Anda di halaman 1dari 3

C.

Kehidupan Kepercayaan
Pada kehidupan kepercayaan ini, manusia mulai berinisiatif untuk mendirikan bangunan batu
berukuran besar sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang. Budaya megalitikum inilah
yang menjadi ciri khas asli dari nenek moyang Indonesia, sebelum menerima pengaruh dari
hindu, islam, serta kolonial.

1. Animisme

Animisme adalah kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Mereka mulai memahami


sebab-sebab gejala alam yang terjadi. Setelah mengetahui fenomena sebab gejala alam yang
terjadi, mereka kemudian mencari pemecahan masalah atas fenomena tersebut. Nah, atas
dasar perkembangan berfikirnya itu, manusia purba menganggap penyebab terjadinya
fenomena-fenomena tersebut adalah roh, sebagai penentu dan pengatur alam semesta. Agar
manusia purba itu dapat beraktifitas dengan tenang dan aman, mereka melakukan ritual
pembacaan doa, pemberian sesaji, bahkan korban.

3. Dinamisme

Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga atau


kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia dalam
mempertahankan hidup. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib dan kekuatan itu dapat
menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam benda-benda seperti keris, patung,
gunung, pohon besar, dll. Untuk mendapatkan pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka
melakukan upacara pemberian sesaji, atau ritual lainnya.

4. Totemisme

Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan dipuja karena


memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara lain sapi, ular, dan
harimau.

5. Monoisme

Monoisme atau monoteisme adalah tingkat akhir dalam evolusi kepercayaan manusia.


Monoisme merupakan sebuah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada tingkat ini,
manusia mulai berpikir atas apa yang selama ini dialaminya. Mulai dari pertanyaan siapa
yang menghidupkan dan mematikan manusia, siapa yang menghidupkan tumbuhan, siapa
yang menciptakan binatang, juga bulan dan matahari. Berdasarkan pertanyaan itu, manusia
membuat kesimpulan bahwa ada kekuatan yang maha besar dan tidak tertandingi oleh
kekuatan manusia. 
Benda-benda peninggalan zaman ini meliputi:
1. Dolmen

Dolmen merupakan meja sesaji untuk menyembah nenek


moyang yang terbuat dari batu. Dolmen memiliki bentuk pipih dan horizontal. Selain
digunakan sebagai tempat menaruh sesaji, dolmen juga digunakan untuk menutup sarkofagus.
2. Kubur batu

Sesuai namanya, benda ini digunakan untuk menyimpan jenazah.


Umumnya kubur batu digunakan untuk menguburkan jenazah ketua atau pemimpin daerah
setempat. Kubur batu sendiri banyak ditemukan di Bali, Wonosari (Yogyakarta), Cepu (Jawa
Tengah), dan Bondowoso (Jawa Timur).
3. Sarkofagus

Sarkofagus atau yang pada zaman sekarang dikenal dengan peti


jenazah yang bentuknya menyerupai lesung dan umumnya memiliki penutup. Pada dinding
muka sarkofagus terdapat ukiran manusia dan bintang yang dipercaya memiliki kekuatan
magis. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan Bondowoso.
4. Punden Berundak

Punden berundak merupakan banguan yang disusun secara


bertingkat. Hal tersebut kemudian menjadi konsep dasar pembangunan candi-candi pada
zaman kerajaan. Punden berundak digunakan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek
moyang.
5. Menhir

Menhir merupakan sebuah tugu batu tegak


yang biasanya ditaruh di tempat tertentu untuk memeringati orang-orang yang telah
meninggal. Hal ini berhubungan dengan konsep kepercayaan dinamisme.
Konsep dinamisme ini mengatakan bahwa arwah kakek dan nenek moyang atau orang telah
meninggal, menetap di tempat-tempat tertentu dan orang yang masih hidup harus
memberikan penghormatan.
6. Arca Batu

Arca batu merupakan patung dengan bentuk


menyerupai binatang atau manusia. Di Pasemah, Sumatera Selatan terdapat arca yang
dinamakan batu gajah. Batu gajah merupakan bongkahan batu besar yang terdapat ukiran
wajah manusia di atasnya. Ukiran tersebut dipercaya merupakan wujud dari nenek moyang.
7. Waruga

Di Bali, waruga merupakan kubur batu yang tidak


memiliki tutup. Sementara di Minahasa, waruga yang ada merupakan waruga yang dikenal
banyak orang. Waruga yang ada di Minahasa terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk
segitiga layaknya atap rumah, sedangkan bagian bawah berbentuk kotak vertikal dengan
rongga di tengahnya.

Anda mungkin juga menyukai