Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ZAMAN MEGALITIKUM

Disusun Oleh : Kelompok 2


1. Fajar Rahmatullah
2. Fajri
3. Febriana Safitri
4. Hasanatunnisa
5. Sahrul Ihsan
6. Supian Sauri
7. Tiara

KELAS X.5
SMAN 8 BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt dan


dengan rahmat dan karunianya, Makalah “Zaman Megalithikum”
ini dapat kami buat.
Pelajaran sejarah kami dengan harapan dapat diterima
secara baik. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
pelajaran sejarah.Kami mengucapkanterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapatdiselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kamimengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.Kami berharap makalah ini biasa bermanfaat bagi semua
siswa.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yang
berarti batu. ZamanMegalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,
karena pada zaman ini manusia sudahdapat membuat dan meningkatkan
kebudayaan yang terbuat dan batu-batu besar. Kebudayaanini
berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu. Pada
zaman ini manusia sudahmengenal kepercayaan. Walaupun kepercayaan
mereka masih dalam tingkat awal, yaitukepercayaan terhadap roh nenek
moyang,Salah satu peninggalan benda pada masa megalitikum ialah di
wilayah jawa tengah yangtepatnya adalah di daerah purbalingga, dimana
purbalingga adalah adalah suatu kabupaten di jawa tengah, terletak kira-
kira 100 km di sebelah barat kota yogyakarta. Daerah ini
ternyatamempunyai potensi yang besar dalam bidang kepurbakalaan,
terbukti banyaknya peninggalanprasejarah.Sehingga kabupaten
purbalingga adalah salah satu kabupaten yang memiliki bendapeninggalan
pada masa megalitikum yang tidak sedikit dan sangat bermanfaat bagi
ilmupengetahuan tentang prasejarah. Dengan mengacu pada uraian diatas
kelompok kami.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tradisi megalithikum yang ada di Indonesia?

2. Apa saja benda-benda megalitikum yang ada diPurbalingga ?

C. Tujuan Masalah
Untuk Mengetahui Tradisi Megalithikum Di Indonesia.Untuk
mengetahui benda-benda peninggalan megalitik di purbalingga.Untuk
mengetahui apa fungsi dari benda peninggalan megalitik di purbalingga.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tradisi megalithikum yang ada di Indonesia


Bangunan-bangunan megalithikum itu tersebar luas didaerah asia
tenggara. disini tradisiyang berhubungan dengan pendirian bangunan
megakithikum ini sekarang sebagian sudahmusnah dan ada yang masih
berlangsung. (Poesponogoro.`1992:205)Menurut peneliti arkeologi terbukti
bahwa pengertian kebudayaan megalitik tidak hanyadihubungkan dengan
penggunaan batu besar, tetapi penggunaan batu kecil pun bahkan
kayudianggap peninggalan megalitik apabila fungsinya berkaitan dengan
pemujaan arwah luhur danupacara kesuburan.Pada zaman Megalithikum
(Zaman Batu Besar ) di Indonesia, manusia purba telahmengenal suatu
kepercayaan terhadap kekuatan gaib atau luar biasa diluar kekuatan
manusia.Mereka percaya terhadap hal-hal yang menakutkan atau serba
hebat. Selain itu merekamenyembah nenek moyangnya. Kadang kala kalau
melihat pohon besar, tinggi dan rimbun,manusia merasa ngeri. Manusia
purba ini kemudian berkesimpulan bahwa kengerian itudisebabkan pohon
itu ada mahluk halus yang menghuninya. Begitupun terhadap batu
besarserta binatang besar yang menakutkan.

Kekuatan alam yang besar seperti petir, topan, banjir dan gunung
meletus dianggapmenakutkan dan mengerikan sehingga mereka
memujannya. Selain memuja benda-benda danbinatang yang menakutkan
dan dianggap gaib, manusia purba juga menyembah arwahleluhurnya.
Mereka percaya bahwa roh para nenek moyang mereka tinggal di tempat
tertentuatau berada di ketinggian misalnya di atas puncak bukit atau
puncak pohon yang tinggi. Untuk tempat turunnya roh nenek moyang inilah
didirikan bangunan megalitik yang pada umumnyadibuat dari batu inti yang
utuh, keudian diberi bentuk atau dipahat sesuai dengan keinginanatau
inspirasi. Bangunan megalitik hampir semuanya berukuran besar.

