SMKN 12 SURABAYA
Disusun oleh :
Hernanda Zildjian P. / X / 11
KATA PENGANTAR
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Pelajaran Sejarah.
Paper ini berisi tentang informasi Budaya Megalithikum Manusia Purba
Indonesia. Di dalam paper ini juga memberikan informasi lainnya yang juga
berkaitan dengan Budaya Megalithikum. Dan Paper ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Besar harapan penulis bahwa Paper ini dapat bernilai baik, dan dapat
digunakan dengan sebaik – baiknya. Penulis menyadari bahwa Paper yang
disusun ini belumlah sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk dapat menyempurnakan pembuatan Paper selanjutnya.
Sesudah dan sebelumnya Penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………..
KATA PENGANTAR …………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………...
ZAMAN MEGALITHIKUM ……………………………... 1-3
PENINGGALAN ZAMAN MEGALITHIKUM …………. 4-17
BUDAYA MEGALITHIKUM DI INDONESIA …………. 18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………….. 19
ZAMAN MEGALITIKUM
Pengertian
Ciri – ciri
1
Latar Belakang
a. Animisme
Animisme adalah kepercayaan terhadap roh yang mendiami
semua benda. Manusia purba percaya bahwa roh nenek moyang
masih berpengaruh terhadap kehidupan di dunia. Mereka juga
mempercayai adanya roh di luar roh manusia yang dapat berbuat
jahat dan berbuat baik. Roh – roh itu mendiami semua benda,
misalnya pohon batu, gunung, dan lain sebagainya. Agar mereka
tidak dianggap roh jahat, mereka memberikan sesaji kepada
roh – roh tersebut.
b. Dinamisme
Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu
mempunyai tenaga atau kekuatan yang dapat memengaruhi
keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam
mempertahankan kehidupan. Mereka percaya terhadap kekuatan
gaib dan kekuatan itu dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu
terdapat di dalam benda – benda seperti keris, patung, gunung,
pohon besar, dan lain lain. Untuk mendapatkan pertolongan
kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan upacara pemberian
sesaji, atau ritual lainnya.
2
Peninggalan Zaman Megalitikum
Fungsi hasil kebudayaan berupa alat dari batu ini diklaim sebagai media
atau tempat beribadah dan mengenang nenek moyang dalam sistem
kepercayaan animisme dan dinamisme.
3
Berikut adalah beberapa hasil kebudayaan pada
zaman Megalitikum :
1. Punden Berundak
4
Penjelasan :
5
2. Menhir (men = batu, hir = tegak/berdiri)
6
Penjelasan :
Menhir adalah sebuah batu besar dan panjang yang diletakkan sebagai
tugu (memanjang ke atas). Umumnya, digunakan oleh manusia praaksara
dari masa megalitikum untuk pemujaan.
Menhir berasal dari bahasa Keltik, men yang artinya batu, dan hir yang
berarti panjang. Jadi, arti menhir adalah batu panjang. Benda peninggalan
zaman Megalitikum ini dapat berupa batu tunggal (monolith) atau berupa
sekelompok batu yang diletakkan sejajar di atas tanah.
Menhir ialah tiang atau tugu yang terbuat dari batu yang didirikan
sebagai tanda peringatan dan melambangkan arwah nenek moyang,
sehingga menjadi benda pujaan dan ditempatkan pada suatu tempat.
Fungsi Menhir adalah sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek
moyang, sebagai tempat memperingati seseorang (kepala suku) yang telah
meninggal, dan sebagai tempat menampung kedatangan roh.
7
3. Kubur Peti Batu
8
Penjelasan :
Kubur Peti Batu adalah peti jenazah yang terpendam di dalam tanah
yang terbentuk persegi panjang, sisi, alas, dan tutupnya terbuat dari papan
batu. Benda ini banyak ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
Kubur batu dibuat dari lempengan atau papan batu yang disusun
persegi empat berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan
bidang atasnya juga berasal dari papan batu. Selain Pagaralam dan Lahat,
daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa
Barat), Wonosari (Yogyakarta), dan Cepu (Jawa Timur).
9
4. Waruga
10
Penjelasan :
Waruga adalah bentuk kuburan kuno yang terbuat dari dua batu
berbentuk segitiga dan kotak. Waruga banyak ditemukan di
Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
11
5. Sarkofagus
12
Penjelasan :
Sarkofagus terdiri atas wadah dan tutup yang sama dan sebangun,
yang masing-masing mempunyai rongga. Pinggiran rongga tang tebal pada
umumnya memperlihatkan garis luar dan garis dalam yang sejajar dengan
membentuk sudut-sudut yang tajam atau tumpul. Garis-garis tersebut
dapat juga membulat dibagian sudut sarkofagus.
Untuk melindungi roh jasad yang sudah mati dari gangguan gaib, pada
Sarkofagus sering dipahatkan motif kedok/topeng dengan berbagai
ekspresi. Sarkofagus dapat juga diartikan sebagai “Perahu Roh” untuk
membawa roh berlayar ke dunia roh
13
6. Dolmen (dol = meja, men =batu)
14
Penjelasan :
15
7. Arca atau Patung
16
Penjelasan :
Eratnya arca megalitik dalam aspek religius, dalam hal ini berkaitan
dengan pemujaan terhadap arwah.
Maka ada beberapa tokoh yang menyebutnya sebagai arca nenek
moyang, arca pemujaan,dan arca leluhur. Arca megalitik pada
dasarnya dapat terdiri arca manusia dan arca binatang.
17
Sosial Budaya
18
Daftar Pustaka.
http://serbasejarah.blogspot.com/2012/08/zaman-megalithikum-
di-indonesia.html
http://handikap60.blogspot.com/2013/02/pengertian-animisme-
dinamisme-dan.html
http://ikisworld.blogspot.com/2012/02/peninggalan-zaman-
megalitikum.html
DAFTAR GAMBAR.
19