Penulis:
Dr. Misnah, S.Pd. M.Pd
Editor
D. Bahri, S.P.M.Pd
Drs. Rizali, M.Si
ISBN :
Design Cover :
Yanu Fariska Dewi
Layout :
Hasnah Aulia
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Urgensi Penelitian
Urgensi penelitian ini adalah melakukan
dokumentasi dan inventarisasi terhadap peninggalan
kebudayaan megalith yang ada di Wilayah Kabupaten
Sigi yaitu peninggalan megalith hal ini disebabkan
karena pentingnya sebagai bentuk pewarisan
peninggalan budaya kepada generasi muda melalui
pendokumentasia dan inventarisasi, karena mengingat
pewarisan budaya tutur lisan yang akan diuraikan oleh
para informan merupakan hasil tradisi fork lore (tradisi
tutur lisan) yang perlu dituliskan dan didokumen-
tasikan. Mengingat wilayah Kabupaten Sigi Provinsi
Sulawesi Tengah sebagai wilayah yang berada pasa
zona merah, sehingga pentingnya melakukan
pemotretan hasil peninggalan kebudayaan megalith
tersebut dan akan digunakan menjadi sumber belajar
sejarah di Sulawesi Tengah.
3. Pendekatan Metodologis
Kajian riset ini mendeskripsikan, menganalisis,
peristiwa yang berkaitan dengan peradaban
kebudayaan megalith lumpang batu pada situs
megalith, kepercayaan masyarakat pendukung
sebelum masuknya agama, dengan menggunakan
6
metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan menggunakan observasi atau
pengamatan langsung terhadap peradaban masyarakat
pendukung kebudayaan pada situs lumpang batu,
wawancara kepada para informan yaitu took adat,
anggota adat, pemuda dan generasi muda yang
memiliki pengetahuan tentang situs megalith lumpang
batu tersebut dan dokumentasi. Teknik analisis data
penulis menggunakan data reduction, data display, dan
penarikan kesimpulan.(Miles, M. B., & Huberman,
1992)
7
BAB II
INVENTARISASI BUDAYA
MEGALITIK DI KABUPATEN SIGI
9
Ukuran pada gambar 2 merupakan jenis lumpang
batu yang memiliki ikuran yang utuh dengan jenis ukuran
panjang 32 cm, ukuran tinggi 8 cm, bentuk kedalaman
diameter lubang 2 cm, dan lebar diameter lubang 7 cm.
10
Gambar 4. Bentuk asli Vatu Nonju dengan ukuran yang
berbeda (Dokumentasi Misnah 2022)
11
Ukuran situs lumpang batu pada gambar 5 ini
memberikan penjelasan mengenai ukuran panjang yaitu
90 cm, ukuran tinggi 45 cm, kedalaman diameter ukuran
lumpang batu 11 cm, dan lebar dengan ukuran diameter
lubang 16 cm. Bentuk Vatu Nonju atau lumping batu yang
terdapat dalam gambar 5 ini terlihat sangat berbeda dari
lumping batu yang lainnya. Dimana dibagian samping
batu lebih tinggi dibandingkan bagian samping lainnya.
12
Gambar 7. Bentuk asli Vatu Nonju dengan model yang
berbeda (Dokumentasi Misnah 2022)
13
Berdasarkan gambar nomor 8 yang ada di atas
memberikan penjelasan terkait ukuran panjang lumpang
batu yaitu 48 cm, ukuran tingginya 15 cm, ukuran lubang
terdiri dari 3 lubang yang memilki keunikan dan kekhasan
tersendiri berdasarkan ukuranya masing-masing. Bentuk
Vatu Nonju atau lumping batu pada gambar 8 terlihat
lebih kecil dari yang lainnya.
14
Gambar 10. Bentuk asli Vatu Nonju dengan model yang
berbeda (Dokumentasi Misnah 2022)
15
Ukuran gambar 10 memberikan penjelasan yaitu
ukuran panjang lumpang batu adalah 124 cm, ukuran
lebarnya yaitu 100 cm, ukuran kedalaman diameter
lubangnya 10 cm, dan lebar diameter lumpang batunya
yaitu 17 cm.
17
Gambar 13. Bentuk asli Vatu Nonju dengan model
yang berbeda (Dokumentasi Misnah 2022)
18
Lumpang Batu pada gambar 14 merupakan
lumpang batu yang masih berada pada area situs cagar
budaya Desa Bora, dan Nampak lumpang batu tersebut
mengalami kerusakan yang disebabkan oleh akibat
cuaca dan pengaruh alam terjadinya gempa bumi di
area Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah sehingga
ada beberapa benda cagar budaya ini mengalami
kersusakan atau pecah. Ukuran vatu Nonju ini memiliki
panjang 50 cm, lebar 28 cm, dan kedalaman lubang 12
cm.
19
Gambar 16. Bentuk asli Vatu Nonju dengan model
yang berbeda (Dokumentasi Misnah 2022)
20
Gambar 18. Bentuk asli Vatu Nonju dengan model
yang berbeda (Dokumentasi Misnah 2022)
21
Gambar 20. Bentuk asli Vatu Nonju dengan model
yang berbeda (Dokumentasi Misnah 2022)
22
a. Lubang 1 memiliki kedalaman 0,3 cm dengan
diameter lubang 6 cm
b. Lubang 2 memiliki kedalaman 1 cm dengan diameter
lubang 6 cm
c. Lubang 3 memiliki kedalaman 0,5 cm dengan
diameter lubang 5 cm
23
Gambar 23. Bentuk asli Vatu Nonju dengan model
yang berbeda (Dokumentasi Misnah 2022)
24
Lumpang Batu ini memiliki ukuran dengan
panjang 118 cm, lebar 69 cm, tinggi 48 cm dan
kedalaman lubang 14 cm dengan diameter lubang 19
cm.
25
Lumpang Batu ini memiliki ukuran dengan
panjang 140 cm, lebar 91 cm, tinggi 41 cm dan
kedalaman lubang 11,2 cm dengan diameter lubang
17 cm.
26
Lumpang Batu (Rusak) ini memiliki ukuran
dengan panjang 75 cm, lebar 84 cm, tinggi 47 cm dan
kedalaman lubang 12 cm dengan diameter lubang 17
cm. Untuk ketinggian lubang hancur 17 cm dengan
diameter lubang hancur 17 cm.
27
Gambar 29. Bentuk asli Vatu Nonju dengan model
yang berbeda (Dokumentasi Msnah 2022)
28
BAB III
FUNGSI LUMPAG BATU PADA SITUS
MEGALITH DI KABUPATEN SIGI
32
Bentuk peninggalan kebudayaan masyarakat
padaputaran sejarah yang ada di Sulawesi Tengah
memiliki keragaman dan keunikan dari setiap daerah atau
wilayah yang masih sangat kurang ditemukan dalam
bentuk tulisan, kebayakan ditemukan melalui informasi
tradisi tutur secara lisanyaitu memberikan informasi
mengenai bentuk peninggalan sejarah dalam bentuk
lumpang batu yang digunakan untuk mengolah atau
menumbuk bahan-bahan makanan dari hasil-hasil
pertanian masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.