B. Penggolongan Zaman Megalithikum


Zaman megalithikum dibagi menjadi dua gelombang yaitu :Dalam
garis besarnya dapat dikenal 2 kelompok seperti megalitik tua antara 2500
SMsampai 1500 SM dan megaltik muda dari milenium pertama Sebelum
masehi (dikutip daripusponegoro dan Notosusanto, 1993:206) lihat dibuku
Sejarah kebudayaan indonesia, editor :Budiharto dkk. 2009. Rajawali
Pres.Baik teori-teori yang terdahulu maupun yang diajukan kemudian oleh
Von Heine Geldrentelah diterima oleh sebagian besar para ahli. Pada
pembedahan antara megalithikum tua danmegalithikum muda, Von Heine
Geldren memasukkan megalithikum tua kedalam Neolithikum.Tradisi ini
didukung oleh para pemakai bahasa Austronesia yang menghasilkan alat-
alat beliung persegi dan mulai pula membuat benda atau bangunan yang
disusun dari batu besar, seperti dolmen,undak batu,limas (piramid)
berundak dan pelinggis. Penelitian lebih lanjut yangbertolak dari gagasan
kosmo-magis mengungkapkan unsure-unsur yang lebih asli lagi
sepertiantara lain tembok batu dan jalan batu.Sementara Pengaruh
terhadap perkembangan masyarakat di Indonesia Pada Zaman
megalithikum sangatlah besar Konsepsi pemujaan nenek moyang
melahirkan tata cara yangmenjaga tingkah laku masyarakat di dunia fana
supaya sesuai dengan tuntutan hidup di duniaakhirat disamping menambah
kesejahteraan di dunia fana. Pada masa ini organisasi masyarakat sudah
teratur. Pengetahuan tentang teknologi yang berguna dan nilai-nilai hidup
terus berkembang,antara lain cara-cara pembiakan ternak,pemilihan benih-
benih tanaman danpenemuan alat-alat baru yang lebih cocok untuk
keperluan sehari-hari makin bertambah. Sikaphidup selalu berkisar pada
persoalan-persoalan manusia, bumi, hewan dan tabu.Perkampungan
merupakan pusat kehidupan setelah pola hidup mengembara di
tinggalkansama sekali.Sementara itu Pendirian candi-candi di Indonesia
merupakan refleksi kelanjutan tradisimegalithikum ini. Tentang gejala-
gejala ini Von Heine Geldren telah memberikanpandangannya. Sebelum itu
tak seorang pun mengemukakan pengertian-pengertian yang di tradisi
megalithikum ikut menentukan bentuk-susunan percandian di Indonesia.
Tradisimegalithikum telah secara formal mencampurkan diri dalam seni
bangunan maupun seni pahatJawa-Hindu dan bahwa penggunaan
bangunan berundak yang di hubungkan dengan pemujaanmerupakan
campuran pandangan masyarakat Indonesia asli dengan siwaisme
(Poesponogorodan Notosusanto.1992:206-211)Terdapat Pula Menhir
menhir sebagai lambang dari jasa-jasanya kemudian menjadilambang dari
dirinya. Kenangan dan penghargaan terhadap jasa-jasanya tadi beralih
menjadipemujaan terhadap dirinya, yang tetap masih dianggap sebagai
pelindung masyarakat. Denganupacar-upacara tertentu, rohnya dianggap
turun kedalam menhir untuk langsung berhubungandengan para
pemujannya Kalau untuk rohnya di dirikan sebuah menhir, maka untuk
raganyadisediakan berbagai kuburan: keranda, kubur batu, pandhusa atau
lainnya

C. Benda-Benda Megalitikum yang ada di Purbalingga Bangunan


Berundak
Tinggalan bangunan berundak di temukan sejumlah 6 buah, yaitu situs
batur, gampingan,Karanganyar, Kauman, Tegalsari, dan sura. Bangunan
berundak pada situs situs tersebutmemiliki cirri yang hamper sama yaitu
berundak gasal, berdenah persegi, berpagar danberpintu serta memiliki
objek utama di undakan teratas. Orientasinya menuju kearah utara (situs
Bature kauman ) dan sisanya ke arah barat atau puncak gunung slamet.
Menhir ialah sebuah batu tegak yang sudah atau belum dikerjakan dan
diletakkan dengansengaja disuatu tempat untuk memperingati orang yang
telah mati.Temuan menhir pada situs-situs megalitik di Purbalingga
sejumlah 71 Orang, yang terbesar adalah 14 situs. Berdasarkankonteks
temuan, menhir tersebut di kelompokan menjadi 3, yaitu menhir yang
berada di situs penguburan sejumlah 53 buah, di situs pemujaan 13 buah, di
pemukiman penduduk 5 buah. Menhir di situs penguburan ditemukan
berjajar dengan posisi utara selatan dan berfungsisebagai nisan kubur. Di
situs pemujaan berada di konteks dengan punden berundak, lumpingbatu,
batu altar, dan batu dakon. Sedangkan di pemukiman penduduk tidak
memiliki konteksdengan bangunan megalitik lainnya.

Di purbalingga di temukan 3 buah lumpang batu yaitu di ditus batu


putih, Gempingan, dankarang anyar. Ketiga lokasi tersebut merupakan lahan
pertanian dan berdekatan dengan air.Lumpang batu merupakan benda yang
dianggap sacral. Phallus di Purbalingga di temukan sebanyak 3 buah, yaitu
di situs kemangkon, sura danbandingan. Phallus adalah benda peninggalan
megalitik yang terbuat dari batu berbentuklonjong dimana pada salah satu
ujungnya dipahatkan bentuk alat kelamin laki laki, menurutkepercayaan
masyarakat megalitik, organ tubuh manusia dianggap memiliki kekuatan
gaib danalat kelamin merupakan objek yang paling kuat mengandung
kekuatan gaib tersebut. Situs kubur yang di temukan di purbalingga
sebanyak 7 buah. Batas kubur dilakukan denganmenutup permukaan tanah
dengan batas susunan batu. Tanda kubur berupa dua buah menhiryang
ditanam dengan orientasi arah utara

Anda mungkin juga menyukai