Anda di halaman 1dari 9

Sejarah

Indonesia
Kelompok 4

-Anindya Pramesti Aulia (03)


-Cahya Renata (06)
-Dewi Aprilia Putri (08)
-Faustin Rahma Eliana (12)
-Galuh Ayu Lestari (13)
-Jovita Dharmastuti Aji (17)
-Laili Hidayatus Sholekah (18)
-Rizka Amelia Putri (31)
-Zascia Aulia Syafana (36)
4. Masa Bercocok Tanam Tingkat Langjut : Budaya
Megalitik
Pada masa ini tradisi bercocok tanam semakin berkembang. Namun ada yang khas pada masa ini, yaitu alat-alat budaya
terbuat dari berupa batu-batu besar. Oleh karena itu, masa ini disebut zaman Megalitikum (dari Bahasa Yunani Mega berarti
besar dan lithos yang berarti batu). Zaman ini berlangsung sejak berakhirnya zaman Neolitikum sampai zaman Perunggu.
Jadi, zaman Megalitikum merupakan masa transisi dari zaman batu ke zaman logam.

Menurut Arkeolog berkebangsaan Austria,


Robert Von Heine-Geidern (1885-1968),
penduduk kebudayaan Megalitikum tidak lain adalah
orang-orang Proto-Melayu yang sudah masuk ke Indonesia
pada 1500 SM (zaman Neolitikum). Jadi, berakar pada zaman Neolitikum.
Oleh karena itu, kebudayaan dari batu masa ini disebut juga Megalit tua.
Pada masa perundagian (zaman logam), kebudayaan Megalitikum ini semakin berkembang lagi berkat kedatangan
gelombang kedua bangsa melayu austranesia (ras mongoloid) dari Yunnan sekitar tahun 300 SM. Oleh karena itu,
kebudayaan batu pada masa itu disebut Megalit muda.

Bangunan Megalitik tersebar hampir diseluruh Nusantara, seperti Nias, Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Sumbawa,
Kalimantan, Toraja, Flores, dan Sumba. Bentuk bangunannya bermacam-macam, seperti Menhir, Kubur batu,
Dolmen, Batu Lumpang, Batu Dakon, dan Pelinggih.

a. Menhir
Merupakan tugu batu tegak yang sengaja ditempatkan disuatu tempat untuk memperingati orang yang sudah
meninggal. Batu tegak ini merupakan media penghormatan.
b. Punden Berundak
Merupakan bangunan yang disusun secara bertingkat yang
dimaksudkan untuk melakukan memujaan terhadap roh
nenek moyang. Bangunan ini menjadi konsep dasar
bangunan candi pada masa Hindu-Budha.

c. Kubur Batu
Bentuknya mirip dengan bangunan kuburan yang dapat kita lihat
saat ini,umumnya tersusun dari batu yang terdiri atas dua sisi Panjang
dan dua sisi lebar. Ditemukan terletak membujur dari arah timur ke
barat.

Menurut konstruksinya , bentuk kubur batu yang tersebar di Indonesia


dibedakan yaitu kubur Dolmen, kubur peti batu, kubur Bilik, tempayan
batu, (kalimba dan waruga). Dan karanda batu atau sarkofagus.
Jenis kuburan batu
02 Sarkofagus
Waruga 01
Adalah kuburan batu yang tidak
memiliki tutup dan banyak
ditemukan situs gilimanuk, Bali.

Adalah sejenis kuburan batu, tetapi memiliki tutup


diatasnya. Biasanya, wadah dan tutupnya berukuran
sama. Pada dinding muka sarkofagus, biasanya diberi
ukiran manusia atau hewan yang dianggap memiliki
kekuatan magis.
d. Dolmen merupakan bangunan megalitik yang
memiliki banyak bentuk dan fungsi,misalnya sebagai
pelinggih roh atau tempat sesaji pada saat
upacara.Dolmen biasanya diletakkan ditempat yang
dianggap keramat atau tempat pelaksanaan upacara
yang berhubungan dengan pemujaan kepada roh
leluhur.
e. Arca Batu

Arca batu banyak di temukan di beberapa tempat di wilayah


Indonesia,di antaranya adalah di pasemah (Sumatra selatan) dan di
Sulawesi tenggara bentuk arca batu dapat menyerupai bentuk hewan atau
manusia dengan ciri negrito.di pasemah,di temukan arca yang di namakan
batu gajah ,yaitu sebongkah batu besar berbentuk bulat dan di atasnya
terdapat tahapan wajah manusia yang mungkin merupakan perwujutan dari
nenek moyang yang menjadi opjek pemujaan.
Arca pasemah (Sumatra selatan) Tempat yang khusus untuk pemujaan terdapat di Pasir Angin,sebuah bukit
yang terletak di dekat Leuwiliang (Jawa Barat) di atas bukit terdapat
gerabahgerabah, benda-benda perunggu serta beberapa beliung persegi.
Benda tersebut tersusun dalam deretan yang menghadap ke sebuah
monolit. Selain itu orang yang telah meninggal diberikan penghormatan
dan sesajian selengkap mungkin dengan maksud mengantar arwah dengan
sebaik-baiknya ke tempat tujuannya. Oleh karena itu penguburan orang
yang meninggal dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara langsung
(primer) dan tidak langsung (sekunder).
Pada penguburan langsung mayat langsung dikuburkan
di tanah atau diletakkan dalam suatu wadah di dalam
tanah. Penguburan ini biasa dilakukan di sekitar tempat
kediaman dan sering kali mayat dilakukan mengarah ke
tempat yang dipandang.
Penguburan tak langsung dilakukan dengan mengubur
mayat lebih dahulu dalam tanah dan kadang-kadang
dalam peti kayu yang dibuat berbentuk seperti perahu.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai