NEKARA
2. MOKO
Selain sebagai pusaka, moko juga berfungsi sebagai mas kawin (belis), alat tukar, alat-alat
upacara (kematian, pendirian rumah, pesta panen, perkawinan, dll.), alat musik, bahkan dapat
sebagai pengganti nyawa manusia yang dibunuh atau karena kecelakaan (Laufa 2009).
Moko adalah benda dari logam yang berbentuk tambur dan ditutupi bagian atas serta
bawahnya. Benda yang berbentuk menyerupai drum ini telah ada sejak zaman prasejarah,
tepatnya pada zaman logam. Moko, yang mirip dengan nekara perunggu, memegang peran
penting dalam kehidupan sosial-budaya di Austronesia.
3. GERABAH
Sedangkan gerabah adalah barang-barang dari tanah liat dalam wujud seperti periuk, belanga,
tempat air, dll. Gerabah merupakan perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang
dibentuk kemudian di bakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan
manusia, biasanya berbentuk wadah. Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat
berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Bahan dasar yang digunakan untuk
membuat gerabah adalah tanah liat. Sebelum dibuat gerabah, tanah liat tersebut diproses
terlebih dahulu dalam beberapa tahapan. Selain itu, ada juga bahan tambahan lain, yaitu
kaolin. Tanah liat yang sudah siap kemudian dibentuk dengan tangan langsung atau
menggunakan alat putar.
4. MENHIR
Jadi punden berundak adalah bangunan suci tempat pemujaan roh leluhur yang bentuknya
bertingkat-tingkat atau berundak-undak (Sagimun, 1987: 48). Hal ini tersebut menandakan
anggapan bahwa nenek moyang berada di puncak gunung. Secara umum Punden
Berundak merupakan sarana pemujaan untuk memuja dan menghormati roh leluhur. Akan
tetapi, peninggalan Punden Berundak di Pura Candi merupakan salah satu bentuk peninggalan
yang berakulturasi dengan agama Hindu.
6. KUBUR BATU
Salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat zaman dahulu adalah tradisi kubur batu,
yakni kuburan orang yang meninggal ditutup dengan lempengan batu besar. Tradisi kubur
batu dilakukan masyarakat di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Tradisi ini dimulai sekitar
1.720-1.780 tahun yang lalu. Sedangkan sesuai dengan namanya fungsi dari kubur
batu sendiri sebagai tempat penguburan (stonecists) bagi orang-orang yang dihormati di
lingkungan masyarakat yang hidup pada masa megalit.
7. WARUGA
Waruga atau kuburan tua, adalah peti kubur peninggalan zaman megalithic orang Minahasa -
Daerah Sulawesi Utara (Sulut) yang berkembang pada awal abad ke-13 SM.
Diperkirakan, waruga merupakan sistem pemakaman zaman megalitikum yang berlangsung
sekitar 1500 SM. Fungsi dari waruga adalah sebagai makam, di mana orang Minahasa diduga
telah menggunakannya sejak abad ke-9. Pada awalnya, orang Minahasa yang meninggal
dibungkus dengan woka, atau sejenis daun palem.
8. SARKOFAGUS
Sarkofagus merupakan kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang umumnya terdapat tonjolan
pada ujungnya. Ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang diperkirakan ada pada
zaman megalitikum atau zaman batu. Peninggalan benda bersejarah ini pun ditemukan di beberapa
daerah di Indonesia, seperti Bali dan Jawa Timur.
9. DOLMEN
Arca batu adalah pahatan berbentuk manusia atau binatang yang dipercaya sebagai wujud dari
nenek moyang. Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media
keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. ditemukan di Batu Raja
dan Pager Dewa (Lampung), Kosala, Lebak Sibedug, dan Cisolok (Jawa Barat), Pekauman
Bondowoso (Jawa Timur), serta Bada-Besoha (Sulawesi Tengah). Di Sumatra, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur juga banyak ditemukan arca.