai,
karena banyak pendatang yang ikut membangun desa sehingga desa ini menjadi ramai.
Untuk jaman sekarang Desa Mojorejo diartikan sebagai jiwa atau semangat yang
membaja /kuat untuk bersama-sama membangun desa kearah yang lebih baik dan lebih
sejahtera.
Hingga kini desa ini disebut sebagai Desa Mojorejo yang hingga kini sudah
memiliki sistem administrasi yang jelas dan menjadi bagian dari desa-desa yang berada
di wilayah Kota Batu.
Adapun nama petinggi/ Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Mojorejo, dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
DESA : MOJOREJO
KECAMATAN : JUNREJO
KOTA : BATU
A. BIDANG PEMERINTAHAN
I. BIDANG PEMERINTAHAN
1. Luas Wilayah
a. Luas Desa : 175 Ha
b. Batas Wilayah
Sebelah Utara : Desa Torongrejo, Desa Pendem
Sebelah Timur : Desa Dadaprejo
Sebelah Selatan : Desa Junrejo
Sebelah Barat : Desa Beji
2. Kondisi Geografis
a. Ketinggian dari permukaan laut : 600 – 650 m
b. Banyaknya curah hujan : 2.000 – 3.000 mm/th
c. Topografi : Dataran Tinggi
d. Suhu rata – rata : 21 C – 24 C
II. PERTANAHAN
i) a. Tanah bersertipikat :
b. Tanah yang belum bersertipikat :
c. Tanah kas Desa : 83,250 Ha
ii) Peruntukan
a. Pemukiman / Perumahan : 33,570 Ha
b. Pekarangan : 19,380 Ha
c. Pertanian : 31,220 Ha
d. Kuburan / Makam : 2,400 Ha
e. Lapangan : 1,140 Ha
f. Sekolahan : 2,700 Ha
g. Perkantoran : 0,900 Ha
h. Masjid : 0,190 Ha
i. Mushola : 0,080 Ha
III. KEPENDUDUKAN
Gambaran umum demografis Desa MOJOREJO dapat dilihat pada tabel dibawah ini
:
Tabel 1.
Jumlah Penduduk Desa Mojorejo menurut Jenis Kelamin dan Golongan Umur.
No Tingkatan penduduk Jumlah( jiwa) Presentase %
Tabel 2
Jumlah Penduduk Desa MOJOREJO menurut Jenis Pekerjaan
Tabel 3
Jumlah Penduduk Desa Mojorejo menurut keadaan cacat
Cacat Fisik
Tuna Rungu
Tuna Wicara
Tuna Netra
Lumpuh
Total
Tabel 4
Jumlah Penduduk Desa Mojorejo menurut Usia Produktif
2 Tidak Produktif
Total
Tabel 5
Jumlah Penduduk Desa Mojorejo menurut Agama yang dianut
1 ISLAM 4579
2 KRISTEN 698
3 KATHOLIK 6
4 HINDU 1
5 BUDHA 286
6 KEPERCAYAAN 0
7 KONGHUCU 0
JUMLAH 5.570
Tabel 6
Jumlah Penduduk Desa Mojorejo Menurut tingkat pendidikan
1 SD 1972
2 SMP 1244
3 SMU 1118
4 KEJURUAN 647
5 AKADEMI 261
JUMLAH
VI. KEAMANAN
a. Jumlah Anggota LINMAS : 41 Orang
b. Jumlah LINMAS terlatih : 30 Orang
c. Jumlah Pos Jaga : 1 Buah
d. Jumlah Posko Keamanan : 8 Buah
e. Jumlah Pemadam Kebakaran : 2 Unit
f. Bankom ORARI Desa : - Orang
VII. BIDANG PEMBANGUNAN
1. SARANA TEMPAT IBADAH
a. Jumlah Masjid : 10 Buah
b. Jumlah Mushola : 13 Buah
c. Jumlah Gereja : 2 Buah
d. Jumlah Vihara : 1 Buah
e. Jumlah Pure : - Buah
f. Jumlah Gedung Aliran Kepercayaan : - Buah
g. Jumlah TPQ : 8 Buah
2. SARANA PENDIDIKAN
a. GedungPaud : 2 Buah
b. Gedung TK : 2 Buah
c. Gedung SD : 2 Buah
d. Gedung MTS : 1 Buah
e. Gedung Taman Posyandu : 1 Buah
3. SARANA KESEHATAN
a. Jumlah Polindes : 1 Buah