1. Fungsi Megalith di Desa Vatu Nonju
Situs megalith lumpang batu yang terletak di desa
Vatu Nonju saat ini sebagai situs lumpang batu yang
terletak di desa Watunonju, kecamatan Sigi Kota. Situs
megalith taman purbakala yang terletak di Desa Vatu
Nonju merupakan sebuah area situs budaya
megalitikum yang berada di area taman purbakala
berbentuk peninggalan lumpang batu. Peninggalan
megalitik lumpang batu ini merupakan bentuk
peninggalan yang digunakan oleh masyarakat
pendukung kebudayaan tersebut sebagai alat untuk
mengelah jenis-jenis makanan, digunakan oleh
masyarakat pendukung kebudayaan tersebut untuk
menumbuk bahan-bahan makanan. (Iswan Surya Putra,
2022). Fungsi lain yang dtemukan melalui hasil
penelusuran wawancara dengan ketua adat Desa Bora
menjelaskan bahwa peninggalan lumpang batu yang
terletak di desa Vatu Nonju merupakan tempat
masyarakat saat melakukan pesta panen hasil
pertanian, sebagai ucapan rasa syukur masyarakat pada
zaman lampau area tempat situs lumpnag batu tersebut
digunakan oleh masyarakat untuk melaksanakan
upacara adat sebagai ucapan rasa syukur terhadap hasil
33
pertanian dan pelaksanaan pesta panen tersebut
dilaksanakan pada area situs megalith lumpang batu
tersebut, dan lumpang batu tersebut digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan hasil-hasil pertanian
masyarakat sebagai bentuk pemujaan terhadap
kepercayaan nenek moyang zaman lampau sebelum
mengenal masuknya Islam di wilayah lembah
Kabupaten Sigi pada masa lampau.(Manota, 2020).
34
BAB IV
PENINGGALAN MEGALITH SEBAGAI
SUMBER BELAJAR SEJARAH
35
mahasiswa, peserta didik terhadap bentuk peradaban sebagai
warisan budaya sehingga sebagai generasi muda pelanjut
tongkat estafet pembangunan generasi muda dapat menjaga,
memelihara dan menghindari terhadap pengrusakan
peninggalan kebudayaan Vatu Nonju sebagai bentuk
implementasi pelestarian budaya.
36
Gambar 32. Mahasiswa Memanfaatkan Sebagai Sumber
Belajar (Dokumentasi Misnah 2022)
37
melalui proses pendidikan. Pembelajaran akan menjadi lebih
bermakna dan lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini
dikarenakan mahasiswa, pelajar, peserta didik dapat melihat
langsung hasil peninggalan kebudayaan megalitikum, yang
awalnya mereka hanya menghayalkan saja, namun dengan
diadakan kunjungan ke situs-situs bersecajah mahasiswa,
pelajar, peserta didik dapat merasakan proses pembelajaran
yang kontekstual.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Peninggalan kebudayaan kearifan lokal yaitu
lumpang batu atau Vatu Nonju yang terletak di dua (2)
Desa yaitu desa Loru dan desa Watunonju memiliki
pesona yang sangat menarik dari segi nilai-nilai estetika
yang memiliki keunikan-keunikan dalam bentuk lubang-
lubang yang terdiri dari satu, dua dan tiga lubang yang
terukir pada 1 buah lumpang batu. Selain dari segi
kesenian atau estetikan dari segi tradisi lisan budaya tutur
bahwa nilai-nilai budaya kearifan lokal lumpang batu ini
memiliki unsur-unsur cerita lisan yang memiliki
keterkaitan yang erat yaitu antara sistem religi, kehidupan
perekonomian melalui sistem bercocok tanam dan nilai-
nilai sakral yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan
yang lainya, sehingga hal ini menjadi nilai-nilai yang
tinggi untuk dipromosikan sebagai nilai-nilai sejarah yang
berpotensi untuk melakukan pengemangan pada bidang
pariwisata baik pariwisata lokal, nasional maupun
internasonal, sehingga ini menjadi aset Desa, aset
Kabupaten , daerah yang perlu menjadi perjatian
pemerinta daerah maupun Provinsi untuk melakukan
pengembangan. Dari segi pendidikan peninggalan megalit
lumpang batu ini menjadi sumber belajar bagi siswa dan
mahasiswa baik pada tingkat persekolahan maupun pada
tingkat Universitas.
