Anda di halaman 1dari 5

1.

NEKARA

Nekara ini umumnya terbuat dari perunggu, tembaga, atau kuningan. Fungsi dari  


nekara ini adalah sebagai mas kawin, benda pusaka, alat musik, hingga alat tukar
perdagangan pada zaman dulu. Pada Moko juga terdapat hiasan yang dianggap sangat penting
bagi penggambaran kehidupan dan sebagai bukti seni zaman pra-sejarah.
Nekara dikategorikan dalam hasil budaya dari periode Prasejarah masa perundagian. Pada
masa ini terjadi berbagai kemajuan teknologi, misalnya dalam teknik peleburan, percampuran
dan penuangan logam. enda antik peninggalan prasejarah berupa nekara dari perunggu
ditemukan tim peneliti dari Balai Arkeologi Ambon saat melakukan penelitian di Desa Aruda,
Pulau Yamdena, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).

2. MOKO

Selain sebagai pusaka, moko juga berfungsi sebagai mas kawin (belis), alat tukar, alat-alat
upacara (kematian, pendirian rumah, pesta panen, perkawinan, dll.), alat musik, bahkan dapat
sebagai pengganti nyawa manusia yang dibunuh atau karena kecelakaan (Laufa 2009).
Moko adalah benda dari logam yang berbentuk tambur dan ditutupi bagian atas serta
bawahnya. Benda yang berbentuk menyerupai drum ini telah ada sejak zaman prasejarah,
tepatnya pada zaman logam. Moko, yang mirip dengan nekara perunggu, memegang peran
penting dalam kehidupan sosial-budaya di Austronesia.
3. GERABAH

Sedangkan gerabah adalah barang-barang dari tanah liat dalam wujud seperti periuk, belanga,
tempat air, dll. Gerabah merupakan perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang
dibentuk kemudian di bakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan
manusia, biasanya berbentuk wadah. Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat
berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Bahan dasar yang digunakan untuk
membuat gerabah adalah tanah liat. Sebelum dibuat gerabah, tanah liat tersebut diproses
terlebih dahulu dalam beberapa tahapan. Selain itu, ada juga bahan tambahan lain, yaitu
kaolin. Tanah liat yang sudah siap kemudian dibentuk dengan tangan langsung atau
menggunakan alat putar.

4. MENHIR

Hasil analisa tentang fungsi menhir memperlihatkan adanya fungsi khusus, yaitu sebagai


tanda kubur masyarakat tradisi megalitik di daerah Limapuluhkoto yang masih memuja dan
menghormati arwah nenek moyang mereka dengan jalan memberikan hiasan-hiasan pada
setiap media yang berfungsi sebagai tanda kubur. Menhir berasal dari bahasa Keltik,
men yang artinya batu, dan hir yang berarti panjang. Jadi, arti menhir adalah batu panjang.
Benda peninggalan zaman Megalitikum ini dapat berupa batu tunggal (monolith) atau berupa
sekelompok batu yang diletakkan sejajar di atas tanah.
5. PUNDEN BERUNDAK

Jadi punden berundak adalah bangunan suci tempat pemujaan roh leluhur yang bentuknya
bertingkat-tingkat atau berundak-undak (Sagimun, 1987: 48). Hal ini tersebut menandakan
anggapan bahwa nenek moyang berada di puncak gunung. Secara umum Punden
Berundak merupakan sarana pemujaan untuk memuja dan menghormati roh leluhur. Akan
tetapi, peninggalan Punden Berundak di Pura Candi merupakan salah satu bentuk peninggalan
yang berakulturasi dengan agama Hindu.

6. KUBUR BATU

Salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat zaman dahulu adalah tradisi kubur batu,
yakni kuburan orang yang meninggal ditutup dengan lempengan batu besar. Tradisi kubur
batu dilakukan masyarakat di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Tradisi ini dimulai sekitar
1.720-1.780 tahun yang lalu. Sedangkan sesuai dengan namanya fungsi dari kubur
batu sendiri sebagai tempat penguburan (stonecists) bagi orang-orang yang dihormati di
lingkungan masyarakat yang hidup pada masa megalit.
7. WARUGA

Waruga atau kuburan tua, adalah peti kubur peninggalan zaman megalithic orang Minahasa -
Daerah Sulawesi Utara (Sulut) yang berkembang pada awal abad ke-13 SM.
Diperkirakan, waruga merupakan sistem pemakaman zaman megalitikum yang berlangsung
sekitar 1500 SM. Fungsi dari waruga adalah sebagai makam, di mana orang Minahasa diduga
telah menggunakannya sejak abad ke-9. Pada awalnya, orang Minahasa yang meninggal
dibungkus dengan woka, atau sejenis daun palem.

8. SARKOFAGUS

Sarkofagus merupakan kubur batu yang terdiri dari wadah dan tutup yang umumnya terdapat tonjolan
pada ujungnya. Ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang diperkirakan ada pada
zaman megalitikum atau zaman batu. Peninggalan benda bersejarah ini pun ditemukan di beberapa
daerah di Indonesia, seperti Bali dan Jawa Timur.
9. DOLMEN

Pada masa lampau meja batu/dolmen difungsikan sebagai tempat meletakkan sesaji yang


dipersembahkan kepada roh suci leluhur. Diperkirakan berasal dari masa Tradisi Megalitik.
Dolmen merupakan salah satu peninggalan zaman praaksara yang berfungsi sebagai tempat untuk
meletakkan sesajian, yang akan dipersembahkan kepada arwah nenek moyang dan untuk peribadatan.
Adakalanya, ruang di bawah dolmen digunakan sebagai tempat meletakkan jenazah agar terhindar
dari binatang buas.

10. ARCA BATU

Arca batu adalah pahatan berbentuk manusia atau binatang yang dipercaya sebagai wujud dari
nenek moyang. Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media
keagamaan, yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. ditemukan di Batu Raja
dan Pager Dewa (Lampung), Kosala, Lebak Sibedug, dan Cisolok (Jawa Barat), Pekauman
Bondowoso (Jawa Timur), serta Bada-Besoha (Sulawesi Tengah). Di Sumatra, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur juga banyak ditemukan arca.

Anda mungkin juga menyukai