b. Jumlah Posyandu Balita : 8 Buah
c. Jumlah Posyandu Lansia : 8 Buah
4. SARANA PEMERINTAHAN
a. Jumlah Balai Desa : 1 Buah
5. SARAN OLAH RAGA
a. Lapangan Sepak Bola : 1 Buah
b. Lapangan Volli : 1 Buah
c. Lapangan Bulutangkis : - Buah
d. Tenis Meja : 2 set
e. Peralatan Volli : 1 set
f. Peralatan Sepak Bola : 1 set
6. SARANA KESENIAN
a. Sanggar Seni : 1 Buah
b. Terbang Jidor : 22 Buah
c. Bantengan : 2 Buah
d. Jaran Kepang : 2 Buah
e. Pencak Silat : 2 Buah
f. Orkes : 2 Buah
g. Wayang Orang : 1 Buah
Umum
Menurut legenda yang memberi nama Desa Mojorejo adalah Mbok Mas Kapuk atau
yang lebih dikenal dengan sebutan Eyang Mojo. Beliau disemayamkan didekat pohon
Mojo raksasa oleh karenanya versi dari nama Mojorejo diambil. Mojorejo di ambil dari nama
Mojo = pohon Mojo yang berbuah lebat dan Rejo = artinya ramai, karena banyak pendatang
yang ikut membangun desa sehingga desa ini menjadi ramai. Untuk jaman sekarang Desa
Mojorejo diartikan sebagai jiwa atau semangat yang membaja /kuat untuk bersama-sama
membangun desa kearah yang lebih baik dan lebih sejahtera.
Desa Mojorejo merupakan salah satu desa dari 19 desa di wilayah Kota Batu. Luas desa
Mojorejo 83.250 Ha. Permukiman, sawah, dan pertanian menjadi fungsi utama pertanahan di
wilayah desa Mojorejo dengan 91%, dan sisanya untuk fungsi lain.
Secara administratif batas-batas wilayah desa Mojorejo adalah sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Desa Torongrejo, Desa Pendem
• Sebelah Timur : Desa Dadaprejo
• Sebelah Selatan : Desa Junrejo
• Sebelah Barat : Desa Beji
Kependudukan
Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2019 tercatat jumlah penduduk desa Mojorejo
sebesar 5.570 jiwa terdiri dari laki-laki 2.761 jiwa, perempuan 2.809 jiwa, yang tersebar di 2
Dusun dan 8 RW.
Secara berurutan mayoritas warga mojorejo memeluk agama islam sejumlah 4.579 orang
diikuti dengan, 689 warga pemeluk Kristen, 286 warga pemeluk Buddha, 6 orang pemeluk
Hindu, dan 1 orang pemeluk Katolik.
Pemerintahan
Desa Mojorejo terbagi dalam dua dusun dan 8 RW merupakan desa swasembada.
Secara struktur pemerintahan desa terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris, Kaur Pemerintahan,
Kaur Kesra, Kaur Perencanaan, Kaur Keuangan, Kaur Umum, Kepala Dusun, Kepala Sie dan
Staf-staf Desa.
Sosial, Budaya, dan Agama
1. Kehidupan Sosial Ekonomi
Masyarakat desa Mojorejo Kecamatan Mojorejo Kota Batu memiliki kemampuan
ekonomi yang cukup didukung dengan adanya pengembangan wisata dan
pembangunan di sekitar wilayahnya sehingga pembangunan ekonomi lancar. Ibu-
ibu mojorejo juga aktif dalam pengembangan UMKM untuk produksi oleh-oleh
keringan.
di Kehidupan sosial sangat kental dengan bergotong royong saling membantu satu
yang lain yang kuat membantu yang lemah. Matapencaharian penduduk desa
Mojorejo sangat beragam yaitu petani, buruh, pedagang, pegawai swasta, PNS,
Polisi.