39
B. Saran – Saran
Untuk pengembangan potensi pariwisata situs
megalith Desa Loru dan desa Watunonju membutuhkan
perhatian khusus untuk pengembangan potesi daerah
sehingga menjadi Desa, Kabupaten, Provinsi yang bisa
mengembangkan nilai-nilai budaya berbasis asset daerah
asset budaya dan perhatian pemerintah khusisnya Dinas
pendidikan dan Kebudayaan untuk mengembangan
materi ajar berbasis muatan lokal bagi pseerta didik
sebagai bentuk pewarisan budaya daerah.
40
DAFTAR PUSTAKA
41
Sanati. (2018). Manfaat Situs Megalit Sebagai Bentuk Kepercayaan
Masyarakat Sebelum Masuknya Agama Islam.
Satiria. (2022). Deskripsi Vatu Nonju.
Simon, Dully, S., Yulianto, T., & Wibowo, A. P. (2021).
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia.
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia, 1(1), 65–77.
42
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
43
Universitas Negeri Makassar ((UNM), dan Tahun 2014
penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Pasca Sarjana
jenjang S3 Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI) Bandung
, pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(P.IPS) dan mengapai gelar Doktor di Tahun 1018. Selain aktif
dalam kegiatan akademik di universitas Tadulako, penulis
juga menjadi pemakalah dalam berbagai kegiatan seminar
Nasional dan Internasional, lokakarya dan narasumber
dalam pengembangan pembelajaran sejarah lokal. Beberapa
karya diantaranya adalah Se Ekspo Internasional Seminar
Pendidikan IPS Dalam Merespon Isu-isu Ekologis 18 Agustus
2014, Seminar On Etnhopedagogy Kearifan Lokal sebagai
sumber Pembelajaran Sejarah lokal 14 November 2015
Banjarmasin, Internasional comprence On Education teachers
training And education faculty Leaders Tadulako University “
Phylosopy Of Hintuwu And Katuwua as Learning Sources In
Teaching IPS Subject Among Kulawi Indigenous People’’ Mei
2017 dan Preversing Culture Wisdom Of Nosialampale By Means
Ethno Pedagogical Approach In Teaching Of History, Advanced
Science Letters 2017, dan Environmental preservation through
Customary Law of local Givu Wisdom in ethnic Kaili Central
Sulawesi 2018.
44
sinta 2 yaitu dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran
dan Gaya Berfikir Terhadap hasil Belajar nata Kuliah
Filsafat Pendidikan Jurnal Teknologi Pendidikan Vol, 20.
No. 3 Desember 2018, (2), Philosophy Of Sintuwu And
Katuwua as Laerning Sources In Teaching Social Science
Subject Among Kulawi Indegeneus People. Advances In
Social Science, Volume 174, 2018, (3), Preserving Culture
Wisdom Of Nosialampale By Means Ethno Pedagogical
Approach In Teaching Of Hisory. Advanced Science Letters
Vol. 24, No 11, November 2018. (4), memiliki hak Cipta
Poster Hibah Doktor dengan judul Nilai-Nilai Kearifan
Lakal Etnik kaili Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah
Lokal di SMA di Kabupaten Sigi. Dengan Nomer Sertifikat
000134462, 9 February 2019. (karya dapat di akses di akun
misnah. Geogle Scholar dan Geogle Sinta)
45
adalah tidak adanya sumber bahan ajar, guru sejarah belum
memiliki wawasan dalam mengintegrasikan nilai-nilai
kearifan lokal dalam pembelajaran, materi atau bahan ajar
kearifan lokal belum terdokumentasi dalam struktur
kurikulum sejarah lokal di Sulawesi Tengah. Hal ini
berpengaruh bagi pewarisan budaya lokal bagi siswa yang
ada di Sulawesi Tengah. Pertimbangan faktor-faktor tersebut,
yang diperkuat dengan hasil-hasil diskusi yang dilakukan
dengan guru-guru, kolega, telah mendorong penulis untuk
melakukan riset-riset tentang kearifan lokal di Sulawesi
Tengah dengan harapan dapat memberi kontribusi terhadap
resolusi dan dapat mengembangkan pendidikan bagi siswa
dan masyarakat di Sulawesi Tengah
46